You are on page 1of 11

BAB III

PRMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum

A. Kedudukan dan Tugas Badan Koordinasi Penyuluhan, Pertanian

dan Kehutanan Provinsi

Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi berkedudukan dibawah dan

bertanggungjawab kepada Presiden melalui Menteri Pertanian, Menteri

Kelautan dan Perikanan dan Menteri Kehutanan sesuai kegiatannya.

Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi di Ketuai oleh Gubemur.

Badan Koordinasi Penyuluhan, sebagaimana dimaksud pada Pasal 6,

mempunyai tugas :

a. melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi lintas sektoral,

optimalisasi partisipasi, advokasi masyarakat dengan melibatkan unsur

pakar, dunia usaha, institusi terkait, perguruan tinggi, dan sasaran

penyuluhan;

b. menyusun kebijakan dan programa penyuluhan provinsi yang sejalan

dengan kebijakan dan programa penyuluhan nasional;

c. memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan forum masyarakat

bagi pelaku utama dan pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya

dan memberikan umpan balik kepada pemerintah daerah; dan

d. melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluh Pegawai Negeri

Sipil, swadaya dan swasta.

Untuk menunjang kegiatan Badan Koordinasi Penyuluhan

dibentuk Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan

12
dan Kehutanan. Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan merupakan

lembaga struktural.

Susunan organisasi Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi terdiri

dari :

- Ketua,

- Sekretaris dan

- Anggota.

Sekretaris Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi dijabat oleh

Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan Provinsi yang merangkap sebagai anggota.

B. Kedudukan

Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Ketua Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan.

Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan dipimpin oleh seorang Kepala,

Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan merupakan pejabat

struktural setingkat Eselon Ila.

C. Tugas dan Fungsi

Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan mempunyai tugas memberikan

pelayanan teknis administrasi serta penyelenggaraan penyuluhan pertanian,

perikanan dan kehutanan di Provinsi.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ),

Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan, menyelenggarakan fungsi

a. fasilitasi koordinasi penyuluhan lintas sektor;

13
b. penyiapan penyusunan kebijakan penyuluhan;

c. penyusunan programa penyuluhan provinsi yang sejalan dengan

kebijakan dan programa penyuluhan nasional;

d. pemberian pelayanan administrasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan Pegawai Negeri Sipil yang bertugas pada tingkat

Provinsi;

e. pelaksanaan penyuluhan;

f. pengelolaan pembiayaan penyuluhan;

g. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penyuluhan;

h. pengembangan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha untuk

mengembangkan agribisnis pertanian, bisnis perikanan, agroforestry;

i. fasilitasi forum masyarakat pertanian, perikanan dan kehutanan

D. Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Sekretariat Badan Penyuluhan Provinsi, terdiri

dari :

1) Kepala Sekretariat Badan;

a. Bagian Umum, membawahi :

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

c. Sub Bagian Keuangan;

d. Sub Bagian Perencanaan.

2) Bidang Kelembagaan Penyuluhan, membawahi :

a. Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan;

b. Sub Bidang Kelembagaan Petani.

3) Bidang Ketenagaan Penyuluhan, membawahi :

14
a. Sub Bidang Peningk.atan SOM;

b. Sub Bidang Sarana dan Prasarana Penyuluhan,

4) Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan, membawahi :

a. Sub Bidang Program dan Programa Penyuluhan;

b. Sub Bidang Methoda dan Materi Penyuluhan,

5) Bidang Kerjasama dan Kemitraan, membawahi :

a. Sub Bidang Kerjasama Penyuluhan;

b. Sub Bidang Kemitra Usahaan.

6) Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah jabatan

fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan

bidang keahlian dan keterampilannya.

Bagan Struktur Organisasi Sekretariat Badan Koordinasi

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi ini.

