You are on page 1of 50

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Menjadi tua adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap mahluk
hidup dan meninggal dengan tenang adalah dambaan setiap insan. Namun sering
kali harapan dan dambaan tersebut tidak tercapai. Dalam masyarakat kita, umur
harapan hidup semakin bertambah dan kematian semakin banyak disebabkan oleh
penyakit-penyakit kronis seperti hipertensi. Pasien dengan penyakit kronis seperti
ini akan melalui suatu proses pengobatan dan perawatan yang panjang. Jika
penyakitnya berlanjut maka suatu saat akan dicapai stadium terminal yang
ditandai dengan oleh kelemahan umum, penderitaan, ketidak berdayaan, dan
akhirnya kematian.

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada di atas normal,
atau optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik.
Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu lama dan terus menerus bisa memicu
stroke, serangan jantung, gagal jantung dan merupakan penyebab utama gagal
ginjal kronik (Purnomo, 2009). Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan
terjadinya tekanan darah tinggi yaitu usia lanjut, adanya riwayat tekanan darah
tinggi dalam keluarga, kelebihan berat badan yang diikuti dengan kurangnya
berolahraga. Fenomena ini disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakat
secara global, seperti semakin mudahnya mendapatkan makanan siap saji
membuat konsumsi sayuran segar dan serat berkurang, kemudian konsumsi
garam, lemak, gula, dan kalori yang terus meningkat (Palmer A, 2007).
Keberhasilan pengobatan hipertensi tidak luput dari pengetahuan, sikap dan
kepatuhan seseorang menjalankan diet. Kepatuhan terhadap diet meliputi diet
rendah garam, rendah kolestrol, dan rendah lemak sangat diperlukan. Seseorang
yang paham tentang hipertensi dan berbagai penyebabnya maka akan melakukan
tindakan sebaik mungkin agar penyakitnya tidak berlanjut (Setiawan, 2008).

1
World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya
sejumlah 839 juta kasus Hipertensi, dan diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada
tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih
banyak pada wanita 30% dibanding pria 29%. Sekitar 80% kenaikan kasus
hipertensi terjadi terutama di negara-negara berkembang (WHO, 2012). Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013 menunjukkan hasil survei dari
33 Provinsi di Indonesia terdapat 8 provinsi yang kasus penderita Hipertensi
melebihi rata - rata nasional yaitu : Bangka Belitung (30,9%), Kalimantan Selatan
(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%), Gorontalo (29%),
Sulawesi Tengah (28,7%), Kalimantan Barat (28,3%) Sulawesi Utara (27,1%)
(Riskesdas, 2013).

Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual
yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan
pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/pengobatan
gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis,
sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal
sebagai perawatan paliatif atau paliative care. Dalam perawatan paliatif maka
peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan keluarga pada pasien
kronis untuk membantu pasien menghadapi penyakitnya. Berdasarkan uraian
diatas, setiap anggota keluarga perlu ditingkatkan pemahaman dan pengetahuan
tentang penyakit infeksi dan penyakit kronis, cara penularan dan pencegahannya.
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai andil yang besar dalam
mengupayakan kesehatan yang maksimal untuk anggota keluarganya.
Peran perawat keluarga sangat dibutuhkan untuk membantu keluarga
memiliki kemandirian dalam mencapai derajat kesehatan yang diinginkan.
Dengan memaksimalkan peran perawat keluarga, diharapkan kemandirian
keluarga juga akan maksimal sehingga bisa tercapai derajat kesehatan yang
diinginkan.

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa definisi keluarga?

2
2. Apa saja tipe/bentuk keluarga?
3. Apa fungsi keluarga?
4. Bagaimana struktur keluarga?
5. Bagaimana konsep keperawatan keluarga?
6. Apa peran perawat dalam keperawatan keluarga?
7. Apa definisi dari hipertensi?
8. Apa klasifikasi dari hipertensi?
9. Apa etiologi dari hipertensi?
10. Apa manifestasi klinis pada hipertensi?
11. Apa pemerikasaan diagnostik pada hipertensi?
12. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi?
13. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan oleh hipertensi?
14. Bagaimana pencegahan pada penyakit hipertensi?
15. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga dengan penyakit
hipertensi ?

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami konsep pembuatan
asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi secara
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep keperawatan keluarga
dengan hipertensi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga
3. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur keluarga
4. Mahasiswa mampu menjelaskan peran perawat dalam
keperawatan keluarga dengan hipertensi
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tipe/macam keluarga
6. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostik pada
hipertensi
7. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksaan pada klien
dengan hipertensi
8. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi pada penyakit
hipertensi
9. Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan pada hipertensi
10. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga
pada hipertensi

1.3 Manfaat
1.Manfaat Teoritis

3
Dapat digunakan sebagai acuan bagi penulis serta rekan perawat yang lain
dalam praktik memberikan asuhan keperawatan keluarga pada klien yang
mengalami penyakit kronik: hipertensi
2.Manfaat Praktis
1) Bagi mahasiswa
Memberi informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai bahaya
penyakit kronik: hipertensi serta bagaimana cara memberikan asuhan
keperawatan keluarga pada hipertensi dengan tepat
2) Bagi Penulis
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan,
pengalaman serta keterampilan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga pada penyakit kronik: hipertensi
3) Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menambah wawasan dan meminimalisir terkena
hipertensi serta mengetahui cara pencegahannya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keluarga

Menurut Dunphy, 2001 definisi keluarga bergantung pada orientasi teoritis


yang digunakan oleh pendefinisi yaitu menurut jenis penjelasan yang dibuat
oleh professional mengenai keluarga. Sebagai contoh, penulis yang mengikuti
orientasi teoritis para ahli interaksi keluarga, memandnag keluarga sebagai
sebuah arena interaksi kepribadian seingga penekanan diberikan kepada

4
karakteristik transaksional dinamis keluarga. Penulis yang menggunakan
perspektif system umum memdefinisikan kleurag sebagai sebuha system
social kecil yang terbuka yang terdiri atas suatu rangkaian bagian yang snagat
saling bergantung dan dipengaruhi baik oleh struktur internal maupun
lingkungan eksternalya.

U.S Bureau of the Census menggunakan definisi keluarga yang


berorientasi tradisional, yaitu sebagai berikut: keluarga terdiri atas individu
yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah, atau adopsi dan
tinggal di dalam suatu rumah tangga yang sama. Menurut Whall (1986),
dalam analisis konsepnya mengenai keluarga sebagai unit asuhan dalam
keperawatan mendefinisikan keluarga sebagai sebuah kelompok yang
mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki
hubungna khusus yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau
dapat juga tidak, namun berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka
mengganggap dirinya sebagai keluarga. Sementara menurut Allen, Fine, dan
Demo (2000) menegaskan bahwa keluarga ditandai dengan kelahiran,
pernikahan, adopsi, atau pilihan.

Dengan menggabungkan pernytaan pokok pada definisi diatas, keluarga


adalahdua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan
emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga.

Definsi tambahan keluarga dibawah ini disajikan untuk memfasilitasi


pemahaman mengenai kepustakaan keluarga.

