Professional Documents
Culture Documents
Oleh( Kelompok 6) :
kepada pembaca mengenai konsep nyeri dan asuhan keperawatan pada klien
makalah ini.
mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar IV yang telah memberikan motivasi dan
yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan
hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para
pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain pada
waktu mendatang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Nyeri...........................................................................3
2.2 Klasifikasi Nyeri............................................................................4
2.3 Faktor yang memengaruhi nyeri .....................................................8
2.4 Fisiologi Nyeri...............................................................................10
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Umum ........................................................................15
3.2 Perhitungan Skala Nyeri ................................................................19
3.3 Pengkajian PQRST.........................................................................21
3.4 Diagnosa Keperawatan Nyeri .........................................................21
3.5 Penatalaksanaan Nyeri ..................................................................22
3.6 Kasus .........................................................................................25
3.7 Pengkajian ..................................................................................25
3.8 Keluhan Utama ............................................................................27
3.9 Riwayat Penyakit Sekarang ............................................................27
3.10 Riwayat Penyakit Dahulu .............................................................27
3.11 Analisi Data................................................................................27
3.12 Diagnosa Keperawatan dan Intervensi ..........................................29
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................33
4.2 Saran .........................................................................................33
WOC..................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................35
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran mata kuliah Ilmu
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
mengatakan hal itu, ada setiap kali dia mengatakan hal ini".Nyeri
2
(NINDS, 2007). Sensasi ketidaknyamanan yang dimanisfestasikan
dalam rasa nyeri itu adalah rasa majemuk yang diwarnai oleh nyeri,
saat nyeri terjadi. Seorang perawat yang menduga nyeri pada klien
3
membantu.Banyak orang yang menyangkal nyeri yang dialaminya
2) Berdasarkan durasinya
a) Nyeri Akut
Nyeri akut berlangsung tiba-tiba dan umumnya
4
b) Nyeri Kronis
3) Berdasarkan asalnya
a) Nyeri Nosiseptif
b) Nyeri Neuropatik
c) Nyeri Idiopatik
Nyeri idiopatik adalah nyeri kronis dari ketiadaan
5
Nyeri Nosiseptif Nyeri Neuropatik
I.Nyeri Nosiseptif : proses ii. Nyeri neuropatik: proses
normal dari stimulus yang abnormal dari input sensorik oleh
merusak jaringan-jaringan sistem saraf pusat atau
normal atau memiliki potensial perifer;pengobatan biasanya
untuk merusak apabila mencakup beberapa tambahan
diperpanjang; biasanya analgesik.
berespons terhadap nonopioid A. Nyeri yang timbul secara
dan/atau opioid. terpusat
A. Nyeri somatik: berasal 1. Deafferentation pain:
dari tulang, sendi, otot, cedera pada sistem
kulit atau jaringan saraf pusat atau
penghubung. Biasanya perifer. Contoh :nyeri
kualitas nyeri ini phantom (tidak nyata)
ditunjukkan dari nyeri yang menggambarkan
yang dirasakan atau cedera pada sistem
denyutan dan saraf perifer, nyeri
terlokalisasi dengan seperti terbakar
baik. dibawah tingkatan
B. Nyeri viseral: timbul luka medula spinalis
dari organ-organ dalam, menggambarkan
seperti sistem cedera pada sistem
pencernaan pankreas. saraf pusat.
Kategorinya mencakup 2. Pertahanan nyeri
dibawah ini: simpatetik:
1. Adanya tumor berhubungan dengan
didalam organ disregulasi dari sistem
yang saraf otonom. Contoh:
menyebabkan nyeri yang
nyeri dan cukup berhubungan dengan
terlokalisasi refleks distrofi
dengan baik. simpatis/kausalgia
2. Adanya (sindrom nyeri lokal
penyumbatan yang kompleks, tipe I,
pada rongga tipe II).
abdomen yang B. Nyeri yang timbul di perifer
kosong yang 1. Nyeri polineuropati :
menyebabkan klien merasakan nyeri
kram yang di sepanjang jalur
timbul sebentar saraf-saraf perifer.
tetapi sering dan Contoh: neuropatik
kurang diabetikum,
terlokalisasi neuropatik alkohol-
dengan jelas. nutrisi, dan sindrom
Guillain-Barre
2. Nyeri mononeuropati:
6
biasanya berhubungan
dengan cedera saraf
yang diketahui, dan
nyeri dirasakan
setidaknya sebagian
dari saraf yang rusak.
