Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Menjadi tua adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap mahluk
hidup dan meninggal dengan tenang adalah dambaan setiap insan. Namun sering
kali harapan dan dambaan tersebut tidak tercapai. Dalam masyarakat kita, umur
harapan hidup semakin bertambah dan kematian semakin banyak disebabkan oleh
penyakit-penyakit kronis seperti hipertensi. Pasien dengan penyakit kronis seperti
ini akan melalui suatu proses pengobatan dan perawatan yang panjang. Jika
penyakitnya berlanjut maka suatu saat akan dicapai stadium terminal yang
ditandai dengan oleh kelemahan umum, penderitaan, ketidak berdayaan, dan
akhirnya kematian.
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada di atas normal,
atau optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik.
Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu lama dan terus menerus bisa memicu
stroke, serangan jantung, gagal jantung dan merupakan penyebab utama gagal
ginjal kronik (Purnomo, 2009). Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan
terjadinya tekanan darah tinggi yaitu usia lanjut, adanya riwayat tekanan darah
tinggi dalam keluarga, kelebihan berat badan yang diikuti dengan kurangnya
berolahraga. Fenomena ini disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakat
secara global, seperti semakin mudahnya mendapatkan makanan siap saji
membuat konsumsi sayuran segar dan serat berkurang, kemudian konsumsi
garam, lemak, gula, dan kalori yang terus meningkat (Palmer A, 2007).
Keberhasilan pengobatan hipertensi tidak luput dari pengetahuan, sikap dan
kepatuhan seseorang menjalankan diet. Kepatuhan terhadap diet meliputi diet
rendah garam, rendah kolestrol, dan rendah lemak sangat diperlukan. Seseorang
yang paham tentang hipertensi dan berbagai penyebabnya maka akan melakukan
tindakan sebaik mungkin agar penyakitnya tidak berlanjut (Setiawan, 2008).
1
World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya
sejumlah 839 juta kasus Hipertensi, dan diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada
tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih
banyak pada wanita 30% dibanding pria 29%. Sekitar 80% kenaikan kasus
hipertensi terjadi terutama di negara-negara berkembang (WHO, 2012). Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013 menunjukkan hasil survei dari
33 Provinsi di Indonesia terdapat 8 provinsi yang kasus penderita Hipertensi
melebihi rata - rata nasional yaitu : Bangka Belitung (30,9%), Kalimantan Selatan
(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%), Gorontalo (29%),
Sulawesi Tengah (28,7%), Kalimantan Barat (28,3%) Sulawesi Utara (27,1%)
(Riskesdas, 2013).
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual
yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan
pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/pengobatan
gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis,
sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal
sebagai perawatan paliatif atau paliative care. Dalam perawatan paliatif maka
peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan keluarga pada pasien
kronis untuk membantu pasien menghadapi penyakitnya. Berdasarkan uraian
diatas, setiap anggota keluarga perlu ditingkatkan pemahaman dan pengetahuan
tentang penyakit infeksi dan penyakit kronis, cara penularan dan pencegahannya.
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai andil yang besar dalam
mengupayakan kesehatan yang maksimal untuk anggota keluarganya.
Peran perawat keluarga sangat dibutuhkan untuk membantu keluarga
memiliki kemandirian dalam mencapai derajat kesehatan yang diinginkan.
Dengan memaksimalkan peran perawat keluarga, diharapkan kemandirian
keluarga juga akan maksimal sehingga bisa tercapai derajat kesehatan yang
diinginkan.
2
2. Apa saja tipe/bentuk keluarga?
3. Apa fungsi keluarga?
4. Bagaimana struktur keluarga?
5. Bagaimana konsep keperawatan keluarga?
6. Apa peran perawat dalam keperawatan keluarga?
7. Apa definisi dari hipertensi?
8. Apa klasifikasi dari hipertensi?
9. Apa etiologi dari hipertensi?
10. Apa manifestasi klinis pada hipertensi?
11. Apa pemerikasaan diagnostik pada hipertensi?
12. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi?
13. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan oleh hipertensi?
14. Bagaimana pencegahan pada penyakit hipertensi?
15. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga dengan penyakit
hipertensi ?
