Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti tubuh dan methros yang
berarti ukuran. Secara sempit, antropometri dapat didefinisikan sebagai ukuran dari
tubuh. Dilihat dari sudut pandang ilmu gizi, antropometri didefinisikan sebagai
pengukuran dimensi tubuh (tulang, otot dan jaringan adiposa) dan komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.1 Contoh dari dimensi tubuh antara lain
berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, tebal lemak di bawah kulit, dan rentang
tangan.
B. Kegunaan Antropometri
Antropometri memiliki manfaat yang luas dalam berbagai bidang, antara lain
dalam bidang ilmu gizi, ilmu forensik, dan ilmu desain. Antropometri dapat
digunakan untuk individu tertentu maupun untuk kepentingan suatu populasi.
Antropometri terutama digunakan untuk menentukan kebutuhan gizi atau menentukan
intervensi yang tepat bagi seseorang pada tingkat individu. Penilaian status gizi secara
individual juga dilakukan untuk mengetahui respon suatu intervensi. Pengukuran ini
juga dapat dijadikan dasar untuk menghentikan suatu intervensi apabila intervensi ini
dinilai gagal. Pengukuran antropometri paling baik apabila dilakukan pada suatu
periode waktu tertentu, bukan hanya pada suatu waktu tertentu.2,
Antropometri juga dapat digunakan untuk menentukan intervensi dan respon
terhadap intervensi pada tingkat populasi. Penentuan intervensi ini tentu saja tidak se-
akurat pada tingkat individu dan pada kenyataannya pengukuran antropometri pada
tingkat populasi jarang dilakukan untuk maksud ini, namun hal ini dapat dilakukan
pada keadaan-keadaan khusus, seperti pada suatu populasi yang sedang mengalami
krisis pangan. Kegunaan lainnya dari antropometri pada tingkat populasi adalah untuk
penentuan kebijakan nasional dan perencanaan program.3
2
C. Keuunggulan dan Kelemahan Antropometri
1. Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan pada jumlah sampel yang
besar
2. Tidak perlu dilakukan oleh tenaga ahli. Cukup dilakukan oleh seseorang yang
sudah menjalani pelatihan mengenai pengukuran antropometri
3. Alat yang diperlukan murah, mudah dibawa, tahan lama, dan mudah di dapat.
Hanya alat tertentu seperti skin fold caliper yang susah didapat karena
penggunaannya yang spesifik sehingga ketersediaannya terbatas
4. Dapat menggambarkan riwayat gizi di masa lalu
5. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu
6. Hasilnya mudah disimpulkan, karena mempunyai ambang batas (cut off
points) dan baku rujukan yang sudah pasti seperti umumnya dapat
mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk.
7. Alat ukut yang non-invasive (tidak membuat trauma bagi orang yang diukur)
D. Parameter Antropometri
Parameter dalam antropometri adalah ukuran tunggal yang diukur untuk
mendapatkan data antropometri. Parameter ini misalnya, umur, tinggi badan, berat
badan, lingkar lengan atas, dan lain-lain. Parameter yang sudah diukur dalam
pengukuran antropometri ini kemudian diolah dan dikombinasikan dengan parameter
lain sehingga menghasilkan indeks antropometri. Indeks antropometri misalnya berat
badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan masih banyak
lagi. Indeks antropometri inilah yang kemudian akan dicocokkan dengan standar yang
ada dan memiliki makna secara klinis.4,5
a) Umur
Umur merupakan parameter yang penting dalam antropometri.Tanpa adanya
parameter ini, maka parameter berat badan dan tinggi badan menjadi tidak
berarti. Banyak orang tua di pedesaan yang tidak mengingat tanggal kelahiran
3
anaknya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini,
antara lain:3
1. Meminta surat kelahiran , kartu keluarga, catatan lain yang dibuat oleh
orang tua, apabila tidak ada coba minta catatan pada pamong desa
2. Jika tetep tidak diketahui , coba tanyakan waktu kelahiran anak dengan
patokan kejadian-kejadian penting, seperti saat lebaran, tahun baru, puasa,
pemilihan kepala desa, gunung meletus, banjir, dan lain-lain.
3. Membandingkan anak tersebut dengan anak kerabat atau tetangga yang
sudah diketahui umurnya (beberapa bulan lebih muda atau lebih tua)
b) Tinggi badan
Tinggi badan adalah jarak dari puncak kepala hingga telapak kaki. Parameter
ini merupakan parameter yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal
dan tidak sensitif untuk mendeteksi permasalahan gizi pada waktu yang
singkat. Panjang badan diukur dengan infantometer length board untuk anak
usia 0-2 tahun, dan untuk anak diatas 2 tahun menggunankan stadiometer.4,5
c) Berat badan
Berat badan mencerminkan keadaan nutrisi sekarang dan dapat menjadi
indikator yang sensitif terhadap malnutrisi. Pengukuran berat badan paling
baik dilakukan dengan alat beam balance scale untuk usia 0-2 tahun. Adanya
penyakit yang dapat mempengaruhi berat badan seperti ascites, edema, dan
4
splenomegali perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan kesalahan pada
interpretasi data.2,3
Gambar 2.
Timbangan badan dan beam
balance scale
5
a. LLA WUS (Wanita Usia Subur) dengan risiko KEK di Indonesia < 23.5
cm
b. Pada bayi 0-30 hari : 9.5 cm
c. Balita dengan KEP <12.5 cm
Kelemahan menggunakan LLA:7
a. Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang
memadai untuk digunakan di Indonesia.
b. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB.
c. Sensitif untuk suatu golongan tertentu, misalnya pada anak prasekolah
tetapi kurang sensitif untuk golongan dewasa.
e) Lingkar kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak.
Secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya
kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh: hidrosefalus dan
mikrosefalus.1,5
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak.
Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar
lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi.
Bagaimanapun ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat
bervariasi sesuai dengan keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio Lingkar
kepala dan Lingkar dada cukup berarti dan menentukan KEP pada anak.
Lingkar kepala juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran
umur.4,7
f) Jaringan lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi.
Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi
di masyarakat. Lemak subkutan (subcutaneous fat), Penilaian komposisi tubuh
termasuk untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak
dapat dilakukan dengan beberapa metode, dari yang paling sulit hingga yang
paling mudah. Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah
dan distribusi lemak sub-kutan):5
a. Ultrasonik
6
b. Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer atau underwater
weighting)
c. Teknik Isotop Dilution
d. Metoda Radiological
e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemak menggunakan kaliper:
skin-fold calipers)
Metode yang paling sering dan praktis digunakan dilapangan:
Antropometri fisik Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm 2, ketelitian 0.1
mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan Harpenden
Calipers, alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila terlihat
penyimpangan. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan
kaliper:1
a. Pengukuran triceps
b. Pengukuran bisep
c. Pengukuran suprailiak
d. Pengukuran subscapular
E. Indeks Antropometri
Indeks antropometri merupakan gabungan dari beberapa parameter
antropometri. Indeks antropometri yang paling sering digunakan adalah BB/U, TB/U,
dan BB/TB. Tetapi, LLA/U, lingkar kepal/umur dan IMT/U juga sering digunakan
pada keadaan tertentu.
7
Gambar 3.
Kurva WHO untuk BB/U anak laki-laki < 5 tahun
Gambar 4. Kurva WHO untuk BB/U anak perempuan usia <5 tahun
8
Gambar 5. Kurva CDC untuk TB/U dan BB/U untuk anak laki-laki usia 2-20 tahun
Gambar 6. Kurva CDC untuk TB/U dan BB/U untuk anak perempuan usia 2- 20 tahun
9
b) Tinggi badan terhadap Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan
nampak dalam waktu yang relatif lama. Beaton dan Bengoa menyatakan bahwa
TB/U disamping memberikan gambaran status gizi masa lampau, juga lebih erat
kaitannya dengan status ekonomi.2
Gambar 7. Kurva WHO untuk TB/U pada anak perempuan usia 0-5 tahun
10
Gambar 8. Kurva WHO untuk TB/U pada anak laki-laki usia 0-5 tahun
c) Berat badan terhadap Tinggi badan (BB/TB)
Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi sekarang
dan merupakan indeks yang independen terhadap umur. Anak yang memiliki berat
badan dan tinggi badan normal pada usia remaja, menunjukkan bahwa
pertumbuhan dan perkembangannya seimbang.2,3
Gambar 9. Kurva WHO untuk BB/TB pada anak laki-laki usia 0-2 tahun
11
Gambar 10. Kurva WHO untuk BB/TB pada anak perempuan usia 0-2 tahun
d) Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh terhadap Umur (IMT/U)
Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai baku
pengukuran obesitas pada anak dan remaja diatas usia 2 tahun. Body Mass Index
(BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah perbandingan antara berat badan
dengan tinggi badan kuadrat. Cara pengukurannya adalah pertama-tama ukur
Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB), selanjutnya dihitung menggunakan
rumus: 2,3
12
Gambar 11. Kurva WHO pada IMT/U anak laki-laki usia 0-2 tahun
Gambar 12. Kurva WHO pada IMT/U anak perempuan usia 0-2 tahun
Tabel 1. Kategori Status gizi berdasarkan Z-Score WHO pada anak umur 0-60 bulan
Tabel
2.
13
BB/TB >120%
BB/TB atau BMI
Obesitas atau >p90 >120% >p85
>+3SD
BMI p95
Superobesitas BB/TB >140%
Perawakan pendek TB/U <p3
Gambar 13. Kurva WHO menurut LLA/U pada anak laki-laki usia 3 bulan 5 tahun
14
Gambar 14. Kurva WHO menurut LLA/U pada anak perempuan usia 3 bulan 5
tahun
Gambar 15. Kurva WHO menurut lingkar kepala / U pada anak laki-laki usia 0-5
tahun
Gambar 16. Kurva WHO menurut lingkar kepala / U pada anak perempuan usia 0-5
tahun
15
h) Gambar 17. Kurva WHO lipatan kulit subskapular menurut usia pada
anak laki-laki usia 3 bulan 5 tahun
Gambar 18. Kurva WHO lipatan kulit subskapular menurut usia pada anak
perempuan usia 3 bulan 5 tahun
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Cape town metropole paediatric interest group. Anthropometry guidline . paediatrics.
2009. p.4
2. Anthropometry . 2016. [cited on April 13th, 2017]. Available at:
https://www.cdc.gov/niosh/topics/anthropometry/default.html
3. Kurva pertumbuhan WHO. 2015. [cited on April 13 th, 2017]. Available at :
http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/kurva-pertumbuhan-who
4. Standar antropometri penilaian status gizi anak. Kemenkes RI direktoral jenderal bina gizi
dan kesehatan ibu dan anak. Jakarta:2011.hal 4
5. Wahidiyat I dan Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak, 3 rd ed. Jakarta:
sagung seto;2014
6. Pambudi IM dan Sekartini R. Tumbuh kembang. In: Tanto C, Liwang S, Hanifati S, dan
Pradipta EA. Essential of medicine, 1st ed. Jakarta: media aesculapius;2014.hal 133-53
7. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman R, dan Arvin AM. Penilaian pertumbuhan. Nelson
ilmu kesehatan anak, 15th ed. Vol 1. Jakarta:EGC;2014,hal79-83
17