You are on page 1of 9

Bioteknologi dalam bdang pertanian

POSTED ON DECEMBER 12, 2012 BY FITRIMARWANINGSIH


0
Pada bab kali ini saya membahas tentang kebutuhan primer salah
satunya tentang bioteknologi dalam bidang pertanian, semoga
pembahasan saya kali ini dapat bermanfaat :).

Bioteknologi sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yany


silam. Yang cara pembuatanya melalui proses fermentasi yang
dilakukan mikroba yang telah dikerjakan sejak sekitar 3.0000
tahun sebelum masehi. Meskipun belum dilketahui dasar
ilmiahnya, namun dasar-dasar ilmiah bioteknologi mula diketahui
seja Antonie Van Leeuwenhoek yang dilakukan pengamatan
bentuk sel pada tahun 1680. Dan pengenalan konsep pewarisan
sifat yang dilakukan oleh Grego Mendel pada awal abad 20.

Pada masa sekarang, bioteknologi berkembang dengan sangat


pesat, khususnya di Negara maju. Perkembangan bioteknologi
ditandai dengan ditemukannya berbagai penemuan, misalnya
rekayasa genetika, kultur jaringan , pengembangbiakan sel induk.

Pengertian bioteknologi

Bioteknologi merupakan sebuah cabang ilmu pengetahuan yang


mempelajari kegunaan atau manfaat makhluk hidup ( bakteri,
fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
( enzim, alcohol) dalam sebuah proses produksi untuk
menghasilkan produk berupa barang atau jasa. Perkembang
bioteknologi tidak hanya didasari pada ilmu biologi semata, tapi
juga ilmu lainnya, seperti biokimia, computer, biologi molecular,
mikrobiologi, genetika, kimia, dan ilmu lainnya. Bioteknologi
selalu berkaitan dengan yang dilakukan oleh jasad hidup sebagai
suatu individu atau kompenen-komponennya yang dapat berupa
organel, sel, atau jaringan, atau molekul-molekul tertentu,
misalnya DNA, RNA, protein.

Bioteknologi dalam bidang pertanian

Kebutuhan pangan adalah kebutahan dasar manusia yang sampai


sekarang masih saja menemui kendala. Sejak dahulu pemenuhan
pangan sesungguhnya memicu manusia untuk bereksporasi
mencari sumber-sumber pangan lainnya. Ditambah pesatnya
pertambangan penduduk dari waktu ke waktu. Dengan itu
mendorong naluri keingintahuan manusia untuk berekreasi
mencari cara mudah memperoleh pangan dengan memakai
kecerdasan aka dan tenaga. Dimulai sejak 5.000 10.000 tahun
yang lalu nenek moyang kita telah mengenal apa itu benih yang
unggul (hereditas) yang merupakan cikal bakal dari bioteknologi
bidang pertanian.

Manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian


Dalam bidang pertanian bioteknologi dapat di aplikasikan.
Sekarang ini para ilmuan berhasil meningkatkan tampilan buah
dan sayur, memperpanjang waktu makanan untuk di simpan,
meningkatkan kandungan nutrisi tanaman dan membuat
tanaman tahan terhadap penyakit dan hama.

Pada masa yang akan datang, para ahli pertanian mengharapkan


bioteknologi mampu menghasilkan tanaman yang tahan lama
terhadap segala kondisi iklim, seperti iklim kering, iklim panas,
atau dingin. Oleh karena itu, bioteknologi menjadikan petani
mampu memanfaatkan tanah yang sebelumnya jarang
diusahakan. Dengan mmanfaatkan bioteknologi ini dapat
menghasilkan tanaman yang identik dalam waktu singkat. Selain
itu modifikasi tanaman hias membuka jalan untuk menghasilkan
warna-warna yang tidak biasa sehingga mampu meningkatkan
nilai varietas dan nilai ekonominya.

perkembangan bioteknologi dalam bidang pertanian.


