Professional Documents
Culture Documents
Soebandi
Vol. 4 No.1, Oktober 2015 Maret 2016
HALAMAN
1. Hubungan Antara Konseling Asi Eksklusif Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan
Pemberian Asi Eksklusif Di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember 212-218
Khusnul Khotimah...................................................
2. Pengaruh Stressor Terhadap Stress Akademik dan Dampaknya Pada Pencapaian
Index Prestasi Dalam Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Mahasiswa
219-228
Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember
Akhmad Efrizal Amrullah........................................................................................
3. Hubungan Motivasi Masyarakat Berobat Dengan Pemilihan Tempat Pelayanan
Kesehatan Di Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember 229-237
Nurul Aini ....................................................
4. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia di PSLU
Bondowoso 238-244
Tri Farisa Bheli Putra Ahmadiyanto..
5. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan Setelah Olahraga Jalan Kaki Pada
Lansia Dengan Riwayat Hipertensi 245-253
Hosen.
6. Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Dengan Kejadian Cacingan Pada Anak Usia
Sekolah Di SD Negeri Blindungan IV Kabupaten Bondowoso 254-261
Yuyun Tri Wahyuni..
7. Gambaran Pengetahuan Tentang Kontrasepsi Pil Kepada Akseptor KB Pil Di
Wilayah Puskesmas Patrang Kabupaten Jember 262-265
Helen Eka Nadia Sari.....
8. Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Pernikahan Dini Di Desa Pakisan Kecamatan
Tlogosari Kabupaten Bondowoso 266-273
Dina Nur Oktavia..
9. Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Suntik 3 Bulan Tentang Amenore Sekunder
Akibat Pemakaian KB Suntik 3 Bulan Di Puskesmas Mumbulsari 274-279
Uswatun Hasanah
10. Gambaran Faktor Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Di Desa Kemuning Lor
Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember 280-284
Zayniyyatul Marufah.
11. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dengan Pelaksanaan
Breast Self Examination (Bse)/ Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) 285-294
Fitria Jannatul Laili.........................................................................................
ABSTRACT
Mother's milk (ASI) is the best food a baby at the early age of life. Exclusive
breastfeeding means that the infant receives only breast milk. Although exclusive
breastfeeding is so important, but not all mothers do. In Jember coverage of exclusive
breastfeeding at 66.37% while achieving the target of 80% is one Arjasa districts. Based
on the obtained results of the survey 60% of mothers do not exclusively breastfeed their
infants. The purpose of this study was to analyze the relationship between counseling in
third trimester pregnant women with exclusive breastfeeding in the Arjasa district of
Jember 2014. This type of research is the correlation. The population in this study was all
the third trimester pregnant women gestational age> 36 weeks in the Arjasa district of
Jember 2014 amounted to 63 people. The sample size in this study are 54 people with the
sampling technique used is random sampling. Data analyzed using a computer with the
Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.0 for Windows.
The results of the frequency distribution of the respondents obtained the result that
most of the third trimester maternal age was 22-27 years (64.8%), secondary education
(51.9%). Mothers who receive counseling are largely exclusive breastfeeding in infants for
24 hours ie (74.04%), mothers were not given counseling on exclusive breastfeeding in
infants for 24 hours ie (33.33%). Based on chi square x2 values obtained count (9012)> x2
tables (3,481), with a significance value of 0.003> 0.05, so that there is a relationship
between the provision of counseling with a third trimester pregnant women exclusively
breastfeeding babies for 24 hours. While the value of contingency coefficient of 0.378,
meaning that the relationship is at a low or weak category is uncertain. The conclusion of
this research there is a relationship between exclusive breastfeeding in mothers who were
counseled by the closeness of the relationship is at a low or weak category is uncertain.
HASIL
Hasil penelitian akan dipaparkan sebagai berikut.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Ibu Hamil Trimester III di Kecamatan Arjasa
Kabupaten Jember
Tabel 5 Distribusi Silang antara Pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang
diberikan konseling dan tidak diberikan konseling di Kecamatan
Arjasa Kabupaten Jember
No Pemberian ASI Eksklusif Tidak Eksklusif Jumlah
Konseling % % %
1 Konseling 20 37.04 7 12.9 27 50
2 Tidak Konseling 9 16.67 18 33.33 27 50
Jumlah 29 53.7 25 46.29 54 100
Sumber : Data primer diolah tahun 2014
KEPUSTAKAAN
Amiruddin, R. (2006). Susu Formula
Menghambat Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi 6-11 Bulan.
Di ambil Tanggal 5 Maret 2014.
http://www.artikeilmiah.com.html
Depkes RI. 2005. Standar Pelayanan
Kebidanan. Jakarta.
