Professional Documents
Culture Documents
Pengertian bioteknologi
Kultur jaringan
Juga tak kalah pentingnya teknologi kultur jaringan yang
merupakan kemajuan besar dalam bidang pertanian. Kultur
jaringan adalah pembuatan bibit dan perbanyakannya
menggunakan permainan komposisi media. Yang digunakan bisa
segala sumber organ tumbuhan mulai dari biji, daun, tunas, dsb
jadi lebih luas dari teknologi pembibitan konvensial dengan stek.
Yang dimanipulasi adalah sel penyusun organ itu untuk berubah
menjadi tanaman sempurna melalui hormon-hormon dalam media
yang digunakan. Jadi ini adalah bioteknologi tingkat tua, bukan
bioteknologi modern.
Kultur jaringan tanaman merupakan teknik in vitro (dalam gelas)
yang merupakan cara untuk memperbanyak tanaamn dengan
pengambilan bagian tanaman yang mempunyai titik tumbuhnya.
Contoh sederhana pada pisang, bila di ambil cambium atau ujun-
ujung akarnya, lalau di perlakukan dalam gelas dalam
laboratorium, kemudian bagian itu akan membelah sendiri dan
setiap belahanya akan menghsilkan tanaman baru. Intinya
asalakan pada tanaman itu ada titi tumbuh atau yang disebut
jaringan meristematik, tanaman tersebut bias diperbanyak.
Bayankan kalau ini sudah menyeluruh skala nasioanl perbanyak
tanaman secara cepar mungkin saja dilakukan.
Dampak Negatif Bioteknologi
Bioteknologi, seprti juga lain, mengandung resiko akan
dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap
keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran
gen ketanaman sekarabat atau kerabat dekat. Di bidang
kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asaing,
seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus
sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh
mausia, perlu di cermati pula bahwa insersi ( penyisipan ) gen
asibg ke genom inag dapat menimbulkan interaksi anatar gen
asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang
menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah
persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran
produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan
ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki
teknologi yang maju, Kesenjangan teknologi yang sangat jauh
tersebut disebabkan karena bioteknologi modern sangat mahal
sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang.
Ketidakadilan, misalnya, sangat terasa dalam produk pertanian
transgenik yang sangat merugikan bagi agraris berkembang. Hak
paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin
menambah dominasi negara maju
Dampak Positif Bioteknologi
Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen
untuk keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan
perkembangan industri bioteknologi. Baik donor maupun
penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur,
lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia. Pemilihan donor /
resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan
nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi
komoditis bisnis. Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan
menggunakan rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan
membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan
sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan
kebutuhan manusi ; Kegiatan tersebut disebut sebagai
bioprespecting.
Perdebatan tentang positif untuk mengatasi dampak negatif
yang dapat ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada tahun 1992
telah disepakati konvensi keanekaragaman Hayati, ( Convetion on
Biological Diversity )yang mengikat secara hukum bagi negara-
negara yang ikut mendatanginnya . Sebagai tindak lanjut
penadatanganan kovensi tersebut, Indonesia telah meratifikasi
Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. perlu anda ketahui, Negara
Amerika Serikat tidak ikut menadatangani konvensi tersebut. Di
sepakati Pula Cartegena Protocol on Biosafety ( Protokol
Cartegena tentang pengamanan hayati ). Protokol tersebut
menyinggung tentang prosedur transpor produk bioteknologi
antara negara untuk mencegah bahaya yang timbul akibat
dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati. Ekosistem, dan
kesehatan manusia.
Pengertian klon bioteknologi modern adalah pengadaan sel
jasad renik, sel (jaringan), molekul bibit tanaman melalui setek
yang banyak dilakukan pada tanaman perenial, antara lain kopi,
teh, karet, dan mangga. Perbanyakan bibit dengan teknik kultur
jaringan, kultur organ, dan embiogenesis somatik dapat pula
diterapkan pada jaringan hewan dan manusia. Tidak seperti pada
tumbuhan, kultur pada hewan dan manusia tidak dapat
dikembangkan menjadi individu baru.
Secara ringkas, berikut ini beberapa implikasi bioteknologi
bagi perkembangan sains dan teknologi serta perubahan
lingkungan masyarakat.
a. Bioteknologi dikembangkan melalui pendekatan
multidisipliner dalam wacana molekuler. Ilmu-ilmu dasar
merupakan tonggak utama pengembangan bioteknologi maupun
industri bioteknologi
b. Bioteknologi dengan pemanfaatan teknologi rekayasa
genetik memberikan dimensi baru untuk menghasilkan produk
yang tidak terbatas.
c. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk
biogas, kompos, dan lumpur aktif.
d. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan
obat-obatan, antar lain vaksin , antibiotik, antibodi monoklat, dan
intrferon
e. Bioteknologi dapat meningkatkan variasi dan hasil
pertanian melalui kultur jaringan, fiksasi nitrogen pengendalian
hama tanaman, dan pemberian hormon tumbuhan.
f. Bioteknologi dapat menghasilkan bahan bakar dengan
pengelolahan biommasa menjadi etanol (cair) dan metana (gas)
g. Bioteknologi di bidang industri dapat menghasilkan
makanan dan minuman, antara lain pembuatan roti, nata decoco,
brem, mentega, yoghurt, tempe, kecap, bir dan anggur
Daftar pustaka :
http://www.scribd.com/doc/54690425/bioteknologi-pertanian
http://www.anneahira.com/manfaat-bioteknologi.htm
www.anneahira.com/bioteknologibidangpertanian.htm
Rifai, M. A. 2001. Bioteknologi Mendukung Keanekaragaman
Hayati dalam Suara Pembaruan, 9 Maret.
Sitepoe M., 2001. Rekayasa Genetika. Penerbit. Grasindo. Jakarta.
Tajudin. K. N. 2001. Menyoalkan Tanaman Transgenik dalam Suara
Pembaruan, 26 Februari.
http://bioteknologininik.blogspot.com/2012/03/dampak-
bioteknologi.html
W.Marlene Nalley. 2001. Tinjauan Filosofis Bioteknologi. Makalah
Falsafah Sains. Institut Pertanian Bogor