Dalam bidang pertanian bioteknologi menggunakan sistem
transgenik yang mulai di kembangkan, namun menuai penolakan
dari berbagai pihak yang menyebabkan teknologi ini tidak pesat
perkembanganya. Tanaman pertanian yang telah berhasil
meningkatkan produksi dan kualitas melalui transgenik antara
lain kapas dan jagung. Penggunaan marka molekuler (penanda
molekuler) untuk menyeleksi sifat yang di inginkan dari keturunan
hasil persilangan dengan sifat-sifat yang tanaman berdasarkan
DNA yang dimiliki tanaman akan mempercepat prossnya.

Salah satu kelebihannya adalah mempersingkat pengujian


tanaman . jika dengan cara konvensiaonal di perlukan waktu
sedikitnya 5tahun, sedangkan dengan cara ini hanya di perlukan
waktu paling lama 3 tahun.dengan marka molekuler, pada
generasi ketiga tanaman hasil persilangan sudah stabil. Pada
tanaman jagung marka molekuler digunakan untuk mengetahui
jarak genetik (hubungan kekerabatan) jagung. Dengan begitu,
para pemulia menjadi lebih mudah dalam melakukan persilangan.
Selanjutnya yang tak kalah pentingnya adalah perlindungan
terhadap sumber genetik pertanian Indonesia dari ancaman
kepunahan. Rekayasa genetika dalam bidang tanaman dilakukan
dengan mentransfer gen asing ke dalam tanaman. Hasil rekayasa
genetika pada tanaman seperti ini disebut tanaman transgenik.
Sudah diperoleh beberapa tanaman transgenik yang toleran
terhadap salinitas, kekeringan dan hama penyakit

Tanaman Transgenik Toleran salin


Dengan teknologi kultur jaringan telah dapat dikembangkan
tanaman transgenik toleran salin. Rekayasa genetika mentransfer
gen dari padi liar yang toleran terhadap salin ke padi yang biasa
digunakan sebagai bahan pangan melalui fusi protoplasma. Dapat
juga ditransfer dari sejenis jamur yang tahan salin kepada
tanaman yang akan dijadikan tanaman transgenik. Beberapa
tomat, melon, dan barley transgenik yang toleran dengan salin
Tanaman Transgenik Resisten Hama
Bacillus thuringiensis menghasilkan protein toksin sewaktu terjadi
sporulasi atau saat bakteri membentuk spora. Dalam bentuk
spora berat toksin 20% dari berat badan spora. Apabila larva
insek memakan spora maka di dalam alat pencernaan larva insek,
spora bakteri dipecah dan keluarlah toksin. Toksin masuk ke
dalam membran sel alat pencernaan larva, mengakibatkan alat
pencernaan mengalami paralisis, pakan tidak dapat diserap
sehingga larva mati. Dengan membiakkan Bacillus thuringiensis
kemudian diektrak dan dimurnikan maka akan diperoleh
insektisida biologis (biopestisida) dalam bentuk kristal. Insektisida
biologis serupa saja aplikasinya maupun untung ruginya dengan
insektisida kimia lainnya. Oleh karena itu, pada tahun 1985
dimulai rekayasa gen dari Bacillus thuringiensis dengan kode gen
Bt toksin.
Tanaman tembakau untuk pertama kali merupakan tanaman
transgenic pertama yang menggunakan gen Bt toksin, disusul
famili tembakau, yaitu tomat dan kentang. Dengan sinar
ultraviolet gen penghasil insektisida pada tanaman dapat
diinaktifkan. Jagung juga telah direkayasa dengan menggunakan
gen Bt toksin, tetapi diintegrasikan dengan plasmid bakteri
Salmonella parathypi, yang menghasilkan gen yang
menonaktifkan ampicillin.

