You are on page 1of 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Anatomi dan Fisiologi Otak


Otak merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang terletak di cavum
cranii, otak dibentuk oleh cavum neuralis yang membentuk 3 gelembung embrionik
primer, yaitu prosenchephalon, mesensephalon, rhombhencephalon, untuk
selanjutnya berkembang membentuk 5 gelombang embrionik sekunder, yaitu
telencephalon, dienchephalon, mesencephalon, metenchepalon, dan myelencephalon.
Telencephalon membentuk Hemispaherum cerebri, corteks cerebri. Diencephalon
membentuk epithalamus, thalamus, hipothalamus, subthalamus, dan methatalamus.
Didalam diencephalon terdapat rongga; ventriculus tertius yang berhubungan dengan
ventriculus lateralis melalui foramen interventriculare (Monroi). Mesencephalon
membentuk corpora quadgemina dan crura cerebri, dalam mesencephalon terdapat
kanal sempit aquaductus sylvii yang menghubungkan ventriculus tertius dengan
ventriculus quartus. Metencephalon membentuk cerebellum dan pons, sedangkan
Myelencephalon membentuk medulla oblongata.3

Gambar.2.1.Anatomi Otak Manusia1

Berat otak saat lahir 350 gram, dan berkembang hingga saat dewasa seberat
1400-1500 gram.. Otak di bungkus oleh meninges yang terdiri dari 3 lapis. Di dalam
otak terdapat rongga : systerna ventricularis yang berisi liquors erebrospinalis yang

1
lanjut ke rongga antar meninges, cavum subarachnoidea. Fungsi utama
liquorserebrospinalis yaitu melindungi dan mendukung otak dari benturan.3
Hemisphaerum cerebri jumlahnya sepasang, dipisah secara tidak sempurna
oleh fissura longitudinalis superior dan falx serebri, belahan kiri dan kanan
dihubungkan oleh corpus callosum. Hemisphaerum cerebri dibentuk oleh cortex
cerebri, substantia alba, ganglia basalis, dan serabut saraf penghubung yang dibentuk
oleh axon dan dendrit setiap sel saraf. Cortex cerebri terdiri dari selapis tipis
substantia grissea yang melapisis permukaan hemisphaerum cerebri. Permukaannya
memiliki banyak sulci dan gyri, sehingga memperbanyak jumlah selnya.diperkirakan
terdapat 10 milyar sel saraf yang ada pada kortek cerebri.3
Hemispaerum cerebri memiliki 6 lobus; lobus frontalis, lobus parietalis, lobus
temporalis, lobus occipitalis, lobus insularis dan lobus limbik. Lobus frontalis, mulai
dari sulcus sentralis sampai kapolus centralis, terdiri dari gyrus precentralis, girus
frontalis superior, girus frontalis media, girus frontalis inferior,girus recrus, dirus
orbitalis, dan lobulus paracentralis superior. Lobus parietalis, mulai dari sulcus
centralis menuju lobus occipitalis dan cranialis dari lobus temporalis, terdiri dari girus
post centralis, lobulus parietalis superior,dan lobulus parietalis inferior-inferior-
posterior. Lobus temporalis, terletak antara polus temporalis dan polus occipitalis
dibawah sulcus lateralis. Lobus occipitalis terletak antara sulcus parieto occipital
dengan sulcus preoccipitalis, memiliki dua bangunan, cuneus dan girus lingualis.
Lobus insularis, tertanam dalam sulcus lateralis. Lobus limbik, berbentuk huruf C dab
terletak pada dataran medial hemisfer cerebri.4
Lobus oksipitalis yang terletak di sebelah posterior (di belakang kepala)
bertanggungjawab untuk pengolahan awal masukan penglihatan. Sensasi suara mula-
mula diterima oleh lobus temporalis, yang terletak di sebelah lateral (di sisi kepala).3
Lobus parietalis terutama bertanggung jawab untuk menerima dan mengolah
masukan sensorik seperti sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri dari permukaan
tubuh. Sensasi-sensasi ini secara kolektif dikenal sebagai sensasi somestetik
(perasaan tubuh). Lobus parietal juga merasakan kesadaran megenai posisi tubuh,
suatu fenomena yang disebut propriosepsi.3

