You are on page 1of 12

Anatomi

1. Orbita

Rongga orbita secara skematis digambarkan sebagai piramida dengan


empat dinding yang mengerucut ke posterior. (Gambar 1.1.) Atap orbita
terdiri atas pars orbitalis ossis frontalis. Dinding lateral dipisahkan dari atap
orbita oleh fissura orbitalis superior (Gambar 1.1). Bagian anterior dinding
lateral dibentuk oleh facies orbitalis ossis zygomatici. Dasar orbita dipisahkan
dari dinding lateral oleh fissura orbitalis inferior. (Gambar 1.1.) Pars orbitalis
maxillae membentuk daerah sentral yang luas bagian dasar orbita dan
merupakan tempat tersering terjadinya fraktur blowout. Processus orbitalis
ossis palatini membentuk daerah segitiga kecil pada dasar posterior. Batas-
batas dinding medial rongga orbita terdiri dari ossis ethmoidale, ossis
lacrimale dan ossis sphenoidale (Gambar 1.1).

Gambar 1.1. Tulang-tulang orbita

Apeks orbita merupakan tempat masuk semua saraf dan pembuluh ke


mata dan tempat asal semua otot ekstraokular, kecuali obliquus inferior.
Fissura orbitalis superior terletak di antara corpus serta ala major dan minor
ossis sphenoidalis.
Pemasok arteri utama orbita dan bagian-bagiannya berasal dari arteri
ophthalmica, yaitu cabang besar pertama dari arteri carotis interna bagian
intrakranial. Cabang ini berjalan dibawah nervus opticus dan bersamanya
melewati kanalis opticus yang berada di dalam anulus zinn menuju orbita
(Gambar 1.2). Vena ophthalmica superior dan nervus lacrimalis, frontalis dan
trochlearis berjalan melalui bagian lateral fissura yang terletak diluar anulus
zinn (Gambar 1.2).

Gambar 1.2. Apeks orbita kanan

2. Bola mata
a. Konjunctiva
Konjunctiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang
membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjunctiva
palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjunctiva bulbaris).
Konjunctiva bersambungan dengan kulit pada tepi palpebra (sambungan
mukokutan) dan dengan epitel kornea di limbus.
Arteri-arteri konjunctiva berasal dari arteri ciliaris anterior dan
arteria palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis dengan bebas.
Konjunctiva menerima persarafan dari percabangan (oftalmik) pertama
nervus V.

b. Kapsul tenon
Kapsul tenon merupakan suatu membran fibrosa yang membungkus
bola mata dari limbus sampai nervus opticus. Didekat limbus,
konjungtiva, kapsul Tenon, dan episklera menyatu. Lebih posterior lagi,
permukaan dalam kapsul Tenon berhadapan langsung dengan sklera, dan
sisi luarnya berhadapan dengan lemak orbita dan struktur-struktur lain
dalam kerucut otot ekstraokular.
c. Sklera dan Episklera
Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar,
yang hampir seluruhnya terdiri atas kolagen (Gambar 1.3). Jaringan ini
padat dan berwarna putih serta berbatasan dengan kornea di sebelah
anterior dan duramater nervus opticus di posterior. Pita-pita kolagen dan
jaringan elastin membentang di sepanjang foramen sklera posterior,
membentuk lamina cribrosa, yang di antaranya dilalui oleh berkas akson
nervus opticus. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah
lapisan tipis jaringan elastik halus, episklera, yang mengandung banyak
pembuluh darah yang mendarahi sklera. Lapisan berpigmen coklat pada
permukaan dalam sklera adalah lamina fusca, yang membentuk lapisan
luar ruang suprakoroid.