Pada jagung juga direkayasa adanya resistensi herhisida dan


resistensi insektisida sehingga tanaman transgenik jagung
memiliki berbagai jenis resistensi hama tanaman. Bt toksin gen
juga direkayasa ke tanaman kapas bahkan multiple-gene dapat
direkayasa genetika pada tanaman transgenik. Toksin yang
diproduksi dengan tanaman transgenik menjadi nonaktif apabila
terkena sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet
Tanaman Transgenik Resisten Penyakit
Dalam percobaan kloning Bintje yang mengandung gen thionin
dari daun barli (DB4) yang memakai promoter 35S cauliflower
mosaic virus (CaMV), dengan mengikutsertakan Bintje tipe liar
yang sangat peka terhadap serangan Phytophthora infestans
sebagai kontrol, menunjukkan bahwa klon Bintje dapat
mengekspresikan gen DB4. Jumlah sporangium setiap nekrosa
yang disebabkan oleh P. infestans mengalami penurunan lebih
dari 55% jika dibandingkan dengan tipe liar. Pendekatan ini
sangat bermanfaat untuk menekan perkembangbiakan P.
infestans sehingga kerugian secara ekonomi dapat direduksi.
Perkembangan yang menggembirakan juga terjadi pada usaha
untuk memproduksi tanaman transgenik yang bebas dari
serangan virus. Dengan memasukkan gen penyandi protein
selubung {coat protein) Johnsongrass mosaic potyvirus (JGMV) ke
dalam suatu tanaman diharapkan tanaman tersebut menjadi
resisten apabila diserang oleh virus yang bersangkutan.
Hal serupa juga sedang digalakkan dengan rekayasa genetika
pada tanaman padi-padian untuk mendapatkan varietas yang
resisten terhadap virus padi. Di samping itu, usaha untuk
meningkatkan kualitas beras seperti yang diinginkan oleh
manusia juga sedang diusahakan. Jepang memberikan investasi
yang cukup besaruntuk penelitian dan pengembangan di bidang
biologi molekul padi.