Depkes RI, (2011). Peningkatan
Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif Bagi Bayi. Jakarta:
ABSTRACT
Lecture proccess to STIKES dr. Soebandi nursing students since the academic year
2013/2014 using competency-based curriculum where students should be able to reach the
target of at least 3.00 of Performance Index. Preliminary studies showed a decrease in the
achievement of PI for 3 semesters of lectures caused stressors experienced by students,
among others: self ability, finance, security, comfort, college expenses, lectures time,
coursework, learning methods, evaluation methods and infrastructure. The purpose of this
study was to analyze the effect of stressors on the academic stress and its impact on the
achievement of PI.
The study design used is non-experimental design with a descriptive, where the
cross-sectional approach. It was held on May to July 2015 and located in STIKES dr.
Soebandi Jember. Sample was taken by used Non-Probability Sampling with 132
respondents. Analysis of data using test instruments, classic assumption test, path
analysis, and t test to test the hypothesis.
The test results showed the instrument is valid to r-count < 0.05 and reliable on
the value of alpha > r table (0.900 > 0.70). Classical assumption qualify as Best Linear
Unbiased Estimator (BLUE) with Asymp. Sig. (2-tailed) of 804 > 0.70 so that data is
normal, there is no multicollinearity with VIF values < 10, while the value of Tolerance <
0.10 or > 10 and there are no heteroskesdastisitas with t table < t. Hypothesis testing
showed four variables stressor effect on the incidence of academic stress, namely: self
ability, coursework, learning methods and infrastructure to the value t count > t table. T
test results showed academic stress variables affect the achievement of the Performance
Index with the value t count > t table.
From the findings can be put forward several suggestions: 1. The admissions
process to be more selective based on ability and academic self sufficient and given a
briefing before following the lecture. 2. Provision of the coursework to students in order to
adjust to the academic load and bustle of students. 3. Choose the method of learning more
precise. 4. Completing the facilities and infrastructure. 5. Further research by adding the
object in the variable. 6. Adding the variables that have not been covered in this study.
*, **, *** Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember
ABSTRAK
Pasien termotivasi dan percaya untuk berobat ke non nakes dikarenakan non nakes
dinilai mampu mengobati penyakit. Pengobatan non nakes A tahun 2012 mengalami
peningkatan sekitar 30% dari tahun 2012 jumlah kunjungan mencapai 80 pasien,
mencapai 104 pasien pada tahun 2013. Sedangkan pengobatan non nakes B tahun 2013
mengalami peningkatan sekitar 19% dari 90 pasien meningkat 107 pasien. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan motivasi masyarakat berobat dengan pemilihan
tempat pelayanan kesehatan.
Penelitian ini termasuk penelitian korelasi dengan populasi 960 KK. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu masyarakat yang
berobat ke tenaga non nakes sebanyak 96 KK. Variabel yang diukur adalah motivasi
masyarakat berobat dan pemilihan tempat pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan motivasi masyarakat berobat dengan motivasi
sedang 68,8%, motivasi kuat 20,8%, motivasi lemah 10,4%. Sedangkan masyarakat
memilih tempat pelayanan non tenaga kesehatan 60,4% dan yang memilih tenaga
kesehatan 39,6%.
Dari hasil uji analisa data dengan menggunakan Spearman Rank didapatkan p-
value 0,000, pada taraf signifikan p (alpha) 0,05 sehingga Ho ditolak yang artinya
adanya hubungan motivasi masyarakat berobat dengan pemilihan tempat pelayanan
kesehatan di Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember tahun 2014. Dimana KK
didapatkan 0,35 yang mempunyai hubungan moderat.
Saran yang diberikan adalah perlunya peningkatan kegiatan penyuluhan tentang
pengobatan medis dan prosedur pengurusan Jamkesmas oleh tenaga kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Pace.
Motivasi Masyarakat
Frekuensi %
Berobat
Motivasi Lemah 10 10,4%
Motivasi Sedang 66 68,8%
Motivasi Kuat 20 20,8%
Total 96 100
Sumber : Data Primer 2014
Dari tabel diatas menunjukkan sebagian besar motivasi masyarakat berobat dengan
motivasi sedang sejumlah 66 orang (68,8%), sisanya motivasi kuat sejumlah 20 orang
(20,8%), motivasi lemah sejumlah 10 orang (10,4%).
