Professional Documents
Culture Documents
BERA NDA
o S EJARAH/MA NAQ IB
Yang dimaksud jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, yang pertama
secara pasti adalah para Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul atau lain-lain orang yang bukan Nabi
atau Rasul, tetapi mempunyai pendapat atau kepercayaan yang sama dengan pendapat atau
kepercayaan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul itu.
Di dalam kitab hadis Shahih Ibnu Hibban, diterangkan bahwa Rasulgllah s.a.w. pernah
ditanyakan tentang jumlahnya Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul itu. Rasulullah menjawab:
124000 Nabi-Nabi, di antaranya 313 atau 314 orang Rasul.
Di antara Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul itu ada 25 orang yang diceritakan Allah kepada Nabi
Muhammad s.a.w. dalam al-Quran. Mereka itu ialah: Adam, Idris, Nuh, Hud, Saleh, Luth,
Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub, Yusuf, Syuaib, Harun, Musa, Dawud, Sulai- man, Ayyub,
ZulkifIi, Yunus, Ilyas, Ilyasa , Zakaria, yahya, Isa dan Muhammad saw.
Tidaklah Muhammad itu bapak seorang dari laki-laki kamu. tetapi ia adalah
Pesuruh Allah dan penurup segala Nabi. (al-Ahzab: 40)
Kemudian, jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, sesudah Rasul-Rasul
dan Nabi-Nabi, yang paling mulia ialah para Sahabat Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul itu. Dan di
antara para Sahabat Nabi-Nabi, maka Sahabat Nabi Muhammad s.a.w. yang paling banyak
jumlahnya. Berpuluh-puluh ayat al-Q,uran dan Hadis Nabi memuji para Sahabat
(maksudnya adalah sahabat baginda Nabi Muhammad saw), sehingga ijma pula para Ulama
mengatakan bahwa seluruh Sahabat Rasulullah s.a.w. masuk Syurga, dan setiap orang Islam
harus mensucikan mereka dan mencintai mereka.
Di antara sekalian Sahabat yang paling mulia sepuluh orang (termasyur dalam sejarah
dengan istilah Agnatul Kiraam), yaitu sepuluh orang yang semasa hidup mereka, telah
diberitahukan oleh Rasulullah s.a.w. bahwa mereka akan masuk Syurga. Mereka itu ialah:
Patut diketahui bahwa Rasuluilih s.a.w., Abu Bakar ra dan Umar Ibnul Khattab ra
dikuburkan berdekatan di bekas rumah Aisviah yang sekarang terletak di dalam Masjid
Nabawi di Madinah. Setiap orang islam lebih-lebih yang menunaikan ibadat haji, disunatkan
ziarah ke Madinah.
Sesudah Sahabat-Sahabat yang sepuluh orang di atas ini, maka yang paling mulia menurut
ijma Ulama ialah para Sahabat yang turut perang Badar. Kemudian itu yang turut perang
Uhud. Kemudian itu yang turut bersumpah di bawah pohon di Hudaibiah, yang termasyhur
dengan Baiatur Ridhwaan (Sumpah Ridhwan) yang tersebut di dalam al-Quran:
Sesudah itu yang paling mulia ialah lain-lain Sahabat sampai Sahabat yang paling akhir
meninggal dunia, yaitu Abu Thufail, berdasarkan Hadis Rasulullah s.a.w. :
Yang dimaksud dengan qurunku dalam hadis tersebut, ialah masa sejak Rasulullah s.a.w.
diangkat menjadi Rasul sampai meninggalnya Sahabat yang terakhir, yaitu Abu Thufail.
Lama masa ini kurang lebih 120 tahun.
Sesudah meninggalnya seluruh sahabat, maka yang paling mulia ialah golongan Tabiin yaitu
setiap Muslim yang pernah hidup bersama para Sahabat. Dan para Ulama sedikit berlainan
pendapat tentang lamanya masa Tabiin ini, apakah dua qurun atau 3 qurun sesudah qurun
hidupnya Rasulullah s.a.w. karena sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim
dan Tirmidzi dari Imraan bin Husain yang berkata: Aku lupa apakah 2 qurun atau 3 qurun
sesudah qurun Rasulullah s.a.w.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Hasan bin Jabir, Rasulullah s.a.w.
pernah berkata:
Tidak akan disentuh api Neraka seorang muslim yang melihat saya atau
melihat orang yang melihat saya.