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami konsep pembuatan
asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi secara
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep keperawatan keluarga
dengan hipertensi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga
3. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur keluarga
4. Mahasiswa mampu menjelaskan peran perawat dalam
keperawatan keluarga dengan hipertensi
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tipe/macam keluarga
6. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostik pada
hipertensi
7. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksaan pada klien
dengan hipertensi
8. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi pada penyakit
hipertensi
9. Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan pada hipertensi
10. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga
pada hipertensi
1.3 Manfaat
1.Manfaat Teoritis
3
Dapat digunakan sebagai acuan bagi penulis serta rekan perawat yang lain
dalam praktik memberikan asuhan keperawatan keluarga pada klien yang
mengalami penyakit kronik: hipertensi
2.Manfaat Praktis
1) Bagi mahasiswa
Memberi informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai bahaya
penyakit kronik: hipertensi serta bagaimana cara memberikan asuhan
keperawatan keluarga pada hipertensi dengan tepat
2) Bagi Penulis
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan,
pengalaman serta keterampilan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga pada penyakit kronik: hipertensi
3) Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menambah wawasan dan meminimalisir terkena
hipertensi serta mengetahui cara pencegahannya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
karakteristik transaksional dinamis keluarga. Penulis yang menggunakan
perspektif system umum memdefinisikan kleurag sebagai sebuha system
social kecil yang terbuka yang terdiri atas suatu rangkaian bagian yang snagat
saling bergantung dan dipengaruhi baik oleh struktur internal maupun
lingkungan eksternalya.
5
salah satu pasnagan keluarga inti. Keluarga ini terdiri atas sanal-saudara
dan dapat mencakup nenek/kakek, bibi, paman, keponkaan, dan sepupu.
Tipe dan bentuk keluarga ini dapat dibedakan menjadi tradisional dan
non tradisional.
1. Tradisional
1) Keluarga inti: terdiri dari suami, istri dan anak.
2) The dyad family: terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila: terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dnegan
anak yang sudah memisahkan diri
4) The childless family: keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan
karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita
5) The Extended family: keluarga yang terdiri daritiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah, seperti keluarga inti disertai :
paman, tante, orang tua (kakek/nenek), keponakan.
6) The single parent family: keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dnegan anak, hal ini terjadi biasnaya melalui proses
perceraian,kematian dan ditinggalkan.
7) Commuter family: kedua orang tua yang bekerja di kota yang
berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan
orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saar weekend.
8) Multigenerational family: keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersamaan dalam satu rumah.
9) Kin-Network family: beberapa keluarga inti yang tinggal dalam
saturumah atau slaing berdekatan dengan slaing menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh : dapur, kamar
mandi, televise, telepon, dll)
10) Blended Family : duda atau janda (karena perceraian) yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
6
11) The single adult living alone / single adult family: keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian/meninggal)
7
11) Gang: sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-ornag muda
yang mencari ikatan emosiaonal dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam
kehidupannya.
6. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan financial untuk anggota keluarganya dan
kepentingan masyarakat
7. Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirhata temasuk
untuk penyembuhan dari sakit.
8
unutk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan
ini danada kehidupan lain setelah di dunia ini.
2. Fungsi social budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dnegan tingkat perkembangan anak,
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman,
memberikan perhtaian diantara anggota keluarga
4. Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
5. Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membsarkan
anak, memelihara dan merawat anggota keluarga
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuia dnegan tingkat
perkembangannta, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga
mempersiapkan anak emnjadi anggota masyarakat yang baik.
7. Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghailan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhhi kebutuhan
keluarga di masa dating.
9
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
10
Tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
kemampuan keluarga dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mereka hadapi
2) Mengambil keputusan dan bagaimana memecahkan masalah
tersebut
3) Meningkatkan mutu kesehatan keluarga (promosi kesehatan)
4) Mencegah terjadinya penyakit atau timbulnya masalah kesehatan
pada keluarga
5) Melakasanakan usaha penyembuhan atau pemecahan masalah
kesehatan keluarga melalui asuhan keperawata di rumah
6) Melaksanakan usaha rehabilitasi penderita melalui asuhan
keperawatan dirumah
7) Membantu tenaga professional kesehatan atau keperawatan dalam
penanggulangan penyakit atau masalah kesehatan mereka dirumah,
rujukan kesehatan dan rujukan medic (Ali, 2010)
3. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga
Ketika perawat kesehatan masyarakat ingin menerapkan perawatan
kesehatan keluarga, perawat harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu
seperti di bawah ini :
1. Membangun hubungan profesional yang baik dengan keluarga
2. pendidikan kesehatan yang layak dan bimbingan harus disediakan
untuk mencapai kemandirian keluarga dalam merawat diri sendiri
sesuai dengan kebutuhan keluarga.
3. Mengumpulkan semua informasi yang relevan tentang keluarga
untuk mengidentifikasi masalah dan menetapkan prioritas masalah
kesehatan keluarga.
4. Memberikan dukungan dan layanan berdasarkan kebutuhan keluarga
untuk meningkatkan status kesehatan.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainya sehingga dapat
mencapai tujuan kesehatan keluarga yang maksimal.