2
Kesadaran sederhana mengenai sentuhan, tekanan, atau suhu dideteksi oleh
thalamus, tingkat otak yang lebih rendah. Thalamus membuat anda sadar bahwa
sesuatu yang panas versus sesuatu yang dingin sedang menyentuh badan anda, tetapi
tidak memberitahu dimana atau seberapa besar intentitasnya.3
Lobus frontalis bertanggungjawab terhadap tiga fungsi utama: (1) aktivitas
motorik volunteer (2) kemampuan berbicara (3) elaborasi pikiran. Daerah di lobus
frontalis belakang tepat di depan sulkus sentralis akhir di neuron-neuron motorik
eferen yang mencetuskan kontraksi otot rangka.3
Area Broca yang betanggung jawab untuk kemampuan berbicara, terletak di
lobus frontalis kiri dan berkaitan erat dengan daerah motorik korteks yang
mengontrol otot-otot penting untuk artikulasi.3
Daerah Wernicke yang terletak di korteks kiri pada pertemuan lobus-lobus
parietalis, temporalis, dan oksipitalis berhubungan dengan pemahaman bahasa.
Daerah ini berperan penting dalam pemahaman bahasa baik tertulis maupun lisan.
Selain itu, daerah ini bertanggung jawab untuk memformulasikan pola pembicaraan
koheren yang disalurkan melalui seberkas saraf ke daerah Broca, kemudian
mengontrol artikulasi pembicaraan.4
Daerah motorik, sensorik, dan bahasa menyusun hanya sekitar separuh dari
luas korteks serebrum keseluruhan. Daerah sisanya, yang disebut daerah asosiasi
berperan dalam fungsi yang lebih tinggi (fungsi luhur).3
Korteks asosiasi prafrontalis adalah bagian depan dari lobus frontalis tepat di
anterior korteks motorik. Peran sebagai: (1) perencanaan aktivitas volunteer (2)
pertimbangan konsekuensi-konsekuensi tindakan mendatang dan penentuan pilihan
(3) sifat-sifat kepribadian.3
Korteks asosiasi parietalis-temporalis-oksipitalis dijumpai pada peetemuan
ketiga lobus. Di lokasi ini dikumpulkan dan diintegrasikan sensasi-sensasi somatic,
auditorik, dan visual yang berasal dari ketiga lobus untuk pengolahan persepsi yang
kompleks.3
Korteks asosiasi limbic di bawah dan dalam antara kedua lobus temporal.
Daerah ini berkaitan dengan motivasi dan emosi. 3

3
Pembentuk susunan saraf pusat adalah neuron yang jumlahnya mencapai 100
milyar, didukung oleh sel glia yang jumlahnya 10 kali lipat dari neuron. Setiap
neuron memiliki tonjolan panjang , akson yang berfungsi membawa informasi keluar
dari neuron (serabut eferen). Selain itu terdapat tonjolan pendek, dendrit yang
berfungsi membawa informasi menuju neuron (serabut aferen).4
Sel glia, atau neoroglia (hanya berada pada susunan saraf pusat) berfungsi untuk
menyangga dan dukungan metabolik terhadap neuron. Ada 2 macam sel glia;
makroglia dan microglia. Mikroglia berfungsi sebagai sel fagosit yang sangat besar
jika terjadi infeksi atau kerusakan pada susunan saraf, sedangkan makroglia berfungsi
sebagai penyangga dan fungsi nutritif. Mikroglia ada 4 macam, yaitu
Oligodendroglia, sel schwann, sel astrosit, dan sel ependyma. Bersama-sama mereka
dipandang sebagai suatu sistem yang dinamik bermakna fungsional dalam pertukaran
metabolik antara neuron sistem saraf pusat lingkungannya. Terdapat tiga jenis sel
glia, mikroglia, oligodendroglia, dan astrosit. Mikroglia secara embriologis berasal
dari lapisan mesodermal sehingga pada umumnya tidak diklasifikasikan sebagi sel
glia sejati. Mikroglia memasuki SSP melalui sistem pembuluh darah dan berfungsi
sebagai fagosit, membersihkan debris dan melawan infeksi.4
Astrosit
Astrosit merupakan neuroglia terbesar, berbentuk bintang , berinti besar, bulat
atau lonjong, sitoplasmanya mengandung banyak ribosom dan nukleoli tidak jelas.
Astrosit protoplasma terutama terdapat dalam substantia grissea otak dan medulla
spinalis, sedangkan astrosit fibrosa terutama dalam substantia alba. Karena
banyaknya prosesproses sitoplasma yang luar, astrosit penting sebagai struktur
penyokong dan struktural dalam SSP. Fungsi astrosit masih diteliti;bukti-bukti
memperlihatkan bahwa sel-sel ini mungkin berperan dalam menghantarkan impuls
dan transmisi sinaptik dari neuron dan bertindak sebagai saluran penghubung antara
pembuluh darah dan neuron3
Oligodendrosit
Disebut juga oligodendroglia, lebih kecil dari astrosit dengan cabang-cabang
yang lebih pendek dan jumlahnya lebih sedikit. Intinya kecil, lonjong, sitoplasma

4
lebih padat dengan ribosom bebas dan terikat dalam jumlah besar. Oligodendrosit
terutama terdapat dalam 2 lokasi, di dalam substansia grissea dan di antara berkas-
berkas akson di dalam substantia alba. Lainnya terletak dalam posisi perivascular
sekitar pembuluh darah. Oligodendroglia dan astrosit merupakan neuroglia sejati dan
berasal dari lapisan embrional ektodermal (sama seperti neuron). Oligodendroglia
berperan dalam pembentukan myelin.3