Contoh: penekanan
pada akar syaraf,
syaraf yang terjepit,
dan neuralgia
trigeminal.
dalam aferen saraf tulang belakang (naik) ang eferen Awet jalur
berikut:
a) Progstaglandins (PG)
b) Bradykinin (BK)
c) Serotonin (5HT)
7
d) Zat P (SP)
e) Histamin (H)
2) Tranmisi
Gerakan impluses dari situs asal ke otak. Dalam sakit kulit,
3) Persepsi
Mengembangkan kesadaran dari rasa sakit. Ketika impuls
8
intensitas atau durasi nyeri klien bersedia atau mampu
bertahan.
4) Modulasi
Perubahan impuls nyeri. Modulasi mengacu pada aktivasi
belakang.
9
Riset terhadap orang yang sehat mengungkapkan bahwa
terhadap nyeri.
2) Faktor Sosial
a) Perhatian
Tingkatan dimana klien memfokuskan perhatian terhadap
10
Orang dengan nyeri terkadang bergantung kepada anggota
atau perlindungan.
3) Faktor Spiritual
Spiritualitas menjangkau antara agama dan mencakup
4) Faktor Psikologis
a) Kecemasan
Kecemasan terkadang meningkatkan presepsi terhadap nyeri,
11
akibat yang terjadi dalam hidup mereka, seperti nyeri (Gil,
suatu kejadian.
5) Faktor Kultural
a) Arti dari nyeri
Sesuatu yang diartikan seseorang sebagai nyeri akan
12
BAB 3
Asuhan Keperawatan
2) Respon perilaku
Mendengkur)
13
4. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari
nyeri)
3) Respon fisiologis
a. Respon Simpatik : (Pada nyeri akut, ringan, moderat atau
3. Dilatasi pupil
14
b. Respon Parasimpatetik : (pada nyeri berat) dan
homeostatis.
1. Muka pucat
3. Penurunan kesadaran
5. Penurunan nadi
4) Respon Afektif
2. withdrawl (menolak)
3. Depresi
4. Marah
5. Takut
15
5) Respon Psikologis : Respon psikologis sangat berkaitan dengan
pemahaman klien terhadap nyeri yang terjadi atat arti nyeri bagi
4. Penyakit baru
6. Peningkatan ketidakmampuan
7. Kehilangan mobilitas
8. Menjadi tua
9. Sembuh
12. Tantangan
budaya
16
Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan
17
Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS)
merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih
bersifat objektif. Skala ini merupakan sebuah garis yang terdiri
dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak
yang sama sepanjang garis. Kalimat pendeskripsi ini diranking
dari tidak ada nyeri sampai nyeri yang paling hebat. Perawat
menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk
menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan.
18
P Provoking Pemicu
Q Quality Kualitas
R Regio Daerah
S Severity Keganasan/Intensitas
T Time Waktu
Luka
Sel Rusak
4
Prostaglandin Bradikinin serotonin Zat P Histamin
Mociceptor
Reaksi Emosi
Pusat Otak
Persepsi
19
kedua dari jenjang analgesic.Pengobatan pembantuadalah
penggunaan obat bius untuk mempertinggi kemanjuran
analgesic dari opioid, untuk menghilangkan gejala yang terjadi
bersama-sama yang memperburuk nyeri, dan untuk
memberikan analgesic bebas untuk tipe nyeri spesifik (Cancer-
pain, 2007).
b) Mempertahankan tingkat serum terapeutik
Menetapkan dan memelihara tingkat serum terapeutik adalah
strategi manajemen nyeri farmakologis penting lainnya. Puncak
dan lembah dari tingkat serum obat bius terjadi ketika analgesic
dilakukan dengan cara prn tradisional. Ketika dosis diberikan
pada jadwal yang sebentar, dosis yang lebih besar sering
dibutuhkan, menyebabkan klien untuk memiliki tingkat serum
obat bius puncak pada jarak pemberian obat penenang.Klien
harus menunggu kembalinya nyeri sebelum meminta dosis
analgesic selanjutnya.
