Kajian ini menganalisis perubahan tata guna lahan, garis pantai, dan tingkat abrasi di pesisir Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak antara tahun 1991-2011 menggunakan citra satelit Landsat. Hasilnya menunjukkan tambak meningkat 96,18% dan sawah berkurang 70,11% akibat abrasi dan rob. Panjang garis pantai bertambah 103,6% dan luas wilayah yang terkena abrasi meningkat dari 0,17% menjadi 22,7%.
Kajian ini menganalisis perubahan tata guna lahan, garis pantai, dan tingkat abrasi di pesisir Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak antara tahun 1991-2011 menggunakan citra satelit Landsat. Hasilnya menunjukkan tambak meningkat 96,18% dan sawah berkurang 70,11% akibat abrasi dan rob. Panjang garis pantai bertambah 103,6% dan luas wilayah yang terkena abrasi meningkat dari 0,17% menjadi 22,7%.
Kajian ini menganalisis perubahan tata guna lahan, garis pantai, dan tingkat abrasi di pesisir Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak antara tahun 1991-2011 menggunakan citra satelit Landsat. Hasilnya menunjukkan tambak meningkat 96,18% dan sawah berkurang 70,11% akibat abrasi dan rob. Panjang garis pantai bertambah 103,6% dan luas wilayah yang terkena abrasi meningkat dari 0,17% menjadi 22,7%.
Kajian Perubahan Tata Guna Lahan Kawasan Pesisir Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak.( Pembimbing: Johannes Hutabarat dan Jusup Suprijanto).
Kecamatan Sayung merupakan salah satu kecamatan pesisir di Kabupaten
Demak yang saat ini mengalami tekanan kerusakan pesisir dan perubahan tata guna lahan yang serius karena faktor abrasi dan rob. Hal tersebut telah membuat lahan persawahan dan tambak milik masyarakat hilang. Berdasarkan hal tersebut diperlukan kajian perubahan tata guna lahan yang terjadi di sepanjang pesisir Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan tata guna lahan tahun 1991-2011, perubahan garis pantai tahun 1991-2011 dan abrasi tahun 1995- 2011 yang terjadi di sepanjang pesisir Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah citra satelit landsat tahun 1991, 1995, 1997, 1999, 2001, 2005, 2009, dan 2011. Pemrosesan dan pengolahan data Citra Satelit Landsat menggunakan software ER Mapper 7.0 dan Arc GIS 10.1. Untuk mengetahui tata guna lahan, perubahan garis pantai dan abrasi/rob di lokasi penelitian dilakukan interpretasi visual citra satelit Landsat, sedangkan untuk uji akurasi dilakukan melalui survei lapangan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan tata guna lahan sebagai akibat adanya abrasi dan rob. Tata guna lahan tahun 1991 : sawah (53,2%), tambak (23,98%), tegalan (11,03%), pemukiman (7,64%), kebun (2,73%), belukar (0,88%) dan mangrove (0,54%). Tata guna lahan tahun 2011: tambak (47,04%), sawah (15,90%), pemukiman (9,13%), mangrove (2,06%), kebun (1,6%), tegalan (1,29%), dan belukar (0,29%). Luasan perubahan tata guna lahan adalah: tambak bertambah 1.218,02 ha (96,18%); sawah berkurang 1.970 ha (70,11%); tegalan berkurang 514,7 ha (88,33%); pemukiman bertambah 78,3 ha (19,42%); belukar berkurang 31 ha (67,09%); kebun berkurang 59,4 ha (41,2%) dan mangrove bertambah 80 ha (278%). Panjang garis pantai di Kecamatan Sayung dalam kurun waktu 1991-2011 bertambah hingga 9,70 km (103,6%), dari yang semula hanya 9,36 km pada tahun 1991 dan pada tahun 2011 panjang garis pantai mencapai 19,06 km. Luas wilayah yang terkena abrasi pada tahun 1995 adalah 0,17% (8,8 ha) ; tahun 1997= 0,86% ( 45,5 ha); tahun 1999 = 2,48% (131,2 ha); tahun 2001 = 3,8% (200,8 ha); tahun 2005= 4,4% (234,6 ha); tahun 2009= 16,6% ( 877,2 ha) dan tahun 2011= 22,7% atau seluas 1.198,8 ha.
Kata Kunci: Tata guna lahan, abrasi, garis pantai, penginderaan jauh, Landsat, time series
Analisa Pengaruh Perubahan Tataguna Lahan Di Sub DAS Brantas Hulu Terhadap Erosi Dan Fluktuasi Debit Di AWLR Gadang Menggunakan AVSwat 2000 Desy Sulistyaningrum 0810643019 PDF