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Hubungan Motivasi Masyarakat Berobat Dengan Pemilihan
Tempat Pelayanan Kesehatan di Desa Pace Kecamatan Silo Kabupaten Jember
tahun 2014
ABSTRAK
Depresi adalah kesedihan dan kekhawatiran dalam waktu yang cukup lama yang
disertai oleh perasaan tidak berharga. Penyebab depresi yaitu kurangnya penguat positif
khususnya pada Lanjut usia yang kurang mendapat dukungan dari keluarganya sering
dihubungkan dengan sindroma depresi. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan
dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di UPT PSLU Bondowoso. Jenis
penelitian korelasional dengan rancangan obsevasional. Sampel penelitian sebanyak 46
lansia menggunakan teknik simpe random sampling dengan maching usia: 1) 60-64; 2) 65-
69; 3) 70-74; 4) 75-79; 5) 80-84; 6) 85-89, Dengan kriteria inklusi bersedia menjadi
responden dan dapat diukur dukungan keluarga dan tingkat depresinya. Analisis
menggunakan Spearman-rank corellation dengan tingkat kemaknaan <0,05.
Hasil penelitian dukungan keluarga lansia di UPT PSLU Bondowoso periode Mei-
Juni 2014 adalah sebagian besar dukungan keluarga baik sebanyak (10,9%) dan dukungan
keluarga sedang sebanyak (80,5%), dan dukungan keluarga kurang sebanyak (8,7%).
Sebagian besar depresi ringan sebanyak (54,3%), dan sebagian kecil tidak depresi
sebanyak (8,7%) dan depresi sedang sebanyak (37,0%) dan tidak ada depresi berat. Hasil
uji Spearman-rank corellation terdapat hubungan signifikan hubungan dukungan keluarga
dengan tingkat depresi pada lansia di PSLU Bondowoso, dengan nilai 0,000 (p<0,05).
Saran untuk keluarga harus memberikan dukungan yang penuh pada lansia yang ada di
keluarga tersebut supaya memberikan ruang lingkup untuk bersosialisasi.
Latar Belakang
Depresi adalah kesedihan dan dipelajari, berfikir negatif, regulasi diri
kekhawatiran dalam waktu yang cukup yang tidak adekuat, dan dukungan
lama yang disertai oleh perasaan tidak keluarga (Saam dan Wahyuni 2013).
berharga. Jadi depresi lebih di dominasi Salah satunya dengan menggunakan
oleh perasaanperasaan yang tidak komunikasi untuk meningkatkan harga
mengenakkan dan intensitasnya cukup diri dan promosi terhadap kontrol diri
kuat serta berlangsung lama (Grasha dan melalui dukungan sosial terutama dari
Kirchenbaum 1980 dalam Saam dan keluarga sebagai orang-orang terdekat
Wahyuni 2013). Depresi adalah suatu (Potter& Parry, 2005). Lanjut usia yang
perasaan sedih dan pesimis yang kurang mendapat dukungan dari
berhubungan dengan penderitaan, dapat keluarganya sering dihubungkan dengan
berupa serangan yang ditujukan pada diri sindroma depresi. Hal ini didukung oleh
sendiri atau perasaan marah yang dalam penelitian dari Pattern, (2006) tentang
(Nugroho, 2011). hubungan dukungan keluarga dengan
Penyebab depresi yaitu kurangnya tingkat depresi pada lansia di PSLU
penguat positif, tidak berdayaan yang Bondowoso, menyebutkan bahwa apabila
JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 1 238
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi........Tri Farisa Bheli Putra A., hal. 238 - 244
seorang lanjut usia yang tidak Hasil wawancara didapatkan penyebab
mempunyai seseorang untuk depresi lansia adalah merasa diabaikan
menceritakan masalah atau perasaan keluarga atau kurangnya dukungan
pribadinya, juga tidak mempunyai keluarga. Oleh karena itu peneliti tertarik
seseorang untuk dimintai pertolongan untuk melakukan penelitian dengan judul
dalam kondisi kritis, tidak ada seseorang Hubungan Dukungan Keluarga dengan
untuk dimintai nasehat dalam mengambil Tingkat Depresi pada Lansia di PSLU
keputusan penting, dan tidak ada Bondowoso.
