Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Salah satu hewan yang tergolong ternak adalah unggas, contoh unggas yang
sering di jadikan ternak adalah ayam. Ayam memiliki keuntungan daripada ternak
lain, yaitu siklus hidupnya yang pendek sehingga peternak dapat mejual hasilnya
dalam waktu yang relatif lebih singkat. Peternakan ayam dapat berupa peternakan
ayam pedaging dan juga peternakan ayam petelur, dimana ayam pedaging hanya
diambil dagingnya dan ayam petelur dapat diambil daging dan telurnya, namun
yang diutamakan adalah telurnya, setelah habis masa bertelur barulah ayam
morphologi yang berbeda, contohnya terletak pada kaki, dan warna shank. Begitu
juga dengan jenis kelamin dari setiap ayam, berbeda jenis kelamin maka anatomi
dan morphologinya pun akan berbeda, oleh karena itu penting untuk dapat
4. Untuk mengetahui perbedaan anatomi dari ayam buras jantan dan betina.
dilaksanakan pada :
Universitas Padjadjaran.
3
4
II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
tipe petelur,tipe pedaging, dan tipe dwiguna. Ayam tipe petelur mempunyai
karekteristik bersifat nervous atau mudah terkejut, bentuk tubuh ramping, cuping
telinga berwarna putih, dan kerabang telur berwarna putih. Karakteristik lainnya
dkk, 2005). Karakteristik tipe ayam petelur antara lain mudah terkejut, bentuk
tubuh ramping, cuping berwarna putih, dan kerabang telur berwarna putih
(Yuwanta, 2004).
pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah
(Suprijatna dkk , 2005). Karakteristik tipe ayam pedaging adalah bersifat tenang,
bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih, dan
produksi telur rendah (Yuwanta, 2004). Ayam tipe dwiguna karakteristik bersifat
tenang, bentuk tubuh sedang, produksi telur sedang, pertumbuhan sedang, dan
kulit telur berwarna coklat (Suprijatna dkk , 2005). Ayam tipedwiguna yang
dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan
ayam hutan hijau atau green jungle fowls (Gallus varius). Awalnya, ayam tersebut
negeri. Hal ini karena kemampuan genetis yang membedakan antara kedua jenis
ayam ini. Tetapi untuk produksi telurnya ayam ras lebih disukai oleh masyarakat
digunakan sebagai bahan makanan atau olahan makanan dibanding dengan ayam
kampung yang dari segi harganya sedikit lebih mahal dan hanya digunakan untuk
Hasil penimbangan rata-rata bobot badan ayam kampung betina umur 4-6
bulan diperoleh kisaran 0,99-1,22 kg dan 1,47-1,78 kg pada ayam jantan. Panjang
tibia menunjukan kisaran rata-rata 11,90-12,87 cm pada umur 4-6 bulan dan pada
ayam jantan 12,44-14,12 cm. Panjang shank kisaran 6,69-7,39 cm pada ayam
betina dan pada ayam jantan 6,99-8,34 cm. lingkar shank kisaran antara 3,31-3,79
cm pada ayam betina dan 3,54-4,24 pada ayam jantan (Budipurwanto, 2001).