Gambar.2.2. Sel Glia Otak3


Sel Ependim
Sel ependim berasal dari lapisan dalam tabung neuralis dan mempertahankan
susunan epitel mereka . sel ependim melapisi rongga otak dan medulla spinalis dan
terendam dalam cairan serebrospinal uang mengisi rongga-rongga ini. Meskipin
ujung apikal sel ependim melapisi rongga tersebut, namun dasarnya tidak seragam
dan terdiri dari procesus panjang yang meluas dari pusat otak ke jaringan
penyambung perifer, akibatnya procesus sel ependim berjalan di antara unsur saraf
dan merupakan matriks penyokong yang mirip dengan sel glia lainnya.3
Sel schwann
Sel schwann membungkus semua serat saraf dari susunan saraf perifer, dan
meluas sampai perlekatannya masuk atau keluar dari perlekatannya di medulla
spinalis dan batang otak sampai ke ujungnya. Sel swhann memperlihatkan inti yang
heterochromatik, biasanya gepeng, dan terdapar di tengah sel dengan banyak
mitokondria, mikrotubul dan mikrofilamen.3
Pembuluh darah yang mendarahi otak terdiri dari :4

5
a. Sepasang pembuluh darah karotis : denyut pembuluh darah besar ini dapat
kita raba dileher depan, sebelah kiri dan kanan dibawah mandibula, sepasang
pambuluh darah ini setelah masuk ke rongga tengkorak akan bercabang
menjadi tiga :
1. Sebagian menuju ke otak depan (arteri serebri anterior)
2. Sebagian menuju ke otak belakang (arteri serebri posterior)
3. Sebagian menuju otak bagian dalam (arteri serebri interior)
Ketiganya akan saling berhubungan melalui pembuluh darah yang disebut
arteri komunikan posterior.
b. Sepasang pembuluh darah vertebralis : denyut pembuluh darah ini tidak dapat
diraba oleh karena kedua pembuluh darah ini menyusup ke bagian samping
tulang leher, pembuluh darah ini mendarahi batang otak dan kedua otak kecil,
kedua pembuluh darah tersebut akan saling berhubungan pada permukaan
otak pembuluh darah yang disebut anastomosis.

2.2. Definisi Tumor Otak


Tumor adalah adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang disebabkan
oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan
munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA
repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan
apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif
kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi
kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen
untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.1,5
Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak
merupakan penyakit yang menyerang otak manusia, yang merupakan pusat kendali
dari tubuh manusia, sehingga tumor otak pada umum nya dapat mengganggu fungsi
organ tubuh lain bahkan dapat menyebabkan kematian. Tumor otak dapat bersifat
benigna dan maligna.1,2Tumor intrakranial (termasuk lesi desak ruang) bersifat jinak
maupun ganas, dan timbul dalam otak, meningen, dan tengkorak. Tumor otak berasal

6
dari jaringan neuronal, jaringan otak penyokong, sistem retikuloendotelial, lapisan
otak dan jaringan perkembangan residual, atau dapat bermetastasis dari karsinoma
sistemik.1

Gambar 2.3.Tumor Otak4


2.3.Epidemiologi
Tumor primer biasanya timbul dari jaringan otak, meningen, hipofisis dan
selaput myelin. Tumor sekunder berasal adalah tumor metastasis yang biasa berasal
dari hampir semua tumor pada tubuh. Tumor metastasis SSP yang melalui perderan
darah yaitu yang paling sering adalah tumor paru-paru dan prostat, ginjal, tiroid, atau
traktus digestivus, sedangkan secara perkontinuitatum masuk ke ruang tengkorak
melalui foramina basis kranii yaitu infiltrasi karsinoma anaplastik nasofaring. 5
Pada umumnya tumor otak primer tidak memiliki kecenderungan bermetastasis,
hanya satu yaitu meduloblastoma yang dapat bermetastasis ke medulla spinalis dan
kepermukaan otak melalui peredaran likuor serebrospinalis. Perbandingan tumor otak
primer dan metastasis adalah 4 : 1.
Tumor otak primer (80 %), sekunder (20 %). Tumor primer kira-kira 50%
adalah glioma, 20 % meningioma, 15 % adenoma dan 7 % neurinoma. Pada orang
dewasa 60 % terletak di supratentorial, sedangkan pada anak-anak 70 % terletak di
infratentorial. Tumor yang paling banyak ditemukan pada anak adalah tumor
serebellum yaitu meduloblastoma dan astrositoma.Statistik primer adalah 10 % dari
semua proses neoplasma dan terdapat 3 7 penderita dari 100.000 orang penduduk.6

7
Glioma Jumlah tumor otak Tumbuh pada tiap jaringan dari otak. Infiltrasi
dari terutama ke jaringan hemisfer cerebral.Tumbuh sangat cepat, sebagian orang bias
hidup beberapa bulan sampai tahun. Meningoma 13 % sampai 18 % tumor primer
intrakranial Tumbuh dari selaput meningeal otak. Biasanya jinak tapi bisa berubah
menjadi maligna. Biasanya berkapsul dan penyembuhan melaui bedah sangat
mungkin dan pertumbuhan kembali mungkin terjadi.6
Tumor Pituitari merupakan tumor pada semua kelompok umur, tapi lebih
sering pada wanita. Tumbuh dari berbagai jenis jaringan. Tumor otak mewakili
sebanyak 20% dari semua kanker pada anak-anak. Pada kelompok usia ini 70% tumor
primer tumbuh di daerah fosa posterior, sementara pada orang dewasa, proporsi yang
sama tumbuh di atas tentorium. Pada orang dewasa terdapat insiden tumor primer dan
metastatik yang hampir sama.6