seseorang dalam hidup mereka yang
membuat mereka merasa dicintai dan METODE PENELITIAN
diperhatikan ternyata lebih mudah Penelitian ini merupakan
menderita depresi. penelitian kuantitatif, jenis penelitian ini
Menurut penelitian yang adalah korelatif, yaitu menghubungkan
dilakukan oleh Miller(2004) antara variabel bebas (dukungan
menyebutkan bahwa dukungan keluarga keluarga) dengan variabel terikat
mempengaruhi kemampuan lansia untuk (depresi) pada lansia. Sedangkan
mencegah terjadinya stres dan depresi pendekatan atau rancangan dalam
dalam kehidupannya, dan meningkatkan penelitian ini adalah cross sectional yaitu
kemampuan fungsional, diantaranya rancangan penelitian dengan melakukan
kemampuan kognitif. Dukungan keluarga pengukuran atau pengamatan pada saat
sangat dibutuhkan para lanjut usia dalam yang bersamaan (sekali waktu)
menyesuaikan diri menghadapi (Arikuntoro, 2006)
stresorpsikososial terutama stresor yang Instrumen dalam penelitian ini
berhubungan dengan kehilangan. menggunakan IDB yang diadopsi dan
Tetapi dalam kenyataannya, dikembangkan dari beck AT, Beck RW :
banyak juga lansia yang lebih memilih screning depresed patients in family
untuk tinggal sendiri. Lansia memilih practice (1972). IDB merupakan alat
untuk tinggal sendiri karena privasi akan pengukur status mental yang efektif
lebih terjaga sehingga bebas melakukan digunakan untuk membedakan jenis
apapun daripada harus tinggal bersama depresi yang mempengaruhi suasana hati.
keluarga (Gonyea, 2010). Penyebab lain Berisikan 21 karakteristik yaitu : alam
kesulitan dalam mengenal depresi pada perasan, pesimisme, rasa kegagalan,
lansia adalah baik lansia maupun keputusaan, rasa bersalah, rasa terhukum,
keluarga sering tidak memperdulikan kekecewaan terhadap seseorang,
gejala-gejala depresif. Menurut penelitian kekerasan terhadap diri sendiri, keinginan
yang dilakukan oleh Hoyer & Roodin menghukum diri sendiri, keingian untuk
(2004), menyebutkan bahwa mereka menangis, mudah tersinggung, menarik
menganggap bahwa gejala-gejala tersebut diri, ketidak mampuan membuat
normal bagi orang yang telah mencapai keputusan, gambaran tubuh, gangguan
usia tua. Lansia sendiri sering gagal tidur, kelelahan, gangguan selera makan,
mengenali depresi yang terjadi pada kehilangan berat badan, IDB berisikan
dirinya. tentang 13 gejala dan sikap yang
Dari hasil studi pendahuluan yang berhubungan dengan depresi.
dilakukan oleh penulis di PSLU Analisa data dalam penilitian ini Peneliti
Bondowoso dengan jumlah lansia 90 ini menggunakan uji Spearman Rank
orang di dapatkan lansia yang mengalami Korelasi karena sakla ukur data ordinal
depresi sebanyak 30 orang lansia. Dua dan ordinal yang memiliki dua sampel
Puluh diantaranya tidak memiliki yang independen.
keluarga sedangkan 10 orang lansia yang
mengalami depresi memiliki keluarga.
Tabel 5.1 menunjukan bahwa usia lansia yang berada dalam rentan 60-64
sebanyak 11 orang (28,38%). Dan 85-89 sebanyak 2 orang (2,7%).
1. Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Destribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Jenis Kelamin di UPT
PSLU Bondowoso Bulan Mei-Juni 2014.
No Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase(%)
1 Laki-laki 25 54,3
2 Perempuan 21 45,7
Total 46 100
2. Tingkat Pendidikan
Tabel 5.3 Destribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Tingkat pendidikan di UPT
PSLU Bondowoso Bulan Mei-Juni 2014.
No Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 42 91,3
2 Sekolah 4 8,7
Total 46 100
3. Status Perkawinan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Lansia berdasarkan Status Perkawinan di UPT
PSLU Bondowoso Bulan Mei-Juni 2014.
No Status Perkawinan Frekuensi (orang) Persentase (%)
1 Janda 21 45,7
2 Duda 25 54,3
Total 46 100
Tabel 5.4 menunjukkan lansia yang janda sebanyak 21 orang (45,7%) dan duda
sebanyak 25 orang (54,3%).
A. DATA KHUSUS
1. Identifikasi Dukungan Keluarga
Tabel 5.6 Distrubusi Frekuensi Dukungan Keluarga di UPTPSLU Bondowoso
Bulan Mei-Juni 2014.
Dukungan Keluarga Frekuensi (orang) Persentase (%)
Kurang 4 8,7
Sedang 37 80,4
Baik 5 10,9
Total 74 100
Tabel 5.7 menunjukan bahwa lansia sebagian besar depresi ringan sebanyak 25
orang (54,3%), dan tidak ada depresi berat.
Correlations
DUKUNGAN
TINGKAT
KELUARGA DEPRESI
Correlation Coefficient 1.000 -.621**
Dukungan keluarga Sig. (2-tailed) . .000
Spearman's rho N 46 46
Correlation Coefficient -.621**
1.000Tingkat Depresi Sig. (2-tailed)
.000 .
