You are on page 1of 13

LaporanPelaksanaanKegiatan

EmergencyResponseMerapi2010


Periode:25Oktober20Desember2010

Dibuatoleh:

POSKOBERSAMAFORUMPENGURANGANRESIKOBENCANAEMPATDESA
(NGARGOMULYO,SENGI,SUMBER,DANKRINJING)
KecamatanDukun,KabupatenMagelang

1

I. LatarBelakang
I.1 KronologisKejadianLetusanMerapi

Secaraadministratif,GunungMerapiterletakdiwilayahperbatasanProvinsiJawaTengah
dan Provinsi DIY. Gunung Merapi ini merupakan salah satu gunung teraktif di dunia
dengan ratarata letusan 2, 4 7 tahun sekali. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 26
Oktober 2010 jam 17.15 WIB yang mengakibatkan korban meninggal tidak sedikit,
hilangnya mata pencaharian masyarakat, rusaknya bangunan tempat tinggal, fasilitas
umum,dansaranaprasaranajalan,dll.KhususdiwilayahKabupatenSleman,datayang
diperoleh menunjukkan bahwa sedikitnya 25 orang meninggal dunia akibat letusan
merapi di desa Kinahrejo Kabupaten Sleman, Jogjakarta. Letusan Gunung Merapi
tersebutdiikutidenganhujankerikildanabuvulkanikdiwilayahKRB3(KawasanRawan
bencana)KabupatenMagelangyangmeliputiKecamatanDukun,KecamatanSrumbung,
dansebagiandiKecamatanSawangan.

Sebagai langkah antisipasi untuk meminimalisirjatuhnya korban di wilayah Kecamatan


Srumbung, Kecamatan Dukun dan sebagian Kecamatan Sawangan adalah melakukan
kegiatanevakuasibagiparawarganya.Kegiatanevakuasidikecamatandukunmeliputi4
desa, yakni Ngargomulyo, Krinjing, Sumber dan Sengi. Di desa Sengi belum seluruh
warganyadievakuasidanhanya2dusun(GowokPosdanGowokSabrang)karenapada
saatitudesaSengidianggapsebagaidaerahyangmasihamandariancamanmerapi.

Dalamupayamengantisipasidampakbencanamerapitersebut,ForumPRBdimasing
masing desa melakukan kegiatan evakuasi dengan melibatkan berbagai elemen
masyarakat, dan pemerintah desa. Dalam kontek ini FPRB berberan sebagai pelaksana
dan pengendali kegiatan penanganan bencana di masing masing desa. Langkah awal
yang dilakukan adalah memberikan infromasi kepada masyarakat tentang rencana
evakuasi,pendataanpengungsidimasingmasingdusun,mengumpulkanwargadititik
kumpul (di balai desa), dan selanjutnya mengantar (membawa) masyarakat ke titik
pengungsian dengan menempatkan salah satu anggota forum/perwakilan masyarakat
sebagaiketuarombonganbarak.

Situasi pasca bencana merapi, kesiapsiagaan pemerintah Kabupaten Magelang sangat


terbatas dalam mengantisipasi dampak bencana seperti kegiatan evakuasi, kesediaan
logistik bagi para pengungsi, dll. Hal ini menyebabkan selama kurang lebih 48 Jam
pengungsi belum tertangani dengan baik, baik dari aspek ketersediaan fasilitas
pengungsian, maupun makanan, obatobatan. Dampak lebih lanjut sebagian pengungsi
terutamalansiadananakanakkondisinyacukupmemprihatinkan.

Pada tanggal 5 November 2010 Merapi kembali meletus dengan daya eksplosif lebih
besar ketimbang letusan tanggal 26 Oktober 2010, mengeluarkan awan panas dan abu
vulkanik ke berbagai arah melalui sungaisungai yang berhulu pada Gunung Merapi.
Merapi dinyatakan dalam status awas (kondisi krisis) sehingga pihak PVMBG
mengeluarkansuratedarankepadamasyarakatagardiRadius20Kmdarimerapiharus
dikosongkan. Dengan adanya status merapi tersebut ternyata menyebabkan kekacauan
masyarakat di lokasi pengungsi, terutama mereka ingin mencari daerah titik aman dari
bahaya letusan merapi. Selanjutnya dilakukan relokasi evakuasi untuk daerah
pengungsian dari semula radius 10 Km menjadi lebih dari 20 Km yang dianggap aman
untuk tempat pengungsian. Jumlah awal pengungsi 9.000 orang dan setelah dilakukan
relokasi jumlah pengungsi melonjak 10 kali lipat. Perubahan status ini menyebabkan
kesiapsiagaan pemerintah semakin tidak menentu, masyarakat mencari dan
menyelamatkandiriketempattempatyanglebihamanyangdilakukansecaraswadaya.
Setelahletusanbesartersebut,padatanggal68November2010terjadiletusansecara
terus menerus, sehingga hampir 3 hari terjadi hujan pasir dan abu vulkanik di seluruh
wilayahKabupatenMagelang,Boyolali,danSleman.