Bobot badan ayam kampung pada umur 12 minggu adalah 0,70 kg dan
pada umur 20 minggu 1,17 kg. Jika dibandingkan dengan ayam lokal di negara
lain, ayam buras di setiap Negara di wilayah Asia hampir memiliki kesamaan
menghasilkan telur secara komersil. Saat ini terdapat dua kelompok ayam petelur
yaitu tipe medium dan tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur dengan warna
6
kerabang cokelat sedangkan tipe ringan bertelur dengan warna kerabang putih
pertumbuhan yang cepat, konversi pakan yang baik dan dapat dipotong pada usia
yang relatif muda sehingga sirkulasi pemeliharaannya lebih cepat dan efisien serta
Bagian organ ayam yang tampak dari luar dari bagian kepala, leher, tubuh
bagian depan dan tubuh bagian belakang. Paruh, mata, kelopak mata, jengger,
cuping dan pial terdapat di bagian kepala sementara tubuh bagian depan terdapat
dada dan sayap dibagian belakang terletak punggung, perut, ekor, paha, betis dan
adanya alat penutup tubuh yang berupa bulu (pulmae/feather) dan kulit. Bulu
menutup hampir seluruh tubuh ayam dan ciri ini yang membedakan dengan
hewan bertulang belakang yang lain. Bulu tumbuh pada beberapa tempat, yaitu:
bahu (shoulder), paha (thigh), ekor (rump), dada (breast), leher (neck), perut
(abdomen), punggung (back), sayap (wing), kaki (leg) dan kepala (head).
Sebagian besar bulu tersusun atas protein yang disebut keratin. Bulu
berfungsi sebagai pelindung tubuh dari luar, insulasi dari temperatur, identifikasi
penyakit, defisiensi nutrien dan produksi telur (North, 1978). Menurut Nesheim
7
dkk (1972) bahwa struktur dan bentuk bulu ukurannya bervariasi pada bagian-
bagian tubuh ayam, dan dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin antara
ayam jantan dan betina terutama pada bulu-bulu leher, sayap dan ekor. Bulu-bulu
besar pada sayap dan ekor pada waktu dan umur tertentu akan meluruh dan
tumbuh kembali, hal ini menunjukkan waktu tertentu ayam petelur saat keluar
dari masa produksi telur. Menurut North (1978) proses dari peluruhan bulu hingga
tumbuhnya bulu baru tersebut disebut molting dan proses ini dibawah kontrol
kerja hormon. Penentuan jenis kelamin ayam juga dapat ditentukan dengan
adanya gen sex likage dengan melihat pertumbuhan bulu dan warna bulu
mempunyai perbedaan pada setiap spesies. Bulu tersebut tumbuh pada area bulu
yang terdapat pada saluran pangkal bulu pada permukaan kulit, mempunyai berat
4 sampai 9% dari berat hidup dan berjumlah 6.000 sampai 8.000 lembar. Setiap
bulu yang tumbuh pada tubuh mempunyai tipe tertentu, secara garis besar terdiri
dari shaft atau racis, barbs (bagian yang bercabang pada shaft), burbules (bagian
yang bercabang pada barbs) dan barbicels atau bagian yang bercabang pada
burbules (Nesheim dkk, 1972). Secara anatomis bulu dibagi menjadi plumae,
plumulae dan phyloplumae. Menurut letaknya bulu dibagi menjadi remiges (bulu-
bulu pada sayap), retrices (bulu-bulu pada ekor), tectrices (bulu-bulu lain yang
menutup badan), parapterium (bulu-bulu pada bahu antara badan dan sayap) dan
alula atau ala spuria yaitu bulu-bulu kecil yang melekat pada jari kedua pada
setelah meluruh diganti dengan teleoptyle. Pada tempat yang ditumbuhi bulu
8
disebut pteryle dan bagian tubuh yang tidak ditumbuhi bulu disebut apteria
(Radiopoetro, 1991).
dalam tubuh dan sebagai insulasi panas tubuh. Kulit tidak mempunyai kelenjar
minyak kecuali pada pangkal ekor (uropygial). Kulit terdiri dari dua lapis yaitu
bagian luar (epidermis) dan bagian dalam (dermis). Epidermis biasanya menyusun
pada bulu, paruh, sisik dan kuku. Dermis menyusun pada comb, pial dan ear lobe.
