You are on page 1of 4

1.

Kasus
Bpk E, 35 tahun, dirawat di RS Jiwa karena keluyuran atau tidak pulang.
Hasil wawancara dengan perawat didapatkan klien mengatakan
mendengar suara-suara yang menyuruh membunuh sehingga saya lebih
baik pergi, saya takut dengan suara tersebut suster. Hasil pengamatan:
klien kadang bicara sendiri, mondar-mandir, melamun, dan jarang
berinteraksi dengan teman sekamar.

2. Pertanyaan
Masalah keperawatan apakah yang dialami klien?
Jelaskanlah secara teori dan tindakan apa yg harus dilakukan?

3. Pembahasan
Berdasarkan kasus di atas masalah yang dialami klien adalah halusinasi
dengar/ suara.
Dimana halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihaatan, pengecapan, perabaan, atau penciuman. Pasien
merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada.
Dikatakan halusinasi dengar / suara dimana terdapat beberapa jenis
halusinasi:

Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjectif


Halusinasi dengar / o Bicara atau tertawa o Mendengarkan
suara sendiri suara-suara atau
o Marah tanpa sebab
o Menyenderkan kegaduhan
o Mendengar
telinga ke arah
tertentu suara yang
o Menutup telinga mengajak
bercakap
o Mendengar
suara menyuruh
melakukan
sesuatu

Halusinasi penglihatan Menunjuk ke arah tertentu Melihat bayangan,


Ketakutan pada suatu yang sinar, bentuk geometris,
tidak jelas bentuk cartoo, melihat
hantu,dll
Halusinasi penciuman Menghidu seperti sedang Membaui bau-bauan
membaui sesuatu seperti bau darah, urin,
Menutup hidung feses, kadang bau
tersebutmenyenangkan.
Halusinasi pengecapan Sering meludah Merasakan rasa seperti
muntah darah, urin, atau feses
Halusinasi perabaan Menggaruk-garuk Mengatakan ada
permukaan kulit. serangga dipermukaan
kulit
Merasa seperti tersengat
listrik

a. Isi halusinasi
Data tentang halusinasi dapat diketahui dari hasil pengkajian tentang jenis
halusinasi
b. Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi.
Perawat perlu mengkaji waktu, frekuensi, dan situasi munculnya
halusinasi yang dialami oleh klien. Kapan halusinasi terjadi? Apakah pagi
siang , sore atau malam? Jika mungkin jam berapa? Frekuensi terjadinya
apakah terus menerus ataukah hanya sekali sekali ? apakah situasi
terjadinya saat sendiri, atau setelah terjadi kejadian tertentu. Hal ini
dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu terjadinya
halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi
sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui
frekuensi halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk
mencegahnya.

Intervensi
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1. Pasien menganal halusinasi yang di alaminya
2. Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3. Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
Tindakan keperawatan
1. Membantu pasien mengenali halusinasi
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi, perawat dapat berdiskusi
denganpasien tentang isi halusinasi ( apa yang didengar ), waktu terjadi
halusinasi, frekuensi halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi
muncul dan respons pasien saat halusinasi muncul.
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar
mampu mengontrol halusinasi perawat dapat melatih pasien dengan empat
cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi.keempat cara
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi tersebut.pasien dilatih untuk
mengatakan tidak terhadap halusinasi tersebut. Kalau ini dapat
dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak
mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi tetap ada
namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk menuruti
apa yang ada dalam halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi :
a. Menjelaskan cara menghardik halusinasi
b. Memperagakan cara menghardik
c. Meminta pasien memperagakan ulang
d. memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien.

3. Bercakap cakap dengan orang lain


Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap cakap
denganorang lain. Ketika pasienbercakap cakap dengan orang lain maka
terjadi distraksi; fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke
percakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut.
4. Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur. Dengan beraktivitas
secara terjadwal, pasien tidak akan mengalami waktu luang sendiri yang
sringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang mengalami
halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi halusinasinya dengan cara
beraktivitas secara teratur dari bangunpagi sampai tidur malam, 7 hari
dalam seminggu.
Tahapan intervensinya adalah :
a. Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi
b. Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan pasien
c. Melatih pasien melakukan aktivitas
d. Menyusun jadwal aktivitas sehari hari sesuai dengan aktivitas yang
telah dilatih
e. Membantu pelaksanaan jadwal kegiatan
f. Memberikan penguatan terhadap perilaku yang positif
5. Menggunakan obat secara teratur
agar mampu mengontrol halusinasi, pasien juga harus dilatih untuk
menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. Pasien gangguan
jiwa dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat sehingga akibatnya
pasien sering mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi, maka
untuk mencapai kondisi seperti semula akan lebih sulit. Oleh karena itu,
pasien perlu dilatih menggunakan obat sesuai program dan berkelanjutan.
Berikut ini tindakan keperawatan agarpasien patuh menggunakan obat :
a. Jelaskan guna obat
b. Jelaskan apabila putus obat
c. Jelaskan cara mendapatkan obat atau berobat
d. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

You might also like