Dan manusia termulia dari golongan Tabiin menurut sebuah Hadits Rasulullah s.a.w. ialah
Said bin Musayyab dan Uwais al-Qarni. Dan sesudah golongan Tabiinyang paling mulia
ialah golongan pengikut Tabiin, kemudian golongan pengikut dari pengikut Tabiin sampai
kira-kira tahun 220 H. Umumnya para Ulama berpendapat, bahwa golongan pengikut
Tabiin yang hidup sampai tahun 220 H.
Akan ada perselisihan faham yang banyak, sampai 73 faham (itiqad/firqah). Dan telah
menjadi fakta sejarah yang tidak dapat dirubah lagi dan sudah menjadi pengetahuan yang
terdapat dalam buku-buku agama terutama buku-buku Ushuluddin.Dalam buku-buku
Ushuluddin itu terdapat beberapa nama firqah, antara lain; Syiah, Khawarij, Mutazilah,
Qadariyah, Jabariyah, Mujassimah, Bahaiyah, Ahmadiyah, Wahabiyah, Ahlussunnah wal
Jamaah (Sunni), dan lain-lain.
Jika pada masa sebelum baginda Nabi saw sampai dengan masa beliau, yang dimaksud
dengan jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka telah disebut dengan jelas
siapakah mereka. Itulah para Nabi-Nabi dan Rasul. Keutamaan mereka disebutkan di dalam
al Quran. Kemudian di era baginda Nabi saw dan sedikit sesudahnya, itulah para sahabat.
Siapakah mereka dan keteladanannya disebut-sebut dalam berbagai riwayat. Kemudian
masa sesudah itu juga disebut keutamaannya, namun mulai tidak disebut siapa-siapa
personnya. Namun umat islam masih dapat mengidentifikasi secara jelas karena masih
bagusnya masa itu.
Kemudian di masa sesudah tabiit tabiin tidak disebut secara jelas siapakah mereka yang
termasuk di dalam jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka. Maka kita
lebih sulit mengidentifikasi untuk masa-masa itu, apa lagi untuk masa kini.
Namun kita jangan berkecil hati. Allah dan Rasul-Nya telah menyertakan cirri-ciri yang kita
dapat mengidentifikasikannya, dan kemudian mengikutinya. Bagaimanakah ciri-cirinya,
semoga uraian berikut dapat membantu,
1. Ahlus sunnah wal jamaah. Inilah golongan yang masuk dalam jalan orang-orang yang
Engkau beri nikmat atas mereka. Inilah golongan yang mengikuti sunnah baginda Nabi saw
dan para sahabatnya, terutama khulafaur rasyidin.
Dari shabat Auf r.a. berkata; Rasulullah bersabda; Demi yang jiwa saya di
tangan-Nya, benar-benar akan pecah ummatku menjadi 73 golongan, satu
masuk surga dan 72 golongan masuk neraka, ditanya siapa yang di surga
Rasulullah? Beliau menjawab; golongan mayoritas (jamaah). Dan yang
dimaksud dengan golongan mayoritas mereka yang sesuai dengan sunnah
para sahabat. (Ibnu Majah)
Hadits yang mengandung arti dan maksud seperti terakhir ini juga terdapat dalam buku Al
Milal wan Nihal karangan Syahrastani (wafat 1127M/548H)
2. Ahlussunnah wal jamaah, menurut hadits Nabi saw dan fakta sejarah Islam
adalah golongan terbesar (mayoritas) ummat Islam yang mengikuti sistem
pemahaman Islam, baik dalam tauhid dan fiqih dengan mengutamakan dalil Al-Quran dan
Hadits.
Karena itu, bukalah wawasan .. bukalah pikiran. Pelajari pendapat para ulama dari berbagai
belahan dunia. Simak ulama- ulama dari zaman ke zaman. Bukan hanya dari kelompok
anda, kampung anda, dan di era masa kini saja.
Demikianlah, baginda Nabi Muhammad saw mewariskan wahyu Allah dan sunnahnya
kepada para sahabat. Para sahabat mewariskannya ke tabiin. Tabiin ke para muridnya
tabiit tabiin. Kemudian para ulama tabiit tabiin mewariskannya ke generasi berikutnya.
Ulama generasi ini mewariskannya ke ulama generasi berikutnya. Demikianlah seterusnya
sampai saat ini.
Maka tentunya ulama yang patut diikuti adalah ulama yang mewarisi ulama sebelumnya,
dari ulama sebelumnya lagi, dari sebelumnya lagi, dan akhirnya berhulu kepada baginda
Nabi Muhammad saw.