I.2 KronologisPengungsian

Tempatpengungsian

Pada saat letusan awal tanggal 26 Oktober 2010, ada beberapa titik
pengungsian:
o DesaSumber:2TPS(BalaiDesaBanyubirudanLapanganGaronan).>Seluruh
Desa
o DesaNgargomulyo:2
TPS(lapanganGluduk/
DesaDukun,KPRI
KecamatanDukun).>
Seluruhdesa.
o Desa Krinjing : 2 TPS (
Balai desa Sewukan dan
Lapangan Klangon ).>
seluruhdesa
o Desa Sengi : 2 TPS (
Balain muslimin /
GedungNUdanBalaiMuslimat/BKIAMuhamadiyah)>Hanya2dusun.
Padasaatletusantanggal5November2010.

o Desa Sumber: 9 TPS (Gedung KPU, GKI, SMA Sanjaya, Vanlith, lapangan
tembaksalaman,SMPMarsudirini,dsb).>Seluruhdesa.
o Desa Ngargomulyo: 4 TPS (SMA Vanlith,STM PL, Susteran dan SMP
Marsudirini,SMKKPiusMagelang).>Seluruhdesa.
3

o DesaKrinjing:7TPS(Balaidesadeyangan,SMPMuhamdiyahMertoyudan,
STT mertoyudan,Bakorwil,Dusun Keron,desa Jati, Hall kabupaten Magelang
).>seluruhdesa.
o DesaSengi:30TPS

I.3 IntervensiProgramEmergencyResponseBinaSwadaya

BinaSwadayaterlibatlangsungdalamkegiatanProgramEmergencyResponseMerapidi
4 desa dampingan di wilayah Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Secara singkat
profilkeempatdesasasaranprogramsepertidipaparkandibawahini.

1. DesaKrinjing
Desa Krinjing merupakan desa paling rawan ketika terjadi letusan merapi karena
berbatasanlangsungdengangunungmerapi,berjaraksekitar5,2Kmdaripuncakmerapi
dan dilewati oleh sungai senowo yang berhulu di merapi. Ketika terjadi letusan besar
padatanggal5November,jarakluncuranlaharyangmelewatikalisenowosejauh4Km.
Hampir seluruh dusun di wilayah Krinjing merupakan daerah rawan bencana merapi.
Desainijugapalingparahterkenadampakmerapikarenabeberapatanamandanhutan
diwilayahtersebutmatiterkenaabuvulkaniksangattebal.

2. DesaSumber
Desa Sumber merupakan desa rawan bencana merapi. Dari data yang diperoleh di
Kabupaten Magelang, ada 5 dusun di Desa Sumber yang termasuk wilayah rawan
bencana. Jarak Desa Sumber ke puncak merapi mencapai 9 Km. Letusan merapi yang
terjadipadatanggal26Oktober2010dan5November2010seluruhwargamasyarakat
Desa Sumber mengungsi ke wilayah yang lebih aman. Desa Sumber termasuk wilayah
rawanbencanamerapikarenadesainidilewatiduasungaiyangberhuludimerapi,yaitu
sungaiSenowodansungailamat.

3. DesaSengi
DesaSengimerupakandesapalingUtaradiwilayahKecamatanDukun,danberbatasan
dengan wilayah Kecamatan Sawangan. Desa Sengi diapit oleh dua sungai besar yang
berhuludigunungmerapi,yaitusungaiAPU/PabelandanSungaiTlising.JarakDesaSengi
kepuncakmerapisekitar610Km.Padasaatletusantanggal26Oktober2010,hanya
dua dusun yang dilakukan kegiatan evakuasi namun ketika Gunung Merapi meletus
kembalitanggal5November2010,seluruhwargaDesaSengidievakuasi.