2.4. Etiologi Tumor Otak


Penyebab tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena :7
a. Genetik
b. Bagian embrional yang tersisa.
c. Radiasi
d. Trauma
e. Kimia dan Virus
f. Metastase

2.5. Patofisiologi Tumor Otak


Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal
secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus
berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi
gangguan neurologis. Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap
disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebebkan oleh tumor dan kenaikan
tekanan intracranial.7

8
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan
infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan serebrovaskuler primer.7
Serangan kejang sebagai gejala perubahan kepekaan neuron dihubungkan
dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor
membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga
memperberat ganggguan neurologist fokal.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor:
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan
perubahan sirkulasi cairan serebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan
bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang
tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak.
Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih
osmotik yang menyebabkan perdarahan. 6,7
Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah
otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan meningkatkan
tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke
ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus. Mekanismenya belum seluruhnya
dipahami, tetapi diduga disebabkan oleh selisih osmotik yang menyebabkan
penyerapan cairan tumor. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari
atau berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila
tekanan intrakranial timbul cepat.6
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah
intracranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi
sel-sel parenkim, kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus
atau serebelum yang timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior
melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan

9
mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga.
Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan cepat.
Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah
bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan
pernafasan. 6

2.6. Klasifikasi Tumor Otak 6


1. Berdasarkan jenis tumor
Jinak
a. Acoustic neuroma
b. Meningioma
c. Pituitary adenoma
d. Astrocytoma (grade I)
Malignant
a. Astrocytoma (grade 2,3,4)
b. Oligodendroglioma
c. Apendymoma
2. Berdasarkan lokasi
Tumor intradural
a. Ekstramedular
b. Cleurofibroma
c. Meningioma
d. Intramedular
e. Apendymoma
f. Astrocytoma
g. Oligodendroglioma
h. Hemangioblastoma
Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara,
prostal, tiroid, paru paru, ginjal dan lambung.

10
Tumor otak primer dapat dimulai pada satu jenis jaringan atau sel-sel
di dalam otak ataupun sumsum tulang belakang. Beberapa tumor mengandung
campuran jenis sel. Tumor di daerah yang berbeda dari sistem saraf pusat
dapat diobati secara berbeda dan memiliki prognosis yang berbeda.
A. Glioma
Jumlah glioma adalah sekitar 40-50% dari tumor otak. Glioma
dikelompokkan berdasarkan asal embriologis. Pada orang dewasa sel
neuroglia sistem saraf pusat berfungsi untuk memperbaiki, menyokong dan
melindungi sel-sel saraf yang lunak. Glioma terdiri dari jaringan penyambung
dan sel-sel penyokong. Neuroglia mempunyai kemampuan untuk terus
membelah selama hidup. Sel-sel glia berkumpul membentuk parut sikatriks
padat dibagian otak dimana neuron menghilang oleh karena cedera atau
penyakit. Tumor glia merupakan penyebab dari hampir separuh tumor otak
pada anak. Sebagian besar tumor glia pediatrik merupakan tumor derajat
rendah yang paling sering terletak di fossa posterior dan regio diensefalon.7
Astrositoma
Astrositoma sering menginfiltrasi otak dan sering berkaitan dengan
kista dalam berbagai ukuran.walaupun menginfiltrasi bagian otak namun
efeknya pada fungsi otak hanya sedikit sekali pada permulaan penyakit. Pada
umumnya astrositoma tidak bersifat ganas, walaupun dapat mengalami
perubahan keganasan berupa glioblastoma, yaitu suatu astrositoma yang
sangat ganas.tumor-tumor ini pada umumnya tumbuh lambat. Oleh karena itu
penderita sering tidak datang berobat walaupun tumor sudah berjalan
bertahun-tahun. Astrositoma derajat I memperlihatkan gambaran astrosit yang
tidak banyak berbeda dengan astrosit normal, hanya saja jumlahnya berbeda,
sehingga kepadatannya dalam suatu daerah menonjol.7

11
Gambar 2.4 Astrositoma4
Astrositoma derajat II,III, dan IV secara berturut-turut memperlihatkan
segi-segi keganasan yang meningkat. Astrositoma derajat III
menggambarkan gambaran histologik yang sudah mitotik, infiltratif dan
ekspansif sehingga banyak necrosis dan hemoragik terjadi. Apalagi
astrositoma derajat IV, berbagai jenis sel dalam tahap mitosis dijumpai baik
dalam formasi yang khas, maupun yang tersebar secara tidak teratur dengan
banyak nekrosis dan hemoragi.maka astrositoma derajat III dan IV diberi
nama tersendiri yaitu Glioblastoma multiform. Sampai timbul gejala (misal:
serangan epilepsi maupun nyeri kepala). Eksisi bedah lengkap pada
umumnya tidak dapat dilakukan karena tumor bersifat invasif, tapi bersifat
residif terhadap radiasi.7
Glioblastoma multiform
Glioblastoma multiform adalah jenis glioma yang paling ganas. Tumor
ini memiliki kecepatan pertumbuhan yang sangat tinggi. Dan eksisi bedah
yang lengkap tidak mungkin dilakukan. Harapan hidup pada umumnya
sekitar 12 bulan. Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi predileksi
utamanya adalah lobus frontalis. dan sering menyebar ke sisi kontralateral
melalui korpus kalosum.7

