Professional Documents
Culture Documents
Novita Paliliewu
Reginald L. Lefrandt
95
96 Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 2, Juli 2010, hlm. 95-104
gal ginjal kronis, dimana 43,6% dari jantung kongestif. Penurunan laju filtrasi
kematian pada pasien-pasien dengan gagal glomerulus merupakan suatu prediktor inde-
ginjal terminal disebabkan oleh gagal penden yang kuat terhadap terjadinya kema-
jantung.5 Kematian karena kelainan jantung tian pada pasien-pasien dengan gagal jan-
diperkirakan 10-30 kali lebih sering pada tung. Penelitian skala luas yang dilakukan
pasien-pasien dengan gagal ginjal kronis Studies of Left Ventricular Dysfunction
dibandingkan dengan populasi pada umum- (SOLVD) mendapatkan bahwa sepertiga
nya.6 dari pasien-pasien dengan gagal jantung
Manifestasi klinis dari sindrom kardio- sedang memiliki laju filtrasi glomerulus
renal dapat berupa: insufisiensi ginjal, resis- (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2.10
tensi terhadap diuretik, anemia, kecende- Penelitian yang dilakukan Adhere Decom-
rungan untuk terjadi hiperkalemia, dan te- pensated Heart Failure National Registry
kanan darah sistolik yang rendah.7 (ADHERE) yang melibatkan 275 rumah
Sindrom kardiorenal berlangsung seperti sakit mendapatkan dari 107.362 pasien ga-
suatu lingkaran setan dimana gagal jantung gal jantung akut dekompensata yang didata
dapat memperberat gagal ginjal kronik, pada Januari 2004, terdapat 30% (32.000)
demikian juga sebaliknya. Patofisiologi ter- yang sudah memiliki insufisiensi ginjal.
jadinya sindrom kardiorenal sangat rumit Serum kreatinin > 2 mg/dl didapatkan pada
dan belum sepenuhnya dipahami. Pada sin- 20% populasi, serum kreatinin > 3 mg/dl
drom kardiorenal terdapat ketidakseimbang- pada 9% populasi, serta 5% dari pasien-
an interaksi antara gagal jantung, sistem pasien tersebut telah menjalani dialisis
neurohormonal, dan respon inflamasi.3,8 kronis. Rerata konsentrasi kreatinin pada
Rumitnya proses perlangsungan sindrom ini laki-laki dan perempuan adalah sebesar 1,9
dan kurangnya pemahaman menyebabkan mg/dl dan 1,6 mg/dl. Kematian pada gagal
pengobatan pada sindrom kardiorenal masih jantung akut dekompensasi yang berhu-
merupakan tantangan bagi para klinisi. bungan dengan fungsi ginjal adalah sebesar
9,4% pada pasien-pasien dengan serum
kreatinin > 3.0 mg/dl. Jumlah total sebesar
EPIDEMOLOGI
60% pasien dengan gagal jantung akut
Sekitar 10,8% (20 juta) penduduk dekompensata mengalami disfungsi ginjal
Amerika Serikat mengalami penyakit ginjal sedang sampai berat.1,11 Dari prevalensi
kronis dan sekitar 0,1% (400.000) penduduk disfungsi ginjal pada pasien gagal jantung
Amerika Serikat mengalami gagal ginjal akut dekompensata dengan menggunakan
terminal. Laporan dari studi Hemodialisis laju filtrasi glomerulus sebagai prediktor
(HEMO) menunjukan prevalensi gagal kematian yang kuat didapatkan mayoritas
ginjal terminal berkisar 40%.9 Pada pasien- pasien yang terdaftar dalam penelitian
pasien gagal ginjal terminal prevalensi hi- ADHERE memiliki kerusakan ginjal sedang
pertrofi ventrikel kiri dan penyakit jantung pada > 60% laki-laki sedangkan pada
koroner adalah 75% dan 40%. Penyakit perempuan 46,8% dengan disfungsi ginjal
kardiovaskular ini sering berhubungan berat.11 Penelitian Mcclellan dkk, menda-
dengan penyakit ginjal kronis karena indi- patkan prevalensi penyakit gagal ginjal
