Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu proses timbal balik yang terjadi antara pengirim
dan penerima pesan. Proses komunikasi terdiri dari orang yang mengirimi pesan, isi
pesan, serta orang yang menerima pesan. Orang yang menerima pesan
akan menjawab atau memberi reaksi terhadap pengiriman pesan, sehingga terjadi
interaksi antara pengirim pesan dan penerima pesan. Melalui komunikasi manusia dapat
dibutuhkannya baik secara verbal atau non verbal seperti menggunakan simbol-simbol,
disampaikan). Cara berkomunikasi yang paling efektif dan paling dominan dipergunakan
oleh masyarakat pemakainya adalah bentuk bahasa yang diucapkan atau diartikulasikan.
Kemampuan berkomunikasi seseorang berbeda satu sama lain, bahkan diantaranya ada
Gangguan dalam berkomunikasi tidak saja dialami anak tuna rungu, namun juga
terdapat pada anak berkebutuhan lainnya. Anak yang mengalami gangguan komunikasi
1
atau secara lebih spesifik lagi gangguan dalam bahasa ekspresif dan reseptif, perlu
kerusakan pada lainnya, sebab melibatkan kemapuan kognitif, sensori motor, psikologis,
emosi, dan lingkungan di sekitar anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa
mengemukakan keinginannya.
dan lingkungan sekitar anak. Kemampuan bahasa pada umumnya dapat dibedakan
gangguan perkembangan, gangguan perilaku, dan gangguan fungsi lainnya. Bila berbagai
gangguan yang terjadi bersamaan tersebut tidak disikapi dengan baik, maka akan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi merupakan suatu proses timbal balik yang terjadi antara pengirim
dan penerima pesan. Proses komunikasi terdiri dari orang yang mengirim pesan, isi
pesan, serta orang yang menerima pesan. Antara si pengirim pesan maupun si penerima
pesan saling mempengaruhi. Orang yang menerima pesan akan menjawab atau memberi
reaksi terhadap pengiriman pesan, sehingga terjadi interaksi antara pengirim pesan dan
penerima pesan.
lainnya. Hal yang perlu ditekankan adalah kemampuan komunikasi tidak hanya
kemampuan bicara tapi juga termasuk semua aspek komunikasinya. Aspek komunikasi
3
Dengan demikian kita dapat membantu mengembangkan kemampuan komunikasi
memiliki potensi untuk berkomunikasi, misalnya dengan gerak tubuh atau dengan
visualnya. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan
itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
Communication berasal dari kata Latin Communicatio dan berasal dari kata communis
yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi sebagai
proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau
merubah sikap dan pendapat baik secara langsung dan tidak langsung melalui media
Anak berkebutuhan khusus biasanya diikuti dengan beberapa karakteristik atau ciri-
ciri sesuai dengan gangguan yang di alami, bagi anak yang mengalami gangguan
1. Anak yang mengalami gangguan komunikasi adalah mereka yang tidak memiliki
tujuan bersosial.
4
2. Sewaktu kecil, gumaman yang biasanya muncul ketika anak sudah mulai atau
sebelum dapat bicara tidak muncul. Ini terjadi pada anak yang terdiagnoasa
autisma.
3. Berbicara tapi ada hal yang abnormal dari segi intonasi, rate, volume dan isi
didengar, sulit menggunakan bahasa karena mereka tidak sadar dengan reaksi
pendengarnya.
4. Sering tidak memahami ucapan yang ditujukan kepada mereka. Sulit memahami
mengatakan empat.
6. Terus mengalami pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan meskipun mereka sudah tahu jawaban dari pertanyaan tersebut.
Contoh kecilnya adalah Ma, itu kambing ya? Mereka tidak menghiraukan
lawan bicaranya, yang jelas mereka suka dengan topik pembahasan yang
tanpa ada maksud untuk berkomunikasi sama sekali. Mereka sering berbicara
dengan diri mereka atau benda yang disukai dengan bahasa mereka sendiri.
