You are on page 1of 44

Evaluasi Teknis 6-14

Lokasi/Komponen
No. Desain teknis Dimensi
Prasarana
4.2 Tutup saluran drainase Plat beton bertulang (sisi timur jalan). Lebar saluran 80 cm,
yang sudah ada panjang 1.240 m.
4.3 Trotoir (ruang pedestrian) Berada di atas saluran drainase Lebar 100 cm, ketinggian
tertutup, konstruksi kerb dan 25 cm dari aspal, panjang
pasangan paving-blok (sisi timur 1.240 m
jalan).
4.4 Lampu penerangan jalan Tiang lampu satu lengan lengkap, Dipasang 50 titik, dengan
150 Watt. jarak 25 m antar titik.
4.5 Bin sampah Bin dengan bahan fiberglass dicat Dipasang 25 unit, dengan
yang digantung pada tiang besi. jarak 50 m antar unit.
Dipasang pada tepi trotoir (sisi timur
jalan).
4.6 Pohon perindang Pohon jenis Angsana, dengan Dipasang 50 pohon,
ketinggian 2 m. dengan jarak 25 m antar
pohon.
5 Jalan Ambarrukmo (lihat Gambar 6.2.9 dan Gambar
Perumnas (penggal 6.2.10)
selatan Selokan
Mataram)
5.1 Jalan Peningkatan jalan tanah menjadi lapis Lebar sisi kiri dan kanan
aspal penetrasi. masing-masing 1,5 m,
panjang 1.600 m.
Pelapisan ulang lapis penetrasi jalan Lebar 3 m, panjang 1.600
aspal yang ada. m.
6 Jalan Babarsari (lihat Gambar 6.2.11 dan Gambar
6.2.12)
6.1 Jalan Pelapisan ulang lapis Hot Roll Sheet Lebar 10 m, panjang
(HRS) pada jalan aspal yang ada. 1.750 m.
6.2 Bin sampah Bin dengan bahan fiberglass dicat Dipasang 35 unit, dengan
yang digantung pada tiang besi. jarak 50 m antar unit.
Dipasang pada tepi trotoir (sisi timur
jalan).
6.3 Pohon perindang Pohon jenis Angsana, dengan Dipasang 70 pohon,
ketinggian 2 m. dengan jarak 25 m antar
pohon.
7 Pembangunan saluran (lihat Gambar 6.2.13, Gambar
drainase kawasan 6.2.14, Gambar 6.2.15 dan Gambar
6.2.16)
7.1 Saluran primer gendong Konstruksi pasangan batu kali Lebar 1,50 m, kedalaman
Selokan Mataram terbuka. Melanjutkan saluran 2,00 m, panjang 442 m.
Outfall (sungai drainase primer yang sudah ada.
Tambakbayan)
7.2 Saluran primer dusun Konstruksi pasangan batu kali Lebar 1,00 m, kedalaman
Puluhdadi tertutup, dengan tutup plat beton 1,20 m, dengan panjang
bertulang, berada di bawah jalan 454 m.
persimpangan Puluhdadi ke timur
sampai bangunan outfall yang sudah
ada.
8 Fasilitas pendukung
lalulintas kawasan
8.1 Rambu penunjuk jurusan Tiang baja dan papan aluminium. Tinggi tiang 6 m, Papan
ukuran 120 cm x 160 cm
8.2 Rambu-rambu peringatan Tiang besi dan papan aluminium Tinggi tiang 2,5 m, papan
diameter 50 cm
8.3 Halte Pondasi batu kali, dinding untuk Lebar 2 m, panjang 5m.
duduk pasangan bata, 3 buah tiang
kayu, lantai paving-block dengan atap
genteng. (lihat Gambar 6.2.17)
8.4 Marka jalan Cat thermoplastik pada ruas-ruas Diperlukan sekitar 510 m3
jalan baru yang diusulkan. cat marka.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-15

Lokasi/Komponen
No. Desain teknis Dimensi
Prasarana
9 Fasilitas pengelolaan (lihat Gambar 6.2.18)
persampahan
9.1 Container Berbentuk persegi, terbuat dari baja. Kapasitas 10 m3.
9.2 Arm Roll Truck Kendaraan angkut yang mobile -
membawa container dari lokasi ke
TPA sampah.
10 Taman Ruko Janti - Lebar 5,2 m, panjang 58,2
m
11 Talud sungai Pasangan batu kali. Melanjutkan talud Tinggi rata-rata 3 m, lebar
tambakbayan yang sudah ada ke arah utara. (lihat atas 0,7 cm, lebar bawah
Gambar 6.2.19) 1,6 m, pondasi 2 x 1 m2.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-16

Gambar 6.2.1 Kondisi Jalan Masuk Ke Asrama Mahasiswa Saat Ini

Gambar 6.2.2 Rencana Pembangunan Prasarana Jalan Masuk Ke Asrama


Mahasiswa

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-17

Gambar 6.2.3 Kondisi Jalan Selatan UPN Saat Ini

Gambar 6.2.4 Rencana Pembangunan Prasarana Jalan Selatan UPN

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-18

Gambar 6.2.5 Kondisi Jalan Ngentak Puluhdadi (penggal utara Selokan


Mataram) Saat Ini

Gambar 6.2.6 Rencana Pembangunan Prasarana Jalan Ngentak Puluhdadi


(penggal utara Selokan Mataram)

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-19

Gambar 6.2.7 Kondisi Jalan Ambarrukmo - Perumnas (penggal utara


Selokan Mataram) Saat Ini

Gambar 6.2.8 Rencana Pembangunan Prasarana Jalan Ambarrukmo -


Perumnas (penggal utara Selokan Mataram)

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-20

Gambar 6.2.9 Kondisi Jalan Ambarrukmo - Perumnas (penggal selatan


Selokan Mataram) Saat Ini

Gambar 6.2.10 Rencana Pembangunan Prasarana Jalan Ambarrukmo -


Perumnas (penggal selatan Selokan Mataram)

