You are on page 1of 5

Borang Portofolio 2

Nama peserta: dr. Ridha Trescova.JA


Nama wahana: RSUD Kabupaten Kepulauan Meranti
Topik: Skabies pada anak
Tanggal (kasus): 27 Juli 2016
NamaPasien: An. B No. RM: 03xxxx
Tanggal presentasi: 13 Setember 2016 Nama pendamping: dr. Aisah Bee
Tempat presentasi: RSUD Kabupaten Kepulauan Meranti
Obyektif presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Anak, 8 tahun, dengan keluhan gatal diseluruh tubuh terutama dimalam hari.
Tujuan:
1. Mengetahui Menegakkan diagnosis skabies
2. Memberikan tatalaksana serta edukasi mengenai scabies kepada pasien.
Bahan bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas: Diskusi Presentasi Email Pos
dan diskusi
Data pasien: Nama: An.B Nomor RM: 03xxxx
Nama klinik: RSUD Telp: (0763) 320035 Terdaftar sejak: 27 juli 2016
Kabupaten Kepulauan
Meranti
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/ gambaran klinis:
Pasien anak laki-laki, umur 8 tahun, datang ke poliklinik anak RSUD Kab. Kepulauan
Meranti dengan keluhan gatal-gatal diseluruh tubuh sejak 2 minggu SMRS. Awal muncul
sedikit bercak merah, kemudian semakin banyak terutama pada sela jari tangan dan kaki
Gatal dirasakan pasien makin menghebat saat malam hari. Pasien tidak pernah mengalami
gatal seperti ini sebelumnya, dirumah juga kakak pasien yang baru saja datang dari luar
kota mngalami keluhan yang sama..
2. Riwayat pengobatan :
Sudah berobat dibidan, keluhan berkurang sedikit kemudian muncul lagi.
3. Riwayat kesehatan / penyakit :
Alergi obat / makanan (-)
4. Riwayat keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama
5. Riwayat pekerjaan :
Pasien masih seorang pelajar
6. Riwayat pengobatan :

1
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat sebelumnya
7. Riwayat imunisasi :
Lengkap
8. Lain-lain:
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign : TD : 100/60 mmHg Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit Suhu : 36, 3 C

Kepala : Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


Leher : Perbesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks : Jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : Inspeksi : Datar, Venektasi tidak ada


Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
Perkusi : Timpani, nyeri ketuk CVA (-/-)

Ekstremitas : Status lokalis


Pemeriksaan Status Lokalis
STATUS DERMATOLOGIS
Lokasi : Seluruh tubuh
Efloresensi : Papul eritematosus multiple, diameter 1 cm, erosi (+), Pustul (-),
krusta (-)
Daftar pustaka:
a. Harahap. M, 2000. Ilmu penyakit kulit. Hipokrates. Jakarta.
Hasil pembelajaran:
1. Mampu menegakkan diagnosis skabies
2. Dapat memberikan terapi dan edukasi penyakit kepada pasien
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN KASUS SKABIES

1. Subjektif

Pasien anak laki-laki, umur 8 tahun, datang ke poliklinik anak RSUD Kab. Kepulauan
Meranti dengan keluhan gatal-gatal diseluruh tubuh sejak 2 minggu SMRS. Awal muncul
sedikit bercak merah, kemudian semakin banyak terutama pada sela jari tangan dan kaki
Gatal dirasakan pasien makin menghebat saat malam hari. Pasien tidak pernah mengalami
gatal seperti ini sebelumnya, dirumah juga kakak pasien yang baru saja datang dari luar
kota mngalami keluhan yang sama.

2
2. Objektif

Status Lokalis
Lokasi : Seluruh tubuh
Efloresensi : Papul eritematosus multiple, diameter 1 cm, erosi (+), Pustul (-),
krusta (-)

3. Assesment (penalaran klinis ) :

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap
Sarcoptes scabei varian hominis dan produknya.
Faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain sosial ekonomi yang
rendah, higiene yang buruk dan daerah yang pada penduduk. Penularan terjadi karena
kontak yang erat dan lama dengan penderita skabies. Dapat mengenai semua umur
terutama pada remaja dan anak sekolah dengan frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Sarcoptes scabei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili
Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabei var. Hominis.
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap
sekret dan tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukan papul, vesikel, urtika, dan lain-
lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.

Cara penularannya dapat melalui:


1. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit)
2. Kontak tidak langsung (melalui benda)

Ada 4 tanda kardinal pada skabies, yaitu:

1. Pruritus nokturnal, artinya gatal pada malam hari

2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih


atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada
ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel

3
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu
atau lebih stadium hidup tungau ini

Diagnostik dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut.

Prinsip penatalaksanaan dari skabies yaitu:


Semua keluarga berkontak dengan penderita harus diobati termasuk pasangan seksnya.

Beberapa macam obat yang dapat dipakai pada pengobatan skabies yaitu:

1. Permetrin 5%
Aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh diulangi setelah
seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan.

2. Malation 0,5%
Malation 0,5% dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya
diberikan beberapa hari kemudian.

3. Emulsi Benzil-benzoat (20-25%)


Diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering terjadi iritasi dan kadang-kadang
makin gatal setelah dipakai.

4. Sulfur 10%
Dalam konsentrasi 2,5% dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam
hari selama 3 malam.

5. Monosulfiran
Tersedia dalam bentuk lotion 25%, yang sebelum digunakan harus ditambah 2-3
bagian dari air dan digunakan selama 2-3 hari.

6. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan)


Kadar 1% dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua
stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi iritasi. Tidak dianjurkan pada anak di
bawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat.
Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.

4
7. Krotamiton 10% dalam krim atau losio merupakan obat pilihan.
Mempunyai 2 efek sebagai antiskabies dan antigatal.

4. Plan

Diagnosis : Skabies pada pasien ini ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan
fisik
Tatalaksana : Scabicid cream, CTM 3 x 4 mg
Edukasi : Edukasi pasien untuk selalu menjaga kebersihan diri dengan mandi air
bersih minimal 2x sehari, mengganti pakaian yang sudah basah oleh
keringat saat beraktifitas, mengganti sprei dan handuk mandi dan
mencucinya dengan air panas. Dan jika ada anggota keluarga yang terkena
agar segera dikonsultasikan agar mendapat penanganan yang tepat.
Berikan juga edukasi kepada pasien cara menggunakan cream anti scabies
yaitu hanya diberikan 1x seminggu.
Konsultasi : Minta pasien untuk kontrol ulang ke poliklinik 1 minggu kemudian

You might also like