4. Peran perawat keluarga
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah
sebagai berikut:
1) Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga
agar:
11
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara
mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan
keluarga.Koordinator
2) Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan
komprehensive dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu
agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
3) Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
4) Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang
teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
5) Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan
perawat dalam menyampaikan informasi dan kualitas dari informasi
yang disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.
6) Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
7) Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah
sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui system
pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8) Penemu kasus
12
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat
sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.
9) Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat (Ali, 2010)
2. Etiologi
1) Faktor Genetik
Hipertensi esensial biasanya berkaitan dengan gen dan faktor genetik,
dimana banyak gen yang turut berperan pada perkembangan gangguan
hipertensi. Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga sebagai
pembawa hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk
terkena hipertensi.
2) Usia
Insiden hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat.
Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh
13
karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga
pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit menjadi kaku.
3) Jenis Kelamin
Wanita lebih terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum
mengalami menopause daripada laki-laki. Wanita yang belum
menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatan kadar High Density Lipoprotein (HDL) untuk mencegah
terjadinya proses aterosklerosis.
4) Sistem RAA (Renin-Angiotensin-Aldosteron)
Renin memicu produksi angiotensin (zat penekan) dan aldosteron yang
secara homeostatis akan menyebabkan reabsorpsi natrium berlebih dan
konstriksi ateriol dan vena dan meningkatkan curah jantung sehingga
tekanan darah akan naik
5) Disfungsi sel endotel
Sel endotel mengalami kelainan sehingga terjadi kekakuan dan
penyempitan pembuluh darah dan hal itu dapat meningkatkan tekanan
darah.
6) Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang
berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti
penyebabnya.
7) Obesitas dan resistensi insulin
Orang dengan obesitas dapat terjadi resistensi insulin dan
hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem RAA. Obesitas
meningkatkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen dan berperan dalam
gaya hidup pasif. Lemak tubuh yang berlebihan dan ketidakaktifan
berperan dalam resistensi insulin. Peningkatan konsumsi energy juga
meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik potensial
menyebabkan terjadinya reabsorbsi natrium dan peningkatan tekanan
darah secara terus menerus (Sylvia Price, 2005).
8) Nutrisi
Sodium adalah penyebab penting dari hipertensi esensial, asupan garam
yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon
natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan
darah.
14
9) Merokok
Penelitian terakhir menyatakan bahwa merokok menjadi salah satu
faktor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi. Merokok merupakan
faktor risiko yang potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan
arus peningkatan hipertensi khususnya dan penyakit kardiovaskuler
secara umum di Indonesia.
10) Gaya hidup
Gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian makanan berlemak
atau kolesterol, minuman bersoda, alkohol, kegemukan, gaya hidup
yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup stres akan cenderung
menyebabkan kenaikan tekanan darah.
3. Klasifikasi
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah >160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Klasifikasi hipertensi pada klien berusia > 18 tahun
oleh The Joint National Committee on Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure (2003) adalah:
15
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada klien dengan hipertensi adalah sebagai
berikut (Yogiyantoro, 2006):
1) Hemoglobin / Hematokrit
Penderita hipertensi terjadi peningkatan kadar hematokrit dalam darah
seiring dengan meningkatnya kadar natrium dalam darah dan Hb
menurun.
2) Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
3) Kreatinin serum
Pemeriksaan ini untuk memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
4) Elektrokardiogram
Pembesaran ventrikel kiri dan gambaran kardiomegali, pola regangan,
gangguan konduksi dapat dideteksi dengan pemeriksaan ini. Dapat
juga menggambarkan apakah hipertensi telah lama berlangsung. Luas
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi (Tom Smith,1991).
5) Kolesterol LDL / HDL dan trigeliserida serum dan asam urat
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya
pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
6) VMA urin (metabolit katekolamin)
Kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab);
VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma
bila hipertensi.
7) Foto dada dapat menunjukkan perbesaran jantung.
8) CT scan untuk mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
6. Penatalaksanaan
1) Modifikasi Gaya Hidup
16
Modifikasi ini meliputi perubahan gaya hidup seperti menurunkan
kegemukan, membatasi asupan garam (total <5 g/hari), membatasi
asupan lemak (pria <21 unit dan perempuan <14 unit per minggu),
banyak makan buah dan sayuran (setidaknya 7 porsi / hari), tidak
merokok dan minum alkohol serta kopi, dan berolahraga teratur, serta
mengendalikan stress dengan relaksasi
2) Terapi Obat
a. Diuretik
Semua diuretik akan menurunkan tekanan secara akut dengan
pengeluaran garam dan air sepeti tiazid yang mempunyai efek
vasodilatasi langsung pada arteriol yang menyebabkan efek
hipotensif berkelanjutan. Untuk terapi hipertensi menggunakan tiazid
dengan kerja panjang, seperti hidroklorotiazid (12,5-50 mg/hari) atau
bendrofluazid (2,5-50 mg/hari), tiazid merupakan obat pilihan
pertama pada manula.
