You are on page 1of 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini, penulis membandingkan antara teori pada BAB III dengan

asuhan keperawatan pada Bayi.F dengan Bronkopneumonia yang dilaksanakan selama 3

hari, mulai dari tanggal 07 Juli 2014 sampai dengan 09 Juli 2014 di ruang Asoka RSUD

ABUNAWAS Kendari. Pembahasan berikut ini akan diuraikan pelaksanaan Asuhan

keperawatan pada pasien Bayi.F dengan Bronkopneumonia di ruang Asoka RSUD

ABUNAWAS Kendari sesuai tiap fase dalam proses keperawatan yang meliputi :

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan

tindakan keperawatan, serta evaluasi.


A. Pembahasan Pengkajian
Pada tahap pembahasan pengkajian ini penulis membandingkan antara teori

pengkajian menurut Doengoes (2002) dengan data hasil pengkajian pada Bayi.F

dengan Bronkopneumonia. Untuk memperoleh data tersebut, penulis melakukan

pengkajian kepada pasien, keluarga, melakukan pemeriksaan fisik observasi serta dari

mempelajari satus pasien.


Data yang dikaji sesuai data dasar pengkajian menurut Doengoes (2002),

pengkajian pada klien dengan Bronkopneumonia, yaitu meliputi identitas pasien,

riwayat kesehatan pasien dan keluarga, pola kebiasaan sehari-hari. Pada kasus nyata

ditemukan tanda dan gejala yaitu, Pernapasan cepat dan dangkal, Batuk produktif,

Sputum berwarna kekuningan dengan konsistensi cair, Sesak, Pernapasan cuping

hidung, suara Ronhi (+), terpasang O2 1 LPM.


a.Data yang sesuai dengan doengoes (2002) semuanya muncul pada pasien Bayi.F
b. Tidak ada data yang ditemukan pada pasien yang tidak sesuai dengan pendapat

doengoes (2002)
c. Pada tahap pengkajian penulis tidak menemukan hambatan yang berarti dikarenakan

ibu klien dan keluarga cukup kooperatif.


B.Diagnosis Keperawatan

42
Dalam penyusunan diagnosa keperawatan pada kasus ini penulis menggunakan

pendapat Doengoes (2002) sebagai dasar untuk perumusan diagnosis keperawatannya,

penulis mengacu pada rumusan diagnosa NANDA (2009-2011). Menurut Doengoes

(2002) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Bayi.F dengan

Bronkopneumonia ada 4, dan penulis menemukan 3 diagnosa keperawatan yang muncul

pada pasien Bayi.F yaitu semua diagnosa keperawatan sesuai dengan pendapat

Doengoes (2002). Diagnosa keperawatan yang sesuai antara pendapat Doengoes (2002)

dengan kasus adalah:


1. Ketidakefektifan Pola Napas
Menurut NANDA 2009-2011 ketidakefektifan pola napas adalah Inspirasi dan

Ekspirasi yang tidak memberi ventilasi dan batasan karakteristik di gunakan

diagnose ini adalah perubahan kedalaman pernapasan, pernapasan cuping hidung,

penggunaan otot aksesorius untuk bernapas. Diagnosa ini muncul karena pada saat

pengkajian kepada pasien Bayi.F Penulis mendapatkan data-data yang menunjang

untuk ditegakkanya diagnosa Ketidakefektifan pola napas karena pada saat

pengkajian kepada pasien Bayi.F, penulis mendapatkan data-data yang menunjang

untuk ditegakannya diagnosa ini yaitu Pernapasan cepat dan dangkal, Batuk

produktif, Sputum berwarna kekuningan dengan konsistensi cair, Sesak, Pernapasan

cuping hidung, suara Ronchi (+), terpasang O2 1 LPM.

2. Intoleransi aktivitas
Menurut NANDA 2009-2011 intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan

energy fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas

sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan. Intoleransi aktivitas terjadi karena

adanya gangguan pada sirkulasi yang mengakibatkan volume darah yng

mengangkut oksigen dan nutrisi keseluruh tubuh tidak adekuat, dimana oksigen an

nutrisi tersebut akan digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan energy, sehingga

43
ketidakadekuatan tersebut mengakibatkan klien tidak toleran terhadap aktifitas.

Diagnosa ini muncul karena pada saat pengkajian kepada pasien Bayi.F. Penulis

mendapatkan data-data yang menunjang untuk ditegakkanya diagnosa intoleransi

aktivitas karena pada saat pengkajian kepada pasien Bayi.F, penulis mendapatkan

data-data yang menunjang untuk ditegakannya diagnosa ini yaitu KU lemah, Klien

terbaring di tempat tidur, klien menolak ajakkan kakaknya untuk bermain.


3. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Menurut NANDA 2009-2011 Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

adalah beresiko mengalami perubahan kadar elektrolit serum yang dapat

mengganggu kesehatan..Diagnosa ini muncul karena pada saat pengkajian kepada

pasien Bayi.F. Penulis mendapatkan data-data yang menunjang untuk ditegakkanya

diagnosa Resikoketidakseimbangan cairan dan elektrolit karena pada saat

pengkajian kepada pasien Bayi.F, penulis mendapatkan data-data yang menunjang

untuk ditegakannya diagnosa ini yaitu Mukosa bibir kering, klien rewel dan sering

menangis, turgor kulit tidak elastis, konjungtiva anemis, klien memuntahkan ASI

yang di berikan.

C. Intervensi/perencanaan

Dalam kegiatan tahap perencanaan ini adalah penentuan prioritas masalah.Dalam

penetuan prioritas, penulis menetukan berdasarkan teori Hirarki Maslow dan dan

masalah yang mengancam jiwa pasien diprioritaskan terlebih dahulu.Penetuan prioritas

dilakukan karena tidak semua masalah dapat diatasi dalam waktu yang bersamaan.

Perencanaan pada masing-masing diagnosa untuk tujuan disesuaikan dengan teori yang

ada, dan lebih banyak melihat dari kondisi pasien, keadaan tempat/ruangan dan

sumberdaya dari tim kesehatan. Pada penetuan kriterian waktu, penulis juga

44
menetapkan berdasarkan kondisi pasien, ruangan sehingga penulis berharap tujuan yang

sudah disusun dan telah ditetapkan dapat tercapai.


Adapaun pembahasan perencanaan kepada pasien Bayi.F dengan

Bronkopneumonia, sesuai prioritas diagnosa keperawatan sebagai berikut :


1. Ketidakefektifan pola napas b/d peningkatan produksi sputum.
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum
3.Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b/d khilangan cairan yang berlebihan,

penurunan pemasukan oral


Kriteria hasil dan rencana perawatan terlampir pada RENPRA.
D. Implementasi/pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, pada dasarnya disesuaikan dengansusunan

perencanaan , dengan maksud agar semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi secara

optimal. Adapun pembahasan pelaksanaan dari masing-masing diagnosa yang telah

tersusun adalah sebagi berikut :


1.Ketidakefektifan pola napas b/d peningkatan produksi sputum. Perencanaan dari

diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori Nursing Interventions Classification

(NIC) dan Nursing Outcomes Classification (NOC) . Diagnosa ini diambil dari

NANDA (2009-2011).
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum. Perencanaan dari diagnosa prioritas ini

sudah sesuai dengan teori Nursing Interventions Classification (NIC) dan Nursing

Outcomes Classification (NOC) . Diagnosa ini diambil dari NANDA (2009-2011).


3. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b/d khilangan cairan yang berlebihan,

penurunan pemasukan oral.. Perencanaan dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai

dengan teori Nursing Interventions Classification (NIC) dan Nursing Outcomes

Classification (NOC) . Diagnosa ini diambil dari NANDA (2009-2011).


E. Evaluasi
Pada evaluasi penulis mengukur tindakan yang telah dilaksanakan dalam

memenuhi kebutuhan klien.Evaluasi disesuaikan dengan kriteria penilaian yang telah

ditetapkan dan waktu yang telah ditentukan pada tujuan keperawatan. Evaluasi adalah

tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan

45
keberhasilan dari diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya.

(Nursalam, 2008).
Adapun evaluasi hasil dari masing-masing diagnosa keperawatan adalah sebagai

berikut :
a. Ketidakefektifan pola napas b/d peningkatan produksi sputum. Evaluasi terakhir

dilakukan pada hari Rabu tanggal 9Juli 2014 pukul 11.05 WITA. Sesuai dengan

tujuan dan kriteria waktu yang telah ditentukan sehingga tujuan tercapai dapat

dikatakan dengan indikator tidak ad alai sesak dan suara ronchi (-).
b.Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum. Evaluasi terakhir dilakukan pada hari Rabu

tanggal 9 Juli 2014 pukul 11.10 WITA. Sesuai dengan tujuan dan kriteria waktu

yang telah ditentukan sehingga tujuan tercapai sebagian dapat dikatakan dengan

indikator: aktifitas klien masih di bantu oleh ibunya.


c. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b/d khilangan cairan yang berlebihan,

penurunan pemasukan oral.. Evaluasi terakhir dilakukan pada hari Rabu tanggal 9

Juli 2014 pukul 11.15 WITA. Sesuai dengan tujuan dan kriteria waktu yang telah

ditentukan sehingga tujuan tercapai dapat dikatakan dengan indikator: klien tidak

memuntahkan Asi yang di berikan, Membran mukosa lembab, turgor kulit elastis.

46

You might also like