Warna kulit biasanya putih atau kuning. Warna kuning ini biasanya disebabkan
Warna dan ukuran dari wattle dan comb dipengaruhi oleh fungsi dari
hormon sex terutama saat sekresi hormon pada saat pertumbuhan gonad. Pada
shank dan kulit kombinasi warna terjadi karena adanya pigmen pada bagian
lapisan luar dan lapisan dalam pada kulit. Warna kuning karena adanya pigmen
karotenoid yang berasal dari pakan pada bagian epidermis. Warna hitam karena
adanya pigmen melanin pada epidermis begitu juga warna yang gelap pada shank
disebabkan pigmen melanin pada dermis dan epidermis. Warna biru karena
adanya pigmen melanin pada dermis dan warna hijau karena adanya pigmen
lipokrom pada epidermis dan melanin pada dermis. Pada ayam broiler moderen
diseleksi warna kuning pada shank dan kulit, hal ini disebabkan karena disukai
kerangka pada unggas terdiri atas tulang-tulang yang padat, ringan dan sangat
kuat. Pada umumnya tulang panjang pada unggas memiliki rongga yang
9
membuatnya menjadi ringan, dan kebanyakan dari tulang tersebut menyatu dan
membentuk struktur yang sangat kuat sebagai tempat perlekatan bagi otot yang
ringan dan berisi udara yang sesuai dengan fungsinya untuk bergerak, berjalan
dan terbang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Akoso (1993), kerangka
unggas kompak, ringan beratnya dan sangat kuat. Susunan tulang memiliki
partikel yang padat dengan bobot yang ringan dan kuat, sehingga beberapa unggas
dalamnya terdapat sumsum tulang (Nasheim dkk 1979). Hal tersebut juga
diungkapkan oleh Suprijatna (2005) bahwa produksi telur pada ayam memerlukan
medullary bones (tulang pipa) yaitu tibia, tibia, femur, pubic, sternum, ribs, ulna
dan scapula.tulang ini mempunyai rongga sumsum dengan tulang yang halus yang
saling terjalin dengan baik, yang fungsinya sebagai tempat penimbunan kalsium.
Sistem Kerangka ayam terdiri dari tulang kepala, tulang leher, tulang
sayap, tulang dada, tulang kaki, tulang belakang. Sistem kerangka berfungsi
menjaga bentuk tubuh, menyanggah daging, melindungi organ vital dan sebagai
alat gerak (Fadillah, 2007). Tulang-tulang pada ayam meliputi tengkorak, tulang
lengan, tulang selangka, tulang pinggang, dan tulang kemudi dengan tulang
fosfat (93%) bahan mineral dan sisanya sebagaian besar terdiri dari kalsium
tubuh, tempat pertautan otot, melindungi organ-organ vital, tempat diproduksi sel
darah merah dan sel darah putih pada sumsum, membantu pernapasan dan
meringankan tubuh saat terbang. Tulang punggung pada leher dan ekor dapat
digerakkan dan pada bagian badan memanjang dan hanya satu ruas yang dapat
yang kaku yang dapat memberikan kekuatan pada susunan tubuh untuk menopang
III
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
2. Agar setiap kelompok dapat memahami ketiga jenis ayam, pada saat
No
Pengamatan Prosedur
.
filoplumulae.
IV
1. incisive
2. mandible
3. quadrate
4. nasal
5. lacrimal
6. occipital
7. atlas
8. epistropheus
9. humerus
10. radius
11. ulna
12. metacarpus
13. phalanges
14. scapula
15. illium
16. pygostyle
17. ischium
18. pubis
19. femur
20. fiula
21. tibia
22. metatarsus
18
23. corucoid
24. clavicle
4.2 Pembahasan
Pada praktikum tentang anatomi dan morphologi eksterior dari unggas ini,
disediakan 4 ekor ayam, yaitu ayam kampung jantan dan betina, ayam broiler dan
ayam layer atau petelur, dimana dari setiap ayam tersebut memiliki persamaan
pertumbuhannya yang cepat, dan sebagai penghasil daging dengan serat lunak
(Murtidjo, 1987). Ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an
ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam
5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat
dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang
bermunculan diberbagai wilayah Indonesia. Daghir (1998) membagi tiga tipe fase
pemeliharaan ayam broiler yaitu fase starter umur 0 sampai 3 minggu, fase grower
Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh
besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, bentuk jenggernya pea, bulu
berwarna putih yang terdiri dari contur, plumulae, dan filoplumulae, produksi
19
telur rendah, dan kaki yang pendek untuk menopang berat tubuhnya (Suprijatna,
dkk. 2005). Ayam Broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara
lain : ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang,
pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi (Siregar, dkk.