3) Penghambat adrenergic
Obat-obat ini dapat bekerja sentral pada pusat vasomotor di batang
otak, di perifer pada pelepasan ketokolamin neuron, atau menyekat
reseptor dan , atau keduanya. Pada otot polos vasikular, stimulasi
menyebabkan vasokonstriksi dan stimulasi menyebabkan relaksasi.
a. Vasodilator langsung
Obat ini menurunkan tekanan darah dengan mengurangi resistensi
vascular perifer. Contoh kelompok obat ini adalah obat oralhidralzin,
prazosin, dan minoksidil, dan obat intravena diazoksid dan
nitroprusid.
b. Antagonis kalsium
Sekarang merupakan obat antihipertensi yang paling sering
digunakan. Pilihan obat tergantung pada efek yang berbeda, pada
perlambatan denyut jantung (kronotropisme negatif), mengurangi
kontraktilitas miokard (inotropisme negatif).
c. Penghambat rennin-angiotensin
Penyekat reseptor adregenik menghambat produksi renin ginjal dari
apparatus jukstaglomerulus dan mungkin menyekat konversi substrat
rennin menjadi angiotensin. Namun, obat yang paling banyak
17
digunakan dari kelompok ini untuk terapi hipertensi adalah
penghambat ACE, seperti captopril, nelapril, lisinopril, dan ramipril,
dan yang paling akhir dikembangkan penyekat reseptor angiotensin
II seperti losartan dan valsartan. Aspirin
4) Aspirin digunakan secara luas dalam pencegahan sekunder penyakit
kardiovaskuler. Penelitian Hypertension Optimal Treatment (HOT) pada
pasien hipertensi, 75 mg aspirin mengurangi kejadian kardiovaskular
mayor, tetapi bukan kejadian yang fatal, sebesar 15%.
5) Statin dengan golongan obat penurun lipid akan mengurangi kejadian
koroner, mortalitas umum, dan stroke pada pasien dengan penyakit
jantung koroner.
6) Komplikasi dan penyakit penyerta
a. Asam urat
Kelebihan asam urat dalam darah menyebabkan pengkristalan pada
persendian dan pembuluh darah kapiler. Akibatnya, jika persendian
digerakkan akan terjadi gesekan kristal-kristal yang menimbulkan
rasa nyeri.
b. Stroke
Tekanan darah tinggi menekan dinding-dinding pembuluh darah di
semua jaringan tubuh, tidak terkecuali pembuluh darah di otak yang
sangat halus dan rumit. Kondisi ini diperburuk oleh perapuhan
pembuluh darah yang terjadi secara alamiah seiring bertambahnya
umur seseorang. Jika terjadi pecahnya pembuluh darah di otak, maka
otak akan kekurangan oksigen. Terganggunya suplai oksigen ke otak
dikenal dengan nama stroke.
c. Jantung
Penyakit jantung berhubungan erat dengan penyakit hipertensi.
Tekanan darah yang tinggi menambah beban jantung dalam
memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam jangka panjang dan pada
satu titik tertentu, keadaan ini akan menyebabkan kerusakan organ
jantung, dan kematian. Beberapa kelainan jantung yang sudah
dikenal, diantaranya jantung koroner, kejang jantung, dan jantung
berdebar.
18
d. Diabetes mellitus
Semakin tinggi larutan gula dalam darah maka kepekatan darah juga
semakin tinggi. Naiknya kepekatan menyebabkan tekanan osmosis
darah meningkat. Kerja jantung untuk memompa darah akan
semakin berat. Dan yang lebih buruk lagi, gula darah yang tinggi
memicu kerapuhan dinding pembuluh darah.
e. Gagal ginjal
Tekanan darah tinggi diatas normal menyebabkan rusaknya
pembuluh darah pada ginjal dan nefron sehingga menyebabkan gagal
ginjal.
f. Mimisan
19
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
20
21
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
22
Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU : Kesehatan Ny.A saat ini memiliki TD tinggi yaitu 160/100mmHg, sedangkan untuk kedua anaknya Sdr.D dan Sdr.L keadaan kesehatannya
sehat serta tidak memiliki riwayat alergi
Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
atau : meninggal
: pasien/klien
23
Bila Tdk dijalankan, sebutkan :-
C. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi : Baik Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma KLg : Tdk ada konflik nilai Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Ny.A yang selalu berperan penting dalam pengambilan keputusan
D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik
E. POLA KOPING KELUARGA
Mekanisme koping : Efektif Tidak Efektif
Stressor yg dihadapi keluarga : Ny.A cemas karena pemasukan keuangan di keluarganya hanya mengandalkan dari pensiunan Ny.A dan hasil dari penjualan toko kelontongnya.
