Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2.Metode
Penelitian ini tentang kebudayaan populer di Indonesia. Busana Muslim
adalah komoditi dari kebudayaan populer itu. Selanjutnya tujuan
penelitian ini untuk mencapai pengertian produksi, distribusi, dan
konsumsi busana Muslim. Informasi itu diambil dengan cara menyebarkan
kwesioner, wawancara, dan observasi pribadi. Orang yang diteliti dari
semua unsur industri busana Muslim, misalnya perancang mode Islam,
pemilik toko busana Muslim dan mahasiswi yang memakai busana
Muslim. Ada pendapatan yang diambil dari beberapa orang yang lain,
misalnya orang asing. Sebelum bab-bab yang tentang produksi, distribusi
dan konsumsi, ada latar belakang tentang sejarah busana Muslim di
Indonesia, dan keterangan teori kebudayaan populer.
Laporan ini ditulis sebagai kumpulan deskripsi, profil-profil orang yang
diwawancarai, dan juga analisis apa yang ditemukan. Walaupun busana
Muslim boleh dipakai oleh kelamin laki-laki serta perempuan, studi ini
memeriksa perempuan saja. Profil-profil ditulis karena profil itu bisa
dimanfaatkan untuk mendapat gambaran yang lengkap dari orang
tentang kepercayaannya, nilai-nilai dan peran-perannya. Selain itu juga
bisa mendapat bermacam-macam cerita dari kelompok yang berbeda
kalau melihat berbagai bagian industri mode.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Budaya
Definisi Kebudayaan
Menurut clifford Geertz merujuk kepada Klukhohn (seorang
antropologi) berasumsi bahwa kebudayaan itu sebagai cermin bagi
manusia (mirror of man) sehingga dia mengajukan interpretasi
terhadap makna budaya,bahwa kebudayaan itu merupakan:
1. Keseluruhan pandangan hidup dari manusia
2. Sebuah warisan sosial yang dimiliki oleh individu dari
kelompoknya
3. Cara berfikir, perasaan dan mempercayai
4. Abstraksi dan perilaku
5. Bagian penting dari te tentang teori para antropolog tentang
cara-cara di mana sebuah kelompok orang menyatakan
kelakuannya
6. Sebuah gudang pusat pembelajaran
7. Sebuah unit standarisasi orientasi untuk mengatasi pelbagai
masalah yang berulang-ulang
8. Perilaku yang dipelajari
9. Sebuah mekanisme bagi pengaturan regulatif atas perilaku
10. Kesimpulan teknik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
lain dan orang lain
11. Lapisan atau endapan dari sejarah manusia
12. Peta perilaku, matriks perilaku dan saringan perilaku
Budaya adalah metakomunikasi sistem dimana tidak hanya kata
yang diucapkan yang memberi makna, tetapi segala sesuatu yang
lain juga (Matsumoto & Matsumoto,1989)
Budaya adalah pikiran, komunikasi, tindakan, keyakinan, nilai, dan
lembaga-lembaga ras dan etnik, agama atau kelompok sosial
(OMH,2001)
Budaya adalah segala sesuatu yang dihasilkan dari kehidupan
individu dan kelompoknya.
2.1.3 Jamu
Suwe ora jamu, jamu godhong telo
Di masyarakat indonesia khususnya masyarakat jawa, jamu
merupakan obat alternatif yang sudah ada sejak berabad-abad yang
lalu dimana pertama kali jamu dikenalkan di lingkungan keraton
Jogjakarta dan Surakarta.
Jaman dulu jamu merupakan resep rahasia keraton. Seiring dengan
perkembangan jaman, jamu mulai dikenal di masyarakat sampai
dengan sekarang dan dianggap sebagai salah satu warisan leluhur
yang harus dilestarikan.
Sejak dulu Indonesia terkenal dengan kekayaan alamnya, tanah
yang subuh dengan beraneka ragam kekayaan hayatinya. Bahan-
bahan jamu sendiri diambil dari tumbuh-tumbuhan baik dari akar,
daun, batang, bunga maupun kulit kayu.
Jamu digunakan untuk mendapatkan kesehatan serta
menyembuhkan berbagai penyakit serta digunakan pula sebagai
perawatan kecantikan muka dan tubuh.
Di jaman modern sekarang ini jamu masih tetap mendapat tempat
di hati konsumennya, bahkan sudah berkembang menjadi industri
besar dan dengan kemasan yang instan sehingga konsumen lebih
mudah dalam mengkonsumsinya.
Selama tahun 2009 berbagai institusi telah melaksanakan berbagai
aktivitas untuk meningkatkan peran jamu dan produk herbal
lainnya. Pusat Studi Biofarmaka LPPM-IPB, telah melaksanakan
berbagai aktivitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
yang berkaitan dengan penyiapan bahan baku jamu/herbal
terstandar dengan GAP dan BMP teruji dan pengembangan berbagai
produk berbasis penelitian.
