Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Fabbela Khoiria, S.Ked
NPM 1118011037
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan referat yang
1
berjudul Anatomi dan Fisiologi Telinga tepat pada waktunya.
Adapun tujuan pembuatan referat ini adalah sebagai salah satu
syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik
Ilmu Penyakit THT-KL di RSUAM Bandar Lampung.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
2
KATA PENGANTAR......................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................iii
DAFTAR BAGAN.........................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................1
BAB II. PEMBAHASAN...............................................................3
I. ANATOMI TELINGA...........................................................................3
1. 1. TELINGA LUAR.........................................................................4
1. 2. TELINGA TENGAH...................................................................6
1. 1. 1. MEMBRAN TIMPANI.........................................................7
1. 1. 2. TULANG-TULANG PENDENGARAN.............................8
1. 1. 3. OTOT-OTOT TELINGA TENGAH...................................10
1. 1. 4. TUBA EUSTACHIUS........................................................11
1. 1. 5. ANTRUM MASTOID........................................................11
I. 3. TELINGA DALAM.......................................................................12
1. 3. 1. TELINGA DALAM OSSEUS............................................12
1. 3. 2. TELINGA DALAM MEMBRANACEUS.........................14
1. 4. PERDARAHAN TELINGA......................................................17
1. 5. PERSARAFAN TELINGA........................................................19
II. FISIOLOGI TELINGA........................................................................18
2. 1. FISIOLOGI PENDENGARAN.................................................18
2. 2. FISIOLOGI KESEIMBANGAN..............................................28
BAB III. KESIMPULAN.............................................................32
DAFTAR PUSTAKA....................................................................33
3
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.........................3
Gambar 2. Bagian-bagian dari auricula telinga luar....................................5
Gambar 3. Membran Timpani........................................................................8
Gambar 4. Tulang-Tulang Pendengaran......................................................10
Gambar 5. Telinga Dalam..............................................................................12
Gambar 6. Vaskularisasi Aurikula...15
Ganbar 7. Innervasi Aurikula dan MEA.18
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Otot-Otot Telinga Tengah................................................................11
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1. Fisiologi Pendengaran....................................................................24
4
5
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia telah dilengkapi dengan sistem indera yang berfungsi sebagai
reseptor atau penerima rangsang dari lingkungan sekitar. Sistem indera tersebut
terdiri dari indera penglihatan, indera pendengaran dan keseimbangan, indera
penciuman, indera pengecap, serta indera peraba dan perasa. Salah satu sistem
indera yang dibahas adalah indera pendengaran. Bagian tubuh yang digunakan
pada proses pendengaran adalah telinga. Telinga merupakan alat indera yang peka
terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu
mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat
pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia.1, 2
Masing-masing telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan
telinga dalam. Pembagian ini dapat mempermudah memahami anatomi telinga
secara langsung. Telinga juga terdiri dari beberapa otot yang melapisinya, tulang-
tulang pendengaran, perdarahan, dan persarafan, yang akan dijelaskan lebih lanjut
dalam referat ini.1, 2
Telinga luar terdiri atas auricula dan meatus akustikus eksternus. Telinga tengah
yang merupakan sebuah ruangan yang berisi udara yang mempunyai batas-batas
bagian lateral adalah membran timpani, batas anterior adalah tuba eustachius,
batas inferior vena jugularis, batas posterior adalah auditus ad antrum, batas
superior adalah tegmen timpani, dan batas medial adalah telinga dalam. Telinga
tengah juga terdiri dari tulang-tulang pendengaran maleus, incus, dan stapes yang
saling berhubungan. Sedangkan telinga dalam terdiri dari koklea, dan vestibuler.1,2
6
Fisiologi telinga berguna untuk mengetahui proses dari fungsi organ tersebut.
Dalam referat ini akan dijelaskan lebih lanjut bagaimana fisiologi telinga sebagai
fungsi pendengaran dan keseimbangan.1,2
7
BAB II
PEMBAHASAN
I. ANATOMI TELINGA
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang
ada di sekitar kita, juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia.
Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian telinga luar, telinga bagian
tengah dan telinga bagian dalam. Daun telinga dibentuk oleh tulang rawan dan
otot serta ditutupi oleh kulit. Ke arah liang telinga lapisan tulang rawan
berbentuk corong menutupi hampir sepertiga lateral, dua pertiga lainnya liang
telinga dibentuk oleh tulang yang ditutupi kulit yang melekat erat dan
berhubungan dengan membran timpani. Bentuk daun telinga dengan berbagai
tonjolan dan cekungan serta bentuk liang telinga yang lurus dengan panjang
sekitar 2,5 cm.1,2
8
1. 1. TELINGA LUAR
Telinga luar terdiri atas auricula dan meatus akustikus eksternus. Auricula
mempunyai bentuk yang khas dan berfungsi mengumpulkan getaran
udara, auricula terdiri atas lempeng tulang rawan elastis tipis yang ditutupi
kulit. Auricula juga mempunyai otot intrinsic dan ekstrinsik, yang
keduanya dipersarafi oleh N.facialis.4, 5
Auricula atau lebih dikenal dengan daun telinga membentuk suatu bentuk
unik yang terdiri dari antihelix yang membentuk huruf Y, dengan bagian
crux superior di sebelah kiri dari fossa triangularis, crux inferior pada
sebelah kanan dari fossa triangularis, antitragus yang berada di bawah
tragus, sulcus auricularis yang merupakan sebuah struktur depresif di
belakang telinga di dekat kepala, concha berada di dekat saluran
pendengaran, angulus conchalis yang merupakan sudut di belakang concha
dengan sisi kepala, crus helix yang berada di atas tragus, cymba conchae
merupakan ujung terdekat dari concha, meatus akustikus eksternus yang
merupakan pintu masuk dari saluran pendengaran, fossa triangularis yang
merupakan struktur depresif di dekat anthelix, helix yang merupakan
bagian terluar dari daun telinga, incisura anterior yang berada di antara
tragus dan antitragus, serta lobus yang berada di bagian paling bawah dari
daun telinga, dan tragus yang berada di depan meatus akustikus
eksternus.1, 2, 4, 5
9
Gambar 2. Bagian-bagian dari auricula telinga luar.3
Yang kedua adalah meatus akustikus eksternus atau dikenal juga dengan
liang telinga luar. Meatus akustikus eksternus merupakan sebuah tabung
berkelok yang menghubungkan auricula dengan membran timpani. Pada
orang dewasa panjangnya lebih kurang 1 inchi atau kurang lebih 2,5 cm,
dan dapat diluruskan untuk memasukkan otoskop dengan cara menarik
auricula ke atas dan belakang. Pada anak kecil auricula ditarik lurus ke
belakang, atau ke bawah dan belakang. Bagian meatus yang paling sempit
adalah kira-kira 5 mm dari membran timpani.1, 4, 5
Rangka sepertiga bagian luar meatus adalah kartilago elastis, dan dua
pertiga bagian dalam adalah tulang yang dibentuk oleh lempeng timpani.
Meatus dilapisi oleh kulit, dan sepertiga luarnya mempunyai rambut,
kelenjar sebasea, dan glandula seruminosa. Glandula seruminosa ini
adalah modifikasi kelenjar keringat yang menghasilkan sekret lilin
berwarna coklat kekuningan. Rambut dan lilin ini merupakan barier yang
lengket, untuk mencegah masuknya benda asing.1, 2, 4, 5
10
Saraf sensorik yang melapisi kulit pelapis meatus berasal dari
n.auriculotemporalis dan ramus auricularis n. vagus. Sedangkan aliran
limfe menuju nodi parotidei superficiales, mastoidei, dan cervicales
superficiales.4, 5
1. 2. TELINGA TENGAH
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis
temporalis yang dilapisi oleh membrana mukosa. Ruang ini berisi tulang-
tulang pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran membran timpani
(gendang telinga) ke perilympha telinga dalam. Kavum timpani berbentuk
celah sempit yang miring, dengan sumbu panjang terletak lebih kurang
sejajar dengan bidang membran timpani. Di depan, ruang ini berhubungan
dengan nasopharing melalui tuba auditiva dan di belakang dengan antrum
mastoid.4,5
11
pyramis. Dari puncak pyramis ini keluar tendo m. stapedius. Sebagian
besar dinding lateral dibentuk oleh membran timpani.1, 2, 4, 5, 6
1. 1. 1. MEMBRAN TIMPANI
Membran timpani adalah membrana fibrosa tipis yang berwarna kelabu
mutiara. Membran ini terletak miring, menghadap ke bawah, depan, dan
lateral. Permukaannya konkaf ke lateral. Pada dasar cekungannya terdapat
lekukan kecil, yaitu umbo, yang terbentuk oleh ujung manubrium mallei.