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-21

Gambar 6.2.11 Kondisi Jalan Babarsari Saat Ini

Gambar 6.2.12 Rencana Pembangunan Prasarana Jalan Babarsari

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-22

Gambar 6.2.13 Kondisi Saluran Drainase Primer Gendong Selokan Mataram


Saat Ini

Gambar 6.2.14 Lokasi Akhir Rencana Saluran Drainase Primer Gendong


Selokan Mataram

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-23

Gambar 6.2.15 Titik Awal Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer


Dusun Puluhdadi

Gambar 6.2.16 Titik Akhir Rencana Pembangunan Saluran Drainase Primer


Dusun Puluhdadi (Outfall)

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-24

Gambar 6.2.17 Rencana Tampak Depan Konstruksi Pembangunan Halte

Gambar 6.2.18 Rencana Pengadaan Container dan Arm Roll Truck

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-25

Gambar 6.2.19 Talud Sungai Tambakbayan Yang Ada Saat Ini

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-26

6.2.1 Perkiraan Biaya dan Rencana Pembiayaan

Pengembangan Prasarana Pednukung Kawasan Kampus Terpadu diperkirakan


akan menelan biaya pokok sebesar Rp 8,077 miliar, dan secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 6.2.2 di bawah ini.

Tabel 6.2.2 Rincian Biaya Pokok Prasarana Pendukung

Harga Satuan Total


No Jenis Pekerjaan Volume Satuan
(Juta Rp.) *) (Juta Rp.)
1 Pekerjaan Sipil
a. Jalan Masuk ke Asrama Mahasiswa
- Pembangunan jalan 576 m3 0,123 71
- Saluran Drainase 246 m3 0,331 81
b. Jalan selatan UPN 0
- Pembangunan jalan 684 m3 0,104 71
- Saluran Drainase 861 m3 0,318 273
- Trotoir 456 m2 0,150 68
c. Jalan Ngentak Puluhdadi (penggal
0
utara Selokan Mataram)
- Trotoir 744 0,150 112
d. Jalan Ambarrukmo Perumnas (penggal
0
utara Selokan Mataram)
- Pembangunan jalan 1.488 m3 0,104 154
- Tutup Saluran Drainase 248 m3 0,550 136
- Trotoir 1.240 m2 0,150 186
e. Jalan Ambarrukmo Perumnas (penggal
0
selatan Selokan Mataram)
- Pembangunan jalan 1.920 m3 0,104 199
f. Jalan Babarsari 0
- Pembangunan jalan 17.500 m2 0,036 630
g. Saluran drainase primer samping m3
5.083 0,290 1.474
Selokan Mataram
h. Saluran drainase primer dusun m3
1.780 0,318 566
Puluhdadi
i. Halte 8 unit 5 40
j. Marka jalan 510 m3 0,055 28
k. Taman Ruko Janti 303 m2 0,250 76
l. Talud sungai Tambakbayan 10.900 m3 0,290 3.161
Sub-Total Pekerjaan Sipil 7.326
2 Material dan Peralatan
a. Jalan Masuk ke Asrama Mahasiswa
- Lampu penerangan jalan 6 titik 3,5 21
- Bin sampah 3 unit 0,200 0,6
- Pohon perindang 6 pohon 0,05 0,3
b. Jalan Selatan UPN 0
- Lampu penerangan jalan 23 titik 3,5 80,5
- Bin sampah 11 unit 0,200 2,2
- Pohon perindang 23 pohon 0,05 1,15

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-27

Harga Satuan Total


No Jenis Pekerjaan Volume Satuan
(Juta Rp.) *) (Juta Rp.)
c. Jalan Ngentak Puluhdadi (penggal
0
utara Selokan Mataram)
- Lampu penerangan jalan 37 titik 3,5 129,5
- Bin sampah 19 unit 0,200 3,8
- Pohon perindang 37 pohon 0,05 1,85
d. Jalan Ambarrukmo Perumnas (penggal
0
utara Selokan Mataram)
- Lampu penerangan jalan 50 titik 3,5 175
- Bin sampah 25 unit 0,200 5
- Pohon perindang 50 pohon 0,05 2,5
e. Jalan Babarsari 0
- Bin sampah 35 unit 0,200 7
- Pohon perindang 70 pohon 0,05 3,5
f. Rambu penunjuk jurusan 10 Unit 3 30
g. Rambu petunjuk/peringatan 18 unit 0,300 5,4
h. Container 1 Unit 30 30
i. Arm Roll Truck 1 unit 250 250
Sub-Total Material dan Peralatan 749
Total Biaya Pokok 8.077
Catatan:
*) Harga satuan dari Keputsan Walikota No. 21/2003 tentang Standardisasi Harga Barang dan Jasa
Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2004.

Apabila ditambah dengan biaya lain-lain (DED, Administrasi Proyek, biaya tak
terduga fisik, pajak dan operasi dan pemeliharaan) serta biaya tak terduga harga
satuan, maka total biaya menjadi sebesar Rp 11,5 miliar, seperti dapat dilihat pada
Tabel 6.2.3 di bawah ini, sedangkan rencana pembiayaan untuk pembangunan
Prasarana Pendukung dapat dilihat pada Tabel 6.2.4.