12
Gambar 2.5 Glioblastoma Multiforme6
Oligodendroglioma
Oligodendroglioma merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai
astrositoma, tetapi terdiri dari sel-sel oligodendroglia. Tumor relatif avaskular
dan cenderung mengalami kalsifikasi; biasanya dijumpai pada hemisfer otak
dewasa muda. Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang
timbul hingga 10 tahun, secara klinis bersifat agresif, dan menyebabkan
simptomatologi bermakna akibat peningkatan intrakranial.di dalam daerahnya
terdapat kista, perkapuran dan hemoragi.7
Oligodendroglioma merupakan pada manusia yang paling bersifat
kemosensitif. Regimen kemoterapi yang paling sering digunakan adalah
melfalan, thiotep, temozolomide, paklitaksel ( taxol) dan regimen berdasar
platinum. Diyakini bahwa sel neoplasma dari oligodendroglia rentan terhadap
efek alkilasi dari kemoterapi sitotoksik. Penjelasan yang lebih lengkap masih
menunggu hasil dari penelitian genetik lebih lanjut.7

13
Gambar 2.6 Oligodendroglioma 11
Ependimoma
Ependimoma adalah tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari
hubungan erat pada ependim yang menutupi ventrikel, paling sering terjadi
pada fossa posterior, tetapi dapat terjadi dari setiap bagian fossa ventrikularis.
Tumor ini lebih sering terjadi ada anak maupun orang dewasa. Dua faktor
utama yang mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan
bertahan hidup jangka panjang adalah usia dan letak anatomis tumor. Makin
muda usia pasien maka makin buruk prognosisnya (biasanya terlihat pada
usia anak kurang dari 7 tahun) alasan prognosis yang buruk masih belum
diketahui.7

Gambar 2.7 Ependimoma11


Diyakini bahwa tumor embrional pada anak berbeda dari tumor pada
dewasa dan semakin imatur jaringan tumor pada anak menyebabkan makin

14
agresifnya sifat tumor yang memperburuk prognosisnya. Penderita tumor yang
terletak pada dasar dan atap ventrikel dapat direseksi secara sempurna daripada
penderita tumor di processus lateralis. Perbedaan ini darena dasar dan atap tumor
cenderung menginfiltrasi struktur pedunculus cerebri dan pons sehingga
menyebabkan tidak mungkin dilakukan pengangkatan sempurna.pengobatan
radiasi dilakukan pasca operasi, kecuali pada anak usia kurang dari 3 tahun yang
menjalani kemoterapi.7

A. Meningioma
Meningioma timbul dari meninges, lapisan jaringan yang mengelilingi
bagian luar dari otak dan sumsum tulang belakang. Meningioma berkontribusi
pada sekitar 1 dari 3 tumor otak primer dan tumor sumsum tulang belakang.
Mereka adalah tumor otak yang paling umum pada orang dewasa.
Risiko tumor ini meningkat sejalan dengan usia. Mereka sekitar dua
kali lebih umum terjadi pada wanita. Dalam beberapa kasus tumor ini bersifat
genetic (diturunkan), terutama pada mereka dengan neurofibromatosis
(sindrom tumor jinak pada jaringan syaraf).
Meningioma menyebabkan gejala dengan menekan otak atau syaraf
tulang belakang. Sekitar 4 dari 5 meningioma bersifat jinak, dan sebagian
besar dapat disembuhkan dengan operasi. Tetapi beberapa meningioma
tumbuh sangat dekat dengan struktur vital dalam otak dan tidak bisa
disembuhkan dengan pembedahan saja. Sejumlah kecil meningioma bersifat
ganas dan mungkin kembali berkali-kali setelah operasi atau bahkan
menyebar ke bagian lain dari tubuh.

15
Gambar 2.7 Meningioma11
B. Medulloblastomas
Medulloblastomas adalah tumor yang berkembang dari sel
neuroectodermal (sel saraf primitif) di otak kecil. Mereka adalah tumor yang
tumbuh cepat dan sering menyebar ke seluruh jalur cairan serebrospinal, tetapi
mereka dapat diobati dengan terapi radiasi dan kemoterapi. Medulloblastomas
terjadi lebih sering pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Mereka
adalah bagian dari kelas tumor disebut tumor neuroectodermal primitif
(PNETs) yang dapat terjadi pada otak besar dan di tempat lain dalam sistem
saraf pusat.