8. Menarik diri dari lingkungan yang mereka tinggali, tidak paham dengan
gerak tubuh ketika berbicara layaknya orang-orang normal lain yang secara
yang tuna wicara yang memang tidak pernah tahu atau kesulitan untuk menyebut
5
kata-kata ketika berkomunikasi karena adanya gangguan saraf yang mengontrol
dengan skala besar maupun kecil meskipun dengan gangguan komunikasi tertentu.
Misalnya anak retardasi mental, autis, tuna wicara dan tuna-tuna yang lain. Gangguan
komunikasi pada anak autisma misalnya yang paling banyak disoroti karena mereka
sangat jauh dengan duniasosialnya, dunia mereka yang kemungkinan besar membuat
mereka hanya merasa nyaman jika berada disana. Dengan demikian, hampir semua ABK
mengalami gangguan komunikasi, baik itu retardasi mental dan gangguan yang lain.
sangat penting diketahui oleh para guru. Penyebab dapat termasuk didalamnya
ketidaknormalan sebelum lahir, kecelakaan prenatal, tumor, dan masalah dengan system
saraf atau otot, otak, atau mekanisme bicara itu sendiri. Pengaruh dari agen yang
dan racun lingkungan dapat juga menyebabkan kelainan yang dibawa sejak lahir. Dalam
enam minggu pertama sampai dua belas minggu kehidupan janin, banyak organ tubuh
sedang dibentuk. Apabila ada agen yang merusak satu organ, maka dapat berpengaruh
6
Gangguan komunikasi pada anak dapat disebabkan karena adanya gangguan pada
dengan jelas, tidak memahami arti kata dan mengasosiasikan dengan situasi serta keadaan
1. Kondisi organ bicara mengalami kerusakan (bibir, gigi, pita suara, langit-
lingkungan dan diteruskan ke otak untuk menerima pesan tidak berfungsi dengan
baik.
3. Persarafan pusat yang berfungsi untuk mengkoordinir sensori motoris dalam
berkomunikasi berfungsi untuk mendasari pikiran dan organ pola tindakan juga
n bahasa.
2. Minat yang kurang pada lingkungan yang dilihat dan didengarnya.
3. Tidak adannya dukungan dari lingkungan mengakibatkan tidak adannya stimulus
komunikasi.
4. Masalah emosi anak, seperti anak yang menghadapi perceraian orang tuannya.
7
1. Gangguan Bahasa
Bahasa adalah ujaran dan bukan tulisan. Hal ini sesuai dengan kaidah pertama
bahasa, yakni bahasa adalah lambang bunyi. Ganguan bahasa merupakan salah satu jenis
kelainan atau gangguan dalam komunikasi dengan indikasi klien yang mengalami
mengakibatkan seseorang tidak mampu memberikan simbol yang diterima dan tidak
oleh orang lain dalam lingkungannya. Beberapa bentuk gangguan bahasa adalah sebagai
berikut :11,12,15
ketunarunguan.
Keterlambatan mental intelektual, ketunarunguan, congenital aphasia,
beralih, konsentrasi yang kurang baik, nampak mudah bingung, cepat putus
8
asa, kreatifitas dan daya khayalnya kurang, serta kurangnya pemilikan konsep
diri.
b. Afasia
Afasia adalah salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya
pusat yang dialami oleh anak disebut afasia anak. Dan kerusakan pusat yang
dialami oleh orang dewasa disebut afasia dewasa. Secara klinis afasia
dibedakan menjadi :
1. Afasia Sensoria
Kelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam memberikan makna
konteks komunikasi.
Seorang aphasia dewasa akan kesulitan untuk menyebutkan kata
2. Afasia Motoris
Kelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam mengkoordinasikan
bermakna dan dimengerti oleh orang lain. Bicara lisan tidak lancar,
9
rangsangan yang diterimanya, hanya saja untuk mengekspresikannya
mengalami kesulitan.