1) Keluarga inti (terkait dengan pernikahan) adalah keluarga yang terbentuk


karena pernikahan, peran, sebagai orang tua, atau kelahiran; terdiri atas
suami, istri, dan anak-anak mereka- biologis, adopsi, atau keduanya.
2) Keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga tempat seseorang
dilahirkan
3) Extendeed family adalah kleuarga inti dan individu terkait lainnya (oleh
hubungan darah), yang biasanya merupakan anggota keluarga asal dari

5
salah satu pasnagan keluarga inti. Keluarga ini terdiri atas sanal-saudara
dan dapat mencakup nenek/kakek, bibi, paman, keponkaan, dan sepupu.

2.1.1 Tipe/Bentuk Keluarga

Tipe dan bentuk keluarga ini dapat dibedakan menjadi tradisional dan
non tradisional.

1. Tradisional
1) Keluarga inti: terdiri dari suami, istri dan anak.
2) The dyad family: terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila: terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dnegan
anak yang sudah memisahkan diri
4) The childless family: keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan
karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita
5) The Extended family: keluarga yang terdiri daritiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah, seperti keluarga inti disertai :
paman, tante, orang tua (kakek/nenek), keponakan.
6) The single parent family: keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dnegan anak, hal ini terjadi biasnaya melalui proses
perceraian,kematian dan ditinggalkan.
7) Commuter family: kedua orang tua yang bekerja di kota yang
berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan
orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saar weekend.
8) Multigenerational family: keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersamaan dalam satu rumah.
9) Kin-Network family: beberapa keluarga inti yang tinggal dalam
saturumah atau slaing berdekatan dengan slaing menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh : dapur, kamar
mandi, televise, telepon, dll)
10) Blended Family : duda atau janda (karena perceraian) yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

6
11) The single adult living alone / single adult family: keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian/meninggal)

2. Tipe Non tradisional:


1) The unmarried teenage mother: keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family: keluarga dnegan orang trua iri
3) Commune Family: beberapa padnagan keluarga dnegan anaknya yang
tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasianak dnegan melalui aktifitas kelompok / membesarkan anak
bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family: keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikakahan
5) Gay and Lesbian Families: seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana marital pathners
6) Cohabitating couple: orang dwasa yang hidup bersama diluar ikatan
pernikahan karena beberapa alasan tertentu
7) Group-Marriage Family: beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah menikah satu
dengan yang lainnya, berbagai sesuatu termasuk sexual dan
membesarkan anak
8) Group network family: keluarga inti yang dibatasi oleh sebuah set
aturan/nilai-nilali, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
9) Foster family: keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktusementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan unutk menyatukan kembali
keluarga aslinya.
10) Homesless family: keluarga yang terbentuk dan tidak empunyai
perlindungan yang permanen Karena krisis personal yang dihubungkan
ndengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

7
11) Gang: sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-ornag muda
yang mencari ikatan emosiaonal dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam
kehidupannya.

2.1.2 Fungsi Keluarga

Friedman (1992) menggabarkan fungsi sebagai apayang dilakukan


keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh
keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut.

Fungsi keluarga menurut friedman (1992) adalah :

3. Fungsi afektif dan koping


Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu
anggota dalam membentuk identitas dan memp[ertahankan saat terjadi
stress.
4. Fungsi sosialisasi
Keluarga sebgaai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap dan
emkanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk
dalam pemecahan masalah.
5. Fungi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.

6. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan financial untuk anggota keluarganya dan
kepentingan masyarakat
7. Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirhata temasuk
untuk penyembuhan dari sakit.

Sedangkan fungsi keluarga menurut BKKBN (1992) antara lain :

1. Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota


keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga

8
unutk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan
ini danada kehidupan lain setelah di dunia ini.
2. Fungsi social budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dnegan tingkat perkembangan anak,
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman,
memberikan perhtaian diantara anggota keluarga
4. Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
5. Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membsarkan
anak, memelihara dan merawat anggota keluarga
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuia dnegan tingkat
perkembangannta, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga
mempersiapkan anak emnjadi anggota masyarakat yang baik.
7. Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghailan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhhi kebutuhan
keluarga di masa dating.

2.1.3 Struktur Peran

Peran adalah serangkaiana perilaku yang diharapkan sesui dengan


posisi social yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status
adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai sitri/
suami atau anak.

Peran ayah adalah: pencari nafkah, pelindung san pemberi rasa


aman, kepala keluarga, sebgaia anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

Peran ibu adalah: mengurus rumah tangga, pengaush dan pendidik


anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari

9
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

Peranan anak adalah: melaksanakan peranan psiko social sesui


dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, social, dan spiritual.

2.2 Konsep keperawatan keluarga


1. Pengertian
Menurut (Hanson, 2005) dalam buku Family Health Care Nursing
4th Edition, keperawatan kesehatan keluarga adalah seni dan ilmu yang
telah berkembang sejak awal 1980 sebagai cara berpikir tentang, dan
bekerja dengan, keluarga ketika anggota mengalami masalah kesehatan.
Keperawatan keluarga terdiri filosofi dan cara berinteraksi dengan klien
yang mempengaruhi bagaimana perawat mengumpulkan informasi,
melakukan intervensi dengan pasien, advokat untuk pasien, dan
pendekatan perawatan spiritual dengan keluarga. Filosofi ini dan
praktek menggabungkan asumsi sebagai berikut: Kesehatan
mempengaruhi semua anggota keluarga, kesehatan dan penyakit yang
memperngaruhi kegiatan keluarga, dan keluarga mempengaruhi proses
dan hasil perawatan kesehatan.
Keluarga bervariasi dalam struktur, fungsi, dan proses. Keluarga
bahkan bervariasi dalam budaya karena setiap keluarga memiliki
budaya yang unik. Perawat perlu mengetahui teori keluarga, serta
struktur, fungsi, dan proses keluarga untuk membantu mereka dalam
mencapai atau mempertahankan keadaan kesehatan keluarga. Ketika
keluarga dianggap unit perawatan, perawat memiliki perspektif yang
lebih luas untuk mendekati kebutuhan perawatan kesehatan baik
anggota keluarga masing-masing dan unit keluarga secara keseluruhan.
2. Tujuan keperawatan keluarga
Tujuan umum keperawatan keluarga adalah meningkatkan
kesadaran, keinginan dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan,
mencegah, memelihara keseharan mereka sampai pada tahap yang
optimal dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.

