You are on page 1of 1

ABSTRAK

Kajian Perubahan Tata Guna Lahan Kawasan Pesisir Kecamatan Sayung


Kabupaten Demak.( Pembimbing: Johannes Hutabarat dan Jusup Suprijanto).

Kecamatan Sayung merupakan salah satu kecamatan pesisir di Kabupaten


Demak yang saat ini mengalami tekanan kerusakan pesisir dan perubahan tata guna
lahan yang serius karena faktor abrasi dan rob. Hal tersebut telah membuat lahan
persawahan dan tambak milik masyarakat hilang. Berdasarkan hal tersebut
diperlukan kajian perubahan tata guna lahan yang terjadi di sepanjang pesisir
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan tata guna lahan
tahun 1991-2011, perubahan garis pantai tahun 1991-2011 dan abrasi tahun 1995-
2011 yang terjadi di sepanjang pesisir Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah citra satelit landsat tahun
1991, 1995, 1997, 1999, 2001, 2005, 2009, dan 2011. Pemrosesan dan pengolahan
data Citra Satelit Landsat menggunakan software ER Mapper 7.0 dan Arc GIS 10.1.
Untuk mengetahui tata guna lahan, perubahan garis pantai dan abrasi/rob di lokasi
penelitian dilakukan interpretasi visual citra satelit Landsat, sedangkan untuk uji
akurasi dilakukan melalui survei lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan tata guna lahan sebagai
akibat adanya abrasi dan rob. Tata guna lahan tahun 1991 : sawah (53,2%), tambak
(23,98%), tegalan (11,03%), pemukiman (7,64%), kebun (2,73%), belukar (0,88%)
dan mangrove (0,54%). Tata guna lahan tahun 2011: tambak (47,04%), sawah
(15,90%), pemukiman (9,13%), mangrove (2,06%), kebun (1,6%), tegalan (1,29%),
dan belukar (0,29%). Luasan perubahan tata guna lahan adalah: tambak bertambah
1.218,02 ha (96,18%); sawah berkurang 1.970 ha (70,11%); tegalan berkurang 514,7
ha (88,33%); pemukiman bertambah 78,3 ha (19,42%); belukar berkurang 31 ha
(67,09%); kebun berkurang 59,4 ha (41,2%) dan mangrove bertambah 80 ha (278%).
Panjang garis pantai di Kecamatan Sayung dalam kurun waktu 1991-2011
bertambah hingga 9,70 km (103,6%), dari yang semula hanya 9,36 km pada tahun
1991 dan pada tahun 2011 panjang garis pantai mencapai 19,06 km. Luas wilayah
yang terkena abrasi pada tahun 1995 adalah 0,17% (8,8 ha) ; tahun 1997= 0,86% (
45,5 ha); tahun 1999 = 2,48% (131,2 ha); tahun 2001 = 3,8% (200,8 ha); tahun
2005= 4,4% (234,6 ha); tahun 2009= 16,6% ( 877,2 ha) dan tahun 2011= 22,7% atau
seluas 1.198,8 ha.

Kata Kunci: Tata guna lahan, abrasi, garis pantai, penginderaan jauh, Landsat, time
series

You might also like