You are on page 1of 11

TUGAS STRUKTUR BETON PRATEGANG DAN

PRACETAK
TENTANG FULL SLAB PRESTRESS
CONCRETE

DISUSUN OLEH :
Owalo Lahagu
14101204

DOSEN PEMBIMBING :
Heru Idrianur ST, M.Eng

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Full Slab Prestress
Concrete. Meskipun ada rintangan dan hambatan yang saya alami tetapi puji syukur saya
dapat menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas Makalah Struktur Beton
Prategang dan Pracetak serta memberikan pemahaman bagi pembaca tak terkecuali penulis
sendiri tentang bagaimana proses pembuatan beton full slab prestress.

Seluruh proses penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, dan
pengetahuan. Oleh karena itu, rasa terima kasih sedalam dalamnya penulis berikan pada
Heru Idrianur, ST., M.Eng. selaku dosen Struktur Beton Prategang dan Pracetak.
Demikianlah makalah ini penulis buat dan semoga bermanfaat.

Medan, Desember 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pengecoran beton memiliki dua sistem, yaitu system cast in situ dan system
precast. Dari kedua system tersebut, beberapa aspek tentunya berbeda, baik untuk waktu,
alat mau pun proses yang akan dilakukan. Sistem cast in situ adalah pelaksanaan
pengecoran beton di lapangan, sedangkan sistem precast (pracetak) adalah pembuatan
beton melalui fabrikasi.
Biaya konstruksi cenderung terus meningkat. Salah satu penyebab terjadinya hal
tersebut adalah tingginya upah tenaga lapangan dan proses konstruksi yang dilakukan
secara tradisional, khususnya dalam teknologi beton. Untuk menjawab tantangan tersebut,
maka dikembangkan teknologi pracetak. Maka perlu pengetahuan keunggulan teknologi
beton pracetak dibandingkan dengan teknologi beton konvensional, dilihat dari kriteria
biaya, waktu dan sambungan. Dalam menentukan keunggulan-keunggulan teknologi beton
pracetak, akan digunakan instrumen berupa kuesioner yang kemudian diolah dengan
menggunakan program komputer yaitu SPSS. Dari hasil pengolahan data tersebut akan
diperoleh faktor-faktor utama yang berpengaruh pada keunggulan teknologi beton pracetak
dibandingkan dengan teknologi beton konvensional, dilihat dari kriteria biaya, waktu dan
sambungan.

1.2 Permasalahan
Dalam makalah ini masalah yang akan dibahas adalah tentang pembuatan beton
pracetak full slab dan kelebihan penggunaan metode tersebut di bandingkan dengan
metode konvensional

1.3 Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan pada studi yang dilakukan, maka dilakukan pembatasan
masalah sebagai berikut :

1. Pembuatan beton full slab prestress


2. Proses pengiriman hingga pemasangan beton full slab prestress
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengatahui cara pembuatan beton
pracetak khususnya beton full slab prestress dan perbandingan keuntungannya dengan
beton cor di tempat apabila diterapkan dalam suatu proyek.

1.3.2 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah agar penulis mengatahui tentang beton full slab
prestress.
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Beton Full Slab

Struktur beton full slab precast adalah sistem pembuatan dengan metode seratus
persen pracetak, beton di cetak terlebih dahulu kemudian dipasang dilokasi proyek. proses
produksi beton pracetak bisa dilakukan di area proyek atau pada lokasi terpisah dengan
mempertimbangkan segi pengiriman. ini bisa menjadi salah satu cara untuk mempercepat
waktu pelaksanaan pembangunan. Dilihat dari segi biaya juga lebih murah asalkan
produksinya dibuat hemat atau membeli dari supplier beton yang tidak menawarkan harga
tinggi.

Gambar 2.1 Beton full slab precast

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Beton Full Slab Precast


2.2.1 Kekurangan metode beton full precast
Kekurangan metode beton full slab precast adalah :
1. Pengerjaannya sangat tergantung dengan alat berat, perlu diperhitungkan apakah beton
pracetak tersebut masih aman jika diangkat dengan alat berat (misalnya tower crane
atau mobil crane).
2. Jika lokasi proyek berada di perkotaan, dan beton precast diproduksi di area terpisah
maka ada kemungkinan proses pengiriman hanya boleh dilakukan pada malam hari
atau jam-jam tertentu, padahal belum tentu pada saat material datang bisa langsung
dipasang, kondisi ini memerlukan pengaturan stock penyimpanan sementara.

2.2.2 Kelebihan metode beton full precast

Kelebihan metode beton full slab precast adalah:


1. Waktu pengerjaanya cepat karena bisa dipabrikasi lebih awal dan tinggal merangkai
di lokasi proyek.
2. Hemat biaya bekisting plat lantai. mengurangi penggunaan kayu, plywood,
perancah scaffolding dll yang seharusnya tersedia jika menggunakan metode
konvensional.
3. Hasil pekerjaan lebih rapi karena tidak ada plin akibat pertemuan sambungan
bekisting plywood.
4. Karena tidak menggunakan kayu, maka telah menjalankan program green building
dalam rangka menjaga kelestarian bumi.

2.3 Proses Pembuatan Beton Full Slab Prestress

Berdasarkan surat keputusan SNI T-15-1991-03, pengertian beton pracetak ialah


komponen beton yang dicor di tempat yang bukan merupakan posisi akhir dalam suatu
struktur. Pada umumnya, beton pracetak mempunyai kekuatan yang berkisar antara 4.000-
6.000 psi atau bahkan lebih. Keunggulan utama beton ini antara lain dapat menghemat
anggaran biaya, menghemat penggunaan bekisting, kualitasnya terkontrol dengan baik,
serta tercapainya efisiensi waktu.