Bila membran terkena cahaya otoskop, bagian cekung ini menghasilkan
"refleks cahaya", yang memancar ke anterior dan inferior dari umbo.4, 5, 9, 11
12
vestibuli. Tonjolan ini menyokong m. tensor timpani. Ujung posteriornya
melengkung ke atas dan membentuk takik, disebut processus
cochleariformis. Di sekeliling takik ini tendo m. tensor timpani membelok
ke lateral untuk sampai ke tempat insersionya yaitu manubrium
mallei.1,2,4,5,11
1. 1. 2. TULANG-TULANG PENDENGARAN
Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu
tulang maleus, inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang
kompak tanpa rongga sumsum tulang.5
Malleus adalah tulang pendengaran terbesar, dan terdiri atas caput, collum,
13
processus longum atau manubrium, sebuah processus anterior dan
processus lateral is. Caput mallei berbentuk bulat dan bersendi di posterior
dengan incus. Collum mallei adalah bagian sempit di bawah caput.
Manubrium mallei berjalan ke bawah dan belakang dan melekat dengan
erat pada permukaan medial membran timpani. Manubrium ini dapat
dilihat melalui membran timpani pada pemeriksaan dengan otoskop.
Processus anterior adalah tonjolan tulang kecil yang dihubungkan dengan
dinding anterior cavum timpani oleh sebuah ligamen. Processus lateralis
menonjol ke lateral dan melekat pada plica mallearis anterior dan posterior
membran timpani. 1, 5, 9, 11
Incus mempunyai corpus yang besar dan dua crus. Corpus incudis
berbentuk bulat dan bersendi di anterior dengan caput mallei. Crus longum
berjalan ke bawah di belakang dan sejajar dengan manubrium mallei.
Ujung bawahnya melengkung ke medial dan bersendi dengan caput sta-
pedis. Bayangannya pada membrana tympani kadangkadang dapat dilihat
pada pemeriksaan dengan otoskop. Crus breve menonjol ke belakang dan
dilekatkan pada dinding posterior cavum tympani oleh sebuah ligamen. 6,7
Stapes mempunyai caput, collum, dua lengan, dan sebuah basis. Caput
stapedis kecil dan bersendi dengan crus longum incudis. Collum berukuran
sempit dan merupakan tempat insersio m. stapedius. Kedua lengan ber-
jalan divergen dari collum dan melekat pada basis yang lonjong. Pinggir
basis dilekatkan pada pinggir fenestra vestibuli oleh sebuah cincin fibrosa,
yang disebut ligamentum annulare. 1, 2,4,5
14
Gambar 4. Tulang-Tulang Pendengaran.7
15
M. Tensor Dinding tuba Manubrium Divisi Meredam
Tympani auditiva dan mallei mandibularis n. getaran
dinding Trigemius membrana
salurannya tympani
sendiri Collum
M. stapedius Stapedis N. Facialis
Pyramis Meredam
(penonjolan getaran stapes
tulang pada
dinding posterior
cavum tympani)
1. 1. 4. TUBA EUSTACHIUS
Tuba eustachius terbentang dart dinding anterior kavum timpani ke bawah,
depan, dan medial sampai ke nasopharynx. Sepertiga bagian posteriornya
adalah tulang dan dua pertiga bagian anteriornya adalah cartilago. Tuba
berhubungan dengan nasopharynx dengan berjalan melalui pinggir atas m.