Tabel 6.2.3 Rincian Biaya Keseluruhan Pembangunan Prasarana Pendukung


(Harga dalam juta Rupiah)
No Komponen Biaya Lokal Asing Jumlah
1 Studi - - -
2 Pembebasan Lahan - - -
3 Pekerjaan Sipil 5.495 1.832 7.327
4 Bahan & peralatan 262 487 749
Pengembangan Kelembagaan &
5 - - -
pelatihan
Total Biaya Pokok 5.758 2.319 8.077
6 DED & Supervisi 440 147 586
7 Administrasi Proyek 162 - 162
8 Biaya Tak Terduga (Fisik) 563 208 770
9 Pajak 959 - 959
10 Operasi & pemeliharaan 404 - 404
Total Biaya 8.285 2.673 10.958
11 Biaya Tak Terduga (Harga) 497 48 545
Total Biaya Proyek 8.782 2.721 11.503
Kontingensi Harga Lokal 6%, Foreign 1,8

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-28

Tabel 6.2.4 Rencana Pembiayaan Pembangunan Prasarana Pendukung

(Harga dalam Juta Rupiah)


Pemerintah
No. Komponen Harga Jumlah BLN Pusat Propinsi Lokal Air Ber. Swasta Masyarakat
Pinjaman Hibah (APBN) (APBD) (APBD) (PDAM)
1 Studi - - - - - - - - -
2 Pembebasan Lahan - - - - - - - - -
3 Pekerjaan Sipil 7.327 - 7.326 - - 1 - - -
4 Bahan dan Peralatan 749 - 749 - - - - - -
5 Pengemb. Kelemb. & Pelatihan - - - - - - - - -
Total Biaya Pokok 8.077 - 8.076 - - 1 - - -
6 DED & Supervisi 586 - 586 - - - - - -
7 Administrasi Proyek 162 - - - - 162 - - -
8 Biaya Tak Terduga (Fisik) 770 - 770 - - - - - -
9 Pajak 959 - - - - 959 - - -
10 Operasi & pemeliharaan 404 - - - - 404 - - -
Total Biaya 10.958 9.432 - - 1.526 - - -
11 Biaya Tak Terduga (Harga) 545 545 - - - - - -
Total Biaya Proyek 11.503 9.977 - - 1.526 - - -
Bagian 100% 0% 87% 0% 0% 13% 0% 0% 0%
Kontingensi Harga Lokal 6%, Foreign 1,8%

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Teknis 6-29

6.2.2 Jadwal Pelaksanaan

Pembangunan prasarana pendukung kawasan ini dilaksanakan selama dua tahun


(2004-2005), mulai dari tahap perencanaan sampai tahap pembangunan. Secara
detail dapat dilihat pada Tabel 6.2.5 di bawah ini.

Tabel 6.2.5 Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Fasilitas Bersama

2004 2005
No. Uraian
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
A Tahap perencanaan
Penyusunan studi kelayakan
1.
dan UKL /UPL
2. Penyusunan DED
3. Pelaksanan tender (lelang)
B Tahap pembangunan
Prasarana jalan masuk ke
1.
asrama mahasiswa
2. Prasarana jalan selatan UPN
Prasarana jalan Ngentak
3. Puluhdadi (penggal utara
Selokan Mataram)
Prasarana jalan Ambarrukmo
4. Perumnas (penggal utara
Selokan Mataram)
Prasarana jalan Ambarrukmo
5. Perumnas (penggal selatan
Selokan Mataram)
6. Prasarana jalan Babarsari
Pembangunan saluran primer
7.
samping Selokan Mataram
Pembangunan saluran primer
8.
dusun Puluhdadi
Fasilitas container dan alarm
9.
truck
10. Pembuatan taman Ruko Janti
Pembangunan talud sungai
11.
Tambakbayan

6.2.3 Operasi dan Pemeliharaan

Operasi dan pemeliharaan fasilitas bersama ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai


berikut:
Pembersihan sedimentasi dan sampah di saluran drainase
Penambalan jalan-jalan yang berlubang
Perawatan pohon perindang dan taman
Pengecatan bin-bin sampah
Pengontrolan sistem jaringan listrik, perawatan lampu dan penggantian bola
lampu penerangan yang mati
Pengecatan container
Pengecatan tiang dan rambu
Pengecatan dan perbaikan ringan bangunan halte
Pemeliharaan Arm Roll Truck

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Keuangan 7-1

7 EVALUASI KEUANGAN

7.1 Metodologi

Tujuan analisis keuangan adalah untuk menentukan kelayakan proyek, apakah


proyek, baik secara keseluruhan maupun per komponen proyek akan dapat
menghasilkan keuntungan finansial bagi pemilik proyek, dalam hal ini adalah
pemerintah Kabupaten Sleman. Metodologi yang digunakan dalam evaluasi
keuangan pembangunan fasilitas bersama dan prasarana pendukung adalah:
a. Financial Net Present Value (FNPV)
b. Financial Internal Rate of Return (FIRR)

FNVP dihitung dengan menggunakan discount rate yang sama dengan financial
opportunity cost of capital (FOCC). FOCC diasumsikan sama dengan bunga sebesar
11,5% penerusan pinjaman dari pemerintah pusat melalui Departemen Keuangan ke
Pemerintah Kabupaten Sleman.

7.2 Biaya

Biaya dalam pembangunan fasilitas bersama dan prasarana pendukung meliputi


biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan, biaya overhead dan biaya sewa
tanah.

7.2.1 Biaya Investasi

Total biaya investasi pembangunan fasilitas bersama dan prasarana pendukung


mencapai Rp 21,20 miliar, jumlah ini belum termasuk biaya tidak terduga (harga).
Rincian biaya investasi tersebut dapat dilihat terdapat di Tabel 7.2.1 di bawah ini.

7.2.2 Biaya Operasi dan Pemeliharaan

Jenis biaya ini merupakan biaya yang tidak terpengaruh pada besar kecilnya
pendapatan, yang mencakup gaji, biaya umum, biaya kendaraan, biaya
perbaikan/pemeliharaan. Besarnya biaya operasi dan pemeliharaan bangunan
mengacu pada Keputusan Bupati Sleman tentang standarisasi harga barang dan
jasa tahun 2003, yaitu sebesar Rp 40.450/m2 untuk biaya pemeliharaan bangunan
tidak bertingkat dan Rp 44.650/m2 untuk bangunan bertingkat. Dengan asumsi per
tahun naik 15%, maka pada tahun 2005 biaya pemeliharaan masing-masing
mencapai Rp 53.495/m2 untuk gedung tidak bertingkat dan Rp 59.050/m2 untuk
gedung bertingkat. Sedangkan fasilitas lain seperti taman, lahan parkir dan fasilitas-
fasilitas pendukung biaya O&M-nya per m2 masing-masing 2,5% dari investasinya.
Pada tahun-tahun selanjutnya jumlah tersebut diasumsikan meningkat sebesar 6%
sesuai dengan tingkat inflasi.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Keuangan 7-2