1982).
Ayam broiler umumnya memiliki jengger bertipe single comb atau rose
comb. Jengger pada ayam broiler ini umumnya berukuran kecil dan berwarna
merah. Kelebihan dari jengger tipe ini adalah dapat mempermudah perkawinan
Pada bagian kepala masih terdapat bagian bulu tipe filoplumulae. Hal ini
dikarenakan masa pemeliharaan yang singkat sehingga pada broiler yang sudah
siap dijual pun masih ada filoplumulaenya. Bulu di bagian badan memiliki tipe
contur, sedangkan di bagian bawah sayap merupakan tipe plumulae. Pada ayam
broiler ini jantan dan betina memiliki warna yang sama yaitu putih. Pada broiler
warna putih ini adalah hasil dari persilangan-persilangan sebelumnya hal ini
memiliki warna bulu putih karena jika warnanya hitam masyarakat umum kurang
Ayam broiler memiliki kaki yang pendek, dimana hal tersebut berbanding
lurus dengan sifat dari ayam broiler yang cenderung diam tidak begitu lincah.
Dengan sifatya tersebut maka ayam broiler memiliki bobot badan yang relative
berat dan besar dibandingkan dengan ayam kampung maupun ayam petelur atau
layer. Serupa dengan ayam lainnya pada betina taji di kaki tidak berkembang dan
taji pada jantan berkembang. Ini sesuai dengan pendapat Rahayu (2011) yang
mengatakan ciri-ciri ayam broiler antara lain bergerak lambat dan tenang. Pada
20
peternakan ayam broiler baik ayam jantan maupun ayam betina memiliki peran
yang sama dalam ayam pedaging. Walaupun ayam broiler betina difokuskan untuk
menghasilkan daging tapi tetap ayam betina ini menghasilkan telur walaupun
tidak banyak. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang
mengatakan bahwa, ayam betina yang sedang bertelur menunjukan jengger yang
merah dan menebal serta terasa lunak dan hangat, sedangkan ayam betina yang
tidak produksi menunjukkan jengger yang tipis, kering dan kasar. Jengger yang
reproduksi yang lebih baik di bandingkan ayam yang memiliki jengger kecil.
bentuk tubuh ramping, memiliki kaki yang panjang sekitar 9 cm, memiliki jengger
tipe single yang terdiri atas blade, serration, dan point, telinga berwarna putih,
serta kerabang telur berwarna putih. Karakteristik lainnya yaitu produksi telur
tinggi (200-220 butir/ ekor/ tahun), efisien dalam ransum untuk membentuk telur,
dan tidak memiliki sifat mengeram berdasarakan nilai tujuan dan nilai
ekonomisnya tipe ayam petelur memiliki tubuh yang langsing atau berukuran
kecil, timbangan badan ringan, jengger dan pial baik pada yang jantan ataupun
Ayam layer atau yang lebih akrab disebut dengan ayam petelur memiliki
jengger yang bertipe single comb untuk mendapatkan angka fertilitas yang tinggi
ketika dikawinkan. Kebanyakan ayam sekarang memiliki comb tipe single comb.