c) Memilih pemberian rute yang sesuai
Rute yang tersedia dari pemberian memainkan peranan
penting dalam memilih teknik manajemen nyeri. Pada
umumnya, rute oral (PO) dari pemberian dipilih karena itu yang
paling aman dan biayanya efektif.Ketika rute oral tidak layak,
rute lainnya (seperti rectal atau transdermal) dapat digunakan
untuk pemberian analgesic.
d) Pengobatan nyeri
Nonsteroidal Anty-Inflammatory Drugs (NSAIDs). Golongan
nonopioid dari agen farmakologis terdiri dari 3 grup pengobatan
yang terdiri atas nonsteroidal anty-inflammatory drugs
(NSAIDs), acetaminophen, dan penghalang cyclooxigenase-2
(COX-2).NSAIDs bekerja dengan menghalangi sintesis dari
prostaglandin, golongan bahan kimia.Mengingat jumlah besar
pengguna NSAIDs, perlindungan terhadap komplikasi GI adalah
sebuah prioritas (Gaffo, Saag, & Curtis, 2006).
Analgesic Opioid.Opioids dan NSAIDs berusaha meringankan
nyeri melalui mekanisme berbeda.Tindakan opioid pada
beberapa situs dalam CNS daripada PNS.Opioid mengubah
pelepasan neurotransmitter, dan, oleh sebab itu, penyebaran
nyeri terganggu pada beberapa situs dalam CNS.Hasilnya
adalah persepsi yang berubah dan respon terhadap nyeri (Gaffo
20
et al., 2006).Analgesic opioid dibagi menjadi tiga bagian :
agonis opioid murni, partikel agonis, dan campuran agonis-
antagonis (sebuah senyawa yang menghalangi efek opioid pada
tipe reseptor kedua). Agonis murni adalah mereka yang
menghasilkan respon maksimal dari sel ketika mereka mengikat
reseptor opioid sel. Morfin, fentanyl, methadone,
hydromorphone, dan codeine adalah agonis murni.Meperidine,
walaupun tergolong seperti agonis murni, tidak
direkomendasikan kecuali pada klien dengan alergi pada semua
narkotika lainnya, oleh sebab neurotoksisitasnya.Jadi, frekuensi
dosis dari meperidine diperlukan untuk mempertahankan efek
analgesic. Frekuensi dosis yang lebih, bagaimanapun,
membawa pada level tinggi dari metabolit normeperidine, yang
merupakan neurotoksik. Meperidine digunakan untuk periode
lebih singkat dalam pengobatan nyeri akut telah menyebabkan
kejang, koma, dan kematian.Meperidine tidak boleh digunakan
pada manajemen nyeri kronik dan hanya hemat dalam PCA
(Broyles, Reiss, & Evans, 2007).
21
hypnosis diri menggunakan sugesti diri dan kesan tentang
itu beberapa jam terasa sangat nyeri sd. jam pemberian obat
22
tiba. Nn.Fenny minta tolong kepada perawat agar sering-sering
3.7 Pengkajian
1) Identitas
Nama : Nn.Fenny
Usia : 20 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Mulyorejo, Surabaya
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
Masuk Rumah Sakit : 1 Mei 2015
Tanggal Pengkajian : 1 Mei 2015
Tanggal Operasi : 4 Mei 2015
Dx Medis : Fraktur close cruris 1/3 distal
2) Pengkajian Primer
a) Airway
Tidak ditemukan masalah pada airway
b) Breathing
Tidak ditemukan masalah di breathing. RR dalam
batas normal
c) Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada
tahaplanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini,
disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis
pada tahap lanjut.
3) Pengkajian Sekunder
a) Aktivitas/istirahat
Pasien mengeluh susah tidur dan sulit mengawali tidur
b) Sirkulasi
Hipertensi (kadang terlihat sebagai respon nyeri),
Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah),Tachikardi,
Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera,Capilary
refil melambat, Pucat pada bagian yang terkena, Masa
hematoma pada sisi cedera .
c) Neurosensori
Terdapat deformitas pada bagian yang trauma.
d) Kenyamanan
Nyeri timbul saat bergerak, pasien mengatakan nyeri
skala 6( dari pengukuran skala numerik )
e) Keamanan
23
Terjadi pembengkakan local pada lokasi trauma
( tungkai bagian bawah).
