Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Etiologi
Avian influenza merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus influenza A subtype
H5N1 yang dapat menyerang unggas. Avian influenza dapat menular dari unggas ke unggas,
namun juga dapat menular ke manusia sehingga disebaut sebagai penyakit zoonosis. Manusia
yang terinfeksi oleh avian influenza biasanya terinfeksi setelah melakukan kontak dengan
unggas atau benda yang terkontaminasi. Virus influenza diduga berasal dari migrasi burung
yang migrasi maupun unggas yang terinfeksi (Londt dan Alexander, 2007).
Kejadian avian influenza telah menyebar keseluruh dunia. World Health Organization
(WHO) telah melaporkan beberapa negara yang telah terjangkit avian influenza yaitu
diantaranya Hongkong, Belanda, Cina, Indonesia, Vietnam dan Thailand. Sejak pertengahan
tahun 2003 Indonesia mengalami kejadian luar biasa untuk penyakit avian influenza,
terutama pada provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, kejadian avian influenza pada manusia
baru didapatkan pada bulan Juli 2005 (Londt dan Alexander, 2007).
Avian influenza merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus influenza tipe A.
influenza tipe A merupakana virus yang termasuk family orthomyxoviridae. Influenza virus
terdiri atas tiga tipe yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C. Virus dapat mati dengan disinfektan
seperti formaline, iodine maupun alkohol 70%. Avian influenza tipe A dapat menginfeksi
beberapa spesies seperti unggas, burung peliharaan dan burung liar yang membawa strain
dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Virus influenza juga dapat diisolasi dari mamalia
seperti manusia, dan babi (Kalthoff et al, 2010).
Strain virus avian influenza dibagi menjadi dua jenis yaitu: low pathogenic avian
influenza (LPAI) dan high pathogenic avian influenza (HPAI). Low pathogenic avian
influenza (LPAI) biasanya tidak menyebabkan munculnya gejala klinis pada burung
sedangkan high pathogenic avian influenza (HPAI) dapat menyebabkan gejala klinis dan
mortalitas yang tinggi pada unggas. Avian influenza merupakan penyakit yang terdaftar dan
mendapat perhatian khusus dati World Organization for Animal Health (OIE). Avian
influenza juga memiliki dua subtype yaitu H5 dan H7 (Lupiani dan Reddy, 2009).
Beberapa faktor yang berkontribusi untuk menyebarkan avian influenza virus ialah
migrasi burung liar. Burung liar dapat membawa virus avian influenza pada saluran respirasi
mereka, burung liar berperan sebagai reservoir alami. Virus avian influenza dapat ditularkan
melalui kontak langsung dengan sekresi unggas yang tertular, terutama kontaminasi dari feses
unggas. Virus avian influenza dapat bertahan pada lingkungan dalam waktu yang lama
terutama pada suhu rendah. Virus H5N1 dapat bertahan dalam waktu yang lama dalam feses
unggas selama 35 hari di suhu 4oC (Sarah et al, 2013).
Referensi
Sarah H. Olson, Martin Gilbert et al. 2013. Historical Prevalence and Distribution of Avian
InfluenzaVirus A(H7N9) among Wild Birds. California: University of California.
Kalthoff D., Globig A., and Beer M. 2010. Highly pathogenic avian influenza as a zoonotic agent,
140, 237-245.
Londt, B.Z., Banks J., and Alexander D.J. 2007. Highly pathogenic avian influenza viruses
with low virulence for chickens in in vivo tests. Avian Pathology, 36 (5), 347-350.
Lupiani B. and Reddy Sanjay M. 2009. The history of avian influenza. Comparative
Immunology, Microbiology, and Infectious Diseases, 32, 311-323.