You are on page 1of 4

Bahasa Indonesia

Latihan 20

Kutipan dapat diartikan sebagai sebuah pernyataan, pendapat ataupun


pikiran dari penulis lain maupun penulis sendiri yang telah terdokumentasi.
Kutipan pada umumnya terdapat pada karya-karya ilmiah untuk mempertegas
sebuah pernyataan. Kutipan digunakan dari sumber-sumber yang valid dan
mempunyai klasifikasi tersendiri. Kutipan terdiri atas Kutipan langsung, kutipan
tidak langsung, kutipan pada catatan kaki dan kutipan ucapan lisan maupun
chatting. Kutipan langsung merupakan tulisan dari sumber lain dengan tidak
merubah gaya penulisannya. Sedangkan kutipan tidak langsung adalah tulisan
dari pendapat dan pikiran orang lain yang sudah dipersingkat dengan inti sari
yang dibuat oleh penulis. Lalu kutipan pada catatan kaki yang merupakan
kutipan langsung secara pendek maupun panjang. Terakhir kutipan ucapan lisan
dan chatting yaitu kutipan yang berasal dari pembicaraan sumber asli.

Dalam Teks Konvensi Montevideo 1933 sebagai Rujukan Struktural bagi


Proses Nation-and-state-building di Indonesia ada beberapa penulisan yang
seharusnya menggunakan sistematika kutipan. Kutipan yang terdapat pada teks
ini meliputi kutipan langsung dan tidak langsung.

Dibawah ini merupakan kalimat yang menjadi kutipan langsung dijabarkan


secara berikut:

1. Old societies menunjuk pada demikian banyak komunitas antropologis


tradisional yang mempunyai sejarah dan kebudayaan yang amat tua,
sedangkan new states merujuk pada struktur negara modern yang
tumbuh secara berangsur-angsur pada abad ke 17 dan 18 di Eropa
barat dan Amerika (Anderson, 1989, Bendix, 1969; Renan, 1994; Tilly,
1973). Pada halaman 106, paragraf terakhir, kalimat ini masuk
kutipan langsung karena berasal dari penulis lain, yaitu buku Anderson
pada tahun 1989. Keterangan buku dapat dilihat pada daftar pustaka.
2. Adalah menarik untuk diperhatiakan, bahwa di Indonesia baik tokoh-
tokoh kaum pergerakan dalam paruh pertama abad ke 20, maupun
pada pendiri negara serta pemimpim-pemimpin pemerintahan dalam
paruh kedua abad itu, meletakkan kepercayaan yang amat besar pada
pendekatan filsafat dan ideologi politik yang amat abstrak serta pada
peranan dari tokoh-okoh kharismatik dan bukannya pada menyusun
dan mengembangkan suatu kerangka struktur politik yang mampu
mengamodasi dan mendayagunakan potensi kemajemukan rakyat itu
untuk kepentingan bersama (Bahar, 1996, 1998, 2002, 2003). Pada
halaman 107 paragraf 3, kalimat ini termasuk kutipan langsung karena
berasal dari buku lain, yaitu Bahar tahun 1996, 1998, 2002, dan 2003.
Keterangan buku dapat dilihat pada daftar pustaka.
3. "Dengan kata lain, konsep kenegaraan Jawa (baca: Mataram) ini
bukanlah suatu negara demokrasi yang berkedaulatan rakyat, tetapi
suatu theokrasi atau setidak-tidaknya oligarki atau feodelisme, yang
menginginkan suatu negara dengan pemerintahan pusat dan
kekuasaan mutlak, yang tidak akan mentolerir adanya kekuasaan
tandingan (Moertono, 1985). Pada halaman 109 paragraf terakhir ,
kalimat ini termasuk kutipan langsung karena berasal dari buku lain,
yaitu Moertono tahun 1985. Keterangan buku dapat dilihat pada daftar
pustaka.
4. Soekarno, seorang Arjuna dan orator besar yang kemudian menjadi
proklamator dan presiden pertama negara Republik Indonesia, berasal
dari kalangan priyayi dan menganut budaya politik Jawa, yang secara
kultural dipengaruhi oleh pemikiran sinkretis. (SOEKARNO, 1959,
1964) Pada halaman 110, Paragraf 1. Kalimat ini termasuk pada
kutipan langsung karena berasal dari penulis lain, yaitu buku soekarno
pada tahun 1959 Jilid I. Keterangan buku dapat dilihat pada daftar
pustaka.
5. Rezim kolonial hindia Belanda dahulu mengadakan studi yang
mendalam mengenai etnologi, antropologi serta hukum adat. (ter
Haar, 1950) Pada Halaman 115, Paragraf 1.
6. Untuk menelaah fenomena baru negara nasional ini pada saat ini
sudah mulai berkembang studi tentang state failure dan state collapse,
gagal-negara dan keruntuhan negara. (Baker,1998; Dorff,2000) Pada
halaman 116, Paragraf 2.
7. Kemerosotan ekonomi mempunyai dampak yang bukan main besar
terhadap bidang sosial budaya, selain berwujud meningkatknya jumlah
orang miskin, yang lazimnya menjadi faktor kriminogen, faktor
penyebab timbulnya kejahatan juga telah memicu terjadinya konflik
horizontal antara sesama warga masyarakat sendiri.
(Tadjoeddin,2003) Pada halaman 117, Paragraf 1
8. Kemerosotan ekonomi mempunyai dampak yang bukan main
besarnya terhadap bidang sosial budaya, selain berwujud
meningkatnya jumlah orang miskin yang lazimnya, menjadi faktor
kriminogen, faktor penyebab timbulnya kejahatan , juga telah memicu
terjadinya konflik horizontal antar sesama warga masyarakat sendiri
(Tadjoeddin, 2003). Halaman 117, paragraf 2. Kalimat ini termasuk
kalimat langsung karena kutipan berasal dari penulis lain, yaitu buku
Tadjoeddin tahun 2003.
9. Yang harus kita lakukan adalah melanjutkan, menyempurnakan,
memantapkan serta mengoperasionalkan semangat reformasi nasional
berdasar rangkaian konsensus nasional yang berkembang sejak tahun
1998 (Fuelner, 2002; Mishra, 2002). Halaman 117 paragraf 4. Kalimat
ini secara jelas merupakan kutipan langsung karena bersala dari
penulis lain yaitu Fuelner dan Mishra.
10.Sistem nilai kultural etnik atau suku bangsa ini mempunyai arti
psikolohis dan sosiologis yang penting karena ikut membentuk pribada
warganya, di manapun mereka berada, baik sebagai warga negara
biasa maupun sebagai penyelengga negara. (Linton, 1962, Sherman
dan Kolker,1987). Pada Halaman 118, Paragraf 3.
11.Mengingat demikian pentingnya posisi elite dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara (Mosca, 1939). Halaman 120 paragraf 3.
Kalimat tersebut jelas merupakan kutipan secara langsung karena
berasal dari penulis lain yaitu Mosca pada tahun 1939.
12.Dalam kehidupan bernegara, visi yang diulas dengan amat baik oleh
Ki Hajar Dewantoro dan Soemarsaid Moertono, menjelaskan bahwa
kekuasaan negara tidaklah berasal dari rakyat... Pada kalimat ini,
dapat dilihat bahwa penulis menggunakan sumber untuk mempertegas
kalimatnya. Sumber ini merupakan kutipan langsung karena
kalimatnya bukan merupakan intisari.

Dengan contoh kutipan langsung yang terdapat pada teks ini, dapat digaris
bawahi bahwa pada umumnya kutipan langsung memiliki langsung nama penulis
lain beserta tahun terbit di belakang kalimat. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kalimat ini merupakan pemikiran asli dari sumber yang telah dijelaskan.