24
pintu depan rumah Ya/
Saluran Buang Limbah : Tidak* ...........................................................................................
Tertutup/terbuka* Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Air Bersih : Ya/ Tidak* ..........................................................................................
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-lain*, Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Kualitas air: tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa ya/tidak
rumah tampak kurang tertata dengan rapi, banyak barang berserakan
Jamban Memenuhi Syarat : dan berantakan
Kepemilikan jamban : ya/tidak* Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* Ya/ Tidak*
Jarak septic tank dengan sumber air : 5 meter Ny.A dan keluarga menyukai masakan dengan lauk jerohan
Menggunakan jamban sehat :
Tempat Sampah: Ya/ Tidak*
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak* Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Jenis : Tertutup/Terbuka * Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
Bak kamar mandi dibiarkan terbuka
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak * Ny.A jarang mengkonsumsi buah
Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak* .
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak* .
Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
.
Denah rumah
KM Dapur
R.Keluarga
Kamar Kamar
Kamar
R.Tamu Kamar
Pintu Toko 25
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: Ada Tidak karena
apabila ada anggota keluarga yang sakit, Ny. A dan keluarga memberikan obat dari toko kelontongnya
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Ya Tidak , keluarga tidak mengetahui penyebab Ny.A menderita hipertensi
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
Ya Tidak , keluarga mengetahui TD Ny.A menigkat ditandai dengan gejala pusing
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
Ya Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga , karena tetangga Ny. A juga memiliki riwayat penyakit yang sama dengan Ny.A
Kader Tenaga kesehatan, yaitu puskesmas dekat rumah
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes
Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan
upaya peningkatan kesehatan),
Ya Tidak,jelaskan: Ny.A dan keluarga tidak mengubah pola makan sehari-hari. Tetap sering mengkonsumsi jerohan dan makanan
bersantan.
26
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota keluarganya :
Ya Tidak , Jelaskan: keluarga terkadang membawa ke puskesmas atau praktik dokter apabila ada anggota keluarga yang sakit
setelah diberikan obat dari toko kelontong tidak kunjung sembuh.
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya: Ya Tidak,
jelaskan:
Dengan memberikan obat yang didapatkan dari toko kelontongnya
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Ya Tidak, jelaskan: karena Ny.A dan keluarga tidak mengetahui penyebab dan cara mencegah dari penyakit yang diderita Ny.A
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan :
Ya Tidak, jelaskan: walaupun rumah Ny.A tampak kurang tertata namun kedua anaknya setiap sore menyapu dan membersihkan
rumah.
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya :
Ya Tidak, jelaskan: keluarga sering berbagi cerita kepada tetangga disekitar rumah dan beberapa bulan sekali terdapat petugas
puskemas yang datang ke rumah.
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
27
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
28
LAMPIRAN
PENGKAJIAN FISIK INDIVIDU
Anggota Keluarga 1 2 3 4 5
Nyeri spesifik:
Lokasi - - -
Tipe - - -
Durasi - - -
Intensitas - - -
Status mental: 1 2 3 4 5
Bingung - - -
Cemas - -
Disorientasi - - -
Depresi - - -
Menarik diri - - -
Sistem integumen: 1 2 3 4 5
Cianosis - - -
Akral Dingin - - -
Diaporesis - - -
Jaundice - - -
Luka - - -
Mukosa mulut - - -
kering
Kapiler refil time - - -
lebih 2 detik
Sistem Pernafasan 1 2 3 4 5
Stridor - - -
29
Wheezing - - -
Ronchi - - -
Akumulasi sputum - - -
Sistem 1 2 3 4 5
perkemihan:
Disuria - - -
Hematuria - - -
Frekuensi - - -
Retensi - - -
Inkontinensia - - -
Sistem 1 2 3 4 5
muskuloskeletal
Tonus otot kurang - - -
Paralisis - - -
Hemiparesis - - -
ROM kurang - - -
Gangg.Keseimb - - -
Sistem 1 2 3 4 5
pencernaan:
Intake cairan - - -
kurang
Mual/muntah - - -
Nyeri perut - - -
Muntah darah - - -
Flatus - - -
Distensi abdomen - - -
Colostomy - - -
Diare - - -
Konstipasi - - -
Bising usus - - -
Terpasang Sonde - - -
Sistem 1 2 3 4 5
persyarafan:
Nyeri kepala - - -
Pusing - - -
Tremor - - -
Reflek pupil - - -
anisokor
30
Paralisis : Lengan - - -
kiri/ Lengan kanan/
Kaki kiri/
Kaki kanan
Anestesi daerah - - -
perifer
Riwayat 1 2 3 4 5
pengobatan
Alergi Obat - - -
Jenis obat yang Bodrex, - -
dikonsumsi kaptopri
l
31
makanan yang (00080)
bersantan, jerohan,
dan berasa asin.
