Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI 1
BAB I Tujuan 2
3.1 Karbohidrat 5
3.2 Uji karbohidrat secara kualitatif 6
3.3 Proses glikolisis 8
3.4 Uji glikolisis dalam sel ragi 9
3.5 Gula darah 10
3.6 Diabetes dan insulin 12
3.7 Hiperglikemia dan hipoglikemia 13
BAB IV Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 16
1
BAB I
TUJUAN PERCOBAAN
Secara Umum :
Secara Khusus :
2
BAB II
HASIL
3
Hasil : Merah gugus ketosa
Awal : Bening (-) tidak mengandung
Laktosa
Hasil : Kuning bening gugus ketosa
Awal : Bening (+) mengandung
Sukrosa
Hasil : Merah kecoklatan gugus ketosa
Reaksi Uji Iod
Awal : Bening (+) mengandung
Amilum
Hasil : Biru polisakarida amilum
Awal : Bening (-) tidak mengandung
Dextrin
Hasil : Kuning polisakarida amilum
Awal : Serbuk putih (-) tidak mengandung
Gum arab
Hasil : Coklat polisakarida amilum
Tabung 1 2 3
Kontrol (+) Kontrol (-) Uji
Tinggi kolom CO2 yang
5,5 5,2 4,6
terbentuk (cm)
Kadar glukosa 0,5 1,0 % >2,0 % >2,0%
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KARBOHIDRAT
Karbohidrat atau sakarida mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai sumber bahan bakar
(energi) dan sebagai bahan penyusunan struktur selatan. Contoh karbohidrat yang tergolong
dalam kelompok pertama adalah glukosa, pati dan glikogen, dan kelompok kedua adalah
selulosa, kitin dan pektin. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton,
yng mempunyai rumus molekul umum (CH2O)n. Yang pertama lebih dikenal sebagai
golongan aldenosan, yang kedua adalah ketosa. Dari rumus umum dapat diketahui bahwa
karbohidrat adalah suatu polimer. Senyawa yang menyusunnya adalah monomer-monomer.
Dari jumlah monomer yang menyusun polimer itu, maka karbohidrat digolongkan menjadi
monosakarida, disakarida, trisakarida dan seterusnya sampai polisakarida. Untuk
memudahkan biasanya dibagi menjadi tiga golongan yaitu monosakarida (mengandung 1
monomer), oligosakarida (mengandung 2 sampai 10 monomer) dan polisakarida
(mengandung lebih dari 10 monomer).
A. Monosakarida
Monosakarida yang umum terdapat di alam adalah yang atom C-nya berkisar
antara 3 sampai 7, dengan jumlah atom C sebagai pokok maka monosakarida ini
terbagi menjadi golongan aldosa dengan nama aldo-triosa, aldo-tetrosa, aldo-pentosa
dan seterusnya, apabila jumlah atom C dalam senyawa itu berturut-turut adalah
sebanyak tiga, empat, lima dan seterusnya. Golongan monosakarida yang kedua
adalah ketosa dengan nama-nama berawalan keto. Masing-masing senyawa dalam
masing-masing golongan diatas merupakan anggota deret sepancarannya.
Sakarida golongan aldosa dan ketosa mempunyai daya mereduksi senyawa
pengoksidasi, oleh karena itu maka senyawa-senyawa tersebut dikenal sebagai gula
pereduksi. Senyawa-senyawa pengoksidasi contohnya adalah ferisianida, hidrogen
peroksia dan ion kupri (Cu2+). Beberapa turunan monosakarida yang penting adalah
glikosida, asazon, alkohol gula, asam gula, ester asam fosfat, gula deoksi, gula asam
amino dan lain sebagainya. Glikosida terdiri dari 2 komponen yaitu gula dan bukan
gula. Pada komponen pertama contohnya adalah klukosa, galaktosa, fruktosa dan
manosa. Sedangkan contoh komponen kedua adalah metanol, asam asetat dan asam
fosfat, yang terikat oleh bagian gulanya sebagai ester.
B. Oligosakarida
5
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas
beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu
dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain
adalah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida
yang terbentuk dari empat molekul monosakarida.