10
Tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
kemampuan keluarga dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mereka hadapi
2) Mengambil keputusan dan bagaimana memecahkan masalah
tersebut
3) Meningkatkan mutu kesehatan keluarga (promosi kesehatan)
4) Mencegah terjadinya penyakit atau timbulnya masalah kesehatan
pada keluarga
5) Melakasanakan usaha penyembuhan atau pemecahan masalah
kesehatan keluarga melalui asuhan keperawata di rumah
6) Melaksanakan usaha rehabilitasi penderita melalui asuhan
keperawatan dirumah
7) Membantu tenaga professional kesehatan atau keperawatan dalam
penanggulangan penyakit atau masalah kesehatan mereka dirumah,
rujukan kesehatan dan rujukan medic (Ali, 2010)
3. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga
Ketika perawat kesehatan masyarakat ingin menerapkan perawatan
kesehatan keluarga, perawat harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu
seperti di bawah ini :
1. Membangun hubungan profesional yang baik dengan keluarga
2. pendidikan kesehatan yang layak dan bimbingan harus disediakan
untuk mencapai kemandirian keluarga dalam merawat diri sendiri
sesuai dengan kebutuhan keluarga.
3. Mengumpulkan semua informasi yang relevan tentang keluarga
untuk mengidentifikasi masalah dan menetapkan prioritas masalah
kesehatan keluarga.
4. Memberikan dukungan dan layanan berdasarkan kebutuhan keluarga
untuk meningkatkan status kesehatan.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainya sehingga dapat
mencapai tujuan kesehatan keluarga yang maksimal.
4. Peran perawat keluarga
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah
sebagai berikut:
1) Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga
agar:

11
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara
mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan
keluarga.Koordinator
2) Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan
komprehensive dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu
agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
3) Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
4) Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang
teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.

5) Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan
perawat dalam menyampaikan informasi dan kualitas dari informasi
yang disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.
6) Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
7) Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah
sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui system
pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.

8) Penemu kasus

12
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat
sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.
9) Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat (Ali, 2010)

2.3 Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai suatu peningkatkan tekanan darah sistolik
dan atau diastolic yang tidak normal (Sylvia,1994). umumnya, sistolik
yang berkisar dari 140-160 mmHg dan diastolic antara 90-95 mmHg
dianggap merupakan garis batas hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah
tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh
darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi
bila arteriol-arteriol kontriksi. Kontriksi arteriol membuat darah sulit
mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi
menambah beban jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 jenis, yakni :
1) Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak/ belum
diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari
seluruh hipertensi).
2) Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai
akibat dari adanya penyakit lain.

2. Etiologi
1) Faktor Genetik
Hipertensi esensial biasanya berkaitan dengan gen dan faktor genetik,
dimana banyak gen yang turut berperan pada perkembangan gangguan
hipertensi. Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga sebagai
pembawa hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk
terkena hipertensi.
2) Usia
Insiden hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat.
Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh

13
karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga
pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit menjadi kaku.
3) Jenis Kelamin
Wanita lebih terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum
mengalami menopause daripada laki-laki. Wanita yang belum
menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatan kadar High Density Lipoprotein (HDL) untuk mencegah
terjadinya proses aterosklerosis.
4) Sistem RAA (Renin-Angiotensin-Aldosteron)
Renin memicu produksi angiotensin (zat penekan) dan aldosteron yang
secara homeostatis akan menyebabkan reabsorpsi natrium berlebih dan
konstriksi ateriol dan vena dan meningkatkan curah jantung sehingga
tekanan darah akan naik
5) Disfungsi sel endotel
Sel endotel mengalami kelainan sehingga terjadi kekakuan dan
penyempitan pembuluh darah dan hal itu dapat meningkatkan tekanan
darah.
6) Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang
berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti
penyebabnya.
7) Obesitas dan resistensi insulin
Orang dengan obesitas dapat terjadi resistensi insulin dan
hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem RAA. Obesitas
meningkatkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen dan berperan dalam
gaya hidup pasif. Lemak tubuh yang berlebihan dan ketidakaktifan
berperan dalam resistensi insulin. Peningkatan konsumsi energy juga
meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik potensial
menyebabkan terjadinya reabsorbsi natrium dan peningkatan tekanan
darah secara terus menerus (Sylvia Price, 2005).
8) Nutrisi
Sodium adalah penyebab penting dari hipertensi esensial, asupan garam
yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon
natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan
darah.

14
9) Merokok
Penelitian terakhir menyatakan bahwa merokok menjadi salah satu
faktor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi. Merokok merupakan
faktor risiko yang potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan
arus peningkatan hipertensi khususnya dan penyakit kardiovaskuler
secara umum di Indonesia.
10) Gaya hidup
Gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian makanan berlemak
atau kolesterol, minuman bersoda, alkohol, kegemukan, gaya hidup
yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup stres akan cenderung
menyebabkan kenaikan tekanan darah.

3. Klasifikasi
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah >160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Klasifikasi hipertensi pada klien berusia > 18 tahun
oleh The Joint National Committee on Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure (2003) adalah:

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Sedang 140-159 90-99
Hipertensi Berat >160 >100

4. Tanda dan gejala


Menurut Sylvia Anderson (2005) gejala hipertensi sebagai berikut :
1) Sakit kepala bagian belakang dan kaku kuduk. Hipertensi primer dapat
menyebabkan peningkataan tekana vaskuler serebral, sehingga
terjadilah nyeri di bagian kepala.
2) Sulit tidur dan gelisah atau cemas dan kepala pusing. Sulit tidur dapat
terjadi akibat Penggunaan obat-obatan antihipertensi.
3) Dada berdebar-debar, lemas, sesak nafas, berkeringat dan mudah lelah.
Sesak nafas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2.

15
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada klien dengan hipertensi adalah sebagai
berikut (Yogiyantoro, 2006):
1) Hemoglobin / Hematokrit
Penderita hipertensi terjadi peningkatan kadar hematokrit dalam darah
seiring dengan meningkatnya kadar natrium dalam darah dan Hb
menurun.
2) Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
3) Kreatinin serum
Pemeriksaan ini untuk memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
4) Elektrokardiogram
Pembesaran ventrikel kiri dan gambaran kardiomegali, pola regangan,
gangguan konduksi dapat dideteksi dengan pemeriksaan ini. Dapat
juga menggambarkan apakah hipertensi telah lama berlangsung. Luas
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi (Tom Smith,1991).
5) Kolesterol LDL / HDL dan trigeliserida serum dan asam urat
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya
pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
6) VMA urin (metabolit katekolamin)
Kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab);
VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma
bila hipertensi.
7) Foto dada dapat menunjukkan perbesaran jantung.
8) CT scan untuk mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.