Sekretariat Badan

Bagian Umum

Subbag
Umum dan Subbag Subbag
Kepegawaian Perencanaan Keuangan

Bidang Bidang Bidang Kerjasama


Bidang
Ketenagaan Penyelenggaraan dan Kemitraan
Kelembagaan
Penyuluh Penyuluhan
Penyuluh
Subbid
Subbid Subbid Program Kerjasama
Subbid Peningkatan SDM dan Programa
Kelembagan Penyuluhan
Penyuluihan
Penyuluhan
Subbid Sarana
Subbid
dan Prasarana Subbid Methoda
Subbid Kemitrausahaan
Penyuluhan dan Materi
Kelembagan Petani Penyuluhan

Kelompok Jabatan
Fungsional

15
3.2. Pembahasan

Pengambilan kebijakan begitu sangat penting peranannya pada setiap

pengambilan keputusan yang diputuskan oleh seorang pemimpin, sehingga pada

prinsipnya implementasi kebijakan merupakan kata kunci timbulnya motivasi

kerja pegawai dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi.

Proses pengambilan kebijakan bukanlah terjadi begitu saja secara insedentil

melalui otoritas pemimpin, akan tetapi proses pengambilan kebijakan harus

mengacu pada suatu sistem dan mekanisme terutama pada jenis kebijakan yang

menyangkut kepentingan umum serta tujuan organisasi.

Sistem dan mekanisme implementasi kebijakan secara ideal merupakan suatu

proses integralistik yang saling melibatkan antara komponen atau unit

kepentingan yang terkait dengan obyek/jenis kebijakan yang akan diambil,

dengan kata laian apapun model kebijakan yang telah diputuskan oleh seorang

Gubernur sebagai pemimpin daerah provinsi maka hendaknya mekanisme

penerbitan unit atau bidang bidang tertentu yang mempunyai keterkaitan erat

dengan pengambilan kebijakan tersebut tetap menjadi acuan pokok terutama

dalam kaitan dengan kontribusi masukan/output baik itu berupa informasi maupun

ide ide sebagai dasar dalam menentukan pilihan pilihan kebijakan. Sehingga

akan terwujud suasana demokrasi dalam proses pengambilan kebijakan yang

dilakukan oleh pemimpin Daerah, di samping itu bawahan akan merasa dihargai

yang secara tidak langsung akan mendorong tumbunya kreativitas dalam

meningkatkan kinerjanya.

Efektivitas suatu kebijakan dalam meningkatkan sasaran yang diharapkan

sangat ditentukan oleh sejauh mana proses pengambilan kebijakan mampu

16
mengakomodir kepentingan, keinginan dan kebutuhan unit/bidang berdasarkan

tugas dan fungsinya masing masing. Akomodasi kepentingan tersebut terlihat

jelas dari seberapa jauh komunikasi dibangun dalam pengmbilan kebijakan yang

melibatkan bidang- bidang dan stekholders yang terkait dalam setiap kebijakan

yang akan diambil.

Analisis Implementasi kebijakan TKD terhadap Motivasi Kerja pegawai

a. Faktor Komunikasi

Unsur unsur yang dimaksud tersebut di atas harus mampu menjalin

komunikasi yang lebih baik sehingga tercipta komunikasi yang lancar, efektif dan

tidak terjadi kesimpang siuaran dalam melaksanakan keputusan keputusan yng

sangat strategis. Karana itu diantara mereka harus saling berkaitan satu dengan

yang lain, tidak ada satupun yang dapat bekerja sendiri sementara yang lain

menjadi partisipan saja. Dengan komunikasi yang lancar maka dapat

menghasilkan kinerja pegawai yang lebih efektif sehingga upaya positif untuk

peningkatan kemampun pegawai dalam mendukung pengembangan kebijakan

yang menjadi komitmen bersama kearah pencapaian tujuan.

Kesinambungan pemerintahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawab perlu ada Dasar acuan yang jelas dalam bentuk hukum, undang undang

atau perda sehingga dalam menimplementasikan kebijakan kebijakan dapat

dilaksanakan oleh pegawai. Provinsi Lampung belum konsisten dengan peraturan

Gubernur yang mengatur tentang tunjangan kinerja Daerah, dan hal itu terjadi

disebabkan belum didukung dengan payung hukum yang berupa peraturan Daerah

tentang tunjangan kinerja tersebut. Dasar hukum atau peraturan yang diterbitkan

oleh DPRD Provinsi Lampung yang berupa perda, itu sangat penting untuk

17
mendukung pemerintah dalam melaksanakan program disegala bidang, namun

untuk menghindari terjadi komplin masyarakat terhadap perda tersebut, maka

perlu dilakukan sosialisasi pra peraturan Gubernur sehingga begitu lahir aturan

tersebut masyarakat sudah mengetahuinya sehingga menjadi Dasar hukum yang

kuat serta bisa berjalan dengan lancar.