vidu dengan penyakit ginjal kronis lebih kronik sebesar 60,4% pada pasien gagal
sering meninggal akibat penyakit kardio- jantung kronik dan 51,7% pada pasien
vaskular daripada akibat gagal ginjalnya infark miokard akut. Bila dibandingkan
sendiri. Kurang lebih 50% dari kematian dengan pasien tanpa penyakit ginjal kronik,
pasien-pasien penyakit ginjal kronik dise- angka rawat inap ulang dalam 30 hari lebih
babkan oleh komplikasi kardiovaskular se- sering terjadi pada pasien gagal jantung
belum mencapai gagal ginjal terminal.4,5 kronis dengan penyakit ginjal kronik
Gangguan fungsi ginjal disisi lain ber- dengan odd ratio 1,70 dan 1,78 kali lebih
hubungan dengan peningkatan morbiditas sering pada pasien infark miokard akut
dan mortalitas pada pasien dengan gagal dengan penyakit ginjal kronik.12
Paliliewu, Lefrandt; Sindrom Kardiorenal 97
adventisia arteri koroner, yang mengakibat- factor (TNF ) yang mempunyai pe-
kan pembentukan hematom intramural dan ngaruh penekanan terhadap progenitor eri-
ruptur fibrous cap. Pada keadaan uremia trosit sumsum tulang dan juga mengurangi
terjadi gangguan sistem mikrovaskular. produksi eritropoietin di ginjal, serta meng-
Perkembangan kapiler pada keadaan uremia ganggu pelepasan besi dari sistem retiku-
tidak sejalan dengan hipertrofi kardiomiosit. loendotelial yang dipakai oleh sumsum tu-
Ketidakseimbangan antara kardiomiosit dan lang untuk menghasilkan hemoglobin. Ada-
kapiler menurunkan jangkauan distribusi nya anemia pada sindrom kardiorenal dapat
oksigen yang berdifusi dari lumen kapiler lebih memperburuk struktur dan fungsi
ke bagian dalam dari kardiomiosit. Pada ginjal serta jantung.16
uremia terdapat kegagalan vasodilatasi ko-
roner sebagai akibat adanya disfungsi koro-
MANIFESTASI KLINIK
ner. Penelitian-penelitian mengenai metabo-
lisme jantung pada keadaan uremia mem- Sindrom kardiorenal selalu melibatkan
perlihatkan penurunan nukleotida-nukleoti- secara bersama-sama gagal jantung dan
da yang kaya energi terutama ATP, sehing- gagal ginjal. Gagal jantung adalah suatu
ga terjadi suatu pengurangan penyimpanan sindrom yang kompleks sebagai akibat dari
energi. Pada penyakit ginjal kronis terdapat gangguan fungsi dan struktur jantung yang
peningkatan aktivitas simpatis dan apop- menghambat kemampuan jantung dalam
tosis. Kemoreseptor dan baroreseptor pada berfungsi sebagai pompa untuk mendukung
ginjal yang rusak teraktivasi, terjadi pengi- sirkulasi fisiologis. Sindrom gagal jantung
riman sinyal-sinyal ke hipotalamus yang ini dikarakteristik oleh gejala seperti sesak
menyebabkan peningkatan aktivitas simpa- napas, rasa capek, dan tanda-tanda seperti
tis eferen dan meningkatkan tonus simpatis. retensi cairan.16 Perburukan fungsi ginjal
Tonus simpatis disamping meningkatkan dapat dilihat berdasarkan klasifikasi laju
denyut jantung dan kontraksi jantung, hal filtrasi glomerulus (LFG) oleh National
ini juga merupakan predisposisi terjadinya Kidney Foundation (Tabel 1).17 Manifestasi
aritmia. Aktivitas simpatis yang berlebihan klinis dari sindrom kardiorenal dapat berupa
dapat juga menyebabkan apoptosis kardio- satu atau lebih dari gambaran spesifiknya
miosit. Pada keadaan uremia terdapat se- yaitu: 1) kegagalan kardiorenal ringan
jumlah abnormalitas dari fungsi kardiomio- (gagal jantung + LFG 30-59 ml/menit/1,73