6. Penatalaksanaan
1) Modifikasi Gaya Hidup

16
Modifikasi ini meliputi perubahan gaya hidup seperti menurunkan
kegemukan, membatasi asupan garam (total <5 g/hari), membatasi
asupan lemak (pria <21 unit dan perempuan <14 unit per minggu),
banyak makan buah dan sayuran (setidaknya 7 porsi / hari), tidak
merokok dan minum alkohol serta kopi, dan berolahraga teratur, serta
mengendalikan stress dengan relaksasi
2) Terapi Obat
a. Diuretik
Semua diuretik akan menurunkan tekanan secara akut dengan
pengeluaran garam dan air sepeti tiazid yang mempunyai efek
vasodilatasi langsung pada arteriol yang menyebabkan efek
hipotensif berkelanjutan. Untuk terapi hipertensi menggunakan tiazid
dengan kerja panjang, seperti hidroklorotiazid (12,5-50 mg/hari) atau
bendrofluazid (2,5-50 mg/hari), tiazid merupakan obat pilihan
pertama pada manula.
3) Penghambat adrenergic
Obat-obat ini dapat bekerja sentral pada pusat vasomotor di batang
otak, di perifer pada pelepasan ketokolamin neuron, atau menyekat
reseptor dan , atau keduanya. Pada otot polos vasikular, stimulasi
menyebabkan vasokonstriksi dan stimulasi menyebabkan relaksasi.
a. Vasodilator langsung
Obat ini menurunkan tekanan darah dengan mengurangi resistensi
vascular perifer. Contoh kelompok obat ini adalah obat oralhidralzin,
prazosin, dan minoksidil, dan obat intravena diazoksid dan
nitroprusid.
b. Antagonis kalsium
Sekarang merupakan obat antihipertensi yang paling sering
digunakan. Pilihan obat tergantung pada efek yang berbeda, pada
perlambatan denyut jantung (kronotropisme negatif), mengurangi
kontraktilitas miokard (inotropisme negatif).
c. Penghambat rennin-angiotensin
Penyekat reseptor adregenik menghambat produksi renin ginjal dari
apparatus jukstaglomerulus dan mungkin menyekat konversi substrat
rennin menjadi angiotensin. Namun, obat yang paling banyak

17
digunakan dari kelompok ini untuk terapi hipertensi adalah
penghambat ACE, seperti captopril, nelapril, lisinopril, dan ramipril,
dan yang paling akhir dikembangkan penyekat reseptor angiotensin
II seperti losartan dan valsartan. Aspirin
4) Aspirin digunakan secara luas dalam pencegahan sekunder penyakit
kardiovaskuler. Penelitian Hypertension Optimal Treatment (HOT) pada
pasien hipertensi, 75 mg aspirin mengurangi kejadian kardiovaskular
mayor, tetapi bukan kejadian yang fatal, sebesar 15%.
5) Statin dengan golongan obat penurun lipid akan mengurangi kejadian
koroner, mortalitas umum, dan stroke pada pasien dengan penyakit
jantung koroner.
6) Komplikasi dan penyakit penyerta
a. Asam urat
Kelebihan asam urat dalam darah menyebabkan pengkristalan pada
persendian dan pembuluh darah kapiler. Akibatnya, jika persendian
digerakkan akan terjadi gesekan kristal-kristal yang menimbulkan
rasa nyeri.
b. Stroke
Tekanan darah tinggi menekan dinding-dinding pembuluh darah di
semua jaringan tubuh, tidak terkecuali pembuluh darah di otak yang
sangat halus dan rumit. Kondisi ini diperburuk oleh perapuhan
pembuluh darah yang terjadi secara alamiah seiring bertambahnya
umur seseorang. Jika terjadi pecahnya pembuluh darah di otak, maka
otak akan kekurangan oksigen. Terganggunya suplai oksigen ke otak
dikenal dengan nama stroke.
c. Jantung
Penyakit jantung berhubungan erat dengan penyakit hipertensi.
Tekanan darah yang tinggi menambah beban jantung dalam
memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam jangka panjang dan pada
satu titik tertentu, keadaan ini akan menyebabkan kerusakan organ
jantung, dan kematian. Beberapa kelainan jantung yang sudah
dikenal, diantaranya jantung koroner, kejang jantung, dan jantung
berdebar.

18
d. Diabetes mellitus
Semakin tinggi larutan gula dalam darah maka kepekatan darah juga
semakin tinggi. Naiknya kepekatan menyebabkan tekanan osmosis
darah meningkat. Kerja jantung untuk memompa darah akan
semakin berat. Dan yang lebih buruk lagi, gula darah yang tinggi
memicu kerapuhan dinding pembuluh darah.
e. Gagal ginjal
Tekanan darah tinggi diatas normal menyebabkan rusaknya
pembuluh darah pada ginjal dan nefron sehingga menyebabkan gagal
ginjal.
f. Mimisan

Penyakit ini terjadi karena adanya kelemahan pembuluh darah


(terutama yang berada di hidung). Dalam kondisi ini, pembuluh
darah tidak lagi kuat menahan tekanan darah dari dalam sehingga
darah keluar.

19
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Asuhan Keperawatan Kasus


Ny.A tinggal di rumah sederhana di Kalikepiting, Surabaya bersama
kedua anaknya Sdr. D dan Sdr. L. Suami Ny. A sudah meninggal sejak 7
tahun yang lalu. Lingkungan rumah cukup asri, namun hanya berjarak 3m
dari jalan raya sehingga terkadang bising. Sdr. D, anak pertamanya telah
menikah dengan Sdr. S, 2 bulan yang lalu dan tinggal dirumah Ny. A karena
suami Sdr. D sedang bekerja di luar kota. Ny.A baru saja pensiun setahun
yang lalu setelah menjadi guru di salah satu SMPN, di rumahnya ada sebuah
toko kelontong yang dikelola Ny. A dan kedua anaknya yang hasilnya
digunakan untuk biaya hidup saat ini . Sehari-hari masakan dirumah dimasak
oleh Ny. A yang dibantu Sdr. D dan Sdr. S namum Ny.A tidak membedakan
masakan untuk keluarga dan dirinya meskipun Ny.A mengetahui bahwa
memiliki riwayat hipertensi semenjak suaminya meninggal. Ny. A tidak
mengetahui mengapa dapat terserang hipertensi . Ny.A dan keluarga bercerita
bahwa menyukai masakan yang menggunakan santan, berasa asin, dan suka
makan jerohan. Namun, Ny. A dan keluarga jarang pergi ke layanan kesehatan
untuk periksa rutin kesehatan dan hanya memberikan obat dari toko
kelontongnya jika ada salah satu anggota yang sedang sakit.

20
21
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Puskesmas Kalikepiting No. Register 123-465-XX

Nama Perawat Tanggal Pengkajian 2 Juni 2016


A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Ny.A Bahasa sehari-hari Indonesia
Alamat Rumah & Telp Kalikepiting Yankes terdekat, Jarak 5-6 km
Pekerjaan Pensiunan Alat transportasi Motor
Agama & Suku Status Kelas Sosial Menegah ke bawah
DATA ANGGOTA KELUARGA
No Nama Hub dgn Umur JK Suku Pendidika Pekerjaan Status Gizi (TB, TTV Status Imunisasi Dasar
KK n Terakhir Saat Ini BB, BMI) (TD, N, S, P)
1. Ny. A KK 59 P Jawa SMA Pensiunan TB : 155cm, BB: TD : 160/100, N : Lengkap
68 kg, BMI : 28.3 65x/menit, S:
36.8C, P:
25x/menit
2. Sdr.D Anak 21 P Jawa SMA Swasta TB : 155cm, BB: TD : 120/100, N: Lengkap
kandung 52kg, BMI : 21.66 60x/menit, S: 37C,
P: 22x/menit
3. Sdr. L Anak 16 P Jawa SMP Pelajar TB: 152cm, BB: TD: 110/90, Lengkap
Kandung 49kg, BMI: 21.21 N:62x/menit,
S:37C,
P:23x/menit
LANJUTAN
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
Saat ini
1. Ny. A Tidak ada Hipertensi Hipertensi
2. Sdr.D Tidak ada Sehat Tidak ada
3. Sdr.L Tidak ada Sehat Tidak ada

22
Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU : Kesehatan Ny.A saat ini memiliki TD tinggi yaitu 160/100mmHg, sedangkan untuk kedua anaknya Sdr.D dan Sdr.L keadaan kesehatannya
sehat serta tidak memiliki riwayat alergi

Genogram

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

atau : meninggal

: pasien/klien

B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Perkembangan Klg Saat Ini
Keluarga dengan anak berusia dewasa muda (anak pertama) telah memberikan kebebasan sepenuhnya apalagi Sdr. D sudah menikah.

Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat dijalankan Tdk Dpt Dijalankan

23
Bila Tdk dijalankan, sebutkan :-
C. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi : Baik Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma KLg : Tdk ada konflik nilai Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Ny.A yang selalu berperan penting dalam pengambilan keputusan

D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik
E. POLA KOPING KELUARGA
Mekanisme koping : Efektif Tidak Efektif
Stressor yg dihadapi keluarga : Ny.A cemas karena pemasukan keuangan di keluarganya hanya mengandalkan dari pensiunan Ny.A dan hasil dari penjualan toko kelontongnya.

DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
Kondisi Rumah Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Type rumah : permanen/semi permanen* Ya/ Tidak* ............................................................................
Lantai : tanah/plester/keramik,lainnya. Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/ Tidak*
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa* jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Ventilasi : Ya/ Tidak* ..............................................................................
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak* Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* Ya/
jendela dan ventilasi hanya terdapat di rumah bagian depan, Tidak* ...........................................................................................
kamar-kamar dalam rumah tidak ada jendelanya Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Pencahayaan Rumah :
Ya/
Baik/ Tidak* Tidak* ...........................................................................................
Rumah sedikit gelap karena jendela hanya terdapat didekat Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :

24
pintu depan rumah Ya/
Saluran Buang Limbah : Tidak* ...........................................................................................
Tertutup/terbuka* Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Air Bersih : Ya/ Tidak* ..........................................................................................
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-lain*, Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Kualitas air: tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa ya/tidak
rumah tampak kurang tertata dengan rapi, banyak barang berserakan
Jamban Memenuhi Syarat : dan berantakan
Kepemilikan jamban : ya/tidak* Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* Ya/ Tidak*
Jarak septic tank dengan sumber air : 5 meter Ny.A dan keluarga menyukai masakan dengan lauk jerohan
Menggunakan jamban sehat :
Tempat Sampah: Ya/ Tidak*
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak* Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Jenis : Tertutup/Terbuka * Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
Bak kamar mandi dibiarkan terbuka
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak * Ny.A jarang mengkonsumsi buah
Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak* .
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak* .
Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
.

Denah rumah

KM Dapur

R.Keluarga
Kamar Kamar
Kamar

R.Tamu Kamar

Pintu Toko 25
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: Ada Tidak karena
apabila ada anggota keluarga yang sakit, Ny. A dan keluarga memberikan obat dari toko kelontongnya
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Ya Tidak , keluarga tidak mengetahui penyebab Ny.A menderita hipertensi
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
Ya Tidak , keluarga mengetahui TD Ny.A menigkat ditandai dengan gejala pusing
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
Ya Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga , karena tetangga Ny. A juga memiliki riwayat penyakit yang sama dengan Ny.A
Kader Tenaga kesehatan, yaitu puskesmas dekat rumah
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes
Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan
upaya peningkatan kesehatan),
Ya Tidak,jelaskan: Ny.A dan keluarga tidak mengubah pola makan sehari-hari. Tetap sering mengkonsumsi jerohan dan makanan
bersantan.

26
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota keluarganya :
Ya Tidak , Jelaskan: keluarga terkadang membawa ke puskesmas atau praktik dokter apabila ada anggota keluarga yang sakit
setelah diberikan obat dari toko kelontong tidak kunjung sembuh.
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya: Ya Tidak,
jelaskan:
Dengan memberikan obat yang didapatkan dari toko kelontongnya
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Ya Tidak, jelaskan: karena Ny.A dan keluarga tidak mengetahui penyebab dan cara mencegah dari penyakit yang diderita Ny.A
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan :
Ya Tidak, jelaskan: walaupun rumah Ny.A tampak kurang tertata namun kedua anaknya setiap sore menyapu dan membersihkan
rumah.
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya :
Ya Tidak, jelaskan: keluarga sering berbagi cerita kepada tetangga disekitar rumah dan beberapa bulan sekali terdapat petugas
puskemas yang datang ke rumah.

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7

27
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

28
LAMPIRAN
PENGKAJIAN FISIK INDIVIDU

Anggota Keluarga 1 2 3 4 5
Nyeri spesifik:
Lokasi - - -
Tipe - - -
Durasi - - -
Intensitas - - -
Status mental: 1 2 3 4 5
Bingung - - -
Cemas - -
Disorientasi - - -
Depresi - - -
Menarik diri - - -
Sistem integumen: 1 2 3 4 5
Cianosis - - -
Akral Dingin - - -
Diaporesis - - -
Jaundice - - -
Luka - - -
Mukosa mulut - - -
kering
Kapiler refil time - - -
lebih 2 detik
Sistem Pernafasan 1 2 3 4 5
Stridor - - -

29
Wheezing - - -
Ronchi - - -
Akumulasi sputum - - -
Sistem 1 2 3 4 5
perkemihan:
Disuria - - -
Hematuria - - -
Frekuensi - - -
Retensi - - -
Inkontinensia - - -
Sistem 1 2 3 4 5
muskuloskeletal
Tonus otot kurang - - -
Paralisis - - -
Hemiparesis - - -
ROM kurang - - -
Gangg.Keseimb - - -
Sistem 1 2 3 4 5
pencernaan:
Intake cairan - - -
kurang
Mual/muntah - - -
Nyeri perut - - -
Muntah darah - - -
Flatus - - -
Distensi abdomen - - -
Colostomy - - -
Diare - - -
Konstipasi - - -
Bising usus - - -
Terpasang Sonde - - -
Sistem 1 2 3 4 5
persyarafan:
Nyeri kepala - - -
Pusing - - -
Tremor - - -
Reflek pupil - - -
anisokor

30
Paralisis : Lengan - - -
kiri/ Lengan kanan/
Kaki kiri/
Kaki kanan
Anestesi daerah - - -
perifer
Riwayat 1 2 3 4 5
pengobatan
Alergi Obat - - -
Jenis obat yang Bodrex, - -
dikonsumsi kaptopri
l

PEMERIKSAAN Pemeriks PENUNJANG


FORMAT aan ANALISA DATA
1 2 3
Laborato
rium
ASUHAN GDP/2JPP/acak 122 120 100
KEPERAWATAN KELUARGA
Asam Urat 4,9 4 3,5
Nama mg/dl mg/dl mg/dl
mahasiswa: Kelompok 7, Kelas A2/2013
Cholesterol 235mg/ 200 170
Tanggal Analisa : 3 Juni 2016
dl mg/dl mg/dl
Hb 12 12,7 11,7
Tanggal Data Diagnosa
No.
keperawatan