Gambar 2.8 Medulloblastoma12

16
2.7. Gejala Tumor Otak
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi
berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien.
Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Tumor otak
menunjukkan gejala klinis yang tersebar bila tumor ini menyebabkan
peningkatan TIK serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor yang
mengganggu bagian spesifik dari otak.2
a) Gejala peningkatan tekanan intrakranial
Gejala gejala peningkatan tekanan intracranial disebabkan oleh tekanan
yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya
adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak, cairan serebrospinal
dan darah serebral. Semua terletak di tengkorak.2
Sakit kepala
Muntah
Papiledema (edema pada saraf optic)
Perubahan kepribadian dan perubahan mental (iritabilitas, mudah
lelah, perubahan perilaku), dementia, apatia, gangguan watak dan
intelegensia, bahkan psikosis tidak peduli lokasinya
Kejang lokal. Dapat merupakan manifestasi pertama tumor
intrakranial pada 15% penderita. Kejang umum dapat timbul sebagai
manifestasi tekanan intrakranial yang melonjak secara cepat terutama
bagi manifestasi glioblastoma multiform. Kejang tonik yang sesuai
dengan serangan rigiditas deserebrasi biasanya timbul pada tumor
fossa franii posterior dan secara tidak tepat dinamakan cereberal fits.
Adanya variasi penurunan focal motorik,sensor dan disfungsi saraf
cranial
b) Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak
yang terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan lokal, seperti
pada ketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan
kejang.5

17
Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan
gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh yang disebut
kejang jacksonian.
Tumor lobus oksipital menimbulkan manifestasi visual, hemianopsia
homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang
pandangan pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi
penglihatan.
Tumor serebelum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan
keseimbangan) atau gaya berjalan yang sempoyongan dengan
kecenderungan jatuh kesisi yang lesi, otot-otot tidak terkoordinasi dan
nistagmus (gerakan mata berirama tidak disengaja) biasanya
menimbulkan gerakan horizontal.
Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian,
perubahan status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku
mental, pasien kurang merawat diri.
Tumor sudut serebropontin biasanya diawali pada sarung saraf akustik
dan memberikan rangkaian gejala yang timbul dengan semua
karakteristik gejala pada tumor otak. Yaitu: tisnitus dan kelihatan
vertigo, serta diikuti perkembangan saraf-saraf yang mengarah
terjadinya tuli (gangguan fungsi saraf cranial VIII). Berikutnya
kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah (berhubungan dgn
saraf cranial V). Selanjutnya terjadi kelemahan atau paralysis
(keterlibatan saraf cranial VII). Akhirnya karena pembesaran tumor
yang menekan serebelum, mungkin ada abnormalitas pada fungsi
motorik.
Tumor intrakranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian,
konfusi, gangguan funsi bicara dan gangguan gaya berjalan teutama
pada pasien lansia.
Tumor Lobus Temporalis
Gejala tumor lobus temporalis antara lain disfungsi traktus
kortikospinal kontralateral, defisit lapangan pandang homonim,
perubahankepribadian, disfungsi memori dan kejang parsial kompleks.

18
Tumor hemisfer dominan menyebabkan afasia, gangguan sensoris
danberkurangnya konsentrasi yang merupakan gejala utama tumor
lobusparietal. Adapun gejala yang lain diantaranya disfungsi
traktuskortikospinal kontralateral, hemianopsia/ quadrianopsia inferior
homonimkontralateral dan simple motor atau kejang sensoris. Lesi
lobus temporal dapat terkait gangguan memori, quadran-tanopia
superior kontralateral atau hemipareis dan jika pada bagian yang
dominan, adanya disfasia. Lesi oksipital sering terkait dengan defisit
lapang pandang terutamanya inkomplet kontralateral homonymous
hemi-anopia.

2.8. Pemeriksaan Diagnostik


Bagi seorang ahli bedah saraf dalam menegakkan diagnosis tumor otak adalah
dengan mengetahui informasi jenis tumor, karakteristiknya, lokasinya, batasnya,
hubungannya dengan system ventrikel, dan hubungannya dengan struktur vital otak
misalnya sirrkulus willisi dan hipotalamus. Selain itu juga diperlukan periksaan
radiologist canggih yang invasive maupun non invasive. Pemeriksaan non invasive
mencakup CT scan dan MRI bila perlu diberikan kontras agar dapat mengetahui
batas-batas tumor. Pemeriksaan invasive seperti angiografi serebral yang
dapatmemberikan gambaran system pendarahan tumor, dan hungannya dengan
system pembuluh darah sirkulus willisy selain itu dapat mengetahui hubungan massa
tumor dengan vena otak dan sinus duramatrisnya yang vital itu.4
Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor
otak yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti, adapun
pemeriksaan penunjang yang dapat membantu yaitu CT-Scan dan MRI. Dari
anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita yang
mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah diuraikan diatas. Misalnya ada
tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik
neurologik mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan deficit
lapangan pandang.4

19
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan yang dilakukuan untuk mengobservasi tumor
otak adalah: 1
o Observasi saraf pergerakan mata Penglihatan : penurunan lapang
pandang, penglihatan kabur
o Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
o Reflek Keseimbangan dan koordinasi
o Penciuman dan sentuhan
o Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi Jantung : bradikardi,
hipertensi. Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea,
potensial obstruksi jalan nafas, disfungsi neuromuskuler Sistem
hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes mellitus
Untuk membantu menentukkan lokasi tumor yang tepat, dilakukan beberapa
pemeriksaan tambahan, yaitu: 5
CT- Scan memberikan info spesifik mengenai jumlah, ukuran dan kepadatan
jejas tumor serta meluasnya edema serebral sekunder

Gambar 2.9 Hasil CT-Scan tumor otak


MRI membantu mendiagnosis tumor otak dengan cara mendeteksi jejas tumor
yang kecil dan tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis.