Tabel 7.2.1 Rincian Biaya Investasi Pembangunan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung Kawasan

Pemerintah
No. Komponen Biaya Total BLN Pusat Propinsi Kab/Kota PDAM Swasta Msyrkt
Pinjaman Hibah APBN APBD I APBD II
1 Studi
2 Pembebasan Lahan
3 Pekerjaan Sipil 13,928 12,535 1,393
4 Pengadaan Barang dan Peralatan 1,724 1,552 172
5 Kelembagaan dan Pelatihan
Total Biaya Pokok 15,652 14,087 1,565
6 DED dan Supervisi 1,114 1,003 111
7 Administrasi Proyek 313 313
8 Biaya Tak Terduga (Fisik) 1,479 1,331 148
9 Pajak 1,864 1,864
10 Operasi dan Pemeliharaan 783 704 78
Total Biaya 21,205 17,125 4,079
11 Biaya Tak Terduga (Harga) 1,014 769 245
Total Biaya Proyek 22,219 17,894 4,324
Bagian (%) 100% 81% 19%

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Keuangan 7-3

7.2.3 Biaya Operasional (Overhead)

Biaya ini meliputi upah, biaya kantor (ATK), biaya telepon, air dan listrik. Besarnya
jenis biaya ini tergantung dari besar kecilnya pendapatan setiap tahunnya. Besarnya
prosentase biaya overhead diasumsikan 10% dari pendapatan pada tahun yang
bersangkutan selama periode proyeksi. Pada tahun pertama diproyeksikan terdapat
biaya overhead Rp 127 Juta, dan akan naik setiap tahun sesuai dengan kenaikan
penerimaan.

7.2.4 Biaya sewa tanah

Tanah untuk pembangunan fasilitas bersama merupakan tanah kas desa. Dalam
perhitungan finansial, sewa tanah dimasukkan sebagai unsur biaya untuk melihat
viabilitas komersil pembangunan fasilitas bersama tersebut. Perhitungan sewa
merupakan perkalian antara luas lahan fasilitas bersama dengan sewa tanah per m2.
Besarnya sewa tanah menggunakan ketentuan desa mengenai sewa lahan kas
desa, yaitu sebesar Rp 7500 /m2. Keseluruhan pembangunan fasilitas bersama dan
prasarana pendukung membutuhkan lahan seluas 8000 m2, maka besarnya sewa
tanah pada tahun pertama adalah sebesar Rp 60 Juta. Untuk selanjutnya selama
sepuluh tahun diasumsikan sewa tanah tersebut meningkat sebesar 15%.

7.3 Penerimaan

Pendapatan yang diperoleh dari investasi pembangunan fasilitas bersama dan


prasarana pendukung didapatkan dari perpustakaan elektronik, pusat pelayanan
kesehatan, dan pusat kegiatan mahasiswa. Total potensi penerimaan pada tahun
pertama sebesar Rp 1,27 miliar dalam harga konstan 2006. Dan penerimaan
diasumsikan pertahun mengalami kenaikan sebesar 6% yang berarti sama dengan
kenaikan biaya.

7.4 Hasil Evaluasi dan Rekomendasi

Dari hasil analisis keuangan, nilai Financial Internal Rate of Return (FIRR) untuk
pembangunan fasilitas bersama dan prasarana pendukung sebesar 1,88% dengan
NPV negatif Rp 11,61 miliar, sehingga dinyatakan tidak layak secara finansial (lihat
Tabel 7.4.1). Rendahnya FIRR, dibawah hurdle rate 11,5% disebabkan karena
terdapatnya komponen prasarana pendukung kawasan yang tidak menguntungkan
secara finansial tetapi mempunyai manfaat ekonomi yang sangat signifikan. Selain
itu juga penetapan tarif untuk fasilitas kesehatan dan konseling, perpustakaan dan
pusat kegiatan mahasiswa yang relatif rendah. Penerimaan yang diperoleh dari
seluruh komponen proyek ini cukup untuk menutup biaya operasional dan operasi
dan pemeliharaan, sehingga dapat menjamin keberlanjutan proyek .

Proyek pembangunan fasilitas bersama direkomendasikan sebagai proyek non-cost


recovery dengan pembiayaan investasi diusulkan melaui hibah USDRP.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Keuangan 7-4

Tabel 7.4.1 Perhitungan FIRR Pembangunan Fasilitas Bersama & Prasarana Pendukung Kawasan

(Dalam Juta Rupiah)


Tahun ke-
Manfaat dan Biaya Total
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Manfaat Proyek

Penerimaan dari
perpustakaan 42,168 - 1,146 1,215 1,288 1,365 1,447 1,534 1,626 1,724 1,827 1,937 2,053 2,176 2,307 2,445 2,592 2,747 2,912 3,087 3,272 3,468
elektronik, pusat
kesehatan & konseling,
dan pemanfaatan pusat
kegiatan mahasiswa

Total Pendapatan 42,168 - 1,146 1,215 1,288 1,365 1,447 1,534 1,626 1,724 1,827 1,937 2,053 2,176 2,307 2,445 2,592 2,747 2,912 3,087 3,272 3,468

B. Biaya
Investasi total proyek 21,197 21,197
Pemeliharaan 6,371 173 184 195 206 219 232 246 260 276 293 310 329 348 369 392 415 440 466 494 524
Operasional 6,326 172 182 193 205 217 230 244 259 274 291 308 326 346 367 389 412 437 463 491 520
Sewa lahan 1,369 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 79

Total Biaya 35,263 21,257 405 426 448 471 496 522 550 579 610 653 687 724 763 805 850 896 946 998 1,054 1,123

C. Penerimaan Bersih 6,905 (21,257) 741 789 840 894 951 1,012 1,076 1,145 1,217 1,284 1,366 1,452 1,544 1,640 1,742 1,851 1,966 2,089 2,218 2,345

FNPV (11.184)

FIRR 2.35%

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Manfaat - Biaya Sosial Ekonomi 8-1

8 EVALUASI MANFAAT - BIAYA SOSIAL EKONOMI

Tujuan analisis manfaat ekonomi-sosial adalah untuk memperhitungkan nilai


ekonomi dan sosial proyek. Maksud dari nilai ekonomi disini adalah nilai proyek yang
benar-benar dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Pendekatan
analisis biaya dan manfaat dilakukan dengan membandingkan seluruh pengeluaran
biaya investasi yang dibutuhkan oleh proyek (termasuk tambahan beban biaya O&M)
dengan nilai ekonomi-sosial yang akan diperoleh dari adanya proyek.