N 46 46
*, **, *** Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember
ABSTRACT
The difference in blood pressure before and after exercise walking in elderly people with a
history of hypertension in the Sumberbaru Health Center District of Jember recidence
Elderly is the process of becoming older with age reaching 45 years of age or older. The
number of elderly in Indonesia amounted to 19.3 million (8.37%) of the total population of
Indonesia), the number of elderly in Jawa Timur 11.16%. in Sumberbaru health centers in
February 2014 there were as many as 45 elderly people suffering from hypertension. The
aim of this study was to analyze differences in blood pressure before and after exercise
walking in elderly people with a history of hypertension. The research is a Quasi-
Experiment with design one group pre-test post-test design. The population in this study
amounted to 45 people. Sample size is 12 people with porpusive sampling technique.
Research results obtained by the average blood pressure before walking downhill after
walking 1.7611 by 0.083 into 1.528, Based on the paired t test obtained results that the
significance value of 0.000> 0.05, meaning that there is a difference walking on blood
pressure. The conclusion of this study there was no difference in blood pressure before and
after exercise walking in elderly people with a history of hypertension in the Sumberbaru
Health Center District of Jember recidence
HASIL
Data Umum
1. Lansia berdasarkan Usia
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan usia di Puskesmas Sumber
Baru Kecamatan Sumber Baru Kabupaten Jember tahun 2014
No Usia Frekuensi Prosentase (%)
1 49 Tahun 1 8.3
2 50 Tahun 1 8.3
3 54 Tahun 1 8.3
4 55 Tahun 1 8.3
5 59 Tahun 1 8.3
6 61 Tahun 1 8.3
7 63 Tahun 1 8.3
8 65 Tahun 3 25.0
9 66 Tahun 1 8.3
10 67 Tahun 1 8.3
Jumlah 12 100
Sumber : Data primer diolah tahun 2014
2. Lansia berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi lansia berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas
Sumber Baru Kecamatan Sumber Baru Kabupaten Jember tahun 2014
No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
1 Laki-laki 10 83.3
2 Perempuan 2 16.7
Jumlah 12 100
Sumber : Data primer diolah tahun 2014
Data Khusus
1. Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah jalan kaki pada lansia dengan
riwayat hipertensi di Puskesmas Sumber Baru Kecamatan Sumber Baru
Kabupaten Jember
No Sebelum Sesudah
Selisih
Sistolik Diastolik % Sistolik Diastolik
1 160 90 8.33 140 90 8.33 0.22
2 140 80 8.33 130 80 16.7 0.13
3 160 90 16.7 140 90 8.33 0.22
4 140 100 8.33 130 100 8.33 0.1
5 130 80 8.33 120 80 8.33 0.13
6 160 90 25 130 90 8.33 0.33
7 170 90 8.33 120 90 8.33 0.56
8 190 90 8.33 180 90 16.7 0.11
9 150 100 8.33 120 100 8.33 0.3
10 150 80 8.33 150 80 8.33 0
11 140 100 8.33 120 100 8.33 0.2
12 180 80 16.7 140 80 16.7 0.5
2. Sumber : Data primer diolah tahun 2014
PEMBAHASAN pun dijalarkan secara serentak
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil melalui saraf rangka menuju ke
Penelitian otot-otot rangka tubuh, terutama
1. Tekanan Darah Sebelum Jalan otot-otot abdomen. Keadaan ini
Kaki pada Lansia dengan Riwayat akan meningkatkan tonus dasar
Hipertensi di Puskesmas Sumber otot-otot tersebut yang menekan
Baru Kecamatan Sumber Baru seluruh vena cadangan abdomen,
Kabupaten Jember. membantu mengeluarkan darah dari
Berdasarkan hasil penelitian cadangan vaskuler abdomen ke
diketahui bahwa tekanan darah jantung. Hal ini membuat jumlah
sebelum jalan kaki pada lansia darah yang tersedia bagi jantung
dengan riwayat hipertensi rata-rata untuk dipompa menjadi meningkat.