Oligosakarida yang paling banyak terdapat dalam alam adalah disakarida.
Senyawa yang mempunyai dua satuan sakarida yang banyak dibicarakan ialah
maltosa, sellobiosa, laktosa dan sukrosa. Disakarida ini namanya maltosa, pada
umumnya dihasilkan dari hidrolisis pati. Tediri dari dua satuan monosakarida yaitu
glukosa dan glukosa. Glukosa (monosakarida yang sejenis) yang memberikan atom C
nomor 1 untuk mengikat gugus yang lain ditetapkan sebagai glukosa pokok.
C. Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks
daripada monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak
molekul monosakarida yang ikat-mengikat melalui oksigen. Polisakarida yang terdiri
atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang
mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida.
Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna berwarna putih dan tidak
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi.
Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga lebih dari satu juta.
Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa
polisakarida yang penting diantaranya ialah amilum, glikogen, dekstrin dan selulosa.
Pati (starch, amilum) merupakan karbohidrat cadangan yang terdapat dalam tanaman,
sedangkan glikogen terdapat pada hewan. Pati umumnya terdiri dari dua fraksi yaitu
amilosa dan amilopektin.
6
1%, fruktosa 1%, laktosa 1% dan amilum 1%, dapat diketahui bahwa yang positif
termasuk gula pereduksi adalah glukosa 1%, fruktosa 1% dan laktosa 1%.
Uji Barfoed
Tujuan uji Barfoed adalah untuk mendeteksi monosakarida. Warna biru gelap
dan merah bata menunjukkan adanya monosakarida. Pereaksi Barfoed berupa larutan
kupri asetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara
monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada
disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada oleh
disakarida, dengan anggapan bahwa konsentrasi dan disakarida dalam larutan tidak
berbeda banyak.
Perbedaan antara pereaksi Barfoed dengan pereaksi Benedict adalah bahwa
pada pereaksi Barfoed digunakan suasana asam. Apabila karbohidrat mereduksi suatu
ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus aldehida pada karbohidrat akan
teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat.
Sebagai contoh galaktosa akan teroksidasi menjadi asam galaktonat, sedangkan
glukosa akan menjadi asam glukonat. Pada percobaan uji Barfoed yang kami lakukan
dengan menggunakan sampel sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1% dan glukosa 1%,
dapat diketahui bahwa yang positif monosakarida adalah glukosa 1%.
Uji Seliwanoff
Tujuan uji Seliwanoff adalah untuk mengidentifikasi karbohidrat yang
mengandung gugus ketosa. Reaksi positif apabila terbentuk warna merah. Pereaksi
Seliwanoff berupa larutan resorsinol (1,3 dihidroksi-benzena) dalam asam HCl.
Fruktosa mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis daripada
gula tebu atau sukrosa. Dengan pereaksi ini, mula-mula fruktosa diubah menjadi
hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol membentuk
senyawa yang berwarna merah.
Pereaksi Seliwanoff ini khas untuk menunjukkan adanya ketosa. Fruktosa
berikatan dengan glukosa membentuk sukrosa, yaitu gula yang biasa digunakan
sehari-hari sebagai pemanis, dan berasal dari tebu atau bit. Pada percobaan uji
Seliwanoff yang kami lakukan dengan menggunakan sampel glukosa, fruktosa,
laktosa dan sukrosa, dapat diketahui bahwa karbohidrat yang positif mengandung
gugus ketosa adalah fruktosa dan sukrosa.
Uji Iod
Tujuan uji Iod adalah untuk mengetahui adanya polisakarida amilum. Amilum
terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,
yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin. Molekul amilopektin lebih
7
besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa. Butir-
butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskan,
akan terjadi suatu larutan koloid yang kental. Larutan koloid ini apabila diberi larutan
iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh molekul amilosa
yang membentuk senyawa.
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga
menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim
amilase. Dalam ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat
amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita. Oleh
amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk maltosa. Pada percobaan uji
Iod yang kami lakukan dengan menggunakan sampel amilum, dextrin dan gum arab,
dapat diketahui bahwa yang positif polisakarida amilum adalah amilum.
