Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
MUHAMMAD HIDAYAT
ABSTRAK
Penulis.
Daftar ISI
Abstrak
Kata Pengantar.................................................................................i
Daftar ISI.........................................................................................ii
Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................2
Bab 2 : Pembahasan
2.1 Cakupan Masalah Konstruksi Bangunan....................................3
2.2 Pedoman Dasar Hukum K3 Konstruksi ....................................4
2.3 Pengertian atau Istilah K3 Konstruksi........................................5
2.4 K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan .......................................6
2.4.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi...................6
2.4.2 K3 Sarana Bangunan........................................................8
2.5 Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan...................9
Bab 3 : Penutup
3.1 Kesimpulan ...........................................................................10
3.2 Saran ....................................................................................10
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui , berdasarkan data statistik, kasus kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja dalam pekerjaan konstruksi sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih
banyak pengurus maupun tenaga kerja belum mengenal dan memahami peraturan K3 yang
berkaitan dengan pekerjaan mereka. Dengan demikian perlu adanya upaya pengendalian,
pembinaan, penyuluhan dan pelatihan tentang K3 dalam bidang konstruksi sehingga dapat
dicapai kondisi dan lingkungan kerja yang aman. Melalui topic-topik yang dibahas dalam
modul ini diharapkan dapat membantu para calon ahli K3 dalam pemahaman peraturan K3 di
bidang konstruksi.
Masalah umum mengenai K3 ini juga terjadi pada penyelenggaraan konstruksi. Tenaga
kerja di sektor jasa konstruksi mencakup sekitar 7-8% dari jumlah tenaga kerja di seluruh
sektor, dan menyumbang 6.45% dari PDB di Indonesia. Sektor jasa konstruksi adalah salah
satu sektor yang paling berisiko terhadap kecelakaan kerja, disamping sektor utama lainnya
yaitu pertanian, perikanan, perkayuan, dan pertambangan. Jumlah tenaga kerja di sektor
konstruksi yang mencapai sekitar 4.5 juta orang, 53% di antaranya hanya mengenyam
pendidikan sampai dengan tingkat Sekolah Dasar, bahkan sekitar 1.5% dari tenaga kerja ini
belum pernah mendapatkan pendidikan formal apapun. Sebagai besar dari mereka juga
berstatus tenaga kerja harian lepas atau borongan yang tidak memiliki ikatan kerja yang
formal dengan perusahaan. Kenyataan ini tentunya mempersulit penanganan masalah K3
yang biasanya dilakukan dengan metoda pelatihan dan penjelasan-penjelasan mengenai
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan pada perusahaan konstruksi.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa saja cakupan masalah konstuksi bangunan ?
b) Apa saja pedoman dasar hukum K3 konstruksi ?
c) Apa saja Istilah dalam K3 konstruksig ?
d) Bagaimana Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan Sarana Bangunan ?
e) Bagaimana Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan?
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Cakupan Masalah Konstruksi Bangunan
Pekerjaan kontruksi bangunan merupakan pekerjaan yang mengandung potensi
bahaya, sehingga dalam memberi perlindungan keselamatan kerja kepad pekerja diperlukan
syarat-syarat keslamatan dan kesehatan kerja yang sangat tinggi. Tahapan dalam konstruksi
bangunan berhubungan dengan seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja. Diantara
tahapan yang ada yakitu pekerjaan penggalian, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan
baja, dan pembongkaran.
Penggalian. Penyebab kecelakaan yang timbul dari pekerjaan penggalian antara lain,
pekerjan yang disa tertimbun dan terkubur di dalamnya akibat runtuhnya dinding galian,
pekerja tertimpa dan luka akibat terjatuhnya material di dalam galian, kondisi tidak aman
baik di dalam maupun diluar galian akibat licinnya galian.
Pondasi. Pekerjaan pondasi merupakan suatu kegiatan pemasangan struktur bawah bangunan
yang dapat digunakan untuk menahan beban bangunan.
Pekerjaan Beton. Pada saat proses pengecoran berlangsung pada umumnya pekerja selalu
pada posisi tetinggian tertentu yang dapat berakibat pekerja terjatuh, material pencampur
yang tidak boleh bersinggungan dengan kulit bahkan terhirup oleh pernapasan pekerja.
Pekerjaan Baja. Bahaya yang timbul dari pekerjan pemasangan baja pekerja dapat jatuh dari
ketinggian tertentu dari permukaan tanah, terperosok, tertimpa material bangunan.
Pembongkaran. Bahaya yang di timbulkan dari pembongkaran bangunan adalah pekerja
dapat tertimpa atau runtuhnya bangunan, terperosok dari ketinggian tertentu dari permukaan
tanah.
Pekerjaan penggalian
Ketentuan Umum:
<>Stabilitas tanah harus diuji dahulu sebelum dilakukan penggalian
<> Melakukan pemeriksaan atas segala instalansi bawah tanah
<>Prasarana umum harus dimatikan atau diputuskan alirannya, apabila tidak bisa maka prasarana
tersebut harus dipagari, ditarik ke atas atau dilindungi
<>Tanah harus dibersihkan dari pohon, batu besar dan rintangan lain
<>Lokasi penggalian harus diperiksa secara teliti setelah pekerjaan terputus melebihi 1 hari,
setelah setiap peledakan, ada longsoran, ada kerusakan pada konstruksi penyangga dan hujan
lebat.
<>Jalan keluar masuk yang aman
<>Dilarang bekerja di tanah lepas yang kemiringannya terlalu terjal
<>Harus ada konstruksi penyangga yang cukup
<>Ada penerangan yang cukup
<>Galian bebas dari air
<>Ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri
<>Tidak ada yang diizinkan masuk ruang bawah tanah yang belum diuji bebas gas
<>Pengujian gas harus dilengkapi dengan sabuk pengaman, tali penyelamat dan alat-alat
pernapasan
<>Ventilasi mekanis harus disediakan
<>Tindakan penceghan harus diambil untuk melindungi runtuhnya bangunan
Persyaratan Umum:
<>Mesin pemancang harus ditumpu oleh dasar yang kuat, diberi tali atau rantai penguat
secukupnya dan tidak boleh digunakan di dekat jaringan listrik
<>Lantai kerja dan tempat kerja operator harus terlindungi dari cuaca
<>Saluran uap atau udara harus dibuat dari pipa baja atau semacamnya
Pengerjaan Beton
Persyaratan Umum
<>Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka atap dan kerangka atas lainnya harus
didasarkan pada gambar rencana
<>Selama pembangunan harus dicatat data sehari-hari mengenai kemajuan pembangunan,
termasuk data yang mempengaruhi kekuatan beton menurut waktunya
Persyaratan umum
<>Penjaminan keselamatan pekerja dengan penyediaan dan pemakaian tangga, gang, peralatan
kerja tetap, pelataran kerja, tali pengaman dan sabuk pengaman serta jaring pengaman
Kerangka baja yang sedang dipasang harus disangga dan dikopel secukupnya.