You are on page 1of 12

Analisis Masalah: Kualitas Udara Ambien

Pada bulan Januari-Agustus kualitas udara di desa baik sekali, tetapi ada
serangan kabut asap pada September-Desember yang lamanya sampai
berminggu-minggu
1. Bagaimana interpretasi dari lampiran (baku mutu lingkungan)?
Jawab:

BAKU MUTU UDARA AMBIEN

No. Parameter Waktu Baku mutu Metode Peralatan

Pemapara Analisis
n

1. SO2 1 Jam 900g/Nm3 Perarosanilin Spektrofotometer

(Sulfur Dioksida) 24 Jam 365 g/Nm3

1 Thn 60 g/Nm3

2. CO 1 Jam 30.000g/Nm3 NDIR NDIR Analyzer

(Karbon 24 Jam 10.000 g/Nm3


Monoksida)
1 Thn

3. NO2 1 Jam 400 g/Nm3 Saltzman Spektrofotometri

24 Jam 150 g/Nm3

1 Thn 100 g/Nm3

4. O3 (Oksidan) 1 Jam 235 g/Nm3 Chemiluminesce Spektrofotometri


nt
1 Thn 50 (g/Nm3

5. HC 3 Jam 160 (g/Nm3 Flame Ionization Gas

(Hidro Karbon) Chromatografi


6. PM 10 24 Jam 150 (g/Nm3 Gravimetric Hi Vol

(Partikel ( 10 (m)

PM 2,5 24 Jam 65 (g/Nm3 Gravimetric Hi Vol

(Partikel ( 2,5(m) 1 Thn 15 (g/Nm3 Gravimetric Hi Vol

7. TSP 24 Jam 230 g/Nm3 Gravimetric Hi Vol

(Debu) 1 Thn 90 g/Nm3

8. Pb 24 Jam 2 g/Nm3 Gravimetric Hi Vol

(Timah Hitam) 1 Thn 1 g/Nm3 Ekstraktif

Pengabuan AAS

9. Dustfall 30 Hari 10 Ton/Km2/Bulan Gravimetric Conister

(Debu Jatuh) (Pemukiman)

20 Ton/Km2/Bulan

(Industri)

10. Total Fluorides 24 Jam 3 g/Nm3 Spesific ion Impinger atau

(as F) 90 Hari 0,5 g/Nm3 Ekectrode Continous

Analyzer

11. Fluor Indeks 30 Hari 40 g/100 cm2 Colourimetric Limed Filter

dari kertas limed Paper

filter

12. Khlorin & 24 Jam 150 g/Nm3 Spesific ion Impinger atau

Khlorin Dioksida Electrode Continous

Analyzer
13. Sulphat Indeks 30 Hari 1mg SO3/100 cm3 Colourimetric Lead

Dari Lead Peroxida Candle

Peroksida

Catatan : - (*) PM 2,5 mulai diberlakukan tahun 2003

- Nomor 10 s/d 13 hanya diberikan untuk daerah/Kawasan Industri Kimia Dasar

Contoh : Industri Petro Kimia

Industri Pembuatan Asam Sulfat

INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA

KATEGORI RENTANG PENJELASAN

Baik 0 - 50 Tingkat kualitas udara yang tidak


memberikan efek bagi kesehatan manusia
atau hewan dan tidak berpengaruh pada
tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika.

Sedang 51 100 Tingkat kualitas udara yang tidak


berpengaruh pada kesehatan manusia
ataupun hewan tetapi berpengaruh pada
tumbuhan yang sensitif, dan nilai stetika

Tidak sehat 101 199 Tingkat kualitas udara yang bersifat


merugikan pada manusia ataupun kelompok
hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan
kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai
estetika.

Sangat tidak sehat 200 299 Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan
kesehatan pada sejumlah segmen populasi
yang terpapar.

Berbahaya 300 lebih Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara


umum dapat merugikan kesehatan yang
serius pada populasi.