3. Afasia Konduktif
Kelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam meniru pengulangan
2. Gangguan bicara
dimana anak dibesarkan. Kelainan bicara merupakan salah satu jenis kelainan
10
Data di Departemen Rehabilitasi Medik RSCM tahun 2006, dari 1125
bicara dan bahasa.27 Penelitian Wahjuni tahun 1998 di salah satu kelurahan di
Jakarta Pusat menemukan prevalensi keterlambatan bahasa sebesar 9,3% dari 214
anak yang berusia bawah 3 tahun.28 Di Poliklinik Tumbuh Kembang Anak RSUP
Dr. Kariadi selama tahun 2007 diperoleh 100 anak (22,9 %) dengan keluhan
gangguan bicara dan berbahasa dari 436 kunjungan baru.3 Anak yang mengalami
membaca dan menulis, dan akan menyebabkan pencapaian akademik yang kurang
secara menyeluruh. Hal ini dapat berlanjut sampai usia dewasa muda.
dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya. Ditinjau dari segi klinis,
a. Disaudia
Disaudia adalah satu jenis gangguan bicara yang disebabkan
11
kesulitan dalam menerima dan mengolah nada intensitas dan kualitas
kualitas bunyi bicara, sehingga pesan bunyi yang tidak sempurna dan
secaraglobal terganggu.
b. Dislogia
Dislogia diartikan sebagai satu bentuk kelainan bicara yang
12
alat ucap atau organ bicara karena adanya kerusakan susunan syaraf
memulai kata/kalimat.
4). Hipokinetik Disartria
Ketidakmampuan dalam memproduksi bunyi bicara akibat
kenyaringan.
d.Disglosia
13
3. Anomali : Kelainan atau penyimpangan /cacat bawaan
misalnya lidah yang tebal, tidak tumbuh, velum atau tali lidah
yang pendek.
e. Dislalia
Yaitu gejala gangguan bicara karena ketidakmampuan dalam
4. Gangguan Suara
Gangguan pada proses produksi suara merupakan salah satu jenis
yang berakibat pada gangguan nada yang diucapkan, yaitu nada tinggi,
c.Afonia
14
4. Gangguan Irama
berbicara, meliputi :
a. Stuttering
pengulangan bunyi atau suku kata, perpanjangan dan ketidakmampuan untuk memulai
pengucapan kata.
b. Cluttering
Cluttering merupakan ganguan kelancaran bicara yang ditandai bicara yang
Guru dalam mengatasi anak dengan gangguan komunikasi di sekolah reguler. Sekolah
diharapkan dalam hal perbendaharaan kata, pemakaian keterangan waktu (tenses) yang
tepat, produksi kalimat yang kompleks, dan mengingat kata-kata. Prevalensi gangguan
bahasa ekspresif terentang dari 3 sampai 10 persen dari semua anak usia sekolah.
15
Gangguan adalah dua sampai tiga kali lebih sering pada anak laki-laki dibanding anak
perempuan.
Penyebab gangguan bahasa ekspresif tidak dikteahui. Factor genetic yang tidak
diketahui telah dicurigai memainkan peranan, karena sanak saudara anak-anak dengan
gangguan belajar memiliki insidensi gangguan bahasa ekspresif yang relative tinggi.
Keterlambatan Bicara
Kemampuan dalam bahasa dan berbicara dipengaruhi oleh faktor intrinsik (anak)
dan faktor ekstrinsik (psikososial). Faktor intrinsik ialah kondisi pembawaan sejak lahir
termasuk fisiologi dari organ yang terlibat dalam kemampuan bahasa dan berbicara.