Proses glikolisis terjadi pada semua organisme. Proses ini berfungsi untuk
menukarkan glukosa menjadi piruvat dan akan menghasilkan ATP tanpa menggunakan
oksigen. Glikolisis dimulai dengan satu molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon pada
rantainya (C6H12O6) dan akan dipecahkan menjadi dua molekul piruvat yang masing-masing
memiliki 3 atom karbon (C3H3O3) yang merupakan hasil akhir bagi proses ini. Sepanjang
proses glikolisis ini akan terbentuk beberapa senyawa, seperti Glukosa 6-fosfat, Fruktosa 6-
fosfat, Fruktosa 1,6-bisfosfat, Dihidroksi aseton fosfat, Gliseraldehid 3-fosfat, 1,3-
Bisfosfogliserat, 3-Fosfogliserat, 2-Fosfogliserat, Fosfoenol piruvat dan piruvat. Selain itu,
proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP dan NADH (di mana 1 NADH
menghasilkan 3 ATP). Sejumlah 4 molekul ATP dan 2 molekul NADH (6 molekul ATP) akan
dihasilkan, dan pada tahap awal proses ini memerlukan 2 molekul ATP. Sebagai hasil akhir, 8
molekul ATP akan terbentuk.
8
Pembentukan Asetil Koenzim A
Sebelum memasuki siklus Kreb, piruvat yang dihasilkan dari proses glikolisis
harus dioksidasikan terlebih dahulu di dalam mitokondria menjadi asetil koenzim A
dan karbon dioksida. Setelah piruvat memasuki mitokondria, enzim piruvat
dehidrogenase akan menukarkan piruvat kepada acetyl group dengan melepaskan
karbon dioksida. Semasa proses ini juga, terjadi reduksi pada NAD + menjadi NADH
dengan mengambil H+ yang dilepaskan oleh piruvat. Acetyl group akan berikatan
dengan koenzim A, maka terhasil asetil koenzim A (asetil-KoA).
Siklus Kreb
Dalam proses metabolisme energi dari glukosa, siklus Kreb merupakan
tahapan yang terakhir. Proses ini berlaku di dalam mitokondria dan berlangsung
secara aerobik. Molekul asetil-KoA yang merupakan produk akhir dari proses
konversi piruvat kemudian akan masuk ke dalam siklus Kreb. Perubahan yang terjadi
dalam siklus ini adalah mengubah 2 atom karbon yang terikat didalam molekul asetil-
KoA menjadi 2 molekul karbon dioksida (CO2), membebaskan koenzim A serta
memindahkan energi dari siklus ini ke dalam senyawa NADH, FADH 2 dan GTP.
Untuk melanjutkan proses metabolisme energi, molekul NADH dan FADH2 yang
dihasilkan dalam siklus ini akan diproses kembali secara aerobik di dalam membran
sel mitokondria melalui proses Rantai Transpor Elektron untuk menghasilkan produk
akhir berupa ATP dan air.
Rantai Transpor Elektron
Proses ini juga dikenal sebagai proses fosforilasi oksidatif. Di dalam proses
ini, NADH dan FADH2 yang mengandung elektron akan melepaskan elektron tersebut
ke dalam akseptor utama yaitu oksigen. Pada akhir dari proses ini, akan terhasil 3
molekul ATP dari 1 molekul NADH dan 2 molekul ATP dihasilkan dari 1 molekul
FADH2.
Pada percobaan ini, digunakan ragi atau sel ragi sebagai tempat berlangsungnya
proses glikolisis. Ragi (Saccharomyces cereviceae) merupakan zat yang menyebabkan
fermentasi. Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan
9
media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam
sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Sama halnya dengan proses glikolisis secara
aerob, proses fermentasi pada percobaan ini juga membutuhkan enzim untuk mengubah
glukosa menjadi alkohol dan CO2, enzim tersebut yaitu enzim simase yang diperoleh dari
ragi. Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Selain itu,
percobaan ini juga akan melihat pengaruh inhibitor pada proses glikolisis. Dimana inhibitor
merupakan suatu molekul atau zat yang menghambat kerja enzim.
