You are on page 1of 9

HUBUNGAN PROFESI DENGAN TINGKAT

KESEJAHTERAAN

Nama : Nanda Sabbaha N.K

NIM : 13330053

Kewirausahaan Reguler Siang

ISTN
Jakarta selatan

2016

BAB I

PENDAHULUAN
Latar belakang

Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang keras seperti saat ini seseorang
sangat membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
Tetapi kita juga ketahui dalam persaingan dunia pekerjaan sangat ketat karena
setiap orang ingin mempunyai pekerjaan yang layak yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya tersebut. Setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan
pekerjan yang bisa memenuhi kebutuhan hidup baik untuk masa sekarang atau
bahkan untuk kehidupan yang akan datang.

Dalam pekerjaan sangat banyak mengandung aspek-aspek yang


menimbulkan ketidakpuasan maupun kepuasan yang menjadi landasan dalam
menjalani suatu pekerjaan tersebut. Ketidakpuasan itu tidak hanya ditentukan oleh
sifat pekerjaan akan tetapi juga bergantung pada orang yang melakukan pekerjaan
tersebut. Tiap orang ingin mencari kepuasan dalam setiap pekerjaannya, akan tetapi
tidak selalu kepuasan diperoleh karena ada pasti yang menghalanginya.
Ketidakpuasan timbul sebagai akibat hambatan untuk mencapai kepuasan yang
dicari individu dari kedudukannya. Sifat ketidakpuasan itu bergantung pada apa
yang ingin dicapai seseorang dalam pekerjaannya atau keterlibatannya dalam
pekerjaan itu. Kepuasan yang dicari oleh individu berbeda-beda. Pekerjaan yang
dapat memberikan kepuasan kepada seseorang yang belum tentu akan memberi
kepuasan terhadap orang lain.

Menurut Davis (dalam Didi Indriani H, 2001: 185) mengatakan pada suatu
tahapan kehidupan, individu-individu sebagai subyek dalam organisasi kerja, akan
menemui dan dihadapkan pada berbagai ragam masalah yang menyangkut dan
berkisar tentang kerja dan pekerjaan. Bermula dengan keinginan bekerja, lalu
memilih pekerjaan, mempertimbangkan karir di masa mendatang, kemudian
menentukan sikap dalam tugas-tugas pekerjaan, mengadaptasi lingkungan kerja
termasuk dinamika organisasi kerjanya dan kemungkinan untuk berganti pekerjaan
atau promosi, serta meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja. Hal lain yang
mungkin pula dihadapi adalah masalah kesulitan hambatan dalam kerja dan atau
kebutuhan untuk memperoleh imbalan serta penghargaan (reward) dalam
pekerjaan.

Permasalahan-permasalahan tersebut muncul ke permukaan karena individu-


individu dalam aktivitas kerjanya memiliki tujuan dan menyandang aspek-aspek
pribadi ( seperti kebutuhan, aspirasi, sikap, minat dan kemampuan ) yang
senantiasa berproses dan berinteraksi dengan perubahan dan perkembangan
lingkungan organisasi kerjanya (Davis dalam Didi Indriani H, 2001 : 185).
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
Untuk mencapai suatu tujuan hal pertama adalah melakukan kajian pustaka.
Kajian pustaka dilakukan berdasarkan informasi yang sudah ada. Hasil kajian
pustaka ini akan dijadikan dasar dalam penulisan paper.

Sehubung pekerjaan di negeri ini yang naik-turun dan dengan banyaknya


masyarakan yang menganggur (tidak mempunyai pekerjaan), banyak masyarakat
yang kurang kesejahteraan. Bahkan tingkat kesejahteraan di negri ini tidak
seimbang dengan pekerjaannya. Dalam hal ini saya membuat penelitian tentang
Hubungan Profesi dengan Kesejahteraan .

Menurut Ben (seorang pekerja lapangan) kesejahteraan akan terjadi ketika


pelaku profesi memiliki visi dan misi dalam pekerjaan tersebut dan sesuai dengan
keterkaitan dirinya.

Di bidang wartawan atau jurnalis


pengertian kesejahteraan jurnalis merujuk pada keadaan di mana
jurnalis mendapatkan hak-hak ekonominya secara layak. Salah satu hak
ekonomi dari jurnalis adalah mendapatkan upah yang layak, selain manfaat
ekonomi lainnya. Merujuk pada Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, konsep kesejahteraan antara lain meliputi upah, asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, asuransi jiwa, dan berbagai tunjangan.
Salah satu manfaat ekonomi yang menjadi sorotan utama adalah upah (untuk
jurnalis yang berstatus karyawan tetap) atau honorarium (untuk jurnalis yang
bukan berstatus karyawan tetap). Karena tidak ada standar khusus untuk
jurnalis, biasanya upah minimal untuk jurnalis itu juga merujuk pada upah
minimum provinsi atau kota, yang ditetapkan pemerintah setiap tahun di
masing-masing kota/kabupaten dan provinsi

Kesejahteraan jurnalis kian tahun tak mengalami perkembangan signifikan.


Meskipun upah minimum kota telah beranjak naik, toh tak semua perusahaan
media memberikan tambahan penghasilan bagi jurnalis.