20
Gambar 2.10 Hasil MRI Tumot Otak (tampak samping) 9

Gambar 2.11 Hasil MRI Tumor Otak (tampak atas)


Biopsy stereotaktik bantuan computer (3 dimensi) dapat digunakan untuk
mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikandasar-
dasar pengobatan dan informasi prognosis
Angiografi serebral memberikan gambaran tentang pembuluh darah serebral
dan letak tumor serebral.
EEG dapat mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati
tumor dan dapatmemungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada
waktu kejang. Penelitian pada cairan serebrospinal (CHF) dapat dilakukan
untuk mendeteksi sel-sel ganas, karena tumor-tumor pada system saraf pusat
mampu menggeser sel-sel kedalam cairan serebrospinal

21
Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan
intraserebral
Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal
dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak
yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif
Rontgen foto X-ray tengkorak. Erosi posterior atau adanya kalsifikasi
intracranial dan X-ray dada untuk mendeteksi tumor paru primer atau
penyakit metastase

2.9. Penatalaksanaan Tumor Otak


Tindakan terhadap tumor otak adalah paliatip dan melibatkan penghilangan
atau mengurangi simtomatologi serius. Pendekatan ter apeutik ini mencakup radiasi,
yang menjadi dasar pengobatan, pembedahan (biasanya pada metastase intrakranial
tunggal), kemoterapi.7
Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor,
antara lain:7
Kondisi umum penderita
Tersedianya alat yang lengkap
Pengertian penderita dan keluarganya
Luasnya metastasis.

Penatalaksanaan Menurut Brunner dan Suddarth 1987 : 6


1. Pembedahan
Merupakan pilihan pertama bagi pasien dengan tumor otak. Tujuan
diagnosis definitive dan memperkecil tumor tersebut. Pengangkatan dari
semua tumor menimbulkan defisit neurologis yang berat. Banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilan suatu pembedahan tumor otak yakni:
diagnosisyang tepat, rinci dan seksama, perencanaan dan persiapan pra
bedah yang lengkap, teknik neuroanastesi yang baik, kecermatan dan
keterampilan dalam pengangkatan tumor, serta perawatan pasca bedah
yang baik, berbagai cara dan teknik operasi dengan menggunakan

22
kemajuan teknologi seperti mikroskop, sinar laser, ultrasound aspirator,
bipolar coagulator, realtime ultrasound yang membantu ahli bedah saraf
mengeluarkan massa tumor otak dengan aman.
Indikasi utama dari pembedahan tumor otak yaitu :
a. Diagnosis
Diagnosis bisa dilakukan dengan biopsi terbuka atau biopsi
sterotaktik. Hasil biopsi jaringan untuk menentukan jenis tumor,
gradasinya, dan menentukan adanya tanda keganasan.
b. Dekompresi
Dekompresi tumor dilakukan apabila edema dan hidrosefalus yang
terjadi mengakibatkan defisit neurologis. Edema yang luas di sekitar
tumor kadang-kadang sulit dikontrol dengan steroid saja. Tujuan dari
surgical decompression adalah untuk menurunkan tekanan intrakranial,
simptomatis, dan mencegah memberatnya defisit neurologis.

2. Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak
jarang pula merupakan therapy tunggal.
Indikasi radioterapi:
Glioma maligna,
Oligodendroglioma,
Dysgerminoma,
Limfoma SSP primer,
Meduloblastoma,
Ependimoma,
Meningioma (maligna, inoperable),
Adenoma hipofise (sesudah pembedahan sebagain dan sesudah
pengobatan yang gagal),

23
Kordoma basis kranii, sedagkan Radioterapi (sesudah
komfirmasi biopsi) pada profilaksis iradiasi kranium dan
corpus vertebralis.
Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,
radang tenggorokan.6
3. Kemotherapy
Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan,
kemoterapi tetap diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode
yang beragam. Pada tumor-tumor tertentu seperti meduloblastoma dan
astrositoma stadium tinggi yang meluas ke batang otak, terapi
tambahan berupa kemoterapi dan regimen radioterapi dapat membantu
sebagai terapi paliatif. Indikasi dilakukannya kemoterapi:
Pengobatan induksi
Untuk tumor-tumor non solid atau kasus lanjut karena tidak ada pilihan
cara pengobatan lainnya. disebut juga pengobatan penyelamatan (salvage)
Kemoterapi adjuvant
Pengobatan tumor primer dikontrol dengan cara lain ( bedah/ Radiasi)
Diyakini masih adanya sisa sel-sel tumor yang sukar dideteksi sehingga
perlu tambahan kemoterapi.
Kemoterapi Primer
Kemoterapi sebagai pengobatan pertama sebelum pengobatan lain
( bedah/ radiasi)
Kemoterapi Neo-adjuvant
Setelah pengobatan bedah/ radiasi ditambahkan kemoterapi atau
dilanjutkan kembali kemoterapi.
Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran
darah. Obat-obatan yang digunakan : Nitroseurea, BCNU dan CCNU
karena obat ini mampu melewati sawar darah / otak. Selama pemberian

