Professional Documents
Culture Documents
2. Tulang pipih
Bentuknya pipih (gepeng) dan berupa lempengan-lempengan lebar. Tulang
pipih ini tersusun atas dua lapisan tulang kompak yaitu lamina eksterna dan interna
ossis karnii. Di antara dua lapisan ini terdapat lapisan spongiosa yang dinamakan
diploe. Peran tulang pipih adalah melindungi struktur tubuh yang berada di bawahnya
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih.
Contohnya tulang belikat, tulang dada (sternum), dan tulang rusuk.
3. Tulang pendek
2
3
Bentuknya pendek dan bulat. Tulang jenis pendek memiliki bentuk mirip
kubus, pendek tak beraturan, atau bulat. Adanya tulang ini dimungkinkan goncangan
yang keras dapat diredam dan gerakan tulang yang bebas dapat dilakukan. Selain itu,
tulang ini berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih.
Sebagai contoh, tulang telapak kaki dan telapak tangan.
4. Tulang Ireguler
Tulang ini memiliki bentuk tidak beraturan. Contohnya seperti tulang-tulang
muka dan tulang-tulang vertebrae.
Ada fontanel ini sangat penting, karena memungkinkan kepala bayi berubah bentuk
sewaktu proses persalinan untuk menyesuaikan diri dengan jalan lahir panggul ibu. Juga
memungkinkan perkembangan otak yang cepat pada bayi. Bila prosessus palatin pada tulang
maxilla tidak bersatu setelah lahir, maka akan terbentuk palatin sumbing (langit-langit
sumbing), sering disertai bibir sumbing.
2
3
Gambar : Fontanel
Sinus paranasalis ialah rongga yang terletak didalam tulang. Yaitu sinus frontalis,
sphenoideus, eithmoideus dan maxillaris. Rongga ini dilapisi oleh membrana mukosa dan
berhubungan dengan rongga hidung. Peradangan sinus-sinus ini disebut sinusotis. Fungsi
sinus ini:
Menghasilkan lendir yang membantu dalam membasahi udara pernafasan.
Meringankan berat kepala.
Membentuk rongga resonansi suara.
B. Columna Vertebralis
Terdiri dari jejeran tulang-tulang vertebrae (26 pada orang dewasa, 33 pada
bayi). Di antara tulang-tulang vertebrae discus intervertebralis yang terdiri dari tulang
rawan fibrosa. Discus ini membentuk sendi yang kuat dan elastis, memungkinkan
columna vertebralis untuk bergerak ke segala arah. Diantara tulang vertebrae terdapat
foramen intervertebrae, melaui lubang-lubang inilah saraf perifer keluar dari
vertebralis. Columna vertebralis terdiri dari tulang-tulang:
- Cervix (leher) 7
- Thorax (punggung) 12
2
3
- Lumbar (pinggang) 5
- Sacrum (selangkang) 1 (pada bayi ada 5)
- Coccygeus (ekor 1 (pada bayi ada 4)
Lekukan
cervix
Lekukan
Thorax
Lekukan
Lumbar
Lekukan
Sacral
Manubrium
Corpus
Prosesus
xiphoid
APPENDICULAR SKELETON
A. Bahu gelang
Ada 2, kanan dan kiri, masing-masing terdiri dari tulang clavicula (selangka)
dan scapula (belikat). Clavicula bersendi dengan manubrium sterni, sedangkan
scapula di belakang bergantung bebas melekat pada otot-otot panggung. Ujung
lateralnya bersendi dengan clavicula dan humerus (tulang lengan atas). Gelang bahu
tidak terlalu stabil tetapi memungkinkan ekstremitas atas bergerak bebas.
2
3
B. Ekstremitas atas
Ada 2, kanan dan kiri, masing-masing terdiri dari 30 tulang, yaitu:
os. Humerus (tulang lengan atas) 2
os. Ulna (tulang Hasta) 2
os. Radius (tulang pengumpil) 2
os. Carpalia (pergelangan tangan)16 (2x8)
os. Metacarpalia (telapak tangan)10 (2x5)
os. Phalanges (jari-jari tangan)28 (2x14)
C. Gelang Panggul
2
3
Terdiri dari 2 tulang coxae (tl. pinggul) di kanan dan kiri. Gelang panggul sangat
stabil yang befungsi untuk menahan berat tubuh. Gelang panggul dibelakang bersendi
dengan sacrum. Didepan kedua coxae bersendi sesamanya pada shimpisis phubis,
sehingga terbentuklah suatu rongga yang menyerupai baskom disebut panggul.
Panggul sendiri dibagi menjadi panggul besar (pelvis mayor) di sebelah atas
dan panggul kecil ( pelvis minor) di sebelah dengan garis batas sebelah belakang yaitu
promontorium (sacrum bagian atas) sebelah samping garis innominata dan disebelah
depan simphisis phubbis.
Jadi untuk panggul besar batas disebelah belakang ialah tulang ilium bagian
atas dan sarcum bagian atas, sedangkan di sebelah depan hanya dibatasi oleh otot-otot
dinding perut.
Pelvis mayor berisi usus-usus, sedangkan pelvis minor sangat penting bagi ilmu
kebidanan karena merupakan jalan lahir pada wanita dan berisi alat-alat reproduksi
wanita (rahim, tuba, fallopii, ovarium, vagina) juga vesica urinaria dan rectum. Pada
pria, pelvis minor diisi oleh vesica urinaria, prostat dan rectum.