Ia - Ib
I = -------------- (Xx - Xb)
+ Ib
Xa - Xb
I = ISPU terhitung Xa = Ambien batas atas
Ia = ISPU batas atas Xb = Ambien batas bawah
Ib = ISPU batas bawah Xx = Kadar ambien nyata hasil pengukuran

BATAS INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA DALAM SATUAN SI

Dalam bentuk Tabel :

ISPU 24 jam 24 jam SO2 8 jam CO 1 jam O3 1 jam NO2


g/m3 g/m3 g/m3 g/m3
PM10
g/m3
50 50 80 5 120 (2)
100 150 365 10 235 (2)
200 350 800 17 400 1130
300 420 1600 34 800 2260
400 500 2100 46 1000 3000
500 600 2620 57,5 1200 3750

1. Pada 25 C dan 760 mmHg


2. Tidak ada indeks yang dapat dilaporkan pada konsentrasi rendah dengan jangka
pemaparan pendek

CONTOH PERHITUNGAN ISPU untuk SO2

Diketahui konsentrasi udara ambien untuk jenis parameter SO2 = 322 g/m3

I = ISPU terhitung
Ia = ISPU batas atas = 100
Ib = ISPU batas bawah = 50
Xa = Ambien batas atas = 365
Xb = Ambien batas bawah = 80
Xx = Kadar ambien nyata hasil pengukuran = 322 322 g/m3

100 - 50
I = ----------------- (322 - 80) + 50 = 92,45
365 - 80
= 92 (pembulatan)

Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambien


Waktu
Parameter Hasil Uji Baku Mutu Interpretasi
Pengukuran
SO2 24 jam 500 g/ Nm3 365 g/ Nm3 Melebihi
CO 24 jam 30.000 g/ 10.000 g/ Melebihi
Nm3 Nm3
NOx 24 jam 200 g/ Nm3 150 g/ Nm3 Melebihi
O3 1 jam 200 g/ Nm3 235 g/ Nm3 Normal
Hidrokarbo 3 jam 100 g/ Nm3 160 g/ Nm3 Normal
n
TSP 24 jam 500 g/ Nm3 230 g/ Nm3 Melebihi
Pb 24 jam 5 g/ Nm3 2 g/ Nm3 Melebihi

2. Bagaimana risiko dari masalah yang terjadi di desa tersebut?


Jawab:

Iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi,
peradangan dan mungkin juga infeksi.
Memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik,
PPOK dll.
Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah
lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
Bagi yang berusia lanjut dan anak-anak (juga mereka yang punya penyakir
kronik) dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih rentan untuk mendapat
gangguan kesehatan. Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi
infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
Secara umum maka berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
Bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga
mungkin dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang
tidak terlindungi.
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, utamanya
karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus dll
penyebab penyakit (agent) dan buruknya lingkungan (environment).

3. Bagaimana nasehat spesifik terhadap risiko tersebut?


Jawab:

Masyarakat perlu menghindari atau kurangi aktivitas di luar rumah/gedung,


terutama bagi mreka yang menderita penyakit jantung dan gangguan
pernafasan.
Jika terpaksa pergi ke luar rumah/gedung maka sebaiknya menggunakan
masker.
Minumlah air putih lebih banyak dan lebih sering.
Bagi yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah
nasehat kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi.
Segera berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila
mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain.
Lakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti makan bergizi, jangan
merokok, istirahat yg cukup dll.
Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah / sekolah / kantor
dan ruang tertutup lainnya.
Penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik.
4. Bagaimana pelatihan khusus untuk pemuka masyarakat dan petugas kesehatan?
Jawab:
Secara Umum
Pelatihan klinik sanitasi agar petugas tahu dan mampu melaksanakan kegiatan klinik
sanitasi, mampu menggali dan menemukan masalah lingkungan dan perilaku yang
berkaitan dengan penyakit berbasis lingkungan, mampu memberikan saran tindak
lanjut perbaikan lingkungan dan perilaku yang tepat sesuai dengan masalah
Para pemuka masyarakat diberikan penyuluhan tentang promosi kesehatan agar
mereka dapat:
Berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan PHBS.
Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan menciptakan suasana
yang kondusif bagi PHBS.
Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat
terbentuknya PHBS.
Pemuka/tokoh diundang untuk menyampaikan pesan-pesan. Para pemuka/ tokoh
berperan sebagai motivator/kelompok pendorong (pressure group) dan juga
panutan dalam mempraktikkan PHBS di Puskesmas.
Pemanfaatan media seperti billboard di halaman,poster di dinding ruangan,
pertunjukan filem,pemuatan makalah/berita di majalah dinding, serta
penyelenggaraan diskusi, mengundang pakar atau alim-ulama atau figur publik
untuk berceramah, pemanfaatan halaman untuk taman obat/taman gizi dan lain-
lain.
Musyawarah Desa/Kelurahan diakhiri dengan dibentuknya Forum Desa, yaitu
sebuah lembaga kemasyarakatan di mana para pemuka masyarakat
desa/kelurahan berkumpul secara rutin untuk membahas perkembangan dan
pengembangan kesehatan masyarakat desa/kelurahan.
Pelatihan penyuluhan mengenai kesehatan yang ada di desa Mjt
Pelatihan pola hidup sehat
Pelatihan untuk berperan aktif dalam pengontrolan taraf kebersihan makanan,
udara, air, dan limbah di desa Mjt
Secara Khusus
Sumber udara, kualitas udara ruangan, dan sumber energi
Pelatihan pemasangan pemeriksaan dan penggunaan kompor gas LPG
Pelatihan untuk memperbaiki ventilasi rumah yang buruk dengan
menggunakan cerobong, kipas, pedingin ruangan dan menggunakan mesin
pembersih udara bila memungkinkan.
5. Apa saja langkah penting yang harus dilakukan oleh pihak puskesmas?
Jawab:

Membuat segera perhitungan RUK dan RPK terkait kondisi daerah sekitar.
Mengadakan promosi atau penyuluhan terkait kebersihan udara atau bahaya
polusi udara bagi kesehatan.
Menyebarkan pamflet-pamflet berisi anjuran penggunaan masker saat terjadi
kabut asap.
6. Bagaimana nasehat untuk pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda setempat?
Jawab:
Secara umum
Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan yang tidak merugikan
kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya PHBS dan kesehatan
masyarakat.
Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang dapat
mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu sehat dan keluarga
(rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.
- Penambahan tenaga kesehatan lebih banyak dan kompeten
- Membuat puskesmas dan pustu yang lebih dekat
- Penambahan dana untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
- Penyuluhan tentang ventilasi dapur yang benar
- Penyediaan masker gratis bagi masyarakat sekitar
- Pnenyuluhan tentang kriteria rumah yang sehat dan ideal
- Penyuluhan budaya beralas kaki
- Memantau terjadinya kecacingan pada masyarakat
Menyediakan alat bantu/alat peraga atau media komunikasi guna memudahkan
petugas kesehatan dalam melaksanakan pemberdayaan.
Melakukan kunjungan untuk pemantauan keadaan daerah tersebut.
Menyelenggarakan bina suasana baik secara mandiri atau melalui kemitraan dengan
pihak-pihak lain.
Menyelenggarakan advokasi dalam rangka kemitraan bina suasana dan dalam
mengupayakan dukungan dari pembuat kebijakan dan pihak-pihak lain (sasaran
tersier).
Dinas kesehatan kabupaten/kota harus tersedia tenaga khusus promosi kesehatan.
Tenaga ini berupa pegawai negeri sipil dinas kesehatan kabupaten/kota yang ditugasi
untuk melaksanakan promosi kesehatan. Petugas ini bertanggung jawab membantu
pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas.
Secara Khusus
Sumber udara dan kualitas udara ruangan
Membentuk organisasi yang bisa membantu kinerja Pemda dan Dinkes.
Memberi penyuluhan agar di setiap rumah harus memiliki ventilasi udara yang
cukup dan baik.
7. Bagaimana inventarisasi Peraturan Perundangan Terkait dari masalah diatas?
Jawab:
UU No. 23/97 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
UU No. 17/2004 tentang Ratifikasi Protokol Kyoto
Keppres No. 23/92 tentang Ratifikasi Protokol Montreal
PP No. 4/2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan Perusakan Lingkungan
Hidup yang Berkaiatan dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan
PP No. 41/99 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Kepmen LH No.45/96 tentang Indeks Standar Pencemar Udara
Sumber Bergerak :
Keputusan Menteri Negara LH No: KEP-05/MENLH/2006 tentang Ambang
Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
KepMen LH No. 141/2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor Tipe baru Dan Kendaraan Bermotor Yang Sedang
Diproduksi
Kepmen No.252/2004 tentang Program Penilaian Peringkat Hasil Uji Tipe
Emisi Gas Buang kendaraan bermotor Tipe Baru
Sumber Tidak Bergerak
Kepmen LH No: KEP-13/MENLH/95 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak.
Kepdal No. 205/97 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara
dari Sumber Tidak Bergerak
Kepmen LH No.129/2003 tentang Baku Mutu Emisi Usaha dan atau Kegiatan
Minyak dan Gas Bumi.
KepMen LH No.133/2004 tentang Baku Mutu Emisi Usaha Bagi Kegiatan
Industri Pupuk.

Desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera


1. Bagaimana interpretasi dari lampiran (baku mutu lingkungan)?
Jawab:
Tidak ada lampiran
2. Bagaimana risiko dari masalah yang terjadi di desa tersebut?
Jawab:
Lokasi desa yang berada di pinggir jalan berarti banyak kendaraan yang berlalu
lalang di sekitar desa.Hal ini menyebabkan udara di sekitar desa lebih rentan
terpapar polusi dan menurunkan kualitas udara.Polusi tersebut berasal dari hasil
pembakaran BBM berupa NO, CO, SO2, dan Pb. Bahan-bahan ini dapat memberikan
efek buruk terhadap saluran pernafasan dan dapat menyebabkan penyakit seperti
PPOK, asma, dan kanker. Polusi udara yang terjadi dapat membahayakan kesehatan,
yaitu terjadinya peningkatan kadar Pb dalam darah dan kerusakan saluran
pernafasan.
CO menghambat pengikatan oksigen oleh sel darah merah dan mengurangi
kapasitas pengangutan oksigen yang dapat mempengaruhi fungsi psikomotor pada
kelompok yang rentan seperti anak-anak, wanita hamil, orang tua, dan orang-orang
dengan imun yang buruk. Hidrokarbon polisiklik yang berasal dari gas emisi
kendaraan berotor merupakan karsinogen. NO mempengaruhi struktur saluran nafas
bawah (alveoli) sehingga meningkatkan kerentanan anak-anak terhadap infeksi
saluran nafas bawah. CO2 berpengaruh terhadap pemanasan global dan suplai air.
Nitrat dan sulfur yang ada di udara juga dapat berikatan dengan air menghasilkan
H2SO4 dan HNO3 sehingga terjadi hujan asam. Hujan asam selanjutnya dapat
mempengaruhi sumber air (danau, sungai, dll) dan hewan yang hidup didalamnya,
tanaman, serta memiliki efek korosif pada logam. Apabila proses korosi ini terjadi
pada pipa-pipa saluran air, maka air minum akan tercemar oleh logam berat seperti
plumbum, merkuri, kadmium, dan tembaga.
3. Bagaimana nasehat spesifik terhadap risiko tersebut?
4. Bagaimana pelatihan khusus untuk pemuka masyarakat dan petugas kesehatan?
5. Apa saja langkah penting yang harus dilakukan oleh pihak puskesmas?
6. Bagaimana nasehat untuk pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda setempat?
7. Bagaimana inventarisasi Peraturan Perundangan Terkait dari masalah diatas?