Kadar glukosa dan kadar etanol dari hasil glikolisis sel ragi dapat ditentukan dengan
melihat tinggi rendahnya kolom CO2 yang terbentuk pada lengan tabung. Semakin tinggi
kolom CO2 yang terbentuk, maka kadar CO 2 yang dihasilkan pada proses glikolisis semakin
tinggi, yang berarti kadar glukosa dalam sel ragi berkurang karena glukosa dihidrolisis oleh
enzim glikolisis menjadi CO2 dan etanol. Sedangkan kadar etanol juga akan meningkat jika
tinggi kolom CO2 semakin besar karena etanol dan CO2 merupakan hasil penguraian glukosa
pada proses glikolisis. Sebaliknya jika kolom CO 2 semakin rendah, maka kadar etanol juga
akan rendah dan kadar glukosa meningkat. Hal ini terjadi karena glukosa tidak banyak terurai
menjadi etanol dan CO2. Dengan demikian dapat dikatakan proses glikolisis tidak
berlangsung dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya inhibitor dalam proses
glikolisis yang mempengaruhi fungsi enzim dalam memecah glukosa atau juga disebabkan
oleh rusaknya sel ragi sehingga proses glikolisis tidak terjadi.
Gula darah adalah produk akhir dan merupakan sumber energi utama organisme hidup
yang dikontrol langsung oleh insulin. Umumnya tingkat kadar gula darah dapat bertahan pada
batas-batas yang sempit sepanjang hari yaitu 4-8 mmo1/L (70-150 mg/dL). Tingkat ini akan
meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum
orang makan.
10
Penyebab-penyebab tertentu yang berhubungan dengan proses meningkatnya kadar
gula darah, yaitu:
1) Faktor Keturunan
Diabetes juga dapat disebabkan karena faktor keturunan atau genetika.
Biasanya jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes, maka kemungkinan
besar anaknya juga menderita penyakit yang sama. Jika kedua orang tuanya menderita
diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu 83%. Jika
salah satu orang tuanya adalah penderita diabetes, maka kemungkinan anaknya
menderita penyakit diabetes yaitu 53%. Sedangkan jika kedua orang tuanya normal
(tidak menderita diabetes), maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes
yaitu 15%.
2) Banyak Mengkonsumsi Karbohidrat
Makan terlalu banyak karbohidrat, maka tubuh akan menyimpannya dalam
bentuk gula dalam darah (glikogen). Hal ini berlangsung setiap hari, maka dapat
dibayangkan besarnya penumpukan glikogen yang disimpan dalam tubuh.
3) Kurangnya Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik membuat sistem sekresi tubuh berjalan lambat.
Akibatnya terjadilah penumpukan lemak di dalam tubuh yang lambat laun berat badan
menjadi berlebih. Sebagai pencegahan, memperbanyak aktivitas fisik.
Jenis Pemeriksaan Gula Darah
Gula Darah Acak adalah pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu tanpa
memperhatikan makanan terakhir. Nilai normal gula darah acak adalah 100-120
mg/dL.
Gula Darah Puasa adalah pemeriksaan gula darah yang dilakukan setelahorang
berpuasa 8-10 jam. Nilai normal gula darah puasa adalah 80-100 mg/dL.
Gula Darah 2 Jam adalah pemeriksaan gula darah yang sama dengan pemeriksaan
gula darah puasa, hanya saja setelah puasa, 2 jam sebelum tes pasien dianjurkan untuk
makan dulu dan kemudian baru dilakukan pemeriksaan. Nilai normal gula darah 2 jam
adalah < 140 mg/dL.
Post Prandial adalah pemeriksaan gula darah yang dilakukan 2 jam setelah makan.
Nilai normal post prandial adalah 80-144 mg/dL.