8.1 Manfaat Sosial - Ekonomi Yang Terukur

Manfaat proyek fasilitas bersama, baik secara keseluruhan maupun manfaat masing-
masing komponen proyek yang nilai ekonomisnya dapat diukur adalah sebagai
berikut:

(1) Penghematan Biaya Transportasi

Lokasi fasilitas bersama sangat strategis, dekat dengan akses jalan yang dilalui
sarana transportasi umum, dan dekat dengan lokasi kampus. Penghematan
biaya transportasi bagi pengguna fasilitas bersama merupakan salah satu
keuntungan pembangunan fasilitas bersama. Dengan demikian mahasiswa tidak
perlu mencari fasilitas-fasilitas tersebut di luar kawasan kampus terpadu.

Asumsi-asumsi yang digunakan untuk menghitung nilai manfaat penghematan


biaya transportasi adalah sebagai berikut:

! Besar pengguna fasilitas bersama sejumlah 10% dari jumlah mahasiswa


yaitu 1.290 mahasiswa (jumlah mahasiswa diwilayah perencanaan 12.901
mahasiswa).

! Besar biaya transportasi yang dikeluarkan untuk mengakses fasilitas


perpustakaan, kesehatan, olahraga dan rekreasi sejumlah 10% dari jumlah
pengeluaran masing-masing mahasiswa (asumsi pengeluaran mahasiswa
per bulan Rp. 500.000)

! Besarnya penghematan biaya transportasi sejumlah 10% dari biaya


transportasi yang dikeluarkan untuk mengakses fasilitas perpustakaan,
kesehatan, olahraga dan rekreasi

Dengan demikian, terdapat penghematan biaya transportasi per bulan sebesar


Rp 58.050.000 .

(2) Peningkatan ekonomi lokal melalui peningkatan pendapatan usaha kecil dan
menengah

Keberadaan fasilitas bersama akan menimbulkan bangkitan ekonomi baru


disekitar kawasan perencanaan, sehingga akan memberikan dampak ekonomi
bagi masyarakat sekitar khususnya golongan ekonomi menengah kebawah atau
usaha kecil dan menengah yang terdapat dikawasan.

Asumsi-asumsi yang digunakan untuk menghitung nilai peningkatan pendapatan


usaha kecil dan menengah adalah sebagai berikut:

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Manfaat - Biaya Sosial Ekonomi 8-2

! Jumlah sarana perekonomian lokal/ usaha kecil dan menengah di kawasan


perencanaan sejumlah 4.220 yang terdiri dari usaha toko, warung, kaki lima,
wartel/net, fotokopi dan jasa pemondokan (RDTRK 2002)

! Jumlah sarana perekonomian lokal/ usaha kecil dan menengah di kawasan


perencanaan sejumlah 10% dari total usaha kecil dan menengah di kawasan
perencanaan yaitu 422.

! Jumlah rata-rata pendapatan bersih per bulan untuk masing-masing usaha


kecil dan menengah sebesar Rp. 400.000,-

! Peningkatan pendapatan karena adanya fasilitas bersama sejumlah 25% dari


total pendapatan

Dengan demikian, terdapat peningkatan pendapatan bagi sekitar 422 pengusaha


kecil-menengah per bulan sebesar Rp 42.200.000 karena pembangunan fasilitas
bersama.

(3) Peningkatan peluang kerja dan usaha.

Keberadaan fasilitas bersama akan membuka lapangan kerja dan usaha baru
yang diharapkan akan mampu menyerap tenaga kerja di sekitar kawasan
perencanaan. Sehingga secara tidak langsung akan memberikan dampak
ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Asumsi-asumsi yang digunakan untuk menghitung nilai peningkatan peluang


kerja dan usaha adalah sebagai berikut:

! Kebutuhan tenaga kerja untuk pengelolaan perpustakaan elektronik, fasilitas


kesehatan dan konseling, pusat kegiatan mahasiswa, kantin, taman dan
parkir mencapai sekitar 85 tenaga kerja

! 90% dari kebutuhan tenaga kerja tersebut dipenuhi dari masyarakat sekitar
kawasan

! Pendapatan rata-rata tenaga kerja per bulan Rp. 450.000,-

Dengan demikian, terdapat penyerapan tenaga kerja sejumlah 77 tenaga kerja,


dengan peningkatan pendapatan per bulan sebesar Rp 364.500.000.

(5) Penghematan biaya operasi kendaraan (Vehicle Operating Cost /VOC)

Manfaat ekonomi dari proyek peningkatan kualitas jalan dan pedestrian adalah
penghematan biaya operasi kendaraan. Asumsi-asumsi yang digunakan untuk
menghitung penghematan tersebut dapat dilihat dalam Tabel 8.1.1. Berdasarkan
asumsi-asumsi di atas, penghematan biaya operasi kendaraan mencapai Rp 347
juta.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Manfaat - Biaya Sosial Ekonomi 8-3

Tabel 8.1.1 Perhitungan VOC

2005 Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5

Average vehicle cruise speed (km/hr) 20 22 24 26 26 26

Average daily traffic volume (PCU)