Kementerian Kesehatan RI saat ini juga sedang mengembangkan
Program Saintifikasi Jamu, yakni suatu upaya dan prosesn
pembuktian ilmiah jamu. Program ini bertujuan untuk memberikan
landasan ilmiah (evidence based) penggunaan jamu secara empiris
melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan karena pada
doktern dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah amat kuat
keinginannya bersama ilmuwa/akademisi untuk mengangkat jamu
sebagai icon Sehat, Bersama Rakyat, dan mendorong terbentuknya
jejaring dokter atau dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya
sebagai peneliti dalam rangka upaya preventif, promotif dan paliatif
melalui penggunaan jamu.
Tahun 2010 ini ditetapkan oleh PBB sebagai Tahun Internasional
Keanekaragaman Hayati, sebagai tonggak untuk melestarikan
keragaman kehidupan di bumi dan tanggal 22 Mei adalah hari
khusus dimana setiap tahun dunia merayakannya. Hari tersebut
dinyatakan PBB sebagai The International Day for Biological
Diversity (IDB) atau Hari Internasional Keanekaragaman Hayati yang
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian akan
masalah keanekaragaman hayati.
2.1.4 Pantangan Ibu Hamil dan Nifas
Di pedesaan masyarakat jawa, ibu nifas tidak boleh makan yang
amis-amis (misalnya: Ikan) karena menurut kepercayaan akan
membuat jahitan perineum sulit sembuh dan darah nifas tidak
berhenti. Menurut ilmu gizi hal tersebut tidak dibenarkan karena
justru ikan harus dikonsumsi karena mengandung protein sehingga
mempercepat pemulihan ibu nifas.
Ada juga kebudayaan yang menganjurkan ibu menyusui untuk
makan jagung goreng (di Jawa disebut marning) untuk
melancarkan air susu. Hal ini tidak bertentangan dengan kesehatan.
Bila ibu makan jagung goring maka dia akan mudah haus. Karena
haus dia akan minum banyak. Banyak minum inilah yang dapat
melancarkan air susu.
Jawa Barat
2.3.1 Konsep Sehat Sakit
Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja, tetapi
juga bersifat sosial budaya. Istilah lokal yang biasa dipakai oleh
masyarakat Jawa Barat (orang Sunda) adalah muriang untuk
demam, nyeri sirah untuk sakit kepala, gohgoy untuk batuk dan
salesma untuk pilek/flu. Penyebab sakit umumnya karena
lingkungan, kecuali batuk juga karena kuman. Pencegahan sakit
umumnya dengan menghindari penyebabnya. Pengobatan sakit
umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung obat yang
ada di desa tersebut, sebagian kecil menggunakan obat tradisional.
Pengobatan sendiri sifatnya sementara, yaitu penanggulangan
pertama sebelum berobat ke puskesmas atau mantri.
Menurut orang Sunda, orang sehat adalah mereka yang makan
terasa enak walaupun dengan lauk seadanya, dapat tidur nyenyak
dan tidak ada yang dikeluhkan, sedangkan sakit adalah apabila
badan terasa sakit, panas atau makan terasa pahit, kalau anak kecil
sakit biasanya rewel, sering menangis, dan serba salah / gelisah.
Dalam bahasa Sunda orang sehat disebut cageur, sedangkan orang
sakit disebut gering.
Ada beberapa perbedaan antara sakit ringan dan sakit berat. Orang
disebut sakit ringan apabila masih dapat berjalan kaki, masih dapat
bekerja, masih dapat makan-minum dan dapat sembuh dengan
minum obat atau obat tradisional yang dibeli di warung. Orang
disebut sakit berat, apabila badan terasa lemas, tidak dapat
melakukan kegiatan sehari-hari, sulit tidur, berat badan menurun,
harus berobat ke dokter / puskesmas, apabila menjalani rawat inap
memerlukan biaya mahal.
Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di
warung. Obat yang ada di desa tertentu, sebagian kecil
menggunakan obat tradisional. Masyarakat melakukan pengobatan
sendiri dengan alasan sakit ringan, hemat biaya dan hemat waktu.
Pengobatan sendiri sifatnya sementara, yaitu penanggulangan
pertama sebelum berobat ke puskesmas atau Mantri. Tindakan
pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan masih rendah
karena umumnya masyarakat membeli obat secara eceran sehingga
tidak dapat membaca keterangan yang tercantum pada setiap
kemasan obat.