constrictor pharynges superior. Tuba berfungsi menyeimbangkan tekanan
udara di dalam cavum timpani dengan nasopharing.4,5
1. 1. 5. ANTRUM MASTOID
Antrum mastoid terletak di belakang kavum timpani di dalam pars petrosa
ossis temporalis, dan berhubungan dengan telinga tengah melalui auditus
ad antrum, diameter auditus ad antrum lebih kurang 1 cm.5
16
I. 3. TELINGA DALAM
Telinga dalam terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis, medial
terhadap telinga tengah dan terdiri atas (1) telinga dalam osseus, tersusun
dari sejumlah rongga di dalam tulang; dan (2) telinga dalam
membranaceus, tersusun dari sejumlah saccus dan ductus membranosa di
dalam telinga dalam osseus. 4, 5
17
dan utriculus telinga dalam membranaceus. 4,5,8
18
fenestra cochleae. 1, 5
Utriculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus vestibuli yang ada,
dan dihubungkan tidak langsung dengan sacculus dan ductus
endolymphaticus oleh ductus utriculosaccularis.5
19
(organ spiralis) dan mengandung receptor-receptor sensorik untuk
pendengaran. 2,5
1. 4. PERDARAHAN TELINGA
Perdarahan telinga terdiri dari 2 macam sirkulasi yang masing masing
secara keseluruhan berdiri satusatu memperdarahi telinga luar dan
tengah, dan satu lagi memperdarahi telinga dalam tampa ada satu pun
anastomosis diantara keduanya. 4,5
Telinga luar terutama diperdarahi oleh cabang aurikulo temporal
a.temporalis superficial di bagian anterior dan dibagian posterior
diperdarahi oleh cabang aurikuloposterior a.karotis externa.4
20
melalui fisura petroskuamosa. A.meningea media juga memberikan
percabangan a.petrosa superficial yang berjalan bersama Nervus petrosa
mayor memasuki kanalis fasial pada hiatus yang berisi ganglion
genikulatum. Pembuluh-pembuluh ini beranastomose dengan suatu cabang
a.auricula posterior yaitu a.stilomastoid, yang memasuki kanalis fasial
dibagian inferior melalui foramen stilomastoid. Satu cabang dari arteri
yang terakhir ini, a.timpani posterior berjalan melalui kanalikuli korda
timpani. Satu arteri yang penting masuk dibagian inferior cabang dari
a.faringeal asendenc.arteri ini adalah perdarahan utama pada tumor glomus
jugular pada telinga tengah. 2,4,5
21
skala timpani sebelum berakhir pada stria vaskularis. Aliran vena pada
telinga dalam melalui 3 jalur utama. Vena auditori interna mendarahi
putaran tengah dan apikal koklea. Vena akuaduktus koklearis
mendarahi putaran basiler koklea, sakulus dan utrikulus dan berakhir
pada sinus petrosus inferior. Vena akuaduktus vestibularis mendarahi
kanalis semisirkularis sampai utrikulus. Vena ini mengikuti duktus
endolimfatikus dan masuk ke sinus sigmoid.
1. 5. PERSARAFAN TELINGA
Daun telinga dan liang telinga luar menerima cabangcabang sensoris dari
cabang aurikulotemporal saraf ke5 (N. Mandibularis) dibagian depan,
dibagian posterior dari Nervus aurikuler mayor dan minor, dan cabang
cabang Nervus Glofaringeus dan Vagus. Cabang Nervus Vagus dikenal
sebagai Nervus Arnold. Stimulasi saraf ini menyebabkan reflek batuk bila
teliga luar dibersihkan. Liang telinga bagian tulang sebelah posterior
superior dipersarafi oleh cabang sensorik Nervus Fasial .4,5
22
Gambar 7. Innervasi aurikula dan Meatus Akustikus Eksternus
23
kompensasi terhadap berkurangnya energi suara yang terjadi secara
alamiah sewaktu gelombang suara berpindah dari udara ke air. Fungsi ini
dilakukan oleh telinga luar dan telinga tengah.5,6
Lokalisasi suara untuk menentukan apakah suara datang dari kanan atau
kiri ditentukan berdasarkan dua petunjuk. Pertama, gelombang suara
mencapai telinga yang terletak lebih dekat ke sumber suara sedikit lebih
cepat daripada gelombang tersebut mencapai telinga satunya. Kedua, suara
terdengar kurang kuat sewaktu mencapai telinga yang terletak lebih jauh,
karena kepala berfungsi sebagai sawar suara yang secara parsial meng-
ganggu perambatan gelombang suara. Korteks pendengaran
mengintegrasikan semua petunjuk tersebut untuk menentukan lokasi
sumber suara. Kita sulit menentukan sumber suara hanya dengan satu
telinga.8,10
24
maleus, melekat ke membran timpani, dan tulang terakhir, stapes, melekat
ke jendela oval, pintu masuk ke koklea yang berisi cairan. Ketika
membrana timpani bergetar sebagai respons terhadap gelombang suara,
rantai tulang-tulang tersebut juga bergerak dengan frekuensi sama, me-
mindahkan frekuensi gerakan tersebut dan membran timpani ke jendela
oval. Tekanan di jendela oval akibat setiap getaran yang dihasilkan
menimbulkan gerakan seperti gelombang pada cairan telinga dalam
dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi gelombang suara semula.