Cars and pick-ups (1PCU) 279 279 279 279 279 279
Large buses (3PCU) 0 0 0 0 0 0
Medium & small buses (1.7PCU) 61.1 61.1 61.1 61.1 61.1 61.1
Heavy load trucks (3PCU) 11.8 11.8 11.8 11.8 11.8 11.8
Small trucks (1PCU) 20.4 20.4 20.4 20.4 20.4 20.4
Motorcycles (.3PCU) 1501.6 1501.6 1501.6 1501.6 1501.6 1501.6
Total 1873.9 1873.9 1873.9 1873.9 1873.9 1873.9

Panjang jalan (km)


Jalan masuk ke asrama 4.8 4.8 4.8 4.8 4.8 4.8
jalan selatan UPN 5.7 5.7 5.7 5.7 5.7 5.7
jalan Ambarrukmo - perumnas 2.84 2.84 2.84 2.84 2.84 2.84
jalan Babarsari 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75
Total panjang jalan (km) 15.09 15.09 15.09 15.09 15.09 15.09

Average travel time (hour) 0.75 0.69 0.63 0.58 0.58 0.58
Average travel distance (km) 15.09 13.72 12.58 11.61 11.61 11.61

Ave. VOC (Rp/km)


Cars & pick-ups 300 300 300 300 300 300
Large buses 550 550 550 550 550 550
Medium & small buses 400 400 400 400 400 400
Heavy load trucks 550 550 550 550 550 550
Small trucks 400 400 400 400 400 400
Motorcycles 100 100 100 100 100 100

Average VOC (Rp/day)


Cars & pick-ups 1,263,033 1,148,212 1,052,528 971,564 971,564 971,564
Large buses 0 0 0 0 0 0
Medium & small buses 368,800 335,272 307,333 283,692 283,692 283,692
Heavy load trucks 97,934 89,031 81,612 75,334 75,334 75,334
Small trucks 123,134 111,940 102,612 94,719 94,719 94,719
Motorcycles 2,265,914 2,059,922 1,888,262 1,743,011 1,743,011 1,743,011
Total daily operations costs (Rp/day) 4,118,816 3,744,378 3,432,346 3,168,320 3,168,320 3,168,320

Total yearly operations costs (Rp/yr) 1,503,367,658 1,366,697,870 1,252,806,381 1,156,436,660 1,156,436,660 1,156,436,660
Total yearly operations cost savings (Rp/yr) 0 136,669,787 113,891,489 96,369,722 0 0

Tahun ke 1 2 3 4 5

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Manfaat - Biaya Sosial Ekonomi 8-4

(6) Peningkatan harga lahan

Peningkatan harga lahan merupakan salah satu manfaat yang diharapkan dari
proyek peningkatan jalan dan drainase. Asumsi-asumsi yang digunakan untuk
menghitung peningkatan harga lahan tersebut adalah sebagai berikut.

# Rerata harga tanah dilokasi proyek pada saat ini sebesar Rp 750.000/m2

# Kenaikan harga tanah setelah proyek beroperasi 1 tahun diasumsikan 5%/


tahun/m2

# Lokasi yang terkena manfaat proyek pembangunan prasarana pendukung


kawasan adalah seluas 1.509.000 m2

Dengan asumsi diatas, nilai ekonomi dari peningkatan harga lahan adalah
sebesar Rp 113,2 Milyar

(7) Penghematan biaya pemeliharaan

Penghematan biaya pemeliharaan sungai dan pencegahan sawah tergenang


banjir diharapkan dari pembangunan proyek talud. Nilai penghematan mencapai
sebesar Rp 3,9 milyar.

8.2 Biaya

Perhitungan biaya untuk komponen/sub komponen proyek didasarkan pada biaya


finansial (pada bab VII) yang disesuaikan untuk biaya ekonomi. Penyesuaian
termasuk mengeluarkan pajak dan price contingencies dari biaya finansial.
Penyesuaian selanjutnya adalah mengalikan biaya diatas dengan standar faktor
konversi (SCF) 0.9 . Total biaya ekonomi adalah sebesar Rp 17, 4 Milyar.

8.3 Indikator Kelayakan Ekonomi

Dari analisis biaya dan manfaat diatas, diperoleh bahwa untuk keseluruhan proyek,
memiliki baik Economic Rate of Return (EIRR) dan Economic Net Present Value
(NPV) yang tinggi, yaitu sebesar EIRR 276,7% dan NPV sebesar Rp 96,9 Milyar.
Dengan demikian proyek Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung layak secara
ekonomi untuk didukung realisasinya.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Manfaat - Biaya Sosial Ekonomi 8-5

Tabel 8.3.1 Perhitungan EIRR

Items\Years 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Economic Costs:
Investasi 17,408
O&M 379 401 426 451 478 507 537 569 604 640
Overhead 127 134 142 151 160 169 180 190 202 214
Sewa Tanah 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 69

Total Economic Cost 17,468 565 596 628 662 698 736 777 820 865 923

Economic Benefits:
Pemasukan dari Perpustakaan Elektronik 617 654 694 735 779 826 876 928 984 1,043
Pemasukan dari Pusat Pelayanan Kesehatan 548 581 615 652 691 733 777 823 873 925
Pemasukan dari Pusat Kegiatan Mahasiswa 59 62 66 70 74 79 83 88 94 99
Pemasukan dari Pengelolaan Kantin 42 45 47 50 53 56 60 63 67 71
Penghematan biaya transportasi mahasiswa 697 738 783 830 879 932 988 1,047 1,110 1,177
Peningkatan jumlah penghasilan usaha kecil 506 537 569 603 639 678 718 761 807 856
Peningkatan peluang kerja 4,374 4,636 4,915 5,210 5,522 5,853 6,205 6,577 6,971 7,390
Penghematan Vehicle Operating Cost 137 114 96 0 0 0 0 0 0 0
Peningkatan nilai lahan di sekitar kawasan 56,588 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penghematan biaya operasi dan pemeliharaan jalan 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Penghematan biaya operasi dan pemeliharaan talud 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
Penghematan dari pencegahan genangan di persawahan 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

Total Benefits 0 63,792 7,592 8,010 8,375 8,864 9,382 9,932 10,514 11,132 11,786

Net Benefits (17,468) 63,227 6,997 7,382 7,713 8,166 8,646 9,155 9,694 10,266 10,863