Sementara itu, faktor ekstrinsik dapat berupa stimulus yang ada di sekeliling anak,
misalnya perkataan yang didengar atau ditujukan kepada si anak. 1,2 Adapun faktor-faktor
1) Faktor Intrinsik
a) Retardasi mental
tercatat lebih dari 50% dari kasus.7 Seorang anak retardasi mental menunjukkan
mental, penyebabnya tidak dapat ditentukan. Penyebab retardasi mental diantaranya cacat
genetik, infeksi intrauterin, insufisiensi plasenta, obat saat ibu hamil, trauma pada sistem
16
saraf pusat, hipoksia, kernikterus, hipotiroidisme, keracunan, meningitis atau ensefalitis,
b) Gangguan pendengaran
untuk perkembangan bahasa dan bicara. Gangguan pendengaran pada tahap awal
konduktif umumnya disebabkan oleh otitis media dengan efusi.9 Gangguan pendengaran
tersebut adalah intermiten dan rata-rata dari 15dB sampai 20 dB.10 Beberapa penelitian
berhubungan dengan cairan pada telinga tengah selama beberapa tahun pertama
disebabkan oleh kelainan struktur telinga tengah dan atresia dari canalis auditoris
tertentu (misalnya, sindrom Pendred, sindrom Waardenburg, sindrom Usher) dan kelainan
c) Autisme
17
aktivitas motorik stereotip yang berulang. Berbagai kelainan bicara telah dijelaskan,
seperti ekolalia dan pembalikan kata ganti. Anak-anak autis pada umumnya gagal untuk
melakukan kontak mata, merespon senyum, menanggapi jika dipeluk, atau menggunakan
gerakan untuk berkomunikasi. Autisme tiga sampai empat kali lebih sering terjadi pada
d) Mutasi selektif
Mutasi selektif adalah suatu kondisi dimana anak-anak tidak berbicara karena
mereka tidak mau. Biasanya, anak-anak dengan mutasi selektif akan berbicara ketika
mereka sendiri, dengan teman-teman mereka, dan kadang-kadang dengan orang tua
mereka. Namun, mereka tidak berbicara di sekolah, dalam situasi umum, atau dengan
orang asing. Kondisi tersebut terjadi lebih sering pada anak perempuan daripada anak
laki-laki. Secara signifikan anak-anak dengan mutasi selektif juga memiliki defisit
artikulatoris atau bahasa. Anak dengan mutasi selektif biasanya memanifestasikan gejala
lain dari penyesuaian yang buruk, seperti kurang memiliki teman sebaya atau terlalu
bergantung pada orang tua mereka. Umumnya, anak-anak ini negativistic, pemalu,
penakut, dan menarik diri. Gangguan tersebut bias bertahan selama berbulan-bulan
sampai bertahun-tahun.4,5
bentuk ekspresi dari hasil bunyi yang termasuk didalamnya artikulasi individu,
kelancaran, suara dan kualitas resonansi bahasa meliputi bentuk, fungsi dan sistem
18
penggunaan simbol yang lazim digunakan untuk komunikasi. Komunikasi termasuk
diantaranya perilaku verbal atau non verbal yang mempengaruhi perilaku, pikiran atau
sikap seseorang dengan orang lain. Berbagai diagnosis kategori gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi sosial, serta gangguan komunikasi tertentu dan yang tidak
ditentukan lainnya.12,15
1. Language Disorder
a. Kesulitan yang sifatnya terus menerus dalam menerima dan menggunakan
bahasa saat melakukan banyak hal (berbicara, menulis, bahasa isyarat dan
meliputi :
1. Pengurangan kosa kata
2. Struktur kalimat yang terbatas
3. Kelemahan dalam percakapan
b. Kemampuan bahasa yang pada hakikatnya dan secara terukur berada dibawah
akademik atau kinerja pekerjaan, terjadi secara individu ataupun dalam bentuk
gabungan.
c. Munculnya gejala-gejala pada awal masa perkembangan
d. Kesulitan yang dialami tidak disebabkan karena kelemahan atau kerusakan
19
b. Gangguan berbicara menyebabkan keterbatasan dalam komunikasi yang
kelumpuhan pada otak, bibir sumbing, tuli atau gangguan pendengaran, cedera
ini biasanya bertahan dari waktu ke waktu dan sering ditandai dengan satu
berbicara)
5. Pemakaian kata-kata yang terlalu
berlebihan.