21
Hal ini karena tipe ini memiliki angka fertilitas yang paling tinggi dibandingkan
tipe jengger yang lain, ayam masa sekarang sudah mengalami banyak pemuliaan
baik di bidang jengger ataupun sifat sifat yang lain. Pada ayam layer jengger dapat
digunakan menjadi suatu cara atau alat ukur untuk melihat tingkatan produktivitas
ayam tersebut, dimana jika jengger ayam itu berwarna merah terang maka ayam
tersebut sedang dalam masa produktivitas yang baik dan sebaliknya jika warna
jengger berwarna merah pucat maka ayam tersebut sedang tidak dalam masa
jengger semakin besar namun warna jengger akan semakin pucat hingga akhirnya
jika ayam tersebut afkir dapat dilihat dari warna jengger yang cenderung berwana
pucat keputihan.
Pada bagian badan bulu yang menyelimuti ayam ini adalah tipe contur,
pada bagian kepala sebagian kecil bertipe filoplumulae kebanyakan sudah menjadi
plumulae. Pada bagian di bawah sayap bulu bertipe plumulae. Bulu pada ayam ini
Pada bagian kaki ayam tipe layer ini memiiki kaki yang lebih panjang dari
ayam broiler namun tidak lebih panjang dari ayam kampung dengan panjang
sekitar 9 cm. Pada bagian kaki terdapat shank yang dapat pula menjadi alat ukur
tingkat produktivitas dari ayam layer tersebut. Jika shank itu berwarna kuning
pucat maka ayam ini dalam tingkat produktivitas yang bagus, dan sebaliknya jika
shank berwarna kuning terang maka ayam ini sedang dalam tingkat produktivitas
yang tidak maksimal. Dalam shank ini terdapat dua pigmen yaitu lipocrom dan
melanin. Lipocrom sendiri adalah pigmen yang menghasilkan warna kuning dan
melanin adalah pigmen yang menghasilkan warna hitam. Warna kuning tersebut
dapat dibentuk melalui pemberian pigmen keratenoid dalam pakan. Hal ini sesuai
22
dengan pendapat Winter dan Funk (1956) yang berpendapat pada saat ayam betina
sedang produksi (telur), pigmen kuning ini akan dimobilisasi sehingga terjadi
pemucatan. Oleh karena itu, warna cakar pada bangsa ayam yang meiliki cakar
kuning dapat digunakan sebagai seleksi dalam memilih ayam yang produktif.
Kaki ayam betina tidak memiliki taji atau taji tidak berkembang sedangkan
pada jantan memiliki taji yang berkembang. Ayam tipe layer ini memiliki sifat
yang lebih sensitif dibandingkan ayam broiler, jadi jika ingin memiliki peternakan
ayam layer kita harus memikirkan faktor lingkungan apa saja yang dapat
rendah bila dibandingkan dengan ayam kampung. Ayam ras petelur lebih mudah
mengalami stress.
Terdapat cara untuk mengetahui produktivitas telur dari ayam petelur atau
layer yaitu dengan menghitung jarak antar tulang pubis kiri dan kanan dan jarak
antara tulang sternum ke pubis. Jika jarak antar tulang pubis adalah dua sampai
tiga jari maka ayam tersebut memiliki produktivitas telur yang tinggi, dan jika
jarak dari tulang sternum ke pubis adalah tiga sampai empat jari maka dapat
Ayam kampung atau ayam lokal ini memiliki sifat yang agresif dan sangat
lincah dibanding ayam broiler dan ayam layer. Perbedaan mendasar antara ayam
kampung jantan dan betina terletak pada bagian jengger, bagian ekor utama (main
tail) dan taji. Pada bagian kepala, ayam kampung jantan memiliki aksesoris yang
lengkap yaitu jengger dan pial yang besar sedangkan pada ayam kampung betina
23
memiliki jengger yang berukuran kecil dan tidak memiliki pial. Bentuk dari
jengger ayam kampung jantan adalah tipe single. Jenger dan pial dari ayam
kampung jantan ini lebih besar dan tebal dibandingkan ayam broiler dan ayam
layer.