Apabila kambuh
keluarga hanya
memberikan balsam
dan minum obat yang
didapat dari toko
kelontong. Jarang
periksa ke layanan
kesehatan
Do :
32
terhadap
hipertensi yang
dialami oleh Ny.A
Do :
FORMAT SCORING/PRIORITAS
33
No Kreteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran
34
4. Menonjolnya masalah Anggapan keluarga,
bahwa masalah
1. Masalah dirasakan, dan 2 Hipertensi ini adalah
perlu penanganan segera
masalah yang biasa dan
2. Masalah dirasakan, 1 1 0
tidak perlu ditangani oleh Ny.A tidak
segera 0 dirasakan
3. Masalah tidak dirasakan
TOTAL 3 2/3
FORMAT SCORING/PRIORITAS
35
2. Kemungkinan Masalah untuk Ny.A dan keluarga
diubah merasa bahwa dengan
minum obat yang
4. Tinggi didapat dari toko
5. Sedang 2 2
kelontongnya,
6. Rendah
1 penyakitnya akan
sembuh.
0
TOTAL 1 4/3
36
1. Domain 1 : Health promotion
Class 2 : Health management
Code 00080
Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga pada keluarga Ny.A
2. Domain 5 : Perception/Cognition
Class 4 : Cognition
Code 00126
FORMAT INTERVENSI
37
Nama Mahasiswa : Kelompok 7, Kelas A2/2013
38
310725 Membuat - Sukar tidur 2. Ajarkan untuk mencatat dan
catatan untuk - Cepat marah memonitor pengukuran tekanan
memonitor tekanan - Nyeri pada darah secara rutin
darah (1-5) tengkuk
310726 Monitor - Telinga Domain 3 Behavioral
komplikasi hipertensi berdengung Class O Behavior therapy
(1-5) - Mudah capek Code 4360 Behavior modification
310727 Mengunjungi 1. Gali pengetahuan keluarga dan
pelayanan kesehatan Cara mencegah jelaskan tentang pengubahan
untuk mengontrol hipertensi : diit makanan yang dianjurkan
hipertensi (1-5) - mengonsumsi dan yang dihindari
makanan sehat 2. Beri motivasi keluarga untuk
Indikator : - megurangi sering mengontrolkan kesehatan
1 : tidak pernah konsumsi anggota keluarga yang sakit ke
didemonstrasikan garam dan pelayanan kesehatan
2 : jarang kafein
didemonstrasikan - berhenti
3 : terkadang merokok dan
didemonstrasikan minuman keras
4 : sering - berolahraga
didemonstrasikan secara teratur Domain 3 Behavioral
5 : secara konsisten - menurunkan Class S- Patient Education
didemonstrasikan berat badan 5602 Teaching: Disease Process
1. Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan pasien tentang
Domain IV Health proses penyakit yang spesifik
Knowledge and 2. Jelaskan patofisiologi dari
Behaviour
penyakit dan bagaimana hal ini
Class S- Health
berhbungan dengan anatomi dan
knowledge
fisiologi, dengan cara yang tepat
Code 1805
39
:Knowledge- Health 3. Gambarkan tanda dan gejala
behaviour yang bisa muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat
180501 Memenuhi 4. Gambarkan proses penyakit,
kebutuhan nutrisi yang dengan cara yang tepat
sehat (1-5) 5. Identifikasi kemungkinan
180502 Melakukan penyebab, dengan cara yang
olahraga secara teratur tepat
(1-5) 6. Sediakan informasi pada pasien
180503 Memiliki tentang kondisi, dengan cara
strategi untuk yang tepat
manajemen stres (1-5) 7. Sediakan bagi keluarga informasi
180504 tentang kemajuan pasien dengan
Mempertahankan pola cara yang tepat
tidur yang baik (1-5) 8. Diskusikan perubahan gaya hidup
180505 Membuat yang mungkin diperlukan untuk
metode perencanaan mencegah komplikasi dan atau
dalam keluarga (1-5) proses pengontrolan penyakit
180506 Mengetahui 9. Diskusikan pilihan terapi atau
efek dari merokok (1-5) penanganan
180507 Mengetahui 10.Dukung pasien untuk
efek dari konsumsi mengeksplorasi atau
alkohol (1-5) mendapatkan second opinion
180511 Mengetahui efek dengan cara yang tepat atau
dari kafein (1-5) diindikasikan
11.Instruksikan pasien mengenai
Indikator : tanda dan gejala untuk
1 : tidak memiliki melaporkan pada pemberi
pengetahuan perawatan kesehatan, dengan
2 : memiliki cara yang tepat.