24
obat-obatan ini pasien harus menghindari makanan yang tinggi tiramin
(misalnya anggur, yogurt, keju, hatiayam, pisang) dan alcohol, karena
pokorbazine menghambat dan melemahkan aktivitas inhibitor monoamine
oksidase (MAO). Prokabazine dikaitkan dengan mual dan muntah yang
mungkin hilang atau berkurang saat pertama kali atau saat pengobatan
sedang dilakukan. Efek samping : lelah, mual,muntah, hilang nafsu
makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.7
Glioma maligna : BCNU intravena (kasus-kasus yang terseleksi)
Limfoma SSP : MTX (metotrexate) + cytosine-arabinoside (ArAC)
intravena
Infiltrasi tumor mening : MTX + ArA CIV + iradiasi kraniospinalis

4. Manipulasi hormonal dan imunoterapi


Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah
bermetastase. Sedangkan untuk imunoterapi dengan menggunakan
antibody monoclonal yang diciptakan secara khusus untukmenyerang dan
menghancurkan sel tumor otal.b. Interleukin-2 digunakan untuk
mengganti lesi-lesi metastatic dari kanker primer ginjal dan melanoma,
akan tetapi kemanjurannya masih perlu dibuktikan.5

5. Terapi Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat membantu mengurangi sakit kepala dan
perubahan kesadaran. Hal ini dianggap bahwa kortikosteroid
(deksametason, prednison) menurunkan radang sekitar pusat metastase
dan menurunkan edema sekitarnya. Obat-obat lain mencakup agen-agen
osmotic (manitol, gliserol) untuk menurunkan cairan pada otak, yang
ditunjukkan dengan penurunan TIK. Obat-obat anti kejang (penitoin)
digunakan untuk mencegah dan mengobati kejang. Bila pasien
mempunyai nyeri hebat, morfin dapat diinfuskan kedalam ruang epidural
atau subaraknoid melalui jarum spinal dan kateter sedekat mungkin ke

25
segmen spinal dimana nyeri dirasakan. Morfin disis kecil diberikan pada
interval yang ditentukan.5

2.10. Diagnosa Banding


Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan
intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses
desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala diatas, sehingga agak sukar
membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut :6
Abses intraserebral
Epidural hematom
Hipertensi intrakranial benigna
Meningitis kronik.

2.11. Komplikasi Tumor Otak


Komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :7
a. Gangguan fisik neurologist disebabkan peningkatan TIK dari tumor dalam ruang
kranium yang terbatas sehingga mengganggu fungsi normal yang dikontrol oleh
bagian otak tersebut.
b.Gangguan kognitif disebabkan pertumbuhan tumor yang semakin mendesak bagian
otak disekitarnya
c. Gangguan tidur dan mood.
d. Disfungsi seksual

2.12.Prognosis Tumor Otak7


Berdasarkan data di Negara-negara maju, dengandiagnosis dini dan juga
penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka
ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan
hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-40%.
Terapi tumor otak di Indonesia secara umum prognosisnya masih buruk,
berdasarkan tindakan operatif yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Jakarta.

26
Meskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup
setelah 2 tahun. Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan
oligodendroglioma, dimana kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun
setelah pengobatan. Sekitar 50% penderita meduloblastoma yang diobati bertahan
hidup lebih dari 5 tahun. Pengobatan untuk kanker otak lebih efektif dilakukan pada:
a. Penderita yang berusia dibawah 45 tahun.
b. Penderita astrositoma anaplastik.
c. Penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah diangkat
melalui pembedahan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Harsono, Tumor Otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, 1999 : 201 207

27
2. Mahar, M., Proses Neoplasmatik di Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis
Dasar edisi 5, Dian Rakyat, Jakarta, 2000 : 390 402
3. Uddin,Jurnalis. Kerangka Umum Anatomi Susunan Saraf dalam Anatomi
susunan saraf manusia. Langgeng sejati. Jakarta; 2001: 3-13
4. Price,Sylvia A.Tumor Sistem Saraf Pusat dalam Patofisiolosi edisi 6, EGC.
Jakarta.2005. 1183-1189
5. Stephen,Huff. Brain neoplasms.Access on www.emedicine.com. March, 9th
2012
6. National Center for Biotechnology Information, Brain Tumor Primary
Adults, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0004485/ (diakses
8 Maret 2012).
7. S.C., Brain Tumor Survival Rate, http://www.buzzle.com/articles/brain-
tumor-survival-rate.html (diakses 5 Maret 2012).

28

You might also like