Selain kutipan langsung, terdapat pula kutipan tidak langsung yaitu merupakan
intisari penulis terhadap pendapat para ahli. Dibawah ini akan dijabarkan
beberapa contoh dari teks:

1. Rasanya adalah antropolog clifford geerts (1963) yang pertama kali


menyimpulkan bahwa esensi masalah yang dihadapi oleh para nation-
and-state-builders pasca perang dunia kedua adalah bagaimana
merangkai old societies menjadi suatu new state. Kutipan tidak langsung
dapat terlihat dengan penulis menjelaskan bahwa kalimat tersebut
disimpulkan. Sehingga, kalimat tersebut disederhanakan.
2. ...Abdurrahman Wahid mengatakan bahwa Sumatera Barat yang pernah
melahirkan tokoh-tokoh terkenal, tidak ada apa-apanya lagi. Sungguh
suatu ironi. Pada halaman 112, kutipan ini meupakan kutipan tidak
langsung karena dari segi penulisan sudah dicampur dengan pemikiran
penulis.
3. Sesungguhnya, bersisian dengan pendekatan ideologis abstrak tersebut
di atas, ada suatu pendekatan lain yang lebih pragmatis dan bersifat
komplementer dengannya, jika benar-benar ditidaklanjuti, akan besar
manfaatnya dalam membangun bangsa dan negara baru di Indonesia.
Pendekatan alternatif tersebut adalah pendekatan struktural yang
tercantum dalam Konvensi montevideo 1933. Halaman 112. Pada
kalimat ini terlihat jelas bahwa pendekatan alternatif tersebit di kutip dari
Konvensi Montevideo 1933.
4. Suatu uraian yang relatif lengkap dari operasionalisasi Konvensi
Montevideo ini telah penulis sampaikan dalam buku penulis Konteks
Kenegaraan Hak Asasi Manusia , h.174-222(Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, 2002). Halaman halaman 113. Pada kalimat ini terdapat kata
penulis telah sampaikan pada buku penulis sendiri yang secara langsung
penulis mengutip dari bukunya sendiri.
5. Secara pribadi, penulis menduga, bahwa faktor penyebabnya terletak
pada sistem nilai dari kultur politik yang dijelaskan demikian
gamblang oleh Soemarsaid Murtono, dan dijabarkan oleh Ki Hajar
Dewantara, Prof. Mr. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Halaman
114. Pada kalimat ini terlihat jelas penulis mengutip penjelasan dari
Soemarsaid Murtono.
6. Sungguh mengherankan, bahwa seperti juga dengan kecilnya minat
terhadap kemajemukan rakyat kita, demikian jugalah kecilnya perhatian
terhadap wilayah kita yang amat luas. Hal ini tidak bosan-bosannya
diingatkan oleh Dr. Hasjim Djalal dari departemen luar negeri. Halaman
116. Pada kalimat ini, dapat dilihat bahwa kalimat yang diutarakan Dr.
Hasjim Djalal sudah berulang kali, pastinya hanya diambil intisarinya saja
oleh penulis.
7. Dengan mengutip tulisan Juan Linz dan Alfred Stepan (1996), Prof. Miriam
Budiarjo (2002) menyimpulkan bahwa untuk dapat membangun suatu
negara yang viable dalam melaksanakan tugas pokoknya, mungkin
diperlukan sekedar pembatasan terhadap hak-hak demokrasi. Pada
halaman 118, terdapat kata menyimpulkan yang menjelaskan bahwa
kalimat merupakan kutipan tidak langsung.
8. Dahulu, Dr Alfian pernah menengarai bahwa salah satu ciri kehidupan
politik Indonesia adalah mudah berpecah dan sulit bersatu. Pada
Halaman 120. Kutipan ini juga merupakan kutipan tidak langsung karena
hanya mengambil intisari dari sumber yang ada.

You might also like