pengetahuan terbatas
40
3 : memiliki - Keluarga dapat
pengetahuan cukup menyebutkan
2. Domain 5. 4 : memiliki pengertian
Perception/Cognitio pengetahuan yang baik hipertensi
5 : memiliki yaitu tekanan
n pengetahuan yang luas darah dimana
Class 4. Cognition Keluarga Keluarga sistol > 140
Code 00126 memiliki Domain 4 Health memiliki mmHg dan
Kurang pengetahuan pengetahua Knowledge & informasi diastol > 90
n dan Behavior yang baik mmHg.
pada keluarga Ny.A
informasi cara Keluarga
Class S- Health
- Keluarga
yang baik Knowledge merawat
mengingatkan
mengenai Code 1803 : penyakit Ny.A untuk
penyakit Knowledge Disease yang tidak
yang Process diderita memasak
diderita oleh Ny.A makanan yang
Ny.A terlalu asin,
180301 karakteristik bersantan
spesifik penyakti (1-5) - Keluarga
180303 faktor penyebab menemani
penyakit (1-5) Ny.A untuk ke
180304 faktor risiko pelayanan
penyakit (1-5) kesehatan
180305 efek fisiologis agar
dari penyakit (1-5) mengetahui
180306 tanda dan perkembanga
gejalan dari penyakit (1- n penyakit
5) yang diderita
180307 proses penyakit Ny.A
(1-5)
41
180308 strategi dalam
meminimalkan
keparahan penyakit (1-
5)
180309 potensial
komplikasi dari penyakit
(1-5)
180310 tanda dan gejala
komplikasi penyakit (1-
5)
180313 efek fisiologis
penyakit pada diri
sendiri (1-5)
180314 efek fisiologis
penyakit pada keluarga
(1-5)
180315 manfaat
managemen penyakit (1-
5)
180316 tersedia
dukungan kelompok (1-
5)
180317 ada sumber
terpercaya mengenai
proses penyakit dan
informasi yang spesifik
(1-5)
Indikator :
1 : tidak memiliki
pengetahuan
42
2 : memiliki
pengetahuan terbatas
3 : memiliki
pengetahuan cukup
4 : memiliki
pengetahuan yang baik
5 : memiliki
pengetahuan yang luas
43
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga sebagai suatu kelompok individu di dalam komunitas
dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah
kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Keluarga juga mempunyai peran
utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarganya
sehingga individu tidak bisa berdiri sendiri untuk mengusahakan
tercapainya tingkat kesehatan yang diinginkan.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang bersifat kronis.
Kedua penyakit ini sering muncul dalam sebuah keluarga sehingga peran
keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap penanggulangan masalah
kesehatan tersebut.
4.2 Saran
Sebagai seorang perawat keluarga hendaknya mampu memberikan
asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif. Seorang perawat
keluarga tidak hanya mengatasi masalah kesehatan yang ada dalam
keluarga namun juga dapat memberi dukungan psikologis dan berperan
aktif dalam memandirikan keluarga untuk memberikan perawatan kepada
anggota keluarganya yang sakit serta dapat melaksanakan tindakan
preventif sehingga status kesehatan keluarga dapat ditingkatkan dan
dipertahankan tetap maksimal.
HIPERTENSI
Sebagai Perawat A
44
Sebagai Ibu Aisyah
Role Play :
Perawat A : Begini ibu ini saya perawat dari puskesmas pelita yang akan
melakukan pemeriksaan kepada semua anggota keluarga ibu guna
untuk mengetahui apakah ada keluhan pada keluarga ibu. Apakah
ibu dan keluarga bersedia?
Ibu Aisyah : oh iya mbak ini saya juga merasa agak tidak enak badan beberapa
hari kemarin,silahkan.
Perawat A : sebelumnya yang mempunyai keluhan hanya ibu saja atau ada
yang lain? mungkin mbak nya ada keluhan juga? Atau anggota
keluarga lainnya?
Ibu Aisyah : untuk sejauh ini hanya saya saja mbak yang punya keluhan,anak-
anak saya baik-baik saja kok.
45
Perawat A : oh begitu ya bu..lha ibu ini apa yg dikeluhkan? Apa yang
dirasakan sakitnya?
Ibu Aisyah : itu mbak beberapa hari ini saya merasa gampang pusing, dada
saya ya berdebar-debar, terusa saya mudah lelah kalau melakukan
aktivitas berlebihan.