1. 3 Juni 2016 Ds : Ketidakefektifan


manajemen regimen
- Ny.A dan keluarga
terapeutik keluarga
mengatakan suka

31
makanan yang (00080)
bersantan, jerohan,
dan berasa asin.
Apabila kambuh
keluarga hanya
memberikan balsam
dan minum obat yang
didapat dari toko
kelontong. Jarang
periksa ke layanan
kesehatan
Do :

- Makanan yang sering


dikonsumsi terasa asin
dan bersantan
- Ny.K jarang periksa ke
yankes
- TD : 160/100, N :
65x/menit, S: 36.8C, P:
2. 3 Juni 2016 25x/menit Kurang pengetahuan
(00126)
Ds :

- Ny.A dan keluarga


mengatakan tidak
mengetahui
penyebab dan cara
pencegahan

32
terhadap
hipertensi yang
dialami oleh Ny.A

Do :

- Ny.A dan keluarga


tidak dapat
menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh
perawat
- Ny.A dan keluarga
tampak bingung
saat menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh
perawat

FORMAT SCORING/PRIORITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga (00080)

33
No Kreteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran

1. Sifat Masalah Masalah adalah actual


sudah terjadi untuk itu
1. Aktual 3 1 perlu tindakan
2. Resiko Tinggi 1
perawatan, sehingga
3. Potensial 2
tidak berdampak pada
1 masalah lain (stroke)

2. Kemungkinan Masalah untuk Masalah dapat dicegah


diubah untuk lebih parah, dan
membutuhkan peran
1. Tinggi serta keluarga yang
2. Sedang 2 2 2 amat besar, dalam
3. Rendah merubah perilaku
1 pencegahan dan
perawatan penyakit.
0

3. Potensial untuk dicegah Masalah belum berat,


dan membutuhkan
1. Mudah 3 2/3 waktu untuk mengubah
2. Cukup 1 kebiasaan keluarga
3. Tidak Dapat 2

34
4. Menonjolnya masalah Anggapan keluarga,
bahwa masalah
1. Masalah dirasakan, dan 2 Hipertensi ini adalah
perlu penanganan segera
masalah yang biasa dan
2. Masalah dirasakan, 1 1 0
tidak perlu ditangani oleh Ny.A tidak
segera 0 dirasakan
3. Masalah tidak dirasakan

TOTAL 3 2/3

FORMAT SCORING/PRIORITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan (00126)

No Kreteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran

1. Sifat Masalah Ny.A dan Keluarga


sering berbagi cerita
4. Aktual 3 2/3 dan bertanya kepada
5. Resiko Tinggi 1
tetangga sekitar yang
6. Potensial 2
mempunyai riwayat
1 penyakit yang sama

35
2. Kemungkinan Masalah untuk Ny.A dan keluarga
diubah merasa bahwa dengan
minum obat yang
4. Tinggi didapat dari toko
5. Sedang 2 2
kelontongnya,
6. Rendah
1 penyakitnya akan
sembuh.
0

3. Potensial untuk dicegah Ny. A dan keluarga


tidak mengetahui cara
4. Mudah 3 2/3 pencegahan dan
5. Cukup 1
penyebab pada penyakit
6. Tidak Dapat 2
hipertensi Ny.K
1

4. Menonjolnya masalah Anggapan keluarga,


bahwa masalah
4. Masalah dirasakan, dan 2 Hipertensi ini adalah
perlu penanganan segera
masalah yang biasa dan
5. Masalah dirasakan, 1 1
tidak perlu ditangani oleh Ny.A tidak
segera 0 dirasakan
6. Masalah tidak dirasakan

TOTAL 1 4/3

Diagnosa Keperawatan Keluarga berdasarkan Prioritas :

36
1. Domain 1 : Health promotion
Class 2 : Health management
Code 00080
Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga pada keluarga Ny.A

2. Domain 5 : Perception/Cognition
Class 4 : Cognition
Code 00126

Kurang pengetahuan pada keluarga Ny

FORMAT INTERVENSI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

37
Nama Mahasiswa : Kelompok 7, Kelas A2/2013

Tanggal : 3 Juni 2016

Diagnosa Keperawatan Tujuan Evaluasi


Intervensi
TUM TUK Kriteria Standar

1. Domain 1. Keluarga Domain IV Health Klien dapat Penyebab Domain 3 Behavioral


Health promotion mampu knowledge and mengetahu hipertensi : Class S Patient Education
Class 2. Health melakukan behaviour i penyebab, - faktor usia Code 5510 : Health education
management Class FF- Health
manajemen tanda - faktor 1. Gali dan diskusikan pengetahuan
Code 00080 management
regimen gejala dan keturunan keluarga tentang pengertian
Ketidakefektifan Code 3107 : Self
terapeutik cara - merokok hipertensi.
management-
manajemen secara mencegah - kurang 2. Motivasi kembali keluarga untuk
hypertension
regimen efektif hipertensi olahraga menjelaskan kembali tentang
terapeutik 310717 Mengurangi - kadar garam pengertian hipertensi
keluarga pada porsi makan (1-5) yang tinggi 3. Gali dan beri penyuluhan tentang
keluarga Ny.A 310718 Memgurangi
dalam makanan pengetahuan keluarga penyebab
konsumsi kafein (1-5)
- mengonsumsi hipertensi
310719 Menggunakan
strategi manajemen stres minuman keras 4. Jelaskan pada keluarga tentang
(1-5) - stres tanda-tanda dan gejala
310722 Mengurangi hipertensi
rokok (1-5) Tanda dan Domain 4 Safety
310723 Mengurangi gejala
konsumsi alkohol (1-5) Class V Risk Management
hipertensi : Code 6680 Monitor tanda-tanda vital
310724Mempertahanka
n kebutuhan tidur yang - Pusing 1. Ajarkan keluarga untuk melakukan
adekuat (1-5) - Penglihatan pengukuran tekanan darah, nadi
kabur

38
310725 Membuat - Sukar tidur 2. Ajarkan untuk mencatat dan
catatan untuk - Cepat marah memonitor pengukuran tekanan
memonitor tekanan - Nyeri pada darah secara rutin
darah (1-5) tengkuk
310726 Monitor - Telinga Domain 3 Behavioral
komplikasi hipertensi berdengung Class O Behavior therapy
(1-5) - Mudah capek Code 4360 Behavior modification
310727 Mengunjungi 1. Gali pengetahuan keluarga dan
pelayanan kesehatan Cara mencegah jelaskan tentang pengubahan
untuk mengontrol hipertensi : diit makanan yang dianjurkan
hipertensi (1-5) - mengonsumsi dan yang dihindari
makanan sehat 2. Beri motivasi keluarga untuk
Indikator : - megurangi sering mengontrolkan kesehatan
1 : tidak pernah konsumsi anggota keluarga yang sakit ke
didemonstrasikan garam dan pelayanan kesehatan
2 : jarang kafein
didemonstrasikan - berhenti
3 : terkadang merokok dan
didemonstrasikan minuman keras
4 : sering - berolahraga
didemonstrasikan secara teratur Domain 3 Behavioral
5 : secara konsisten - menurunkan Class S- Patient Education
didemonstrasikan berat badan 5602 Teaching: Disease Process
1. Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan pasien tentang
Domain IV Health proses penyakit yang spesifik
Knowledge and 2. Jelaskan patofisiologi dari
Behaviour
penyakit dan bagaimana hal ini
Class S- Health
berhbungan dengan anatomi dan
knowledge
fisiologi, dengan cara yang tepat
Code 1805