24
nyenyak tidur
DO: pasien terlihat Pemasangan fiksasi
lesu,mengantuk (traksi)
Respon psikologis
Kurangnya
kebutuhan tidur
3 DS: Pasien Imobilisasi fraktur: Gangguan
mengeluh nyeri Pemasangan fiksasi imobilitas fisik
sehingga tidak (traksi)
enak makan dan
tidak nyenyak tidur
Respon nyeri
sehingga minta
disekitar jaringan
agar sering
yang terkena
disuntik analgesik
Tramadol
DO: Pasien tampak
Ketidaknyamanan
gelisah
saat tubuh
bergerak
25
4) Pola tidur teratur (4)
5) Tanda vital dalam rentang normal (5)
Target rating:
Intervensi Rasional
Pain management 1) Untuk mengetahui tingkat
1) Lakukan pengakajian keparahan nyeri
2) Untuk mengetahui respon
nyeri secara
psikologis pasien
komperhensif termasuk
3) Untuk mengetahui respon
lokasi, karakteristik,
pasien dengan menciptakan
durasi, frekuensi,
lingkungan yang nyaman
kualitas, intensitas nyeri, 4) Untuk mengurangi nyeri
dan faktor presipitasi secara farmakologik
2) Amati isyarat-isyarat 5) Memberikan kesempatan yang
nonverbal dari mandiri untuk memantau
ketidaksenangan, nyerinya sendiri
6) Untuk mengontrol secara
terutama
mandiritentang pengendalian
ketidaksanggupan untuk
nyeri
komunikasi secara efektif
7) Posisi yang nyaman dapat
3) Control faktor-faktor
mengurangi nyeri
lingkungan yang dapat
mempenaruhi jawaban
pasien dari
ketidaksenangan seperti
suhu ruangan,
pencahayaan, dan
kebisingan
4) Ajarkan tentang metode
farmakologi dari
pertolongan nyeri
5) Dukung pasien untuk
memantau nyerinya
sendiri dan ikut campur
sewajarnya
6) Ajarkan pada pasien
26
teknik pengendalian nyeri
: teknik nafas dalam atau
distraksi nyeri
7) Berikan posisi yang
nyaman (semifowler)
Target rating:
Intervensi Rasional
27
baik dan mekanik tubuh dalam
beraktivitas
Target rating:
Intervensi Rasional
28
pengendalian kepada pihak
keluarga
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional
29
Sebagai perawat profesional diharapkan untuk
maksimal
WOC
Faktor Fisiologis Faktor Psikologis
Trauma
(Kelemahan) (Kecemasan)
D Tekanan/kekerasan D
Tubuh tidak mampu Sistem limbik
langsung/stress
meningkatkan emosi
menerima beban berulang
D
Nyeri:
D
Pengalaman sensorik dan Merangsang
Mengenai jaringan
emosional yang tidak hipotalamus
lunak tubuh
menyenangkan
D
Pelepasan Mediator nyeri
MelepasnyaDhormon D
Melepasnya hormon
(Progstaglandins, Bradykinin,
D adrenalin kortisol
Serotonin, Zat P, Histamin)
Pemasangan
traksi
Stress
D
Ditangkap nyeri
perifer Koping tidak Koping tidak
efektif efektif
30
D D
Nociceptor Imobilisasi
D D
Tidak enak/selera
D Kebutuhan
makan
Medulla Spinali tidur yang
kurang
D
D Ketidaknyamana D
Korteks Serebri D
n saat tubuh Kebutuhan intake
MK:Gangguan Pola
melakukan tidak terpenuhi
tidur
gerakan
D
Resepsi nyeri D D
Mk: Gangguan Risiko
D Imobilitas fisik masalah:Ketidakseimbangan
Mk: Nyeri Akut nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Daftar Pustaka
Daniels, R., Grendell, R.N., Wilkins, F.R. 2010. Nursing Fundamentals: Caring
& Clinical Decision Making.2th edition.USA: Delmar Cengage Learning
31
32