Pada bagian badan, bulu tipe contur pada ayam kampung jantan lebih
panjang dibandingkan ayam kampung betina. Selain di badan, bulu contur yang
panjang juga berada di bagian ekor yang disebut dengan maintail. Pada ayam
kampung warna bulu tidak terpaut dengan jenis kelamin. Pada bagian kaki ayam
kampung jantan memiliki kaki yang besar dan tinggi, ini selaras dengan sifatnya
yang agresif. Pada bagian kaki ayam kampung jantan memiliki taji yang
berkembang baik dan memiliki ukuran yang besar, berbeda halnya dengan ayam
saat molting maka produksi telur akan terhenti dan akan berproduksi kembali
bagian yaitu reminges (bulu pada sayap), retrices (bulu pada ekor), tetrices (bulu
yang menutupi badan), parapterium (bulu antara baan dan sayap) dan alaspuria
(bulu pada jari-jari kakai) ini sesuai dengan pernyataan Radiopoetro (1991). Bulu
pada sayap ayam dibagi atas 3 bagian, yaitu bulu primer, bulu sekunder dan bulu
axial. Bulu primer berada dibagian depan sayap yang memiliki jumlah sekitar 10
buah dan bulu sekunder berada di bagian belakang sayap yang juga memiliki
jumlah sekitar 10 buah, sementara bulu axial berada diantara bulu primer dan
sekunder. Ciri yang menonjol dari bulu axial yaitu berukuran lebih pendek
petelur. Warna shank yang pudar menandakan bahwa produktivitas telur yang
tinggi, hal ini karena pigmen lipochrom pada epidermis berasal dari karotenoid
pembentukan warna yolk apabila pigmen dari ransum kurang maka pigmen
pigmen dari shank akan dimobilisasi sehingga terjadi pemucatan. Semakin pudar
warna shank maka semakin tinggi produksi telur. Hal ini juga terlihat pada warna
shank antara ayam dara dan ayam yang telah bertelur. Pada ayam dara warna
shank jauh lebih cerah dibandingkan ayam yang telah bertelur sesuai dengan
Kerangka adalah suatu kesatuan sistem yang tersusun dari banyak tulang
kerangka unggas bersifat khas yaitu, ringan dan berisi udara. Hal ini disesuaikan
dengan kepentingan untuk bergerak cepat, berjalan dan terbang. Anggota gerak
kepala dan leher dapat digerakkan secara bebas untuk keperluan makan, merawat
1. Vertebrae cervicalis atau tulang leher (13-14 ruas) yang berguna untuk
menggerakan leher.
tulang
ruas)
25
5. Pada sayap terdapat tiga jari, tetapi hanya satu yang berkembang.
6. Tulang pubis, yang terdiri atas vertebrae sacral dan vertebrae lumbal masing-
masing 7 buah yang menyebabkan tulang ini menjadi elastic saat terjadinya
antara tulang pubis untuk ayam yang berproduksi tinggi minimal tiga jari;
jarak antara kloaka dan sternum minimal empat jari dibentangkan (Yuwanta.
2004).
Anatomi rangka unggas yang utama terbagi menjadi beberapa bagian yaitu
bagian kepala, badan, kaki, ekor dan sayap. Pada bagian kepala dimulai dari paruh
unggas, yaitu rahang bawah disebut mandibula sedangkan rahang atas disebut
maxila. Ujung paruh unggas disebut sebagi incisive. Dibagian tengkorak terdapat
tulang Nasal, tulang lacrimal, tulang occipital (tulang tempurung belakang), dan
tulang quadrate.