Komunikasi di lingkungan Sekretariat Daerah tidak terlapas dari masih

rendahnya motivasi pegawai untuk menjalankan misi lembaga bahwa, pegawai

negeri harus memberikan pelayanan terbaik. Salah satu kebijakan komunikasi

dalam memberi pelayanan yang positif adalah pimpinan Daerah menyediakan

fasilitas dan jalur jalur pelayanan yang memadai.

Dapat dikemukakan bahwa pentingnya kebijakan strategis dalam kegiatan

Tunjangan Kinerja Daerah seperti menciptakan koordinasi dan komunikasi. Hal

tersebut dapat membentu tercapainya tujuan Tunjangan Kinerja daerah.

2. Faktor Sumber daya

Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan mempunyai tugas memberikan

pelayanan teknis administrasi serta penyelenggaraan penyuluhan pertanian,

perikanan dan kehutanan di Provinsi. Sehingga peningaktan kualitas sumber daya

harus dibangun dan dikelolah atas landasan hukum yang kuat dan didukung oleh

semua elemen yang ada pada Pemerintah Provinsi Lampung serta didukung

dengan sarana dan prasarana yang memadahi.

Kemampuan kualitas akan dapat melahirkan pegawai yang memiliki kinerja yang

profesional pada bidang tupoksi seperti kemampuan membangun komunikasi dan

memiliki kemampuan berkoordinasi dengan orang lain sehingga dapat

menghindari terjadinya kesimpangsiuran dalam mengambil keputusan.

18
Unsur unsur yang dapat memberi motivasi kerja pegawai oleh pimpinan

begitu bervariasi dan beraneka ragam misalnya pujian, penghargaan, dan Promosi

jabatan serta insentif. Tetapi bentuk motivasi yang sangat efektif dan umum

adalah insentif atau financial. Hal ini sejalan dengan kebijakan Gubernur

Lampung yang memberikan Tunjangan kinerja daerah kepada pegawainya yang

jumlahnya sangat bervariasi berdasarkan Jabatan Eselon dan Non Eselon.

3. Disposisi

Faktor disposisi merupakan dimensi terpenting yang dikembangkan pada

Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluh Perrtanian, Perikanan dan Kehutanan

Provinsi Lampung, memang sangat membutuhkan pegawai yang memiliki sikap

optimis untuk melaksankan tugas yang memprioritaskan pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan yang mengedepankan kepentingan masyarakat.

Dalam hal tersebut dimaksudkan bahwa sikap pegawai akan mendorong untuk

mengetahui bidang pekerjaan mana yang harus diketahui, kemudian diaplikasikan

secara maksimal sebagai kebijakan pimpinan yang perlu diimplementasikan oleh

semua sumber daya aparatur pada Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluh

Perrtanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Lampung sebagai suatu bentuk

kesepakatan dan keinginan pembuat atau penentu kebijakan. Sering terjadi antara

keinginan pembuat kebijakan dengan pelaksanaan kebijakan tidak sejalan atau

tidak seiring dengan keinginannya, sehingga pembuat kebijakan sering

berhadapan dengan tugas tugas yang sulit seperti melakukan disposisi sesuai

kenginan atau kemampuan pelaksana, dengan demikian otoritas pimpinan dapat

menyesuaikan dengan situasi tertentu.

19
Pegawai negeri sipil pada umumnya menyikapi secara positif terhadap

pemberian tunjangan kinerja daerah. Jadi tunjangan yang diberikan tersebut

diharapkan mampu memberikan inovasi baru sehingga pegawai mempunyai

kreativitas dalam menjalankan aktivitas keseharian.

4. Struktur Birokrasi

Aspek implementasi kebijakan struktur Birokrasi pada Sekretariat Badan

Koordinasi Penyuluh Perrtanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Lampung

yang menjalankan kebijakan pemerintah melalui prosedur yang benar dalam

menjalankan kegiatan, memerlukan dukungan Struktur birokrasi yang kuat dan

bebas dari intervensi kelompok tertentu, kaitannya hal tersebut maka yang paling

bertanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan adalah para pimpinan

yang berada pada lingkup Kepala Dinas, karena kebijakan pimpinanlah yang

dapat mengefektifkan pelaksanaan dan pencapaian tujuan dari struktur dan

birokrasi tersebut.