Gambar 1.3. Struktur bagian dalam mata manusia

d. Kornea
Kornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya
sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil (Gambar 1.4). Kornea
ini disisipkan ke dalam sklera pada limbus, lekukan melingkar pada
sambungan ini disebut sulcus scleralis. Kornea dewasa rata-rata
mempunyai tebal 550 pm di pusatnya (terdapat variasi menurut ras);
diameter horizontalnya sekitar 11,75 mm dan vertikalnya 10,6 mm.
Gambar 1.4. Struktur luar mata

e. Iris
Iris adalah perpanjangan corpus ciliare ke anterior. Iris berupa
permukaan pipih dengan apertura bulat yang terletak di tengah, pupil. Iris
terletak bersambungan dengan permukaan anterior lensa, memisahkan
bitik mata depan dari bilik mata belakang, yang masing-masing berisi
aqueous humor. Di dalam stroma iris terdapat sfingter dan otot-otot
dilator. Kedua lapisan berpigmen pekat pada permukaan posterior iris
merupakan perluasan neuroretina dan lapisan epitel pigmen retina ke arah
anterior. Pendarahan iris didapat dari circulus major iris (Gambar 1.5).
Kapiler-kapiler iris mempunyai lapisai endotel yang tak berlulang
(nonfenestrated) sehingga normalnya tidak membocorkan fluoresein
yang disuntikkan secara intravena. Persarafan sensoris iris melalui
serabut-serabut dalam nervi ciliares.
Gambar 1.5. Pendarahan mata

f. Corpus ciliare
Corpus ciliare, yang secara kasar berbentuk segitiga pada potongan
melintang, membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal
iris (sekitar 6 mm). Corpus ciiiare terdiri atas zona anterior yang
berombak-ombak, pars plicata (2 mm), dan zona posterior yang datar,
pars plana (4mm). Processus ciliares berasal dari pars plicata (Gambar
1.6). Processus ciliares ini terutama terbentuk dari kapiler dan vena yang
bermuara ke vena-vena vorticosa. Kapiler-kapilernya besar dan
berlubang-lubang sehingga membocorkan fluoresein yang disuntikkan
secara intravena. Ada dua lapisan epitel siliaris: satu lapisan tanpa
pigmen di sebelah dalam, yang merupakan perluasan neuroretina ke
anterior; dan satu lapisan berpigmen di sebelah luar, yang merupakan
perluasan lapisan epitel pigmen retina. Processus ciliares dan epitel
siliaris pembungkusnya berfungsi sebagai pembentuk aqueous humor.
Musculus ciliaris, tersusun dari gabungan serat-serat longitudinal,
sirkular, dan radial. Fungsi serat-serat sirkular adalah untuk mengerutkan
dan relaksasi serat-serat zonula, yang berorigo di lembah-lembah di
antara processus ciliares (Gambar 1.7). Otot ini mengubah tegangan
pada kapsul lensa sehingga lensa dapat mempunyai berbagai fokus baik
untuk objek berjarak dekat maupun yang berjarak jauh dalam lapangan
pandang. Serat-serat longitudinal musculus ciliaris menyisip ke dalam
anyaman trabekula untuk mempengaruhi besar porinya. Pembuluh-
pembuluh darah yang mendarahi corpus ciliare berasal dari circulus
arteriosus major iris. Persarafan sensoris iris melalui saraf-saraf siliaris.

Gambar 1.6. Pars plica iridis

Gambar 1.7. Sudut bilik mata depan dan struktur di sekitarnya

g. Koroid
Koroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera.
Koroid tersusun atas tiga lapis pembuluh darah koroid; besar, sedang, dan
kecil. Semakin dalam pembuluh terletak di dalam koroid, semakin lebar
lumennya. Bagian dalam pembuluh darah koroid dikenal sebagai
koriokapilaris. Darah dari pembuluh koroid dialirkan melalui empat vena
vorticosa, satu di tiap kuadran posterior. Koroid di sebelah dalam dibatasi
oleh membran Bruch dan di sebelah luar oleh sklera. Ruang suprakoroid
terletak di antara koroid dan sklera. Koroid melekat erat ke posterior
pada tepi-tepi nervus opticus. Di sebelah anterior, koroid bergabung
dengan corpus ciliare. Kumpulan pembuluh darah koroid mendarahi
bagian luar retina yang menyokongnya (Gambar 1.5).

h. Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonvenks, avaskular, tak berwarna,
dan hampir transparan sempurna (Gambar 1.7). Tebalnya sekitar 4 mm
dan diameternya 9 mm. Lensa tergantung pada zonula di belakang iris;
zonula menghubungkannya dengan corpus ciliare. Di sebelah anterior
lensa terdapat aqueous humor; di sebelah posteriornya, vitreus. Kapsul
lensa adalah suatu membran semipermeabel (sedikit lebih permeabel
daripada dinding kapiler) yang akan memperbolehkan air dan elektrolit
masuk.

i. Aqueous humor
Aqueous humor diproduksi oleh corpus ciliare. Setelah memasuki bilik
mata belakang, aqueous humor melalui pupil dan masuk ke bilik mata
depan (Gambar 1.3), kemudian ke perifer menuju sudut bilik mata depan.

j. Sudut bilik mata depan


Sudut bilik mata depan terletak pada pertautan antara kornea perifer
dan pangkal iris (Gambar 1.7). Ciri-ciri anatomis utama sudut ini adalah
garis Schwalbe, anyaman trabekula (yang terletak di atas kanal
Schlemm), dan taji sklera (scleral spur).

k. Retina
Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan
semitransparan yang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding
bola mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh corpus ciliare
dan berakhir pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata (Gambar 1.7).
Pada orang dewasa, ora serrata berada sekitar 6,5 mm dibelakang
garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm pada sisi nasal.
Permukaan luar retina sensoris bertumpuk dengan lapisan epitel
berpigmen retina sehingga juga berhubungan dengan membran Bructu
koroid, dan sklera. Di sebagian besar tempat, retina dan epitel pigmen
retina mudah terpisah hingga terbentuk suatu ruang subretina, seperti
yang terjadi pada ablasi retina. Namun pada diskus optikus dan ora
serrata, retina dan epitel pigmen retina saling melekat kuat sehingga
perluasan cairan subretina pada ablasi retina dapat dibatasi. Hal ini
berlawanan dengan ruang subkoroid yang dapat terbentuk antara koroid
dan sklera, yahg meluas ke taji sklera. Dengan demikian, ablasi koroid
akan meluas melampaui ora serrata, di bawah pars plana dan pars plicata.
Lapisan-lapisan epitel pada permukaan dalam corpus ciliare dan
permukaan posterior iris merupakan perluasan retina dan epitel pigmen
retina ke anterior. Permukaan dalam retina berhadapan dengan vitreus.
Retina menerima darah dari dua sumber : koriokapilarisyang berada
tepat di luar membran Bruch, yang mendarahi sepertiga luar retina,
termasuk lapisan pleksiform luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan
lapisan epitel pigmen retina; serta cabang-cabang dari arteria centralis
retinae, yang mendarahi dua pertiga dalam retina (Gambar 1.5). Fovea
seluruhnya didarahi oleh koriokapilaris dan rentan terhadap kerusakan
yang tak dapat diperbaiki bila retina mengalami ablasi. Pembuluh darah
retina mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang, yang
membentuk sawar darah-retina. Lapisan endotel pembuluh koroid
berlubang-lubang. Sawar darah-retina sebelah luar terletak setinggi
lapisan epitel pigmen retina.

l. Vitreus
Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang
membentuk dua pertiga volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan
yang dibatasi oleh lensa, retina, dan diskus optikus (Gambar 1.3).
Permukaan luar vitreus - membran hyaloid - normalnya berkontak
dengan struktur-struktur berikut: kapsul lensa posterior, serat-serat
zonula, pars plana lapisan epitel, retina, dan caput nervi optici. Basis
vitreus mempertahankan penempelan yang kuat seumur hidup ke lapisan
epitel pars plana dan retina tepat.di belakang ora serrata. Di awal
kehidupan, vitreus melekat kuat pada kapsul lensa dan caput nervi optici,
tetapi segera berkurang di kemudian hari.
Vitreus mengandung air sekitar 99%. Sisa l% meliputi dua
komponen, kolagen dan asam hialuronat, yang memberi bentuk dan
konsistensi mirip gel pada vitreus karena kemampuannya mengikat
banyak air.