ENPV (at Discount Rate of 11.5%) 96,995


EIRR 276.72%

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Manfaat - Biaya Sosial Ekonomi 8-6

8.4 Manfaat Sosial - Ekonomi yang Tidak Terukur

Analisis ekonomi diatas dilakukan terbatas hanya untuk komponen-komponen


proyek yang relatif mudah untuk dikuantifikasi, namun perlu diperhatikan manfaat-
manfaat ekonomi-sosial lain yang tidak terukur seperti peningkatan kualitas hidup
dan kualitas lingkungan kawasan. Rincian manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Manfaat peningkatan akses terhadap informasi penting, peningkatan


pengetahuan dan wawasan seluruh warga kampus dan masyarakat disekitar
kawasan kampus terpadu, diharapkan diperoleh dari pembangunan
perpustakaan elektronik.

(2) Peningkatan kondisi kesehatan, baik fisik maupun psikis, warga kampus dan
masyarakat setempat diharapkan didapatkan dari pembangunan fasilitas
peyanan kesehatan dan konseling dan fasilitas sarana olahraga. Dengan
kesehatan prima, tingkat partisipasi sekolah dapat lebih ditingkatkan.

(3) Terciptanya kelestarian lingkungan kawasan diharapkan dapat diperoleh dari


pembangunan taman.

(4) Pencegahan terjadinya polusi air permukaan dan air dalam, merupakan manfaat
yang diharapkan dari pengembangan proyek pengelolaan persampahan.

(5) Pengurangan wabah penyakit yang disebabkan oleh pencemaran merupakan


manfaat dari pengembangan proyek fasilitas bersama dan pengembangan
kampus terpadu.

(6) Peningkatan nilai lahan kawasan sekitar kawasan perencanaan

Disamping itu harus diperhitungkan juga dampak pembangunan fasilitas tersebut


terhadap pengembangan ekonomi kawasan, terhadap ekonomi Kabupaten Sleman
dan Propinsi DIY.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Kelembagaan 9-1

9 EVALUASI KELEMBAGAAN

9.1 Organisasi Kelembagaan

Prakarsa proyek. Pengembangan kelembagaan proyek disusun berdasarkan


peraturan dan hukum yang berlaku saat ini, bahwa tanggung jawab pelaksanaan
proyek ada di tingkat Pemerintah Kabupaten Sleman. Namun secara teknis
Pemerintah Kabupaten Sleman akan selalu berkoordinasi dengan Departemen
Kimpraswil. Koordinasi juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dengan
Bappenas, dan Kementerian Keuangan dalam kaitannya dengan skema pendanaan
berdasarkan KMK 35 yang dipakai di dalam pendanaan USDRP-Bank Dunia.

Untuk mendukung transparansi pelaksanaan proyek secara maksimum dan untuk


pelibatan secara aktif seluruh stake holder dalam pelaksanaan proyek, beberapa hal
akan didesain sebagai berikut:

Proyek dilakukan dengan sepengetahuan DPRD Kabupaten Sleman.

Pemanfaatan lahan tanah kas desa berstatus sewa 20 tahun.

Pelaksanaan konstruksi memakai kaidah-kaidah keselamatan bangunan dan


lingkungan yang berlaku.

Pelaksanaan barang dan jasa dilakukan secara transparant sesuai aturan yang
berlaku.

Organisasi pelaksanaan proyek akan melibatkan juga sektor swasta dan


masyarakat yang mempunyai kualifikasi dalam melaksanakan komponen proyek
tertentu.

9.2 Organisasi Kelembagaan untuk Pelaksanaan

Tahap Pra Konstruksi. Pada tahap ini meliputi proses-proses pematangan lahan
tanah kas desa, penyusunan perijinan bangunan (IMB), kerangka kerjasama
pengelolaan fasilitas bersama, Penyusunan Dokumen Tender, Tender, penyusunan
Detailed Engineering Design (DED) dilakukan di bawah koordinasi Dinas
Permukiman, Prasarana Wilayah dan Perhubungan Kabupaten Sleman. Pada tahap
ini akan didukung oleh instansi seperti Bappeda, KPDL, BPKD dan Bawasda.

Tahap Konstruksi. Pada tahap ini pembangunan Fasilitas Bersama dan Prasarana
Pendukung di Depok Sleman dilakukan dengan sepenuhnya memakai kaidah-kaidah
aturan bangun-membangun bangunan yang berlaku di Kabupaten Sleman. Mulai
dari penyiapan lahan yang memanfaatkan tanah kas desa, perijinan bangunan
hingga ke pelaksanaan konstruksi bangunan. Pelaksanaan pembangunan fisik di
bawah koordinasi Dinas Permukiman, Prasarana wilayah dan Perhubungan
Kabupaten Sleman. Selanjutnya Dinas PPWP. menetapkan Pengelola Kegiatan
yang keanggotaannya terdiri dari: (1) Pimpinan Kegiatan, (2) Bendaharan Kegiatan,
(3) Sekretaris, (4) Petugas Urusan (Urusan Administrasi Keuangan dan Urusan
umum), dan (5) Staf Pelaksana teknis.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Kelembagaan 9-2

Pengadaan Barang dan Jasa. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa terutama
bertanggungjawab terhadap proses tender, mulai dari penyiapan pengumuman
lelang sampai penandatanganan kontrak. Pengadaan barang dan jasa meliputi
pengadaan jasa konstruksi untuk fasilitas bersama dan prasarana pendukung
kawasan, pengadaan barang untuk furniture dan software untuk fasilitas bersama.