11
3.6 DIABETES DAN INSULIN
Diabetes melitus, penyakit gula atau kencing manis adalah gangguan kronis yang
disebabkan oleh kekurangan relatif atau absolut dari hormon insulin yang dihasilkan oleh sel-
sel beta dari dari kelenjar pankreas. Gangguan ini bercirikan hiperglikemia (glukosa darah
terlampau meningkat) dan khususnya menyangkut metabolisme hidratarung (glukosa)
didalam tubuh. Tetapi metabolisme lemak dan protein juga terganggu. Kadar glukosa darah
ditentukan oleh keseimbangan antara insulin dan zat-zat tubuh yang bekerja antagonis
terhadap insulin, seperti gulagon, katecholamin, hormon pertumbuhan dan hormon
glukokortikoid.
Pankreas adalah suatu organ lonjong kira-kira 15 cm, yang terletak dibelakang
lambung dan sebagian dibelakang hati. Organ ini terdiri dari 98% sel-sel dengan ekskresi
ekstern, yang memproduksi enzim-enzim cerna yang disalurkan ke duodenum. Sisanya terdiri
dari kelompok sel (pulau Langerhans) dengan ekskresi intern, yaitu hormon-hormon endokrin
yang disalurkan langsung ke aliran darah. Dalam pankreas terdapat 4 jenis sel endokrin,
yaitu:
12
Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah (glukosa) yang tinggi yaitu < 200 mg/dL.
Pada semua krisis hiperglikemik, hal yang mendasarinya adalah defisiensi insulin, relatif
ataupun absolut. Hiperglikemia sendiri selanjutnya dapat melemahkan kapasitas sekresi
insulin dan menambah berat resistensi insulin sehingga membentuk lingkaran setan dimana
hiperglikemia bertambah berat dan produksi insulin makin berkurang. Hiperglikemia dapat
terjadi pada penderita diabetes dan non-diabetes dikarenakan dosis insulin tidak tepat, asupan
makanan berlebihan, aktivitas kurang, stres (fisik maupun emosional) dan infeksi.
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan kadar gula darah di bawah nilai normal yaitu < 50-60
mg/dL. Kadar gula darah yang rendah pada kondisi hipoglikemia dapat menyebabkan
kerusakan selsel otak. Kondisi inilah yang menyebabkan hipoglikemia memiliki efek yang
fatal bagi penyandang diabetes melitus, di mana 2% 4% kematian penderita diabetes melitus
disebabkan oleh hipoglikemia. Gejala yang muncul saat terjadi hipoglikemia dapat
dikategorikan sebagai gejala neuroglikopenik dan neurogenik (otonom). Gejala
neuroglikopenik merupakan dampak langsung dari defisit glukosa pada selsel neuron sistem
saraf pusat, meliputi perubahan perilaku, pusing, lemas, kejang, kehilangan kesadaran, dan
apabila hipoglikemia berlangsung lebih lama dapat mengakibatkan terjadinya kematian.
Hipoglikemia dapat terjadi pada penderita diabetes dan non-diabetes. Pada penderita
diabetes dikarenakan overdose insulin, asupan makanan kurang (tertunda atau lupa, terlalu
sedikit, output yang berlebihan berupa muntah dan diare), aktivitas berlebihan, gagal ginjal
dan hipotiroid. Pada non-diabetes dikarenakan peningkatan produksi insulin, pasca aktivitas,
konsumsi makanan yang sedikit kalori.
13
BAB IV
KESIMPULAN
1) Identifikasi karbohidrat secara kualitatif dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu uji
Benedict, uji Barfoed, uji Selowanoff dan uji Iod.
2) Proses glikolisis berfungsi untuk menukarkan glukosa menjadi piruvat dan akan
menghasilkan ATP tanpa menggunakan oksigen. Sepanjang proses glikolisis ini akan
terbentuk beberapa senyawa.
3) Kadar glukosa darah dapat ditentukan dengan pemeriksaan gula darah acak, gula
darah puasa, gula darah 2 jam dan post prandial.
4) Penyebab-penyebab diabetes yang berhubungan dengan proses meningkatnya kadar
gula darah adalah faktor keturunan, banyak mengkonsumsi karbohidrat dan kurang
aktivitas fisik
5) Gula pereduksi adalah glukosa dan gula-gula lain yang mampu mereduksi senyawa
pengoksidasi
6) Pada uji Benedict dapat diketahui yang termasuk gula peruduksi adalah glukosa,
fruktosa dan laktosa.