sit, diantaranya terdapat siklus kalsium m2); sedang (gagal jantung + LFG 15-29
kardiomiosit dan fungsi kontraksi yang ml/menit/1,73 m2); dan berat (gagal jantung
abnormal.3,14 + LFG < 15 ml/menit/1,73m2) 2) perburu-
Gagal ginjal maupun gagal jantung dapat kan fungsi ginjal selama pengobatan gagal
menyebabkan terjadinya anemia yang dapat jantung (perubahan kreatinin > 0,3 mg/dl
menyebabkan gagal ginjal dan gagal jan- atau > 25% kreatinin awal) 3) adanya resis-
tung.15,16 Pada gagal ginjal terjadinya ane- tensi terhadap diuretik (kongesti yang me-
mia disebabkan oleh penurunan produksi netap meskipun dengan > 80 mg furosemid/
eritropoetin, peningkatan kehilangan darah hari, > 240 mg furosemid/hari, infus furose-
kronis, penghambatan eritropoiesis yang mid kontinyu, serta kombinasi terapi diure-
disebabkan oleh inflamasi, defisiensi bahan tik (diuretic loop + thiazide + antagonis
nutrisi, adanya hiperparatiroid sekunder aldosteron).13
atau akumulasi dari fraksi-fraksi uremi.
Tingginya prevalensi pada gagal ginjal tidak
hanya pada keadaan gagal ginjal dengan PENATALAKSANAAN SINDROM
dialisis tapi juga pada stadium-stadium yang KARDIORENAL
lebih awal pada gagal ginjal.15-17 Pada gagal Timbulnya perburukan dari fungsi ginjal
jantung terutama yang disebabkan oleh dengan atau adanya resistensi terhadap
infark miokard, anemia terjadi disebabkan diuretik selama pengobatan pasien dengan
oleh peningkatan sitokin tumor necrosis gagal jantung merupakan keadaan yang
Paliliewu, Lefrandt; Sindrom Kardiorenal 99
sering terjadi serta dapat diperkirakan se- dari keadaan gagal jantung sebelumnya.
bagai suatu masalah klinis yang sulit. Pada Pasien-pasien yang memiliki risiko tinggi
keadaan ini belum terdapat suatu strategi untuk mengalami sindrom kardiorenal ada-
yang konsisten dan efektif, dan terbanyak lah pasien dengan disfungsi diastolik berat
dilakukan pendekatan secara empirik, yaitu: (tanpa melihat fraksi ejeksi), hipertensi pul-
deteksi sindrom kardiorenal dan meng- monal sekunder, disfungsi ventrikel kanan,
antisipasi timbulnya perburukan fungsi gin- regurgitasi mitral atau trikuspid yang secara
jal dan atau resistensi diuretik, optimalisasi fungsional bermakna, riwayat gagal jantung
pengobatan gagal jantung, evaluasi struktur yang dirawat di rumah sakit sebelumnya,
dan fungsi ginjal, optimalisasi dosis diure- ada riwayat perburukan fungsi ginjal yang
tik, terapi khusus untuk ginjal, dan peng- sebelumnya dengan episode gagal jantung
gunaan terapi yang sedang dalam tahap akut dekompensasi, atau adanya riwayat
penelitian bermanfaat untuk sindrom kar- dialisis sementara (sering setelah operasi
diorenal.13 jantung atau pemberian kontras). Timbulnya
sindrom kardiorenal merupakan petanda ter-
Tabel 1. Pendekatan pada pasien dengan sin- jadinya transisi ke stadium D dari gagal jan-
drom kardiorenal tung (Gambar 1). Antisipasi keadaan-
keadaan dengan risiko sangat tinggi untuk
1. Anticipate. terjadinya sindrom kardiorenal dapat me-
2. Optimize HF therapy. nyokong penggunaan strategi yang berbeda,
3. Evaluate renal structure and function
seperti pengeluaran volum cairan yang lebih
(ultrasonography accompanied by renal
vascular evaluation with Doppler and bertahap, atau penggunaan yang lebih awal
resistive indices). strategi proteksi ginjal.13,14
4. Optimize diuretic dosing.
5. Consider renal-specific therapies.
a. Renal-dose dopamine.