Kultur jaringan
Juga tak kalah pentingnya teknologi kultur jaringan yang
merupakan kemajuan besar dalam bidang pertanian. Kultur
jaringan adalah pembuatan bibit dan perbanyakannya
menggunakan permainan komposisi media. Yang digunakan bisa
segala sumber organ tumbuhan mulai dari biji, daun, tunas, dsb
jadi lebih luas dari teknologi pembibitan konvensial dengan stek.
Yang dimanipulasi adalah sel penyusun organ itu untuk berubah
menjadi tanaman sempurna melalui hormon-hormon dalam media
yang digunakan. Jadi ini adalah bioteknologi tingkat tua, bukan
bioteknologi modern.
Kultur jaringan tanaman merupakan teknik in vitro (dalam gelas)
yang merupakan cara untuk memperbanyak tanaamn dengan
pengambilan bagian tanaman yang mempunyai titik tumbuhnya.
Contoh sederhana pada pisang, bila di ambil cambium atau ujun-
ujung akarnya, lalau di perlakukan dalam gelas dalam
laboratorium, kemudian bagian itu akan membelah sendiri dan
setiap belahanya akan menghsilkan tanaman baru. Intinya
asalakan pada tanaman itu ada titi tumbuh atau yang disebut
jaringan meristematik, tanaman tersebut bias diperbanyak.
Bayankan kalau ini sudah menyeluruh skala nasioanl perbanyak
tanaman secara cepar mungkin saja dilakukan.
Dampak Negatif Bioteknologi
Bioteknologi, seprti juga lain, mengandung resiko akan
dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap
keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran
gen ketanaman sekarabat atau kerabat dekat. Di bidang
kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asaing,
seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus
sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh
mausia, perlu di cermati pula bahwa insersi ( penyisipan ) gen
asibg ke genom inag dapat menimbulkan interaksi anatar gen
asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang
menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah
persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran
produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan
ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki
teknologi yang maju, Kesenjangan teknologi yang sangat jauh
tersebut disebabkan karena bioteknologi modern sangat mahal
sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang.
Ketidakadilan, misalnya, sangat terasa dalam produk pertanian
transgenik yang sangat merugikan bagi agraris berkembang. Hak
paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin
menambah dominasi negara maju
Dampak Positif Bioteknologi
Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen
untuk keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan
perkembangan industri bioteknologi. Baik donor maupun
penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur,
lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia. Pemilihan donor /
resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan
nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi
komoditis bisnis. Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan
menggunakan rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan
membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan
sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan
kebutuhan manusi ; Kegiatan tersebut disebut sebagai
bioprespecting.
Perdebatan tentang positif untuk mengatasi dampak negatif
yang dapat ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada tahun 1992
telah disepakati konvensi keanekaragaman Hayati, ( Convetion on
Biological Diversity )yang mengikat secara hukum bagi negara-
negara yang ikut mendatanginnya . Sebagai tindak lanjut
penadatanganan kovensi tersebut, Indonesia telah meratifikasi
Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. perlu anda ketahui, Negara
Amerika Serikat tidak ikut menadatangani konvensi tersebut. Di
sepakati Pula Cartegena Protocol on Biosafety ( Protokol
Cartegena tentang pengamanan hayati ). Protokol tersebut
menyinggung tentang prosedur transpor produk bioteknologi
antara negara untuk mencegah bahaya yang timbul akibat
dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati. Ekosistem, dan
kesehatan manusia.
Pengertian klon bioteknologi modern adalah pengadaan sel
jasad renik, sel (jaringan), molekul bibit tanaman melalui setek
yang banyak dilakukan pada tanaman perenial, antara lain kopi,
teh, karet, dan mangga. Perbanyakan bibit dengan teknik kultur
jaringan, kultur organ, dan embiogenesis somatik dapat pula
diterapkan pada jaringan hewan dan manusia. Tidak seperti pada
tumbuhan, kultur pada hewan dan manusia tidak dapat
dikembangkan menjadi individu baru.
Secara ringkas, berikut ini beberapa implikasi bioteknologi
bagi perkembangan sains dan teknologi serta perubahan
lingkungan masyarakat.
a. Bioteknologi dikembangkan melalui pendekatan
multidisipliner dalam wacana molekuler. Ilmu-ilmu dasar
merupakan tonggak utama pengembangan bioteknologi maupun
industri bioteknologi
b. Bioteknologi dengan pemanfaatan teknologi rekayasa
genetik memberikan dimensi baru untuk menghasilkan produk
yang tidak terbatas.
c. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk
biogas, kompos, dan lumpur aktif.
d. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan
obat-obatan, antar lain vaksin , antibiotik, antibodi monoklat, dan
intrferon
e. Bioteknologi dapat meningkatkan variasi dan hasil
pertanian melalui kultur jaringan, fiksasi nitrogen pengendalian
hama tanaman, dan pemberian hormon tumbuhan.
f. Bioteknologi dapat menghasilkan bahan bakar dengan
pengelolahan biommasa menjadi etanol (cair) dan metana (gas)
g. Bioteknologi di bidang industri dapat menghasilkan
makanan dan minuman, antara lain pembuatan roti, nata decoco,
brem, mentega, yoghurt, tempe, kecap, bir dan anggur
Daftar pustaka :
http://www.scribd.com/doc/54690425/bioteknologi-pertanian
http://www.anneahira.com/manfaat-bioteknologi.htm
www.anneahira.com/bioteknologibidangpertanian.htm
Rifai, M. A. 2001. Bioteknologi Mendukung Keanekaragaman
Hayati dalam Suara Pembaruan, 9 Maret.
Sitepoe M., 2001. Rekayasa Genetika. Penerbit. Grasindo. Jakarta.
Tajudin. K. N. 2001. Menyoalkan Tanaman Transgenik dalam Suara
Pembaruan, 26 Februari.

http://bioteknologininik.blogspot.com/2012/03/dampak-
bioteknologi.html
W.Marlene Nalley. 2001. Tinjauan Filosofis Bioteknologi. Makalah
Falsafah Sains. Institut Pertanian Bogor

You might also like