2.3.1 Pembuatan Cetakan


Cetakan berfungsi untuk membentuk beton dengan spesifikasi yang sesuai
perencanaan. Bahan baku untuk membuat cetakan beton yaitu papan kayu. Papan-papan
kayu tersebut lantas dibentuk kotak dan ditahan menggunakan paku secukupnya.
Penentuan ukuran dari cetakan harus benar-benar diperhatikan karena akan memengaruhi
hasil jadi beton pracetak. Beton yangg baik seyogyanya bisa dipakai lagi hingga sebanyak
50 kali.
2.3.2 Pembuatan Adukan Beton
Secara prinsip, pembuatan adukan beton dilakukan dengan mencampurkan bahan
pengisi dan bahan pengikat menjadi satu. Bahan-bahan yang dimaksud antara lain pasir,
kerikil, semen, dan air dengan perbandingan komposisi sesuai kualitas yang diharapkan.
Untuk mengubah sifat alami dari beton, Anda bisa menambahkan zat aditif tertentu ke
dalam adukan tersebut.

2.3.3 Penuangan Adukan Beton


Adukan beton yang sudah terbentuk kemudian dituangkan ke dalam cetakan.
Pastikan dalam penuangannya, adukan ini disebarkan secara merata dan memenuhi setiap
bagian cetakan. Penuangan adukan yang salah akan menyebabkan mutu beton menurun.
Bahkan kekuatan beton pun dapat berkurang drastis apabila penampangnya tidak tercetak
sempurna. Adukan beton sebaiknya dituangkan setengahnya dahulu, kemudian dilakukan
pemasangan tulangan baja di tengah cetakan, dan diteruskan lagi dengan penuangan
adukan sampai penuh.

2.3.4 Pemasangan Tulangan Baja


Kebanyakan beton pracetak dipakai untuk menahan beban dari bangunan. Tidak
hanya pelat lantai, beton ini juga kerap digunakan sebagai pembentuk struktur balok dan
kolom bangunan. Oleh karena itu, beton harus mampu menahan gaya beban dan gaya tarik
dengan baik. Solusinya Anda bisa memasang beberapa tulangan baja ke dalam adukan
beton di dalam cetakan tadi sehingga nantinya akan terbentuk beton bertulang.
Pemasangan tulangan dilakukan ketika kondisi adukan masih basah.

2.3.5 Pengeringan Beton


Adukan beton sebaiknya dikeringkan secara alami dengan cara mengangin-
anginkannya. Penjemuran adukan beton di bawah terik sinar matahari langsung justru
dapat mengakibatkan beton mengalami keretakan sehingga tak layak pakai. Selama proses
pengeringan berlangsung, beton juga perlu disiram dengan air secara berkala untuk
menghindari beton mengering secara mendadak. Perawatan terhadap beton dilakukan
sampai berumur 7 hari, sedangkan beton akan mengering sempurna dan boleh digunakan
setelah usianya mencapai 30 hari.
2.4 Pengangkutan dan Pemasangan
Pengangkutan elemen pracetak tersebut akan dipasang minimal harus
mempertimbangkan sebagai berikut :
1. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi.
2. Jadwal pemasangan elemen pracetak sesuai jadwal rencana.
3. Alternatif jalan lain yang dilewati seandainya ada satu jalan terjadi hambatan.
4. Daya tampung lokasi proyek dalam menerima pengiriman elemen pracetak.
5. Kemampuan crane dalam mengangkat elemen pracetak.
Dalam pemasangan elemen pracetak ke lokasi posisi terakhirnya,beberapa hal yang
harus diperhatikan adalah :
1. Site Plan
2. Peralatan
3. Siklus Pemasangan
4. Tenaga Kerja

Site Plan
Site Plan yang ada maka akan dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut :
1. Dapat menempatkan posisi crane di lokasi proyek sehingga dapat difungsikan
semaksimal dalam elemen-elemen pracetak ke posisi terakhirnya.
2. Dapat direncanakan tempat penumpukan elemen pracetak yang memudahkan
pengaturannya.
Peralatan
Dalam penggunaan elemen pracetak,menjadi pertimbangan adalah :
1. Beberapa crane yang diperlukan dalam suatu proyek agar dapat digunakan
semaksimal mungkin .
2. Berapa radius perputaran crane.
3. Peralatan pembantu serta jumlah kebutuhan guna mendukung siklus pemasangan
elemen pracetak seperti truk,dan lain sebagainya.
Siklus Pemasangan
Secara garis besar siklus pemasangan dari elemen pracetak dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1. Pengecoran elemen poer
2. Pemasangan elemen balok
3. Pemasangan elemen pelat
4. Pengecoran over topping
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan saran

1. Penulangan sengkang pada kolom lebih sedikit pada bagian tengahnya dikarenakan
momen geser pada bagian tengah kolom lebih kecil daripada bagian ujungnya.

2. Pekerjaan kolom di lapangan adalah hal sangat penting sehingga metode


pelaksanaannya harus sitematis dan terorganisir sesuai prosedur agar kekuatan
kolomnya sesuai dengan kekuatan saat perencanaan.

Daftar Pustaka
1. http://sukamabar.blogspot.co.id/2014/08/metode-pelaksanaan-beton-pracetak.html
2. http://www.ilmusipil.com/struktur-plat-lantai-beton-full-precast

You might also like