4. DesaNgargomulyo
DesaNgargomulyoletaknyapalingSelatandiWilayahKecamatanDukundanberbatasan
denganKecamatanSrumbung.DesainiberbatasanlangsungdenganGunungMerapidan
4

berjarak dari puncak merapi sekitar 47 Km. Ketika terjadi letusan pada tanggal 26
Oktober dan 5 November 2010, desa inicukup signifikan terkena dampak abu vulkanik
karena beberapa rumah penduduk roboh dan sebagian tanaman pertanian maupun
hutandiatasdesamatiterkenaabuvulkanikdanhujankerikil.

Berikutinidatapengungsidimasingmasingwilayah.

Jumlah Keterangan
anak
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Dataper
anak
penduduk KK bayi manula pengungsi tanggal26
No Desa
(Anak Oktober2010
(orang) (KK) (Balita) anak) (orang) (orang) (pengungsi)

1 Sumber 3,777 1,377 125 527 552 3,777 3,777

2 Sengi 4,260 1,252 345 221 190 4,260 495

3 Krinjing 2,091 597 52 348 154 2,091 2091

4 Ngargomulyo 2,450 780 135 381 507 2,450 2450

TOTAL 12,578 4,006 657 1,477 1,403 12,578

KondisiPengungsian

Pemerintah Kabupaten Magelang nampaknya belum siap dalam menghadapi dan


menanganibencanamerapikhususnyadi4desadampingan.Halinitercermindari
beberapakondisisebagaiberikut:

o Kondisi tempat pengungsian pada saat awal pasca letusan belum ditangani
dengan baik seperti belum tersiapkannnya tenda, lokasi pengungsian, alas
tidur bahkan logistik makanan. Banyak pengungsi masih tidur di tanah
lapangan (Lapangan Gluduk /pengungsi Ngargomulyo ), logistik makanan
belum disiapkan hampir
diseluruh tempat
pengungsian, selama
kurang lebih 12 jam para
pengungsi belum
menerima makanan dan
minuman ( 18.00 10.00
pagi). Sehingga dengan
kondisi demikian Bina
Swadaya mengambil
inisiatif segera untuk
memberikan logistik
makananbagianakanakdanmanulasepertigula,teh,biskuitdanmieInstan
di4wilayahsasaran.
o Kondisi dan ketersediaan tempat pengungsian terbatas dan tidak layak
dengan jumlah pengungsi melebihi kapasitas, sehingga mereka tidurnya
berhimpitan.
o Minimnya ketersediaan transportasi dari pemerintah terkait dengan
evakuasi. Di Desa Ngargomulyo dan Krinjing, evakuasi warga masyarakat ke
tempat pengungsian menggunakan kendaraan masyarakat sendiri bahkan
bensin dan solar nya pun beli sendiri tanpa dukungan dari pemerintah dan
sebagianpembelianBBMditanggungolehFPRBdesa.
o Ketersediaanairbersihyangmasihminimditempatpengungsian
o Ketersediaan MCK dilokasi pengungsian dinilai kurang memadahi (1 : 100),
artinya1unitMCKuntukkeperluan100orang.

II. KEGIATANEMERGENCYRESPONSE

2.1 PoskoBersamaFPRB4Desa
Pembentukan Posko FPRB 4 Desa merupakan bagian penting dalam upaya
mendukung kegiatan emergency response terhadap letusan gunung merapi.
AdapuntujuanpembentukanposkoFPRBiniadalah:
Membantu masyarakat di wilayah empat desa dalam menangani bencana
(pendataandanevakuasi)
Sebagai tempat koordinasi dan saling berbagi dalam kegiatan penanganan
bencana.
Tumbuhnya rasa solidaritas antar desa dalam melakukan kegiatan
penangananbencana.