Namun, seperti dinyatakan sebelumnya, diperlukan tekanan yang lebih
besar untuk menggerakkan cairan. Terdapat dua mekanisme yang
berkaitan dengan sistem osikuler yang memperkuat tekanan gelombang
suara dan udara untuk menggetarkan cairan di koklea. Pertama, karena
luas permukaan membran timpani jauh lebih besar daripada luas
permukaan jendela oval, terjadi peningkatan tekanan ketika gaya yang
bekerja di membrana timpani disalurkan ke jendela oval (tekanan
gaya/satuan luas). Kedua, efek pengungkit tulang-tulang pendengaran
menghasilkan keuntungan mekanis tambahan. Kedua mekanisme ini
bersama-sama meningkatkan gaya yang timbul pada jendela oval sebesar
dua puluh kali lipat dari gelombang suara yang langsung mengenai jendela
oval. Tekanan tambahan ini cukup untuk menyebabkan pergerakan cairan
koklea.1,2,4,9,10
Bagian koklearis telinga dalam yang berbentuk seperti siput adalah suatu
sistem tubulus bergelung yang terletak di dalam tulang temporalis. Akan
lebih mudah untuk memahami komponen fungsional koklea, jika organ
tersebut "dibuka gulungannya", seperti diperlihatkan dalam. Di seluruh
panjangnya, koklea dibagi menjadi tiga kompartemen longitudinal yang
berisi cairan. Duktus koklearis yang buntu, yang juga dikenal sebagai
skala media, membentuk kompartemen tengah. Saluran ini berjalan di
sepanjang bagian tengah koklea, hampir mencapai ujungnya.
Kompartemen atas, yakni skala vestibuli, mengikuti kontur bagian dalam
spiral, dan skala timpani, kompartemen bawah, mengikuti kontur luar
spiral. Cairan di dalam duktus koklearis disebut endolimfe. Skala vestibuli
25
dan skala timpani keduanya mengandung cairan yang sedikit berbeda,
yaitu perilimfe. Daerah di luar ujung duktus koklearis tempat cairan di
kompartemen atas dan bawah berhubungan disebut helikotrema. Skala
vestibuli disekat dare rongga telinga tengah oleh jendela oval, tempat me-
lekatnya stapes. Lubang kecil berlapis membran lainnya, yakni jendela
bundar, menyekat skala timpani dari telinga tengah. Membrana
vestibularis yang tipis memisahkan duktus koklearis dare skala vestibuli.