Untuk kebutuhan studi, kesejahteraan definisikan sebagai semua


manfaat ekonomi yang diberikan oleh perusahaan kepada jurnalis sebagai
imbalan atas pekerjaannya. Dengan definisi ini, maka kesejahteraan tak
hanya upah yang dia terima, tetapi semua manfaat ekonomi lainnya dari
perusahaan yang menerima karya jurnalistiknya.

Di bidang keperawatan
1. Keperawatan Sebagai Profesi.
A. Menurut Shortridge adalah sebagai berikut :
a. Berorientasi pada pelayanan masyarakat
b. Pelayanan keperawatan yang diberikan di dasarkan pada ilmu pengetahuan
c. Adanya otonomi
d. Memiliki kode etik

B. Menurut prof. Marifin Husin adalah sebagai berikut :


a. Memberi pelayanan atau asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan kaidah
ilmu dan keterampilan serta kode etik keperawatan
b. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi sehingga diharapkan
mampu untuk bersikap profesional, mempunyai pengetahuan dan keterampilan
profesional, memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional, dan
menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan
c. Mengelola ruang lingkup keperawatan berikut sesuai dengan kaidah suatu profesi
dalam bidang keseaahatan, yaitu :
1. Sistem pelayanan atau asuhan keperawatan.
2. Pendidikan atau pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut.
3. Perumusan standar keperawatan ( asuhan keperawatan, pendidikan keperawatn
registrasi/legislasi ).
4. Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana dan
terarah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara singkat keperawatan sebagai suatu profesi setidaknya harus mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
Mempunyai ilmu pengetahuan dan dikembangkan secara terus menerus melalui
penelitian
Memiliki standar pendidikan
Pelayanan dan praktek keperawatan
Memiliki otonomi dan organisasi profesi
Mempunyai kode etik profesi
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Ben adalah seorang pekerja lapangan atau sering di sebut wartawan dia
memiliki seorang istri dan dua orang anak. Pekerjaannya yang dia lakukan sangatlah
sejalan dari dirinya dan dia sangat senang dengan pekerjaanya itu, walaupun hanya
sebagai produser dia merasa mimiliki kesejahteraan yang cukup ya mobil sekelas
avanza, xenia dan rumah-rumah cluster alhamdulillah cukup, yang terpenting anak
istri terpenuhi keinginannya dan bisa menyekolahkan anak sampe S1 kata Ben.
Ben menambahkan dimana ada kesejahteraan di situ ada profesi yang disuka.

Lain Ben lain pula Ibu Nissa,selain harus merawat suami dan anak di rumah.
Ibu Nissa juga harus bertanggung jawab dengan pekerjaan di kantor sebagai
perawat, beliau punya tanggung jawab besar dengan pasien pasien yang di rawat.
Bu Nissa merasa pekerjaannya ini sangat menyenangkan selain dengan
kesenengannya menolong sesama makhluk ciptaan Tuhan beliau juga mendapatkan
pahala dengan pekerjaannya itu. menjadi perawat atau bidan itu sangat berat apa
lagi tanggung jawab di rumah juga tidak boleh terlupakan. Mungkin profesi saya bagi
sebagian orang tidak begitu adil kenapa?,karena perawat diharus kan bertanggung
jawab penuh terhadap pasien walaupun memiliki keluarga di rumah. Tapi bagi saya
yang sudah 5tahun menjadi perawat merasa profesi ini memiliki kesejahteraan
setimpal dan saya senang walaupun terkadang keluarga di korbankan.

BAB IV
ANALISIS DAN DISKUSI

1. Analisis
a. Sebagian orang yang memiliki profesi sesuai dengan keinginannya
mungkin akan merasakan kenyamanan dan kesejahteraan di
profesinnya itu namun jika tidak sesuai dengan keinginannya bukan
tidak mungkin orang itu akan merasa tidak nyaman dengan profesinya
bahkan tidak merasa kesejahteraannya.
b. Dengan dua orang yang saya cari tau mereka merasakan kenyamanan
dan kesejahteraan di profesinnya itu karna mereka sesuai dengan
keinginannya.

2. Diskusi
a. Disini saya berdiskusi dengan beberapa teman saya dan kaka saya
yang sedang bekerja mengenai profesi mereka dan kesejahteraan
mereka disana. Bahwa sesungguhnya kesejahteraan dalam profesi
apapun itu tergantung pada individu masing-masing.
b. Beberapa teman saya merasa kesejahteraan mereka belum di dapat
kan karena keterpaksaan bekerja dan sehingga kurangnya
kesejahteraan dalam profesinya.

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dalam paper ini saya berkesimpulan bahwa kesejahteraan dalam
profesi itu ada pada masing-masing individu dan karna semua profesi itu pasti
ada kesejahteraan dalam bagian apapun.
Walaupun sudah lama bekerja namun tidak sesuai dengan hati maka
disitu mereka hanya melakukan pekerjaan yang terpaksa maka dengan
memilih profesi pekerjaan yang sesuai dengan kehendak hati kita akan
merasakan kesejahteraan dalam pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://pendidikankeperawatandasar.blogspot.co.id/2013/07/keperawatan-
sebagai-profesi-dan-perawat_7.html
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5180ee5e2d431/perusahaan-
media-belum-perhatikan-kesejahteraan-jurnalis
https://jurnalis.files.wordpress.com/2013/08/konvergensi-media-dan-
kesejahteraan-jurnalis-2012.pdf

You might also like