Ruangan yang ada dalam garis batas atas panggul kecil disebut pelvis inlet
sedangkan dasar panggul kecil dengan batas-batas ujung bawah tulang coccygeus dan
uschium disebut pelvis outlet. Pelvis inlet pria lebih berbentuk belah ketupat, pada
wanita bundar, sedangkan sudut pubhis pada pria <90, wanita >90
Sewaktu lahir setiap tulang coxae sebetulnya terdiri dari 3 tulang yaitu ileum,
ischium dan phubis. Setelah dewasa ke-3 tulang ini bersatu menjadi tulang coxae.
D. Ekstremitas bawah
Terdapat kanan dan kiri yang masing-masing terdiri dari 30 tulang yaitu :
2
3
os. Femur (tulang paha) 2
os. Patella (tulang Tempurung kaki) 2
os. Tibia (tulang kering) 2
os. Fibulla (tulang betis) 2
os. Tarsalia (tulang Pergelangan kaki) 14 (2x7)
os. Metataarsalius (tl. Telapak kaki) 10 (2x5)
os. Phalanges (tl. Jari kaki) 28 (2x14)
Telapak kaki manusia melengkug dan ridak kaku sehingga berfungsi sebagai
pegas sewaktu berjalan. Kalau ligamen-ligamen yang mempertahankan tulang-tulang
telapak kaki melemah lengkungan telapak kaki berkurang disebut telapak datar.
2.7 Persendian
Persendian (sendi) ialah tempat perhubungan antara tulang-tulang atau antara
tulang dengan tulang rawan. Sistem tulang hanya bisa dibengkokkan atau diputar
didaerah sendi saja karena tulang sendiri terlalu keras untuk dibengkokkan tanpa patah.
Adanya sendi memungkinkan tulang-tulang disatukan dengan bantuan jaringan ikat yang
lentur, sehingga terbentuklah rangka dan gerakkan-gerakkan tulang menjadi mulus.
Secara fungsional sendi dibagi menjadi :
1. Synarthrosis yaitu sendi yang tidak dapat bergerak
2. Amphiarthrosis yaitu sendi yang pergerakkanya sedikit
3. Dyarthrosis yaitu sendi yang pergerakkannya bebas
Secara struktural sendi dibagi berdasarkan ada atau tidak adanya rongga sendi dan
jaringan ikat yang berada didalamnya. Berdasarkan pembagian struktural, ada 3 macam
sendi yaitu :
1. Sendi fibrosa, terbagi lagi menjadi :
a Sutura
2
3
Tidak terdapat rongga sendi, tulang dengan tulang dihubungkan oleh jaringan ikat
fibrosa yang kuat dan tipis. Terdapat diantara tulang kepala, secara fungsional
sendi ini termasuk synarthrosis.
b Syndesmosis
Terdapat lebih banyak jaringan ikat pada sendi, memungkinkan sedikit pergerakan
sehingga termasuk amphiarthrosis. Contoh : sendi antara tibia dan fibula.
c Gomphosis
Contohnya ialah akar gigi yang bersendi dengan alveoli (soket) rahang, zat yang
berada diantaranya ialah jaringan ikat ligamen periodontal, secara fungsional
termasuk synarthrosis.
3. Sendi synovial
Pada sendi jenis ini terdapat suatu rongga diantara 2 tulang, rongga ini disebut
rongga synovia. Permukaan tulang yang bersendi diselaputi oleh selapis tulang lawan
hyalin. Di sekeliling sendi synovia terdapat capsula articularia yang menghubungkan
kedua ujung tulang. Capsula ini dibagi menjadi :
a Bagian luar, capsula fibrosa berupa jaringan ikat collagen padat yang kuat yang
melekat pada periosteum kedua ujung tulang, sebagian serabut-serabut capsula
fibrosa ini membentuk bundel-bundel yang sangat kuat disebut ligamen.
b Lapisan dalam dibentuk oleh membrana synovia yang mensekresi cairan synovia
sebagai pelumas dan memberi makanan pada tulang rawan hyalin.
c Cairan synovia mengandung asam hialuronat, jumlah cairan ini pada sendi lutut
ialah 1:1
Beberapa sendi synovia mengandung ligamen-ligamen tambahan baik yang
terletak diluar maupun yang terletak di dalam capsula articularis. Kadang-kadang
terdapat puala bantalan tulang rawan fibrosa yang disebut discus articularis di antara
permukaan sendi kedua tulang. Discus ini diperlukan agar kedua tulang yang agak
2
3
berbeda bentuk permukaannya, bila bersatu dapat pas satu sama lain. Dengan struktur
seperti diatas maka secara fungsional sendi ini berupa diarthrosis.
Kesimpulan
Tubuh manusia ini memiliki sistem yang mengaturnya, dimana ada banyak sistem
yang bekerja didalam tubuh yang dapat kita lihat secara kasat mata maupun tidak, dimana
sistem ini saling terkait satu sama lain untuk memungkinkan manusia dapat beraktivitas
seperti biasanya. Sistem kerja masing-masing sistem sesuai dengan fungsi dan organ masing-
masing. Dalam pembahasan diatas hanyalah sebagian kecil saja tentang sistem rangka, otot
dan syaraf. Masih banyak lagi kajian-kajian tentang sistem tubuh yang dapat dipelajari.
Namun dari pembahasan diatas dapat memberikan pemahaman kepada kita bahwa
setiap organ dan bagian mempunyai fungsi dan peran masing-masing dan saling berhubungan
satu sama lain, tidak terpisahkan menjadi satu kesatuan yang untuh untuk memungkinkan
setiap orang dapt beraktivitas sesuai keinginannya masing-masing. Sehingga manusia dapat
melakukan segala sesuatu dengan nyaman, karena jika salah satu sistem ada yang rusak,
secara otomatis dapat mengganggu sistem yang lain, sehingga mempengaruhi kegiatan
manusia.
2
3
2
3