Membrana basilaris membentuk lantai duktus koklearis, memisahkannya
dare skala timpani. Membrana basilaris sangat penting karena
mengandung organ Corti, organ untuk indera pendengaran.9
26
tenda-rumah yang menggantung di atas, di sepanjang organ Corti.10
27
dan hiperpolarisasi yang bergantianpotensial reseptordengan frekuensi
yang sama dengan rangsangan suara semula.9,10
28
Bagan 1. Fisiologi Pendengaran
29
Gambar 8. Arah gerakan perilimfe yang disebabkan gerakan stapes
Stereosilia sel rambut lebih kuat melekat pada membran tektorial tetapi
hanya sebatas menyentuh saja. Perbedaan tersebut menyebabkan defleksi
pada kedua sel rambut ini akan berbeda juga. Penyebab defleksinya sel
rambut luar adalah karena pergerakan relatif membran retikuler dengan
30
membran tektorial, sedangkan defleksinya sel rambut dalam terjadi karena
aliran cairan endolimfe yang diakibatkan dari pergerakan membran
basilaris atau pergerakan dari stereosilia sel rambut luar. 9,10
Ujung dari stereosilia terdapat filamen halus yang disebut dengan tip link,
filamen halus ini menghubungkan ujung stereosilia dengan yang lain. Bila
saat sel rambut defleksi ke arah menjauhi modiolus (eksitasi), tip link akan
meregang. Peregangan inilah yang nantinya akan membuka saluran pada
bagian atas stereosilia yang akan dikenal sebagai saluran Mekanoelektrik
Transduksi (MET) dan sebaliknya bila saat sel rambut defleksi ke arah
mendekati modiolus (inhibisi), tip link akan mengendur dan membuat
saluran MET tertutup. 10
31
intraseluler yang menyebabkan kation termasuk kalium dan kalsium
mengalir ke dalam sel rambut.
Masuknya ion K+ akan mengubah potensial listrik dalam sel rambut dan
mendepolarisasi sel, pada akhirnya sel rambut memendek dengan
mempengaruhi motor sel rambut luar (prestin) akan mengubah potensial
listrik dalam sel rambut dan mendepolarisasi sel, pada akhirnya sel rambut
memendek dengan mempengaruhi motor sel rambut luar (prestin). 10
Ion K+ keluar dari sel rambut luar ke dalam ruang ekstraseluler di sekitar
sel rambut luar kemudian masuk ke sel pendukung. Rangsangan suara
diubah menjadi getaran membran basilaris dan mengarahkan pada
pembukaan dan penutupan saluran MET pada stereosilia kemudian
menghasilkan respon elektrokimia dan akhirnya akan mempresentasikan
suara pada saraf pendengaran.10
32
2. 2. FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Selain perannya dalam pendengaran yang bergantung pada koklea, telinga
dalam memiliki komponen khusus lain, yakni aparatus vestibularis, yang
memberikan informasi yang penting untuk sensasi keseimbangan dan
untuk koordinasi gerakan-gerakan kepala dengan gerakangerakan mata
dan postur tubuh. Aparatus vestibularis terdiri dari dua set struktur yang
terletak di dalam tulang temporalis di dekat kokleakanalis semisirkularis
dan organ otolit, yaitu utrikulus dan sakulus. 2,9,10
33
satu kanalis semisirkularis karena susunan tiga dimensi kanalis tersebut.
Ketika kepala mulai bergerak, saluran tulang dan bubungan sel rambut
yang terbenam dalam kupula bergerak mengikuti gerakan kepala. Namun,
cairan di dalam kanalis, yang tidak melekat ke tengkorak, mulamula tidak
ikut bergerak sesuai arah rotasi, tetapi tertinggal di belakang karena
adanya inersia (kelembaman). (Karena inersia, benda yang diam akan
tetap diam, dan benda yang bergerak akan tetap bergerak, kecuali jika ada
suatu gaya luar yang bekerja padanya dan menyebabkan perubahan.)