1.7611. Hal ini berarti bahwa Keseluruhan respon ini disebut
sebelum lansia melakukan aktifitas refleks kompresi abdomen.
fisik atau jalan kaki tekanan darah Pada posisi tidak melakukan
adalah stabil. Tekanan darah adalah aktifitas jalan kaki, maka
tekanan yang dihasilkan oleh darah pengumpulan darah di vena lebih
terhadap pembuluh darah. Tekanan banyak. Dengan demikian selisih
darah dipengaruhi volume darah volume total dan volume darah
dan elastisitas pembuluh darah. yang ditampung dalam vena kecil,
Peningkatan tekanan darah berarti volume darah yang kembali
disebabkan peningkatan volume ke jantung sedikit, isi sekuncup
darah atau elastisitas pembuluh berkurang, curah jantung
darah. Sebaliknya, penurunan berkurang, dan kemungkinan
volume darah akan menurunkan tekanan darah akan turun. Jantung
tekanan darah. memompa darah ke seluruh bagian
Menurut pendapat Guyton dan tubuh. Darah beredar ke seluruh
Hall, (2002) Sikap atau posisi bagian tubuh dan kembali ke
duduk membuat tekanan darah jantung begitu seterusnya. Darah
cenderung stabil. Hal ini sampai ke kaki, dan untuk kembali
dikarenakan pada saat duduk sistem ke jantung harus ada tekanan yang
vasokonstraktor simpatis mengalirkannya. Untuk itu perlu
terangsang dan sinyal-sinyal saraf adanya kontraksi otot guna
JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 1 248
Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Olah Raga.............................Hosen, hal. 245 - 253
mengalirkan darah ke atas. Pada Baru Kecamatan Sumber Baru
vena ke bawah dari kepala ke Kabupaten Jember.
jantung tidak ada katup, pada vena Tekanan darah sesudah jalan kaki
ke atas dari kaki ke jantung ada mengalami penurunan. Berdasarkan
katup. Dengan adanya katup, maka hasil penelitian diketahui bahwa
darah dapat mengalir kembali ke tekanan darah sesudah jalan kaki
jantung. Jika pompa vena tidak pada lansia dengan riwayat
bekerja atau bekerja kurang kuat, hipertensi nilai rata-rata 1.528.
maka darah yang kembali ke Jalan kaki diklaim dapat
jantung berkurang, memompanya menyehatkan jantung, karena jalan
berkurang, sehingga pembagian kaki secara teratur dapat
darah ke sel tubuh pun ikut menurunkan risiko hipertensi, yaitu
berkurang. Banyaknya darah yang salah satu faktor pencetus penyakit
di keluarkan jantung itu jantung. Jalan kaki juga membantu
menimbulkan tekanan, bila menurunkan mengurangi tekanan
berkurang maka tekanannya darah, jika dilakukan secara rutin.
menurun. Tekanan darah berkurang Penelitian dr. Duncan
akan menentukan kecepatan darah membuktikan, latihan atau olahraga
sampai ke bagian tubuh yang seperti jalan kaki atau joging, yang
dituju. Ketika berdiri darah yang dilakukan selama 16 minggu akan
kembali ke jantung sedikit. Volume mengurangi kadar hormon
jantung berkurang maka darah yang norepinefrin (noradrenalin) dalam
ke luar dan tekanan menjadi tubuh, yakni zat yang dikeluarkan
berkurang (Guyton dan Hall, 2002). sistem saraf yang dapat menaikkan
Olahraga banyak dihubungkan tekanan darah. Berat badan yang
dengan pengelolaan penyakit tidak berlebih juga merupakan biang
menular, karena olahraga isotonik keladi tekanan darah tinggi karena
dan teratur dapat menurunkan orang yang kegemukan akan
tahanan perifer yang akan mengalami kekurangan oksigen
menurunkan tekanan darah (untuk dalam darah, hormon, enzim, serta
hipertensi) dan melatih otot jantung kurang melakukan aktivitas fisik
sehingga menjadi terbiasa apabila dan makan berlebihan. Terlalu
jantung harus melakukan pekerjaan banyak lemak dalam tubuh dapat
yang lebih berat karena adanya menyebabkan badan memerlukan
kondisi tertentu . Kurangnya lebih banyak oksigen. Jadi, jantung
aktivitas fisik menaikan risiko harus bekerja lebih keras
tekanan darah tinggi karena (Selamiharja: 2013.)