Kebijakan Peraturan Gubernur yang mengatur tunjangan kinerja daerah

secara hukum mampu di pertanggung jawabkan, hal ini terlihat bahwa dalam

penerapannya diberlakukan secara menyeluruh, misalnya pimpinan maupun staf

ketika terlambat, sakit tanpa pemberitahuan surat dan tidak masuk kantor maka

harus ada konsekuensi logis yang harus diterima, yakni pemotongan tunjangan.

Ini menunjukkan salah satu bentuk pertanggung jawaban yang nyata.

Koordinasi dalam suatu organisasi adalah menjadi bagian menjadi penting

dalam mengembangkan komunikasi baik internal maupun eksternal, karena

dengan koordinasi yang baik dengan semua unsure terkait, baik pimpinan, staf

maupun yang lainnya dengan lingkungan kerja terkait secara langsung dapat

20
mendukung pruduktivitas yang mengarah pada efektivitas dan efisiensi kerja

sesuai tupoksi dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui pelaksanaan

koordinasi sebagai bentuk komunikasi interen yang harus selalu dibangun secara

berkesinambungan guna mencapai kekompakan kerja semaksimal.

Data tersebut menunjukkan bahwa koordinasi pelaksanaan peraturan Bupati

tentang tunjangan kinerja Daerah belum berjalanan dengan efektif dimana hanya

13 orang (21,66%) yang menyatakan sudah baik, sementara 47 orang (78,335)

mengatakan belum berjalan dengan baik. Hal tersebut diatas dapat dilihat pada

gambar dibawah ini :

2. Faktor faktor yang mempengaruhi Implementasi kebijakan TKD


terhadap Motivasi Kerja pegawai

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan sumber

daya aparatur pegawai yang dimiliki oleh Sekretariat Badan Koordinasi

Penyuluh Perrtanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Lampung dari sisi

kemampuan pegawai sudah menunjukkan suatu profesionalisme yang

mengarah pada kualitas yang sangat baik.

b. Sarana

Suatu kenyatan bahwa Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluh Perrtanian,

Perikanan dan Kehutanan Provinsi Lampung belum memiliki sarana dan

prasarana secara memadai, jadi untuk memberikan sebuah pelayanan maksimal

masih jauh dari harapan yang ideal.

c. Disiplin

Disiplin merupakan faktor penting pendukung implementasi kebijakan

tunjangan kinerja daerah. Hal ini menunjukkan betapa besarnya peran disiplin

21
dari segi waktu, segi pekerjaan dan segi penggunaan sumber dana yang ada.

Jelas Disiplin merupakan kunci pokok dari kesuksesan Implementasi

Kebijakan Tunjangan Kinerja Daerah dalam mewujudkan Motivasi Pegawai

yang produktif, professional dan memiliki tinggkat kepekaan pertanggung

jawaban yang begitu tinggi. Semua ini bisa berjalan dengan baik apabila ada

konsistensi dan komitmen serta di tunjang dengan sistem pengawasan yang

terkontrol dengan benar.

Sistem pengawasan yang dilakukan di Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluh

Perrtanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Lampung berupa Absensi

Kehadiran Pegawai pada setiap hari jam kerja. Mekanisme pemberian

tunjangan kinerja daerah melalui tahapan evaluasi absensi kehadiran

pegawai. Apabila ada pegawai yang yang terlambat dan tidak masuk kantor

maka diberikan sanksi berupa pemotongan tunjangan kinerja daerah. Dan

potongan tersebut bervariasi, jika pegawai dating terlambat dan tidak

mengikuti apel pagi dikenakan potongan, apabila pegawai cepat pulang dan

tidak mengikuti apel siang dan sore dikenakan potongan, jika tidak mengikuti

program kedinasan.

d. Lingkungan

Tempat yang strategis untuk Lokasi perkantoran juga sangat mendukung untuk

menciptakan motivasi kerja pegawai meningkat. Keadaan lingkungan

perkantoran di Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluh Perrtanian, Perikanan

dan Kehutanan Provinsi Lampung dari segi keamanan sangat kondusif.

22

You might also like