b. Nesiritide.
c. Ultrafiltration and/or hemodialysis. ACC/AHA Health
6. Investigational therapies HF stage
a. Hypertonic saline + high-dose loop
diuretics. A CV disease
b. Vasopressin antagonists.
c. Adenosine antagonists.
Dikutip dari: Liang KV, 2008.13 B LV remodeling and
Dysfunction
karena gagal jantung akut, didapatkan pa- melalui subtipe reseptor vasopresin V1A
sien yang mendapat ultrafiltrasi mengalami (vaskuler), V2 (ginjal) dan V3(pituitari).
Reseptor-reseptor V1A ditemukan pada sel
penurunan berat badan lebih banyak pada otot polos vaskular dan ginjal serta mem-
90 hari dan mengalami angka rawat inap perantarai vasokonstriksi dan produksi pros-
ulang yang lebih rendah meskipun tidak taglandin pada konsentrasi suprafisiologik
terdapat pengaruh proteksi terhadap fungsi dari vasopresin. Reseptor V2 ditemukan
ginjal, serta terdapat kecenderungan untuk pada tubulus kolekting ginjal dan memper-
terjadinya peningkatan kreatinin yang lebih antarai reabsorpsi air melalui insersi aqua-
besar pada ultrafiltrasi. Tidak terdapat kore- proin 2 ke dalam membran luminal dan juga
lasi antara jumlah cairan yang dikeluarkan melepaskan faktor Von Willebrand dan fak-
dan perubahan kreatinin serum, baik pada tor VIII dari endotelium vaskular. Reseptor
kelompok dengan ultrafiltrasi atau kelom- V3 ditemukan pada kelenjar pituitari yang
pok dengan diuretik intravena. Penemuan bertanggung jawab untuk menstimulasi
ini juga menunjukan bahwa terdapat meka- sekresi hormon adrenokortikotropik oleh
nisme lain disamping pengurangan volum kortikotropin pituitari. Antagonis reseptor
yang menyebabkan perburukan fungsi ginjal V1 dan V2 dapat bermanfaat pada pasien-
pada pasien gagal jantung. Satu hal yang pasien gagal jantung dimana antagonis
penting juga, ultrafiltrasi memperlihatkan reseptor V1A meningkatkan cardiac output,
pengeluaran natrium yang lebih besar dan mengurangi resistensi vaskular perifer total,
kalium yang lebih kurang dibandingkan de- mengurangi tekanan rata-rata arterial,
ngan diuretik untuk pengeluaran sejumlah menghambat hipertrofi kardiomiosit dan
volum yang ekuivalen. Perbedaan yang pen- mengurangi preload jantung. Pada gagal
ting ini mendukung lebih banyak cairan jantung terdapat dua jenis antagonis vaso-
yang dapat dikurangi dan berpotensi untuk presin yang tampaknya menjanjikan dalam
perbaikan jangka panjang dengan meng- percobaan klinis awal, yaitu conivaptan
gunakan ultrafiltrasi dibandingkan dengan (antagonis reseptor V1A dan V2 oral dan
diuretik. Tetapi berhubung harganya yang intaravena) dan tolvaptan (antagonis resep-
mahal, kerumitannya, dan dampak jangka tor V2 spesifik).14 Penelitian acak buta gan-
panjang pengobatan ini membatasi peng- da efikasi conivaptan pada 142 pasien de-
gunaan ultrafiltrasi sebagai strategi lini per- ngan gagal jantung simtomatik NYHA kelas
tama pada semua pasien dengan gagal jan- III dan IV, ternyata conivaptan dapat me-
tung dekompensasi.4,13,18 ngurangi preload, meningkatkan output urin
dan kadar natrium.19 Penelitian acak buta
Terapi yang sedang dalam tahap pene- ganda yang lain pada 254 pasien dengan
litian untuk sindrom kardiorenal gagal jantung NYHA kelas IIII dimana
