You are on page 1of 4

2.1.

Anatomi Mata

Gambar 1. Anatomi mata


Sumber: T. Schlote et al. Pocket atlas of ophthalmology, 2006.

Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu1:

a. Sklera, yang merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut
cornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.

b. Jaringan uvea, yang merupakan jaringan vaskular, yang terdiri atas iris, badan siliar dan
koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar
masuk ke dalam bola mata, yaitu otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola
mata, yaitu otot dilatatur, sfingter iris dan otot siliar. Badan siliar yang terletak di
belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui
trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera.

c. Lapisan ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang akan
merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.

Endoftalmitis yang disebabkan oleh bakteri dan jamur seringkali sulit untuk dibedakan dengan
peradangan intraocular lainnya. Peradangan berlebihan tanpa endopthalmitis sering ditemui
pasca operasi yang rumit, uveitis yang sudah ada sebelumnya dan keratitis, diabetes, terapi
glaukoma, dan bedah sebelumnya. Toxic anterior segment syndrome (TASS) juga termasuk
dalam diagnosis diferensial endoftalmitis. TASS disebabkan oleh pengenalan substansi zat
beracun selama operasi yang umumnya disebabkan oleh instrumen, cairan, atau lensa
intraokular. Keratitis dan infeksi pasca operasi sering disertai dengan hipopion tanpa infeksi
intraokular. lt ini penting untuk menghindari memperkenalkan infeksi eksternal (seperti dalam
kasus keratitis bakteri) ke mata dengan melakukan paracentesis yang tidak perlu. Sel tumor dari
limfoma mungkin menumpuk di vitreous, atau sel retinoblastoma dapat terakumulasi di ruang
depan, simulasi peradangan intraocular. Pada retinoblastoma intraokular biopsi merupakan
kontraindikasi. karakteristik yang paling membantu untuk membedakan endoftalmitis yang benar
adalah bahwa vitritis ini progresif dan keluar dari proporsi lain temuan segmen anterior. Jika
ragu, dokter harus menangani kondisi ini sebagai suatu proses infeksi
2.3. Klasifikasi
Secara umum endoftalmitis diklasifikasikan sebagai berikut :

Post
Post
Operatif
Operatif
Eksogen
Eksogen
Post
Post trauma
trauma
Endoftalmiti
Endoftalmiti Endogen
Endogen
ss

Fakoanafilak
Fakoanafilak
tik
tik

a. Endoftalmitis eksogen
Pada endolftamitis eksogen organisme yang menginfeksi mata berasal dari lingkungan luar.
Endolftamitis eksogen dikategorikan menjadi :
Endoftalmitis Post Operatif
Pada endoftalmitis post operasi, bakteri penyebab tersering merupakan flora normal pada
kulit dan konjungtiva.
Endoftalmitis ini sering terjadi setelah operasi-operasi berikut ini : katarak, implantasi IOL,
glaukoma, keratoplasti, eksisi pterigium, pembedahan strabismus parasintesis, pembedahan
vitreus, dll.
Endoftalmitis Post Trauma
Endoftalmitis paling sering terjadi setelah trauma mata, yaitu trauma yang menimbulkan
luka robek pada mata.
b. Endoftalmitis Endogen
Pada endoftalmitis endogen, organisme disebarkan melalui aliran darah. Endoftalmitis
endogen beresiko terjadi pada :
Memiliki faktor predisposisi, seperti : diabetes melitus, gagal ginjal, penyakit jantung
rematik, sistemik lupus eritematos, AIDS dll
Invasif Prosedur yang dapat mengakibatkan bakteremia seperti hemodialisis, pemasangan
kateter, total parenteral nutrisi dll
Infeksi pada bagian tubuh lain, seperti: endokarditis, urinary tract infection, artritis,
pyelonefritis, faringitis, pneumoni dll
Pada endoftalmitis endogen kuman penyebabnya sesuai dengan fokus infeksinya seperti
Streptococcus Sp (endokarditis), Stapylococcus aureus (infeksi kulit) dan Bacillus (invasive
prosedur). Sementara bakteri Gram negatif misalnya Neisseria meningitidis, Neisseria
gonorrhoe, H infuenzae dan bakteri enterik seperti Escherichia colli dan Klebsiella.
c. Endoftalmitis Fakoanafilaktik
Merupakan suatu proses autoimun terhadap jaringan tubuh (lensa) sendiri, akibat lensa yang
tidak terletak di dalam kapsul (membrane basalis lensa). Pada endoftalmitis fokoanafilaktik,
lensa dianggap sebagai benda asing oleh tubuh, sehingga terbentuk antibodi terhadap lensa yang
menimbulkan reaksi antigen antibodi.
1. Bakteri
Onset cepat ( 1-7 hari post operatif)
Nyeri, mata merah dan kemosis
Edem palpebra dan spasme otot palpebra
Visus menurun dengan cepat
Hipopion
Diffuse Glaukoma
2. Fungi
Onset terlambat (8-14 hari atau lebih)
Sedikit nyeri dan merah
Transient hipopion
Lesi satelit
Puff ball opacities pada vitreus
Visus tidak begitu menurun

You might also like