Penggunaan kayu bakar & briket batu bara


1. Bagaimana interpretasi dari lampiran (baku mutu lingkungan)?
Jawab:
Tidak ada lampiran
2. Bagaimana risiko dari masalah yang terjadi di desa tersebut?
Jawab:
1 Penggunaan bahan bakar kayu: Pada pembakaran tak sempurna, produk pirolisis
tidak terbakar dan mengkontaminasi asap dengan partikulat berbahaya, misalnya
oksidasi sebagian etanol menghasilkan asetaldehida yang berbahaya, begitu juga
dengan oksidasi sebagian karbon yang menghasilkan karbon monoksida yang
beracun. Hal ini meningkatkan risiko gangguan asma pada anak dan PPOK pada
dewasa. Selain itu penggunaan bahan bakar kayu dapat menyebabkan
kecelakaan rumah tangga berupa kebakaran maupun kecacatan apabila tidak
berhati-hati.
2 Penggunaan briket arang: pembakaran batubara menimbulkan polycyclic
aromatic hydrocarbon, emisi CO, NOx, dan SO2. Polycyclic aromatic
hydrocarbons yang dihasilkan selama pembakaran merupakan penyebab kanker
tenggorokan dan kanker paru. Sementara zat-zat lain yang dihasilkan oleh
pembakaran batu bara meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan dan
penyakit pernapasan kronis lainnya, seperti bronkitis dan emfisema. Hal
tersebut disebabkan karena asap yang dihasilkan pada saat pembakaran
mengandung zat racun seperti sulfur, merkuri, arsenik, selenium, dan fluorida.
Mengingat perempuan yang tentunya lebih sering bekerja di dapur, maka
mereka lebih rentan terhadap ancaman ini.
3 Dampak SO2 terhadap kesehatan
Pencemaran SO2 menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan
pada tanaman terjadi pada kadar sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama polutan SO2
terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan.
4 Dampak CO terhadap kesehatan
Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah kemampuannya
untuk berikatan dengan haemoglobin lebih besar daripada oksigen, pigmen sel
darah merah yang mengakut oksigen keseluruh tubuh.Hal ini dapat menghalangi
fungsi vital haemoglobin untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
5 Dampak NO2 terhadap kesehatan
NO2 berpengaruh pada sistem pernafasan bagian bawah. NO x dapat bereaksi
dengan bahan-bahan pencemar lain sehingga menimbulkan fenomena sabut
(asap kabut) yang dapat menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada
mata dan saluran pernapasan.
6 Dampak TSP terhadap kesehatan
Ukuran partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada diudara sangat
tergantung kepada ukurannya.Pada umunya ukuran partikulat debu sekitar 5
mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-
paru dan mengendap di alveoli.Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran
partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat
yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan
menyebabkan iritasi. Selain itu partikulat debu yang melayang dan berterbangan
dibawa angin akan menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya
tembus pandang mata (Visibility).
7 Dampak Pb terhadap kesehatan
Pengaruh Pb dalam tubuh belum diketahui benar tetapi perlu waspada terhadap
pemajanan jangka panjang Timah Hitam dalam tulang tidak beracun tetapi pada
kondisi tertentu bisa dilepaskan karena infeksi atau proses biokimia dan
memberikan gejala keluhan garam Pb tidak bersifat karsiogenik terhadap
manusia. Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan
sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat
pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam
jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut.Gejala
keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit
kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang dan gangguan penglihatan.
3. Bagaimana nasehat spesifik terhadap risiko tersebut?
4. Bagaimana pelatihan khusus untuk pemuka masyarakat dan petugas kesehatan?
5. Apa saja langkah penting yang harus dilakukan oleh pihak puskesmas?
6. Bagaimana nasehat untuk pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda setempat?
7. Bagaimana inventarisasi Peraturan Perundangan Terkait dari masalah diatas?

You might also like