2.3.1 Ibu Hamil
Di salah satu daerah di Jawa Barat, ibu yang kehamilannya
memasuku 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar
bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
Pantangan lainnya:
a. Tidak boleh keluar rumah sembarangan, terutama sore hari
b. Hanya memakan sayuran (dianggap baik), sedangkan ikan,
daging, dan buah-buahan dianggap tidak baik untuk bayi
c. Tidak boleh melilitkan anduk/ kain di leher ibu hamil, agar bayi
tidak terlilit tali pusat
d. Tidak boleh minum air terlalu banyak karena bila melahirkan
nantinya akan terlalu banyak air atau anak kembar
e. Pantang makan gula merah/ tebu serta nanas karena dapat
membuat perut ibu hamil sakit
f. Dianjurkan minum air kelapa muda
g. Dianjurkan untuk minum minyak kelapa seiring dengan semakin
besarnya usia kehamilan, terutama usia 9 bulan
h. Dilarang menucapkan beberapa kata-kata pantangan
2.4 Subang
Di daerah Subang, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan
piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga
akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang
gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini
sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.
2.5 Bogor, Indramayu, dan Sukabumi
Di Indramayu dikatakan penyakit adem meskipun gejalanya panas
tinggi, supaya panasnya turun. Penyakit tampek (campak) disebut
juga sakit adem karena gejalanya badan panas.
Masyarakat pada umumnya menyatakan bahwa sakit panas dan
kejang-kejang disebabkan oleh hantu. Di Sukabumi disebut hantu
gegep, sedangkan di Sumatra Barat disebabkan hantu jahat. Di
Indramayu pengobatannya adalah dengan dengan pergi ke dukun
atau memasukkan bayi ke bawah tempat tidur yang ditutupi jaring.
Di Bogor masih ada yang percaya bahwa kepada bayi dan balita
laki-laki tidak boleh diberikan pisang ambon karena bisa
menyebabkan alat kelamin/skrotumnya bengkak. Balita perempuan
tidak boleh makan pantat ayam karena nanti ketika mereka sudah
menikah bisa diduakan suami. Sementara di Indramayu, makanan
gurih yang diberikan kepada bayi dianggap membuat
pertumbuhannya menjadi terhambat. Untuk balita perempuan,
mereka dilarang untuk makan nanas dan timun. Selain itu balita
perempuan dan laki-laki juga tidak boleh mengonsumsi ketan
karena bisa menyebabkan anak menjadi cadel. Mereka menganggap
bahwa tekstur ketan yang lengket menyebabkan anak tidak bisa
menyebutkan aksara r dengan benar.
Jenis makanan pantangan bagi wanita dan laki-laki dewasa lebih
banyak karena alasan yang menyangkut dengan organ reproduksi /
hubungan seksual suami istri. Hal ini berlaku pada sebagian besar
penduduk di Bogor dan Indramayu. Makanan tersebut kebanyakan
adalah sayur dan buah yang banyak mengandung air, misalnya
nanas, pepaya, semangka, timun, dan labu siam. Jenis makanan
tersebut dianggap bisa menyebabkan keputihan yang akhirnya
dapat mengganggu keharmonisan hubungan suami dan istri.
Sementara untuk laki-laki dewasa, baik di Bogor dan Indramayu
memiliki suatu kepercayaan bahwa laki-laki dewasa dilarang makan
terung, karena membuat mereka lemas dan mudah lelah.
2.6. Budaya Sumatera
2.6.1 Pantangan Ibu Nifas
Di daerah Langkat, Sumatera Utara ada kebudayaan yang melarang
ibu nifas untuk melakukan mobilisasi selama satu minggu sejak
persalinan. Ibu nifas harus bedrest total selama seminggu karena
dianggap masih lemah dan belum mampu beraktivitas sehungga
harus istirahat di tempat tidur. Mereka juga menganggap bahwa
dengan ilmu pengetahuan saat ini bahwa dengan beraktivitas maka
proses penyembuhan setelah persalinan akan terhambat. Hal ini
bertentangan dengan ilmu pengetahuan saat ini bahwa ibu nifas
harus melakukan mobilisasi dini agar cepat pulih kondisinya.
Dengan mengetahui kebudayaan di daerah tersebut, petugas
kesehatan dapat masuk perlahan-lahan untuk memberi pengertian
yang benar kepada masyarakat.
2.Saran
http://www.materikesehatan.com/2014/07/contoh-makalah-kesehatan-
masyrakat.html
https://arali2008.wordpress.com/2011/02/11/tentang-kesehatan-
masyarakat/
http://ml.scribd.com/doc/86882943/Latar-Belakang-Sosial-Budaya#scribd
http://ml.scribd.com/doc/179221025/teori-teori-tentang-budaya-
pdf#scribd