adalah atlas dan yang kedua adalah epistropheus. Tulang leher tersebut berbeda
setiap unggas. Pada ayam tulang leher berkisar 13-14 ruas. Bentuk leher seperti
huruf S berfungsi sebagai pegas yang mempu mengurangi pengaruh tekanan balik
dari tubuh terhadap kepala saat unggas mendarat dari terbang dan unggas dapat
depannya disebut dengan coracoid. Kemudian ada tulang clavicle yang analog
dengan tulang belikat pada manusia dan tulang scapula sebagai tulang bahu
tempat merekatnya 10 tulang rusuk unggas. bagian bawah dari sambungan tulang
26
clavicle adalah tulang dada atau tulang sternum. Bagian pinggul ada tulang ilium,
ischium dan pubis. Ujung ekor terdapat tulang pygostyle tempat dimana banyak
kelenjar minyak.
kedua tulang yang tidak berekatan yaitu radius dan ulna. Pada bagian ujung
(telapak) terdapat tulang metacarpus dan jari-jari yang tersusun dari tulang
phalanges. Sedangkan pada bagian kaki, yaitu paha tersusun oleh tulang femur.
Bagian betis tersusun dari tulang tibia dan fibula yang berekatan. Telapak kaki
medulla ribbone dan Pneumatic ribbone. Unggas memiliki tulang medullary bone
Tulang-tulang yang termasuk dalam medullary bone adalah tulang tibia, femur,
pubic bones, sternum, ribs, toes, ulna dan scapula atau tulang-tulang yang
biasanya terdapat pada kaki. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna (2005)
bahwa produksi telur pada ayam memerlukan kecukupan kalsium karbonat untuk
suatu struktur tulang yang disebut medullary bones (tulang pipa) yaitu tibia, tibia,
femur, pubic, sternum, ribs, ulna dan scapula. Tulang ini mempunyai rongga
sumsum dengan tulang yang halus yang saling terjalin dengan baik, yang
seekor ayam terutama ayam petelur. Terlihat dari jarak antar tulang pubis kiri dan
kanan dan jarak antara tulang sternum ke pubis. Jika jarak antar tulang pubis
adalah dua sampai tiga jari maka ayam tersebut memiliki produktivitas telur yang
27
tinggi, dan jika jarak dari tulang sternum ke pubis adalah tiga sampai empat jari
Pneumatic ribbone adalah tulang yang berongga yang berisi oksigen, jadi
5.1 Kesimpulan
Struktur tubuh ternak unggas yaitu terdiri dari sistem organ, sistem kerangka dan
penutup tubuh. Fisiologi penyusun tubuh ternak unggas yaitu pada kerangka unggas
berfungsi sebagai penunjang tubuh, alat gerak pasif, melindungi organ vital, memberi
bentuk tubuh dan pembuatan unsur-unsur darah. Fungsi dari penutup tubuh yaitu sebagai
pelindung tubuh dari luar, insulasi dari temperatur, identifikasi penyakit, defisiensi
nutrien dan produksi telur. Kulit berfungsi sebagai penahan masuknya bibit penyakit ke
Fungsi dari mempelajari anatomi dan morfologi ayam adalah untuk mengetahui
ciri-ciri yang dapat berguna untuk membedakan antara ayam betina dan jantan, untuk
mengetahui struktur tubuh ayam serta dapat memahami proses fisologis dari penyusun
tubuh ayam.
5.2 Saran
memahaminya.
29
DAFTAR PUSTAKA
Budipurwanto, 2001
Fadillah, Roni. 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada
Hardjosubroto, W. dan S.P. Atmodjo. 1977. Performan dari ayam kampung dan
Nesheim, M. C., R. E. Austic dan L. E. Card, 1972. Poultry Production. 12th ed.
North and Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. New York.
North, M. O., 1978. Commercial Chicken Production Manual. 3rd ed. AVI Pub.
Rahayu, Imam, Titik Sudaryani, Hari Santosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam.
Penebar swadaya:Jakarta.
Yogyakarta.
Malang.
Winter, A.R. dan E.M. Funk. 1960. Poultry Science and Practice. J.B. Lippincott
Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN
ILUSTRASI