7) Pada uji Barfoed dapat diketahui yang termasuk monosakarida adalah glukosa.
8) Pada uji Seliwanoff dapat diketahui karbohidrat yang mengandung gugus ketosa
adalah fruktosa dan sukrosa.
9) Pada uji Iod dapat diketahui yang termasuk polisakarida amilum adalah amilum.
10) Kadar glukosa dan kadar etanol dari hasil glikolisis sel ragi dapat ditentukan dengan
melihat tinggi rendahnya kolom CO2 yang terbentuk pada lengan tabung.
11)
14
DAFTAR PUSTAKA
Anna Poedjiadi dan Titin Supriyanti. 2007. Dasar-dasar BIOKIMIA. Jakarta : Universitas
Indonesia
Rahardja, Kirana. 2015. Obat-obat penting : khasiat, penggunaan dan efek sampingnya. Edisi
7. Jakarta : PT. Gramedia.
http://eprints.undip.ac.id/43835/2/Eko_Budidharmaja_G2A009042_Bab1KTI.pdf
http://kti.unai.edu/wp-content/uploads/2014/10/Rivka-Bezlona-Dahlia-Silaban-Skripsi.pdf
https://mhanafi123.files.wordpress.com/2010/01/1-glikolisis.pdf
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/MP-HPOHIPERGLIKEMIA.pdf
http://repository.upi.edu/1549/4/S_BIO_0906883_CHAPTER1.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23200/4/Chapter%20II.pdf
15
LAMPIRAN
TUGAS BACA
a. Pemeriksaan gula darah saat ini marak digunakan masyarakat Indonesia. Pengecekan
melalui laboratorium ataupun pemeriksaan mandiri. Jenis gula apa yang dideteksi
oleh alat pengukur gula darah tersebut? Dan mengapa jenis gula tersebut yang dapat
mewakili kadar gula darah seseorang?
Jawab :
Glukose. Karena substrat dominan untuk produksi energi, terutama energi
metabolisme bagi sel dalam jaringan, terutama bagi jaringan otak. Oleh sebab itu,
sebagian besar glukose akan tetap berada di dalam sirkulasi sistemik dan bisa
menimbulkan gejala yang disebut hiperglikemia.
b. Tuliskan karakteristik dan nilai normal dari berbagai jenis gula darah dibawah ini!
16
c. Pemantauan kadar glikemik yang ketat diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan
terapi diabetes melitus. Pasien yang menggunakan terapi obat antidiabetik oral harus
memantau kadar glukosa darah puasa, sedangkan pasien yang menggunakan insulin
harus lebih sering memeriksa kadar glukosa darah sewaktu. Parameter lain yang
sering disarankan adalah HbA1c. Jelaskan karakteristik dan tujuan pemeriksaan
HbA1c!
Jawab :
HbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi glukosa dengan hemoglobin
(merupakan bagian dari sel darah merah). Peningkatan salah satu unsur hemoglobin
mempunyai korelasi yang kuat dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah,
unsur tersebut adalah HbA1c. HbA1c mempunyai karakteristik berikatan dengan
glukosa sehingga semakin tinggi kadar HbA1c maka semakin tinggi pula kadar
glukosa dalam darah. Tujuan pemeriksaan HbA1c adalah untuk melihat kontrol gula
darah 2-3 bulan terakhir.
17
ANALISIS KASUS
Seorang wanita gemuk berusia 50 tahun datang ke suatu klinik kesehatan, dengan keluhan
haus yang berlebihan, banyak minum dan sering buang air kecil, sebelumnya tidak pernah
ada keluhan medis dan sudah lama tidak ke dokter. Hasil pengamatan fisik, umumnya normal
dan dokter mengatakan wanita tersebut tidak dalam kondisi sakit akut. Urinalisi menunjukkan
glukosa meningkat dan kadar glukosa serum sewaktu adalah 320 mh/dL. Menurut saudara.
18
Gambar Skema Proses Glikolisis
19
Gambar Skema Proses Siklus Kreb
20