39
:Knowledge- Health 3. Gambarkan tanda dan gejala
behaviour yang bisa muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat
180501 Memenuhi 4. Gambarkan proses penyakit,
kebutuhan nutrisi yang dengan cara yang tepat
sehat (1-5) 5. Identifikasi kemungkinan
180502 Melakukan penyebab, dengan cara yang
olahraga secara teratur tepat
(1-5) 6. Sediakan informasi pada pasien
180503 Memiliki tentang kondisi, dengan cara
strategi untuk yang tepat
manajemen stres (1-5) 7. Sediakan bagi keluarga informasi
180504 tentang kemajuan pasien dengan
Mempertahankan pola cara yang tepat
tidur yang baik (1-5) 8. Diskusikan perubahan gaya hidup
180505 Membuat yang mungkin diperlukan untuk
metode perencanaan mencegah komplikasi dan atau
dalam keluarga (1-5) proses pengontrolan penyakit
180506 Mengetahui 9. Diskusikan pilihan terapi atau
efek dari merokok (1-5) penanganan
180507 Mengetahui 10.Dukung pasien untuk
efek dari konsumsi mengeksplorasi atau
alkohol (1-5) mendapatkan second opinion
180511 Mengetahui efek dengan cara yang tepat atau
dari kafein (1-5) diindikasikan
11.Instruksikan pasien mengenai
Indikator : tanda dan gejala untuk
1 : tidak memiliki melaporkan pada pemberi
pengetahuan perawatan kesehatan, dengan
2 : memiliki cara yang tepat.
pengetahuan terbatas

40
3 : memiliki - Keluarga dapat
pengetahuan cukup menyebutkan
2. Domain 5. 4 : memiliki pengertian
Perception/Cognitio pengetahuan yang baik hipertensi
5 : memiliki yaitu tekanan
n pengetahuan yang luas darah dimana
Class 4. Cognition Keluarga Keluarga sistol > 140
Code 00126 memiliki Domain 4 Health memiliki mmHg dan
Kurang pengetahuan pengetahua Knowledge & informasi diastol > 90
n dan Behavior yang baik mmHg.
pada keluarga Ny.A
informasi cara Keluarga
Class S- Health
- Keluarga
yang baik Knowledge merawat
mengingatkan
mengenai Code 1803 : penyakit Ny.A untuk
penyakit Knowledge Disease yang tidak
yang Process diderita memasak
diderita oleh Ny.A makanan yang
Ny.A terlalu asin,
180301 karakteristik bersantan
spesifik penyakti (1-5) - Keluarga
180303 faktor penyebab menemani
penyakit (1-5) Ny.A untuk ke
180304 faktor risiko pelayanan
penyakit (1-5) kesehatan
180305 efek fisiologis agar
dari penyakit (1-5) mengetahui
180306 tanda dan perkembanga
gejalan dari penyakit (1- n penyakit
5) yang diderita
180307 proses penyakit Ny.A
(1-5)

41
180308 strategi dalam
meminimalkan
keparahan penyakit (1-
5)
180309 potensial
komplikasi dari penyakit
(1-5)
180310 tanda dan gejala
komplikasi penyakit (1-
5)
180313 efek fisiologis
penyakit pada diri
sendiri (1-5)
180314 efek fisiologis
penyakit pada keluarga
(1-5)
180315 manfaat
managemen penyakit (1-
5)
180316 tersedia
dukungan kelompok (1-
5)
180317 ada sumber
terpercaya mengenai
proses penyakit dan
informasi yang spesifik
(1-5)

Indikator :
1 : tidak memiliki
pengetahuan

42
2 : memiliki
pengetahuan terbatas
3 : memiliki
pengetahuan cukup
4 : memiliki
pengetahuan yang baik
5 : memiliki
pengetahuan yang luas

43
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keluarga sebagai suatu kelompok individu di dalam komunitas
dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah
kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Keluarga juga mempunyai peran
utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarganya
sehingga individu tidak bisa berdiri sendiri untuk mengusahakan
tercapainya tingkat kesehatan yang diinginkan.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang bersifat kronis.
Kedua penyakit ini sering muncul dalam sebuah keluarga sehingga peran
keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap penanggulangan masalah
kesehatan tersebut.

4.2 Saran
Sebagai seorang perawat keluarga hendaknya mampu memberikan
asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif. Seorang perawat
keluarga tidak hanya mengatasi masalah kesehatan yang ada dalam
keluarga namun juga dapat memberi dukungan psikologis dan berperan
aktif dalam memandirikan keluarga untuk memberikan perawatan kepada
anggota keluarganya yang sakit serta dapat melaksanakan tindakan
preventif sehingga status kesehatan keluarga dapat ditingkatkan dan
dipertahankan tetap maksimal.

NASKAH ROLE PLAY

HIPERTENSI

Sebagai Perawat A

44
Sebagai Ibu Aisyah

Sebagai keluarga (Okta)

Salah satu daerah di Surabaya terdapat sebuah puskemas yng bernama


PELITA yang pada hari itu akan melakukan home visit disebuah keluarga yang
memiliki riwayat Hipertensi.

Role Play :

Perawat A baru saja mendapat tugas untuk bekerja di Puskesmas Pelita,


kemudian pada hari pertama bekerja dia mendapat tugas untuk melakukan home
visit disebuah rumah penduduk sekitar.

Sesampai dirumah perawat membuka obrolan dengan menanyakan kabar


dan kondisi saat ini.

Perawat A : Assalamualaikum,selamat pagi

Keluarga : Waalaikumsalam,iya ada apa mbak?

Perawat A : Begini ibu ini saya perawat dari puskesmas pelita yang akan
melakukan pemeriksaan kepada semua anggota keluarga ibu guna
untuk mengetahui apakah ada keluhan pada keluarga ibu. Apakah
ibu dan keluarga bersedia?

Ibu Aisyah : oh iya mbak ini saya juga merasa agak tidak enak badan beberapa
hari kemarin,silahkan.

Perawat A : sebelumnya yang mempunyai keluhan hanya ibu saja atau ada
yang lain? mungkin mbak nya ada keluhan juga? Atau anggota
keluarga lainnya?

Ibu Aisyah : untuk sejauh ini hanya saya saja mbak yang punya keluhan,anak-
anak saya baik-baik saja kok.