bertambahnya risiko untuk menjadi
gemuk. Orang-orang yang tidak Bagi penderita hipertensi faktor
aktif cenderung mempunyai detak yang harus diperhatikan adalah
jantung lebih cepat dan otot jantung tingginya tekanan darah. Semakin
mereka harus bekerja lebih keras tinggi tekanan darah semakin keras
pada setiap kontraksi, semakin kerja jantung, sebab untuk
keras dan sering jantung harus mengalirkan darah saat jantung
memompa semakin besar pula memompa maka jantung harus
kekuaan yang mendesak arteri. mengeluarkan tenaga sesuai dengan
tingginya tekanan tersebut. Jantung
2. Tekanan Darah Sesudah Jalan Kaki apabila tidak mampu memompa
pada Lansia dengan Riwayat dengan tekanan setinggi itu, berarti
Hipertensi di Puskesmas Sumber jantung akan gagal memompa
ABSTRAK
B. Analisis Univariat
1. Kebiasaan Cuci Tangan
Berdasarkan Hasil penelitian dengan menggunakan Kuesioner dengan teknik
wawancara terpimpin didapatkan distribusi data sebagai berikut :
Tabel 5. 4 Kebiasaan Cuci Tangan di SD Blindungan 4 Tahun 2014
Dari hasil tabulasi data kebiasaan cuci tangan pada siswa di SD Blindungan 4
Kabupaten Bondowoso disimpulkan bahwa siswa yang jarang melakukan cuci
tangan sebelum makan, setelah bermain dan setelah buang air besar sebanyak
58,7% yang tersebar dari kelas I-V dan yang selalu melakukan cuci tangan
sebelum makan, setelah bermain dan setelah buang air besar tersebar dari kelas I-V
sebanyak 41,3%.
2. Kejadian Cacingan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa di SD Blindungan 4
dengan total sampel sebanyak 46 orang dengan menngunakan fases siswa yang
dibawa ke laboratorium di dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 5.5 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Telur Cacing Siswa di SD Blindungan 4
Tahun 2014
Dari tabel hasil pemeriksaan feses didapatkan siswa yang terbukti mengalami
cacingan sebanyak 56,5% responden dan yangtidak mengalami cacingan sebanyak
43,5%.
C. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan kebiasaan cuci tangan
dengan kejadian cacingan pada anak usia sekolah di SD Blindungan 4 Kabupaten
Bondowoso. Analisis bivariat menggunakan uji Koefisien Kontingensi dengan tingkat
signifikasi 5%.
Tabel 5.6 menunjukkan hubungan kebiasaan cuci tangan dengan kejadian cacingan pada
anak usia sekolah di SD Blindungan 4 Kabupaten Bondowoso menunjukkan responden
yang jarang melakukan cuci tangan mengalami cacingan sebanyak 21 orang dan yang tidak
mengalami cacingan sebanyak 6 orang. Sedangkan responden yang selalu melakukan cuci
tangan mengalami cacingan sebanyak 5 orang yang tidak mengalami cacingan sebanyak 14
orang. Hasil dari uji Chi Square diperoleh nilai x hitung sebesar 10,015 lebih besar dai
3,841. Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, sehingga disimpulkan ada hubungan
kebiasaan cuci tangan dengan kejadian cacingan pada anak usia sekolah di SD Blindungan
4 Kabupaten Bondowoso.
ABSTRACT
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. aziz Alimul. 2007. Metode
Penelitian Kebidanan Dan
ABSTRAK
Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
seorang suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia.Terlepas pengetahuan yang kurang akibat dari pendidikan yang rendah, seluruh
wanita yang menikah pada usia dini sebanyak 53 orang wanita yang menikah yang ada di
Desa Pakisan Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso.Tujuan Penelitian: untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab pernikahan usia dini di Desa Pakisan Kecamatan
Tlogosari Kabupaten Bondowoso tahun 2013.Penelitian ini menggunakan metode survey
yang bersifat deskriptif dengan pendekatan crossectional.Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah semua wanita yang melakukan pernikahan dini tahun 2013 sebear 53
orang, dan yang menjadi sampel juga sebanyak 53 orang. Penelitian ini dilakukan di Desa
Pakisan Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso, dilakukan pada tanggal 22
September sampai 27 September 2014. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan
kuesioner Hasil Penelitian : dari hasil 53 responden didapat, bahwa responden (66,03%)
tingkat pendidikan berada pada kategori menengah pertama, (62,27%), memiliki
pengetahuan kurang tentang pernikahan dini, (73,59%) responden memiliki penghasilan
kurang dan (88,68) berada pada kategori budaya tradisional.Dari 53 responden yang
menjadi sampel hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyebab pernikahan dini yang
paling dominan adalah budaya.Saran: dari hasil penelitian didapatkan faktor penyebabnya
iyalah salah Stunya pendidikan yang berada dalam taraf SMP dll menurut peneliti perlu
diadakan sosialisasi lebih baik lagi tentang pernikahan dini misalnya diadakan penyuluhan
bagi masyarakat agar pola pikir maasyarakat bisa dirubah dan lebih maju.