7. Pengulangan seluruh kata-kata yang bersuku (misalnya, aku-aku-aku-aku
melihatnya).
b. Gangguan kelancaran kata ini menyebabkan kecemasan atau keterbatasan
partisipasi sosial, atau kinerja akademis atau pekerjaan, baik secara individu
20
(misalnya, stroke, tumor, trauma
atau kondisi medis lain dan tidak dapat dijelaskan oleh gangguan mental lain.
4. Social (Pragmatic) Communication Disorder
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Komunikasi Sosial (Pragmatis):13
a. Kesulitan terus-menerus dalam penggunaan komunikasi sosial verbal dan non
dan berbagi informasi, dalam menggunakan cara yang tepat untuk konteks
sosial.
2. Kelemahan dalam
berikut.
4. Kesulitan memahami apa yang tidak dinyatakan secara eksplisit (membuat
interpretasi).
b. Kurangnya berkomuniksi mengakibatkan keterbatasan fungsional dalam
hubungan sosial, prestasi akademik, atau kinerja kerja, secara individual atau
dalam kombinasi.
21
c. Timbulnya gejala dalam periode awal perkembangan (tapi defisit tersebut
neurologis atau kemampuan rendah dalam mendomain struktur kata dan tata
bahasa, dan gangguan spectrum autism tidak menjelaskan dengan baik, cacat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara garis besar gangguan komunikasi dibagi menjadi 2 yaitu, gangguan bicara
dangangguan bahasa. Gangguan bicara dapat disebut juga dengan tunawicara yang terjadi
akibat gangguan pendengaran yang telah dialami sejak lahir atau terjadi kerusakan pada
organ bicara, misalnya anak memiliki bentuk bibir yang kurang sempurna. Sedangkan
gangguan bahasa diakibatkan karena anak kesulitan dalam memahami dan menggunakan
22
bahasa baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Hal tersebut biasanya terjadi karena anak
memiliki tingkat kecerdasan yang rendah sehingga sulit mengikuti atau mengucapkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Owens RE. Language Development an Introduction, 5th edition. New York: Allyn and
Bacon. 2001.
developmental language delay at age three; later intelligence , reading and behavior
3. Klinik Tumbuh Kembang Anak RS. Dr. Kariadi. Studi pendahuluan disfasia
23
4. Shonkoff JP. Language delay: late talking to communication disorder. In: Rudolph AM,
1996:1248.
5. Leung KA, Kao PC. Evaluation and management of the child with speech delay. Am
6. Schwartz ER. Speech and language disorders. In: Schwartz MW, editor. Pediatric
primary care: a problem oriented approach. St. Louis: Mosby, 1990: 696700.
7. Coplan J. Evaluation of the child with delayed speech or language. Pediatri Ann.
1985;14:2038.
8. Leung AK, Robson WL, Fagan J, Chopra S, Lim SH. Mental retardation. J R Soc
Health. 1995;115:319.
9. Leung AK, Robson WL. Otitis media in infants and children. Drug Protocol.
loss and language development: a one year follow-up study. J Dev Behav Pediatr.
1985;6:658.
11. Bishop DV. Developmental disorders of speech and language. In: Rutter M, Taylor E,
Hersov L, eds. Child and adolescent psychiatry. Oxford: Blackwell Science. 1994:546
68.
12. DSM 5. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Washington DC:
2013;55:2042016.
24
14. Ketelaars MP, Cuperus J, Jansonius K, Verhoeven L. Pragmatic language impairment
DSM-5.
25