Perawat A : sejak kapan ibu merasakan pusing dan keluhan itu bu?
Perawat A : kalau ibu sudah pusing begitu,apa yang ibu lakukan? Minum obat
pusing atau bagaimana?
Ibu Aisyah : biasanya saya buat duduk diam atau tidur mbak
Ibu Aisyah : ndak ada mbak,ndak ada riwayat sakit apa-apa ibu
Perawat A : oh begitu baik bu,ini saya akan mengukur tekanan ibu dahulu ya
bu..permisi ya bu
Perawat A : begini ibu tensi ibu sekarang tinggi,ibu punya riwayat tekanan
darah tinggi tidak? Atau ibu akhir akhir ini sedang banyak pikiran
mungkin?
Ibu Aisyah : ndak mbak,ndak ada riwayat darah tinggi tetapi saya akhir akhir
ini sedang banyak pikiran kok mbak
Perawat A : baik bu,ini saran saya ya bu untuk menjaga kesehatan ibu dan
agar unutk menjaga kestabilan tekanan darah ibu sebaiknya ibu
46
mengurangi untuk memikirkan maslaah yang berat-berat bu,
menjaga pola makan yang baik seperti mengurangi makan yang
asin-asin dan makanan yang berlemak tinggi serta ibu harus
membiasakan pola tidur dan olahraga yang baik ya bu seperti
contohnya setiap 3 hari atau 2 hari sekali jalan jalan pagi sekitar
kompleks agar menstabilkan tekanan darah ibu
Ibu Aisyah : oh begitu ya sus jadi saya harus merubah pola hidup saya agar
tidak sakit ini lagi?
Perawat A : iya bu seperti itu karna ibu umurnya juga sudah lanjut jadi itu
menjadi salah satu penyebab ibu sakit hipertensi dan juga seperti
stres,pola makanan, kelelahan, pola olahraga, dan pola hidup sehat
yang tidak bisa ibu jaga itu bisa menyebabkan ibu sakit
hipertensi.Sampai disini ibu sudah mengerti bagaimana cara
menjaga kesehatan ibu?
Perawat A : ibu kalau nanti ibu sampai pusing lagi yang perlu ibu lakukan
yang pertama adalah duduk atau berbaring ya bu berhenti untuk
melkaukan aktivitas yang berlebihan. Kalau mau berdiri jangan
langsung berdiri bu tapi bertahap mulai dari bangun tidur kemudian
berhenti dulu sejenak, dilanjutkan berdiri kemudian berhenti
sejenak lagi baru berjalan ya bu gunanya untuk mengindarkan ibu
dari perasaan pusing. Jika ibu masih pusig terus menerus ibu bisa
datang ke puskesas untuk berdisusi dengan perawat dan dokter
disana bu. Bagaimana bu? Ada yang ingin ditanyakan?
Ibu Aisyah : iya mbak sudah paham kok saya tentang penjelasan mbak dari
awal tadi. Terimakasih ya mbak
Perawat A : Untuk mbak nya selaku anak dan keluarga dari ibu saya pesan ya
mbak untuk selalu mengingatkan tentang penjelasan dan saran saya
tadi untuk ibu mbak ..agar tida ada yang terlupakan. Dan mbak
47
juga bisa menemani saat ibu melakukan olahraga ringan untuk
menjaga ibu juga mbak. Bagaimana mbak?
Okta : oh iya mbak nanti saya aka berusaha menjaga ibu dan
mengingatkan ibu untuk mematuhi saran da pesan mbak dari awal
tadi, terimakasih ya mbak
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, &
Praktik. Ed 5. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
48
Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Hudak, C.M. Gallo, B.M. (1996). Keperawatan Kritis. Pendekatan holistic Edisi
VI volume II. EGC:Jakarta
49
Price, Sylvia Adreson. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC
Stanhope, Marcia, Knollmueller, Ruth N. (2010). Praktik Keperawatan
Kesehatan Komunitas. Jakarta: EGC
Suparjitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam praktik.
Jakarta: EGC
Timmreck, Thomas C. (2005). Epidemiologi: Suatu Pengantar Edisi 2. Jakarta:
EGC
WHO. (1995). Kader Kesehatan Masyarakat alih bahasa Adi Heru S. Jakarta:
EGC
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Suparjitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam praktik.
Jakarta: EGC
BT Basavanthappa. 2008. Community Health Nursing 2nd Edition.
Karnataka:Jaypee Brothers Medical Publishers
Anderson, Elizabeth T. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan
Praktik edisi 3. Jakarta: EGC
Kaakinen, Joanna Rowe. 2010. Family Health Care Nursing Theory, Practice,
and Research 4th Edition. Philadelphia:F.A.Davis Company
50