45
Perawat A : oh begitu ya bu..lha ibu ini apa yg dikeluhkan? Apa yang
dirasakan sakitnya?

Ibu Aisyah : itu mbak beberapa hari ini saya merasa gampang pusing, dada
saya ya berdebar-debar, terusa saya mudah lelah kalau melakukan
aktivitas berlebihan.

Perawat A : sejak kapan ibu merasakan pusing dan keluhan itu bu?

Ibu Aisyah : sejak seminggu yang lalu mbak

Perawat A : kalau ibu sudah pusing begitu,apa yang ibu lakukan? Minum obat
pusing atau bagaimana?

Ibu Aisyah : biasanya saya buat duduk diam atau tidur mbak

Perawat A : ibu dulu punya riwayat sakit apa saja?

Ibu Aisyah : ndak ada mbak,ndak ada riwayat sakit apa-apa ibu

Perawat A : oh begitu baik bu,ini saya akan mengukur tekanan ibu dahulu ya
bu..permisi ya bu

Ibu Aisyah : iya mbak,silahkan dengan senang hati

Henin selama 2-4 menitan untuk melakukan pengukuran tekanan darah.

Perawat A : hmmm..sudah bu..sudah muncul hasilnya

Ibu Aisyah : bagaimana mbak hasil tensi saya?

Perawat A : begini ibu tensi ibu sekarang tinggi,ibu punya riwayat tekanan
darah tinggi tidak? Atau ibu akhir akhir ini sedang banyak pikiran
mungkin?

Ibu Aisyah : ndak mbak,ndak ada riwayat darah tinggi tetapi saya akhir akhir
ini sedang banyak pikiran kok mbak

Perawat A : baik bu,ini saran saya ya bu untuk menjaga kesehatan ibu dan
agar unutk menjaga kestabilan tekanan darah ibu sebaiknya ibu

46
mengurangi untuk memikirkan maslaah yang berat-berat bu,
menjaga pola makan yang baik seperti mengurangi makan yang
asin-asin dan makanan yang berlemak tinggi serta ibu harus
membiasakan pola tidur dan olahraga yang baik ya bu seperti
contohnya setiap 3 hari atau 2 hari sekali jalan jalan pagi sekitar
kompleks agar menstabilkan tekanan darah ibu

Ibu Aisyah : oh begitu ya sus jadi saya harus merubah pola hidup saya agar
tidak sakit ini lagi?

Perawat A : iya bu seperti itu karna ibu umurnya juga sudah lanjut jadi itu
menjadi salah satu penyebab ibu sakit hipertensi dan juga seperti
stres,pola makanan, kelelahan, pola olahraga, dan pola hidup sehat
yang tidak bisa ibu jaga itu bisa menyebabkan ibu sakit
hipertensi.Sampai disini ibu sudah mengerti bagaimana cara
menjaga kesehatan ibu?

Ibu Aisyah : iya mbak,saya sudah paham sekarang.

Perawat A : ibu kalau nanti ibu sampai pusing lagi yang perlu ibu lakukan
yang pertama adalah duduk atau berbaring ya bu berhenti untuk
melkaukan aktivitas yang berlebihan. Kalau mau berdiri jangan
langsung berdiri bu tapi bertahap mulai dari bangun tidur kemudian
berhenti dulu sejenak, dilanjutkan berdiri kemudian berhenti
sejenak lagi baru berjalan ya bu gunanya untuk mengindarkan ibu
dari perasaan pusing. Jika ibu masih pusig terus menerus ibu bisa
datang ke puskesas untuk berdisusi dengan perawat dan dokter
disana bu. Bagaimana bu? Ada yang ingin ditanyakan?

Ibu Aisyah : iya mbak sudah paham kok saya tentang penjelasan mbak dari
awal tadi. Terimakasih ya mbak

Perawat A : Untuk mbak nya selaku anak dan keluarga dari ibu saya pesan ya
mbak untuk selalu mengingatkan tentang penjelasan dan saran saya
tadi untuk ibu mbak ..agar tida ada yang terlupakan. Dan mbak

47
juga bisa menemani saat ibu melakukan olahraga ringan untuk
menjaga ibu juga mbak. Bagaimana mbak?

Okta : oh iya mbak nanti saya aka berusaha menjaga ibu dan
mengingatkan ibu untuk mematuhi saran da pesan mbak dari awal
tadi, terimakasih ya mbak

Perawat A : ya sama sama mbak,ibu.

Baik bu ini pemeriksaan saya sudah selesai saya pamit kembali ke


puskesmas lagi ya bu..selamat beristirahat ibu dan mbak. Selamat
siang

DAFTAR PUSTAKA

Syaripudin, Tatang. 2008. Pedagogik Teoritis Sistematis. Percikan Ilmu : Bandung

Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Sosial. Rineka Cipta: Jakarta

Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, &
Praktik. Ed 5. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

48
Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Suparjitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam praktik.


Jakarta: EGC

Anderson, Elizabeth T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan


Praktik edisi 3. Jakarta: EGC

Carpenito, Lynda Juall.(1999) Diagnosa Keperawatan.(2000) alih bahasa Monica


Ester.Jakarta : EGC

Doengus, Maryln.(1993). Rencana asuhan keperawatan.(1999).alih bahasa


Monica Ester. Jakarta: EGC.

Henger, Barbara R.(2003).Asisten Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan. EGC:Jakarta

Hudak, C.M. Gallo, B.M. (1996). Keperawatan Kritis. Pendekatan holistic Edisi
VI volume II. EGC:Jakarta

Mansjoer, dkk. (2000).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media Aesculapius

Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persyarafan. salemba medika: jakarta.

Price, Sylvia A.(2002).Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. alih


bahasa Huriawati, Hartanto.(2005). Jakarta:EGC

Smeltzer, Suzanne.(1996). Keperawatan Medikal Bedah.(2002) alih bahasa


Monica Ester. Jakarta : EGC

Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC


Anderson, Elizabeth T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan
Praktik edisi 3. Jakarta: EGC
Aritonang, Mika Vera. (2008). Pengalaman Keluarga dengan Anak yang
Menderita Penyakit Kronis. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan
Gray, Huon H., dkk. (2003). Lecture Notes Kardiologi. Jakarta: EMS

49
Price, Sylvia Adreson. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC
Stanhope, Marcia, Knollmueller, Ruth N. (2010). Praktik Keperawatan
Kesehatan Komunitas. Jakarta: EGC
Suparjitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam praktik.
Jakarta: EGC
Timmreck, Thomas C. (2005). Epidemiologi: Suatu Pengantar Edisi 2. Jakarta:
EGC
WHO. (1995). Kader Kesehatan Masyarakat alih bahasa Adi Heru S. Jakarta:
EGC
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Suparjitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam praktik.
Jakarta: EGC
BT Basavanthappa. 2008. Community Health Nursing 2nd Edition.
Karnataka:Jaypee Brothers Medical Publishers
Anderson, Elizabeth T. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan
Praktik edisi 3. Jakarta: EGC
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health Care Nursing Theory, Practice,
and Research 4th Edition. Philadelphia:F.A.Davis Company

50

You might also like