Memberikan bantuan warga masyarakat baik melalui pendampingan dan


membantukebutuhandasarbagikorbanbencana.
Memberikan advokasi terhadap pemerintah berkaitan dengan penanganan
bencana.
Posko FPRB 4 desa didirikan
pada tanggal 25 Oktober
2010, sebagai bagian dari
upaya kesiapsiagaan terhadap
ancaman letusan merapi.
Pembentukan posko bersama
ini dilatarbelakangi adanya
status awas merapi dan
kegiatannyadiinsiasiolehpara
ketua Forum PRB di empat
desa.
Sekretariat posko bersama
berada di Balai Desa Sengi.
Kemudian seiring dengan
meningkatnyaaktivitasmerapi
pada tanggal 6 November 2010, Posko FPRB 4 Desa berpindah di wilayah Kecamatan
Sawangan tepatnya di PKD Desa Gondowangi, dan akhirnya kembali lagi di Balai Desa
Sengi.Saatinijumlahrelawandiposkobersamaada101orangyangterdiridari:
AnggotaForumPRBdimasingmasingdesa.
Pemerintahdesadimasingdimasingwilayah.
MasyarakatumumyangtergabungdalamrelawanPoskoFPRBini.

StrukturPoskoBersamaFPRB4Desa

KoordinatorPoskoUtama
1. Bag.Logistik
2. Bag.Evakuasi
3. Bag.Data dan
Informasi
4. Bagian

Pengembangan
Jaringan dan
Bantuan
KoordinatorLapanganuntuk

MasingmasingForumPRB



Bagian
BagianBarakdanTPS: Bagian
Datapengungsi.

Barangdan
Barangdan
TPS
KebutuhanLogsitik. TPS 7

2.2 PendistribusianBantuanuntukKorbanBencana

Berdasarkan komitmen bersama seluruh anggota Forum PRB 4 Desa bahwa dalam
pendistribusianbantuandimulaidariPoskoUtamaFPRBteruskemasingmasingposko
FPRB setiap desa melalui sistem analisa kebutuhan dan jumlah yang akan disalurkan
denganmempertimbangkan:
Jumlahpengungsidantitikpengungsiannya
Kebutuhanyangpalingmendesakuntuksetiapwilayahpengungsian
Jenisbarangdanjumlahbarangyangakandisalurkan

Teknikataucarapendistribusianbantuandapatdilakukandenganmekanisme:
Tenaga relawan Posko mendatangi tempat pengungsian dan mencatat berapa
jumlahpengungsidankebutuhannnya
Melakukan analisa kebutuhan pengungsi dan jumlah barang yang diterima dari
Poskoutama
Pendistribusian ke tempat pengungsian melalui koordinator barak atau melalui
poskoutamayangmenanganipengungsi

AlurSistemDistribusiLogistik


BarakdanTPS
GudangPoskoUtama

GudangPoskoFPRB




Analisa

Kebutuhan
Pengajuan

Pengungsi logsitik Ke
Penerimaan PoskoUtama
Bantuan Distribusi ke
Distribusi ke Barak
PoskoFPRB Pengungsian

Sasaranprogramemergencyresponseadalah
perempuan (ibuibu rumah tangga), manula
dan anak anak yang berjumlah 2.000 orang
serta jumah uang yang diterima mencapai Rp
301.000.000. Pembagian dana bagi para
pengungsiinidilakukandengankesepakatandi
antara pengungsi, agar semua pengungsi pun
bisamenerimabantuandanatersebut.Halini
dipandang perlu dengan mempertimbangkan
beberapaalasan:
8

Jumlah pengungsi cukup banyak sehingga pihak Forum juga memikirkan apakah
parapengungsiyangselamainiyangbukanmenjadiintervensinyaperludiberikan
bantuan dan kondisi demikian pentingnya dilakukan diskusi untuk memperoleh
kesepakatanbersama.
Mengutamakanorangorangyangpalingrentandalampendistrbusianbantuan
Adanya kesepakatan/rasa solidaritas antar pengungsi, sehingga ketika melihat
oranglainberkekurangankitapunwajibsalingmembantumereka.

BantuanYangDiberikanKepadaPengungsi

Berikutinidatainformasibantuanyangsudahdiberikankepadaparapengungsiselama
ProgramEmergencyResponseMerapidi4desadampingan.