Kata kunci : Pernikahan usia dini, Pendidikan, Pengetahuan, Sosial ekonomi dan
budaya
2. Pekerjaan
ABSTRACT
Given the injectable contraceptive method is one effective way of family planning, and the
more the number of selected users, but still many are also obtained syringes acceptor
kontrasepasi samping.Tujuan effects experienced researchers to determine the level of
knowledge of family planning acceptors injecting 3 months of amenorrhea side effects in
the village of Taman Sari Subdistrict Mumbulsari in good level, pretty and less. The
research used a descriptive quantitative research.
The sampling technique used in this study is sampling saturated. The tools used for data
collection was a questionnaire. According Nursalam (2003), the results to determine the
level of knowledge acquisition are categorized according to the following data: Good: 76-
100%, Enough: 56-75%, Poor: <56%
Based on the level of knowledge of family planning acceptors injecting 3 months in the
village of Taman Sari subdistrict Mumbulsari 2014 namely, (Both 18.18%), (Simply
36.36%), (less 45.45%).
Mother's knowledge about the side effects of amenorrhea can affect acceptor in using
injectables 3 months, the knowledge can be influenced by age and education. Mother's
education level affects the acceptor knowledge about the side effects injectables ie 3
months of amenorrhea.
Based on the conclusions of this Scientific Writing in response to the research objectives is
the level of knowledge of family planning acceptors injecting 3 months in the village of
Taman Sari subdistrict Mumbulsari 2014 namely, Well 18.18%, 36.36% Enough, Less
45.45%. This is influenced by the majority of respondents elementary education and not
school.
ABTRACT
Breastfeeding is the best food for a baby at the early of life. When breastfeeding is very
important, but not all mothers do. Exclusive coverage of breastfeeding in Jember is
66.37% while attainment targets is 80% one of them in Arjasa. Based on the survey result
obtained 60% mother is not exsclusively breastfeed their baby. Purpose of this research is
identify factors of exclusive breastfeeding in Kemuning Lor Village Arjasa Sub District
Jember City. This type of researchis descriptive. Population in this research are all the
mothers have baby aged 7-12 months is 31 people with the sampling technique is random
sampling. Analyzed file using a computer with statistical product and service solution
(SPSS) 16.0 for windows. Exclusive of breastfeeding in Kemuning Lor Village, Arjasa Sub-
District, Jember City. Tends do by mothers with the last school is high school (51,6%)
housewife 13 (41,9%) and mother with a good level of knowledge 16 (51,6%). The
conclusion in this research that breasfeeding in Kemuning Lor Village, Arjasa Sub-
District, Jember City tends do by mother with secondary education, the mother doesnt
work, and has a good knowledge.
ABSTRACT
Introduction: breast cancer is the second most frequent cancer among worldwide and the leading
form of cancer among women. Its incidence having increased significantly over recent decades.
Early detection and effective treatment are the most important factors that can reduce the morbidity
and mortality associated with breast cancer. One of the methods of early detection is bse.
Midwifery students have responsibility not only for improvement knowledge and care of women
about prevention breast cancer, in particular with bse, but also improvement of own health. Bse as
a health behaviour is influenced of many factors, for example is knowledge.
The purpose: to know correlation between knowledge of breast cancer and bse of midwifery
student on medicine faculty airlangga university.
Methodology: this study was analitical method by cross-sectional in its design to see correlation
between knowledge of breast cancer as independent variable and bse as a dependent variable.
Populations in this study were midwifery students which are consisted of 100 people. Sample was
taken by probability sampling with amount 88 respondents. The instrument for collecting data was
questioner. Data analysis was used coefficient correlation spearman rank.
Results: those were 25% respondents who had lack knowledge about breast cancer remainder had
enough (43,18%) and knowledgeable (31,82%). Beside that, most of respondents had performed
bse (48%) but only 7,95% who had performed bse regularly. This study showed that be found
moderate correlation and significant between knowledge of breast cancer and bse of midwifery
students (p-value=0.003; =0.05) with coefficient correlation spearman rank was 0.26.
Conclusion: knowledge about breast cancer has contribution approximately 28,57% to perform bse.
There is hoped that midwifery students can perform bse regularly and always improve about
knowledge of breast cancer so they can educate other women about this important preventive
procedure. Besides that it is also expected to be conducted a furthermore research about factors that
influence to bse.
Tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan BSE/SADARI secara reguler jumlahnya
hanya 28,57%.
Sedangkan untuk melihat derajat hubungan antara variabel pengetahuan tentang kanker
payudara dengan variabel pelaksanaan BSE/SADARI digunakan korelasi Rank-Spearman.
Dari Output software SPSS didapatkan nilai koefisien korelasi Rank-Spearman sebesar
0,260 dan p-value yang diperoleh sebesar = 0.003.