3. Otot-otot ekstraokular
Enam otot ekstraokular mengendalikan gerak setiap mata: empat
muskulus rektus dan dua obliquus.
a. Otot-otot rektus
Keempat otot rektus mempunyai origo pada anulus Zinn yang
mengelilingi nervus opticus di apeks posterior orbita (Gambar 1.3).
Mereka dinamakan sesuai insersionya ke dalam sklera pada permukaan
medial, lateral, inferior, dan superior mata (Gambar 1.8). Fungsi utama
otot-otot itu secara berturut-turut adalah untuk aduksi, abduksi,
mendepresi, dan mengelevasi bola mata.

b. Otot-otot obliquus
Kedua otot obliquus terutama mengendalikan gerak torsional dan,
sedikit mengatur gerak bola mata ke atas dan bawah (Gambar 1.8).

Gambar 1.8.a. Otot-otot ekstraokular (posterior)


Gambar 1.8.b. Otot-otot ekstraokular (anterior)

Nervus oculomotorius (III) mempersarafi musculus rectus medialis,


inferior, dan superior dan musculus obliquus inferior. Nervus abducens (VI)
mempersarafi musculus rectus lateralis; nervus trochlearis (IV) mempersarafi
musculus obliquus superior.
Pasokan darah ke otot ekstraokular berasal dari cabang-cabang muskular
arteria ophthalmica. Musculus rectus lateralis dan obliquus inferior berturut-
turut juga didarahi oleh cabang-cabang arteria lacrimalis dan arteria
infraorbitalis.

4. Adneksa mata
a. Alis mata
Alis mata (supercilium) adalah lipatan penebalan kulit yang ditutupi
rambut (Gambar 1.9). Lipatan kulit tersebut ditunjang oleh serat-serat
otot di bawahnya. Glabela adalah prominentia tanpa rambut di antara
alis.

b. Kelopak mata
Palpebra (kelopak mata) superior dan inferior adalah modifikasi
lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian
anterior (Gambar 1.9). Berkedip membantu menyebarkan lapisan tipis air
mata, yang melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra
superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.
Kelopak mata terdiri atas lima bidang jaringan yang utama. Dari
superfisial ke dalam terdapat lapisan kulit, otot rangka (orbicularis oculi),
jaringan areolar, jaringan fibrosa (lempeng tarsus), dan lapisan membran
mukosa (konjungtiva palpebralis) (Gambar 1.10).

Gambar 1.9. Kelopak mata dalam keadaan tertutup

Gambar 1.10. Mata, oculus dan kelopak mata dalam keadaan terbuka

c. Apparatus lacrimalis
Kompleks lakrimalis terdiri atas kelenjar lakrimal, kelenjar lakrimal
aksesorius, kanalikuli, saccus lacrimalis, dan ductus nasolacrimalis
(Gambar 1.11).
Kelenjar air mata dipersarafi oleh (1) nervus lacrimalis (sensoris),
suatu cabang dari divisi pertama trigeminus; (2) nervus petrosus
superficialis magna (sekretoris), yang datang dari nukletis salivarius
superior, dan (3) saraf simpatis yang menyertai arteria dan nervus
lacrimalis.
Gambar 1.11. Apparatus lacrimalis

Sumber

1. Riordan P. Anatomi dan embriologi mata. Vaughan & Asbury Oftalmologi


Umum edisi ke-17. Jakarta: EGC; 2010; p.1-19.
2. Paulsen F., Waschke J. Sobotta. Edisi ke-23 Jilid 3. Alih. Jakarta: EGC; 2012;
p.104-27.

You might also like