Ketika endolimfe tertinggal saat kepala mulai berputar, endolimfe yang
terletak sebidang dengan gerakan kepala pada dasarnya bergeser dengan
arah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala (serupa dengan tubuh
Anda yang miring ke kanan sewaktu mobil yang Anda tumpangi berbelok
ke kiri). Gerakan cairan ini menyebabkan kupula condong ke arah yang
berlawanan dengan arah gerakan kepala, membengkokkan rambut-rambut
sensorik yang terbenam di dalamnya. 2,9,10
Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan kecepatan yang sama,
endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama dengan kepala, sehingga
rambut-rambut kembali ke posisi tegak mereka. Ketika kepala melambat
dan berhenti, keadaan yang sebaliknya terjadi. Endolimfe secara singkat
melanjutkan diri bergerak searah dengan rotasi kepala sementara kepala
melambat untuk berhenti. Akibatnya, kupula dan rambutrambutnya secara
sementara membengkok sesuai dengan arah rotasi semula, yaitu
berlawanan dengan arah mereka membengkok ketika akselerasi. Pada saat
endolimfe secara bertahap berhenti, rambut-rambut kembali tegak. Dengan
demikian, kanalis semisirkularis mendeteksi perubahan kecepatan gerakan
rotasi kepala. Kanalis tidak berespons jika kepala tidak bergerak atau
ketika bergerak secara sirkuler dengan kecepatan tetap.2,9,10
Rambut-rambut pada sel rambut vestibularis terdiri dari dua puluh sampai
lima puluh stereosilia, yaitu mikrovilus yang diperkuat oleh aktin, dan satu
silium, kinosilium. Setiap sel rambut berorientasi sedemikian rupa, se-
hingga sel tersebut mengalami depolarisasi ketika stererosilianya
34
membengkok ke arah kinosilium; pembengkokan ke arah yang berlawanan
menyebabkan hiperpolarisasi sel. Sel-sel rambut membentuk sinaps zat
perantara kimiawi dengan ujung-ujung terminal neuron aferen yang akson-
aksonnya menyatu dengan akson struktur vestibularis lain untuk
membentuk saraf vestibularis. Saraf ini bersatu dengan saraf auditorius
dari koklea untuk membentuk saraf vestibulokoklearis. Depolarisasi sel-sel
rambut meningkatkan kecepatan pembentukan potensial aksi di serat-serat
aferen; sebaliknya, ketika sel-sel rambut mengalami hiperpolarisasi,
frekuensi potensial aksi di serat aferen menurun.9,10
35
kelompok badan sel saraf di batang otak, dan ke serebelum. Di sini
informasi vestibuler diintegrasikan dengan masukan dari permukaan kulit,
mata, sendi, dan otot untuk: (1) mempertahankan keseimbangan dan
postur yang diinginkan; (2) mengontrol otot mata eksternal, sehingga mata
tetap terfiksasi ke titik yang sama walaupun kepala bergerak; dan (3)
mempersepsikan gerakan dan orientasi.10
36
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa telinga merupakan salah satu
organ tubuh yang kompleks, memiliki struktur khusus yang memiliki fungsi
pendengaran dan keseimbangan.
Telinga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam. Telinga luar berfungsi sebagai penghantar gelombang suara dari
lingkungan luar ke telinga tengah dengan menggetarkan membran timpani, telinga
tengah berfungsi untuk menghantarkan suara ke telinga dalam melalui tulang-
tulang pendengaran, dan telinga dalam berfungsi untuk mengubah getaran suara
menjadi energi listrik dan nantinya akan dihantarkan ke pusat auditorik di otak.
Selain itu, di telinga dalam terdapat struktur anatomi yang disebut aparatus
vestibular yang berfungsi sebagai pusat keseimbangan.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Ballantyne J and Govers J : Scott Browns Disease of the Ear, Nose, and
Throat. Publisher: Butthworth Co.Ltd. : 1987, vol. 5
2. Boies, adams. Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. EGC. Jakarta .1997
3. Moore,keith L. Anatomi Klinis Dasar.EGC. Jakarta .2002
4. Snell Richard : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6.
Penerbit: EGC. Jakarta 2006.
5. Anil K : Current Diagnosis and Treatment in Otolaryngology: Head and
Neck Surgery. Publisher: McGraw-Hill Medical : 2007
6. Wonodirekso, S dan Tambajong J : Organ-Organ Indera Khusus dalam
Buku Ajar Histologi. Penerbit: EGC. Jakarta. 1990, edisi V.
7. Arsyad Soepardi, Efiaty; Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashiruddin, Ratna Dwi
Resuti. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala &
Leher; Edisi keenam. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2007.
8. Sherwood Laurale; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2.
Penerbit: EGC. Jakarta 2006.
9. Hall, John E. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. Publisher:
Saunders 2010.
10. Zdebik A, Wangemann P. Potassium Ion Movement in the Inner Ear.
Physiology(Bethesda).2009.October;24:3073116.doi:10.1152/physiol.0001
8.2009.
38