BantuanyangmasukdiluarkegiatanProgramEmergencyResponse:

DataBantuanMasukper29November2010
DiPoskoBersamaFPRB4Desa
Sekretariat:BalaiDesaSengi,KecamatanDukun

Nama
Barangyang Perkiraandalam JumlahPenerima
No Lembaga/ LokasiSasaran
diterima Rupiah Bantuan
Perorangan
Cordaid alatalat
1 danFPRB4 perlengkapan
Desa mandi 110,000,000 Desasengi KK:3156KK
susuanakanak DesaSumber balita:763
selimutbayi DesaKrinjing Anakanak:3400
Desa
KasurBalita Ngargomulyo

Bina
2
Swadaya Beras:1ton 10,000,000 Desasengi KK:1000KK
minyaktelon Desasumber
Masker DesaKrinjing
pakaianPantas Desa
pakai Ngargomulyo
logistikPangan
Genset

Masyarakat
3
Nelayan
DesaBendar Beras:9Ton 100,000,000 Desasengi Krinjing:578KK
IkanAsin:10dus/ sengi:3TPS(1600
50Kg Desasumber orang)
pakaianPantas ngargomulyo:300
pakai DesaKrinjing orang


Desa
MieInstant Ngargomulyo
Pembalutwanita

Gudang Selimut:1000
4
Garam,TBK Paket 100,000,000 DesaSengi Pengungsi:200KK
DesaJati,
Beras:10Ton Sawangan Masyarakat:800KK
Biskuit:1000
Paket
tikar:1000Paket
Pakaian:1000
Potong

Perhutani Airmineral:100
5
Semarang Paket 10,000,000 desasengi Pengungsi:100KK
MieInstant:100
Paket
PakaianPantas
Pakai

FRPJ(
Forum
6 relawan
Pekerja MieInstant:50
Jakarta Paket 10,000,000 DesaSengi Survivalpenjagadesa:
Kendaraan
operasional
evakuasi DesaSumber 50Paket
Desa
Ngargomulyo
DesaKrinjing

Plan
7 Indonesia HygeneKits:500 BumildanBalita:315
danKYPA Paket 200,000,000 DesaSengi Paket
DesaKrinjing Bumil:17Paket
BalitadanBumil:168
DesaSumber Paket

Insistdan HygeneKits:182 Pengungsigowok
8
Unicef Paket 30,000,000 DesaSengi sabrang:182KK

Yayasan
Lestari
9
Indonesiadan Hygenekits:1069 Desa
OxfamGB Paket 200,000,000 Ngargmulyo KK:783KK
DesaSumber KK:286KK
10



Bina
Swadaya
10
danForum Desa 12.578Pengungsi
PRB4Desa Beras:15Ton 301,000,000 Ngargomulyo untuk4Desa
Laukpauk:2ton desaSumber Manula:1000orang
PakaianBalita: anakanak:1000
1000Paket desaKrinjing orang
Pakaiananakanak
:1000Paket DesaSengi Balita:1000orang.
Handuk:1000
Paket
Perlengkapan
Manula:700
Paket
Paketobatobatan
:500Paket
Minyakgoreng:
1.000liter
Bumbudapur:
500kwintal


11
OxfamGB Jerigen:1.300biji 20,000,000 DesaSengi KK:1300KK

Donatur
12
Pribadi Airmineral 200,000,000 Desasengi 12.578Pengungsi
MakananBayi DesaKrinjing
Perlengkapan Desa
Wanita Ngargomulyo
PakaianPantas
Pakai DesaSumber
obatobatan
Uang:Rp.
3.500.000
Beras
Total 1,291,000,000

11


III. PEMBELAJARAN DAN PRAKTEKPRAKTEK TERBAIK DARI KEGIATAN
EMERGENCYRESPONSE

3.1 PeranFPRB
Darisharingpengalaman danketerlibatanlangsungdilapangandenganbeberapa
anggotaForumPRBdanpemerintahdesadimasingmasingdesadalammenangani
program Emergency Response, diperoleh pembelajaran cukup signifikan sebagai
berikut:

ForumPRBditigadesa(Sengi,Sumber,danKrinjing)merupakanForumyang
baruterbentuk,namundemikianperandantanggungjawabnyadalamproses
penanganan bencana patut untuk dicontoh. Pengembangan Protap yang
mereka buat masih bersifat sederhana namun mereka bisa langsung
mempratekannyadenganbaik.
Tanggapan pemerintah desa terhadap Forum PRB. Kehadiran Forum PRB
menjadi bagian penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat paska
letusan. FPRB melakukan tindakantindakan cukup signifikan dalam
penanganan bencana seperti melakukan koordinasi dengan berbagai pihak,
proses evakuasi, pendataan pengungsi, dan bertanggungjawab dalam
pendampinganparapengungsi.
Beberapadesadiwilayahlainyangmerasatertarikdenganhasilkinerjayang
dilakukan oleh FPRB di 4 desa sasaran. Hal ini terlihat dengan keinginan
merekauntukmembentukforumforumPRBdiwilayahmereka(sepertiDesa
PatendanKalibening)
Adanya jaringan yang dilakukan oleh FPRB dalam menjaring donator untuk
bantuan warga menyebabkan warga masyarakat semakin mengenal peran
danfungsiFPRB.
Rasa solidaritas antar Forum PRB mulai terbangun. Hal ini terlihat ketika
salah satu masyarakat di Forum PRB Desa Sengi pada tanggal 5 November
2010akanmelakukanevakuasiseluruhwargadesaakantetapiketersediaan
logistiknya terbatas, dan akhirnya 3 Forum PRB lainnya memberikan
sebagianlogistiknyauntukmembantumasyarakatDesaSengi.Disampingitu,
FPRB juga melakukan upaya Emergency Response di wilayah lain seperti di
daerahKaliCode,Jogjakarta.
Saat ini Forum PRB di empat desa bersama dengan lembagalembaga non
pemerintahlainsedangmerancangdanmempersiapkanterbentuknyaForum
PRBditingkatKabupatenMagelang.
Forum PRB juga melakukan advokasi kepada Pemerintah Kabupaten
Magelang terutama terkait dengan permasalahanpermasalahan kegiatan
pengungsian.

12

3.2 HubunganERdenganDRRDalamProgramini

Program ER ini memiliki hubungan erat dengan DRR. Seperti kita ketahui bahwa
DRR menjadi bagian penting dalam manajemen bencana karena dalam proses
penanggulangan bencana, kegiatan DRR berperan penting dalam pelaksanaan
kegiatanER.BeberapacontohkegiatannyaantaralainpembutanProtap(prosedur
ketetapan), penyiapan jalur evakuasi, ketersediaan dan keterlibatan personel
dalam membantu proses ER, dll. Hal ini cukup jelas hubungannya bahwa Forum
PRB dibentuk dan diperlukan ketika proses kegiatan DRR sedang berlangsung.
Kegiatan DRR cenderung dilakukan pada kondisi prabencana dalam rangka
meningkatkan kapasitas, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan masyarakat
dalam menanggulangi bencana. Ketika terjadi bencana, peranan kegiatan DRR
menjadi penting dalam mendukung proses emergency response untuk
meminimalisirjatuhnyakorban.

3.4 Kondisi4DesaDampinganSaatini
Secara umum kondisi 4 wilayah desa yang menjadi intervensi program
kegiatanERadalahsebagaiberikut:
Saat ini masyarakat sudah
kembali dari tempat
pengungsian. Masyarakat sudah
mulai melakukan berbagai
aktivitas seperti bersihbersih
rumah dan gotong royong
membersihkan lingkungan
sekitarmereka.
Geliat aktivitas perekonomian
memang belum pulih, kegiatan
pertanian hanya sebatas
membersihkantanamanyangmasihhidupdariabuvulkanik
Kerusakan lingkungan akibat debu vulkanik adalah : hampir 100% lahan
pertanian dan perkebunan masyarakat rusak parah dan mengalami gagal
panen. Dari sektor perikanan, tercemarnya air kolam ikan milik masyarakat
menyebabkanbanyakikanyangmatidangagalpanen.
Akibat hujan kerikil dan pasir menyebabkan beberapa rumah penduduk
rusakberat,danhampir50%kandangternakmilikmasyarakatroboh.
Matinya beberapa hewan ternak akibat kurangnya asupan makanan ternak
yangterkenadampakabuvulkanik.
Akibatbanjirlahardingin,menyebabkanbeberapaarealpersawahanhilang,
saluran irigasi rusak parah, bak penampung air, mata air dan pipa untuk air
bersih di masingmasing desa rusak parah dan kondisinya cukup
memprihatinkan, sehingga keempat desa dampingan tersebut mengalami
kekuranganairbersih.
Ketersediaan air bersih di empat wilayah dampingan juga masih
memprihatinkankondisinya.
13

You might also like