Zaman terbaik adalah zaman Nabi saw, kemudian sesudahnya (sahabat), kemudian
sesudahnya (tabiin), dan sesudahnya (tabiit tabiin). Mutu kualitas umat islam akan turun
dari zaman ke zaman. Penurunan itu menurut hemat kami adalah secara gradual, perlahan-
lahan dari zaman-ke zaman. Demikianlah sampai menjelang hari kiamat nanti disebutkan,
Berkurangnya kualitas umat adalah akibat semakin sedikitnya ulama dibandingkan dengan
jumlah umat. Selain itu, keterbatasan sang murid yang kelak menjadi ulama sehingga tidak
menyerap seluruh warisan baginda Nabi saw yang dibawa gurunya. Bersabda baginda Nabi
saw,
Sesungguhnya Allah tidak akan mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari
manusia. Namun Allah akan mengangkat ilmu dengan mewafatkan para
ulama. Hingga ketika tidak tersisa lagi seorang berilmu (di tengah mereka),
manusia mengangkat para pemimpin yang jahil. Mereka ditanya, dan mereka
pun berfatwa tanpa ilmu. Hingga akhirnya mereka sesat dan menyesatkan
(orang lain)
Walaupun demikian, jalan ahlus sunnah wal jamaah adalah jalan para pengikut ulama,
walaupun semakin sedikit jumlahnya. Jalannya kaum yang mewarisi ilmu ulama. Itulah
orang-orang yang mengikuti dan mengambil jalan baginda Nabi saw melalui para pewaris
Nabi. Bukan dari tulisan orientalis, bukan dari orang-orang yang tak jelas juntrungnya.
Karena itu, perhatikanlah.. Kita tak hidup di zaman Nabi saw, maka berhati-
hatilah,, simak baik-baik dari mana anda mengambil ilmu agama ini.
Dan kita tak perlu berkecil hati, karena Allah akan selalu memberikan kasih sayang-Nya
dengan tetap mempertahankan orang-orang sholeh sebagai panutan umat sepanjang zaman.
Akan tetap ada ulama panutan umat,
Akan ada segolongan ummatku yang tetap atas kebenaran sampai hari
kiamat dan mereka tetap atas kebenaran itu (HR Bukhari)
Aku tinggalkan kepadamu dua perkara. Selama kalian tetap berpegang pada
keduanya sepeninggalku, maka kalian tidak akan tersesat, yaitu Kitabullah
dan Sunnahku. [Muwatta Imam Malik, hlm. 899 Hadits no. 1395]
Tentu saja ulama tak terbatas pada hanya keturunan baginda Nabi saw saja. Banyak ulama
dari kalangan biasa yang juga sangat alim, bahkan menjadi waliyullah. Namun, hadits di atas
pantas menjadi renungan dan pertimbangan. Tentunya kedua hadits itu satu sama lain
saling berkaitan. Al Quran tak akan terlepas dari sunnah, dan Ahlul bait yg patut dipanut
adalah ahlul bait yg mengikuti sunnah, saya kira demikian yg lebih sempurna dalam
menyatukan dua hadits tersebut. Dan Allah swt telah menetapkan adanya keturunan
baginda Nabi saw yang mengawal ajaran ini sampai menjelang kiyamat nanti,
Dari Said bin Al-Musaiyab dari Ummu Salmah yang berkata, Aku telah
mendengar Rasulullah SAW bersabda : Al-Mahdi itu dari keturunanku dari
anak cucu Fatimah. Hadith riwayat Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah, An-
Nasai, At-Tabarani dan Al-Hakim
Peringatan
Di zaman akhir waspada lah terhadap peringatan baginda Nabi saw ini. Mereka ini tampak
seperti jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka. Namun mereka ini adalah
laknat Allah atas mereka,
Akan keluar suatu kaum akhir zaman, orang-orang muda berfaham jelek.
Mereka banyak mengucapkan perkataan Khairil Bariyah (maksudnya
firman-firman Allah SWT yang dibawa oleh Nabi). Iman mereka tidak
melampaui kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama sebagai
meluncurnya anak panah dari busurnya. Kalau orang-orang ini berjumpa
denganmu lawanlah mereka (HR Bukhari)
Ketika ada kelompok pengajian yang jamaahnya sedikit. Mereka mengkafir-kafirkan umat
islam di luar kelompoknya. Mereka mensesat-sesatkan amal umat islam di luar
kelompoknya. Mereka mengaku sebagai kelompok yang paling shahih.
Maka ..waspadalah.. waspadalah .. waspadalah. Ini bukan kelompok yang menempuh
jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka. Bahkan baginda Nabi saw sudah
memberi peringatan tentang mereka ini.