Antagonis vasopresin diberikan berbagai dosis tolvaptan yang
dikombinasi dengan furosemid standar sela-
Antagonis vasopresin mewakili kelas ma 25 hari memperlihatkan tolvaptan secara
terapi lain yang menjanjikan dapat memper- bermakna menurunkan berat badan, me-
baiki aquaresis dan hiponatremia pada ningkatkan volum urin dan meningkatkan
pasien-pasien dengan gagal jantung. Vaso- pengeluaran cairan bersih, menurunkan
presin juga dikenal sebagai arginin vasopre- osmolaritas urin, meningkatkan ekskresi na-
sin atau hormon anti diuretik yang merupa- trium urin rata-rata 24 jam serta memper-
kan suatu heksapeptida siklik, dihasilkan baiki edema.20
oleh hipotalamus dan dilepaskan dari granul
sekretorik pada lobus posterior pituitari
sebagai respon terhadap hiperosmolalitas, Antagonis adenosin
deplesi volum, angiotensin II, dan stimulasi Kelas agen terapi baru lain yang men-
simpatis. Vasopresin menyebabkan vaso- janjikan adalah antagonis reseptor adenosin
konstriksi dan reabsorpsi air oleh ginjal A1. Pada gagal jantung, kadar adenosin
Paliliewu, Lefrandt; Sindrom Kardiorenal 103
12. Mcclellan WM, Langston RD, Presley R. reduces hospitalization. In: Hampl H
Medicare patients with cardiovascular (ed). Cardio renal anemia syndrome. 1 st
disease have a high prevalence of chro- ed. Dustri-Verlag Dr. Karl Feistle Gmbh
nic kidney disease and a high rate of 2004:49-61.
progression to end-stage renal disease. 17. Tarng DC. Cardiorenal anemia syndrome
Journal of The American Society of in chronic kidney disease. J Chin Med
Nephrology 2004;15:1912-9. Assoc 2007;70:424-9.
13. Liang KV, Williams AW, Greene EL, 18. Shlipak MG. Pharmacotherapy for heart
Redfield MM. Acute decompensated failure in patients with renal
heart failure and the cardiorenal insufficiency. Annals of Internal
syndrome. Crit Care Med 2008;36 Medicine 2003;138: 917-24.
(suppl 1):S75-S88. 19. Udelson JE, Smith WB, Hendrix GH.
14. Amann K, Tyralla K. Cardiovascular Acute hemodynamic effects of
changes in chronic renal failure- conivaptan, A dual V(1A) and V(2)
pathogenesis and therapy. In: Hampl H vasopressin receptor antagonist, in
(ed). Cardio renal anemia syndrome. 1 st patients with advanced heart failure.
ed. Dustri-Verlag Dr. Karl Feistle Gmbh Circulation 2001;104:2417-23.
2004:83-98. 20. Gheorghiade M, Niazi I, Ouyang J.
15. Silverberg DS, Wexler D, Blum M, Vassopressin V2-receptor blockade with
Wollman Y, Laina A. The cardio-renal tolvaptan in patients with chronic heart
anaemia syndrome: does it exist?. failure: result from a double-blind,
Nephrol Dial Transplant 2003;18(suppl randomized trial. Circulation
8):viii7-viii12. 2003;107:2690-6.
16. Silverberg DS, Wexler D, Blum M, 21. Gottlieb SS, Skettino SL, Wolff A. Effects
Tchebiner J, Sheps D, Keren G, et all. of BG9719(CVT-124), an A1-adenosine
The correction of anemia in severe receptor antagonist, and furosemide on
resistant heart failure with glomerular filtration rate and natriuresis
erythropoietin and intravenous iron in patients with congestive heart failure.
prevents the progression of both the J Am Coll Cardiol 2000;35:56-9.
heart and the renal failure and markedly