Susunan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa adalah sbb:

(1) Ketua : Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah dan Perhubungan


(DPPWP)

(2) Anggota : - Badan Pengawasan Daerah (Bawasda)


- Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
(BPKKD)
- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
- Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (KPDL)

Pengawasan proyek. Untuk melaksanakan pengawasan internal secara maksimum


dan transparan pada setiap tahapan pelaksanaan maka dibentuk Tim Bimbingan
Pelaksanaan Kerja (TBPK) Pembangunan Fasilitas Bersama dan Prasarana
Pendukung. TBPK bertanggungjawab terhadap pengawasan pelaksanaan kegiatan
berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat (RKS). Susunan tim adalah sbb:

(1) Ketua : Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah dan Perhubungan


(DPPWP)

(2) Anggota (minimal tiga orang dari instasi/ lembaga terkait ):


- Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
(BPKKD)
- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
- Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (KPDL)
- Badan Pengendalian Pertanahan Daerah (BPPD)

Pemeliharaan selama dua bulan setelah pembangunan selesai menjadi


tanggungjawab kontraktor dengan pengawasan oleh TPBK dan penyedia jasa
konstruksi.

Untuk melaksanakan pengawasan internal secara maksimum dan transparansi pada


setiap tahapan pelaksanaan, akan dibentuk Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
dan Tim Bimbingan Pelaksanaan Kerja (TBPK). Susunan keanggotaan kedua tim
tersebut sama tetapi dengan personal yang berbeda, sebagai berikut.

(1) Ketua (dari Dinas Permukiman, Praswil dan Perhubungan)

(2) Anggota (minimal 3 orang) dari instansi terkait, dan representasi perguruan
tinggi yang berada di kawasan kampus terpadu dan masyarakat.

Panitia Pengadaan Barang dan Jasa terutama bertanggungjawab terhadap proses


tender, mulai dari penyiapan pengumuman lelang sampai penandatanganan kontrak.
Adapun TBPK bertanggungjawab terhadap pengawasan pelaksanaan kegiatan
berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Kelembagaan 9-3

Pemeliharaan selama dua bulan setelah pembangunan selesai menjadi


tanggungjawab kontraktor dengan pengawasan oleh TPBK dan penyedia jasa
konstruksi.

9.3 Organisasi Kelembagaan untuk Operasi dan Pemeliharaan

Setelah masa pemeliharaan selama dua bulan selesai, Pimpinan Proyek


menyiapkan Berita Acara penyerahan proyek atau kegiatan. Berita Acara
penyerahan operasi dan pemeliharaan proyek tersebut dilakukan oleh Pimpinan
Kegiatan kepada Bupati Sleman. Selanjutnya, Bupati Sleman akan menyerahkan
operasi dan pemeliharaan kepada UPT (Unit Pelaksana Teknis).

9.3.1 Model pengelolaan fasilitas bersama dengan pola UPT (Unit Pelaksana Teknis)

Berdasarkan pola pembiayaan, investasi pembangunan fasilitas bersama dan


prasarana pendukung kawasan dilakukan oleh pemerintah (Pusat dan Kabupaten)
yang tidak pulih biaya (non cost recovery), tarif fasilitas tersebut hanya untuk
menutupi biaya operasional dan pemeliharaan.

Dengan pola investasi tersebut, salah satu alternatif model pengelolaan yang
mencakup operasi dan pemeliharaan adalah dengan pola UPT (Unit Pelaksana
Teknis).

Pengelolaan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung dengan pola UPT secara
garis besar adalah sebagai berikut.

Pemerintah Kabupaten mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan dan


pengaturan pengelolaan fasilitas bersama di wilayahnya

Pemerintah kabupaten memberdayakan Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah


dan Perhubungan sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
peran pembinaan dan pengaturan pengelolaan. Selanjutnya Pemda melalui
Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah dan Perhubungan menunjuk dan
menetapkan pengelola atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bertugas dan
bertanggung jawab terhadap pengelolaan fasilitas bersama secara teknis,
termasuk mengikat perjanjian sewa menyewa dengan penyewa.

UPT dipimpin oleh seorang manajer yang memiliki kemampuan dan pengalaman
di bidang pengelolaan properti, yang akan melaksanakan tugas-tugas
pengelolaan rutin seperti pemeliharaan dan perbaiakn, keamanan dan ketertiban,
administrasi dan keuangan, pemasaran dan promosi, pembinaan dan
penyuluhan.

Pemerintah Kabupaten membentuk Badan Pengawas yang bertugas memonitor,


mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan pengelolaan secara
keseluruhan. Keanggotaan Badan Pengawas terdiri dari elemen eksekutif,
legislatif dan legislatif, lembaga profesi dan masyarakat pengguna.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Kelembagaan 9-4

9.3.2 Tugas dan Fungsi Unit Pelaksana Teknis

Tugas Unit Pelaksana Teknis Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung


Kawasan adalah menjamin pemanfaatan fasilitas tersebut sehingga dapat digunakan
semaksimal mungkin sesuai dengan usia ekonomi dan teknis bangunan, dan
menjamin kenyamanan, keamanan dan ketentraman pengguna. Unit Pelaksana
Teknis dibentuk untuk skala kota dan berada di bawah Dinas yang yang menanganai
bidang tersebut.

Untuk menjalankan tugasnya, fungsi tersebut harus ada dalam UPT tersebut antara
lain adalah fungsi administrasi keuangan, penghunian dan teknis. Secara garis
besar, penjabaran fungsi-fungsi tersebut diwujudkan dalam unit-unit kerja berikut ini.

Fungsi administrasi Keuangan

Divisi Manajemen Keuangan

Mengelola arus kas masuk dari sewa fasilitas yang tersedia.


mengelola dana untuk alokasi dana bagi divisi-divisi lain.
Melakukan koordinasi dengan divisi lain dalam pemanfaatan dana.
Melakukan inovasi untuk memperoleh dana dari pihak lain, selain pemerintah.

Divisi Promosi dan Pemasaran

Mempromosikan fasilitas bersama kepada masyarakat melalui media cetak,


elektronik dan sebagainya.

Fungsi Teknis

Divisi Mekanikal, Elektrikal dan Utilitas

Mekanikal

- Melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas mekanikal yang ada di dalam


bangunan.
- Melakukan perbaikan atas kerusakan yang terjadi pada komponen mekanik
dari bangunan.

Elektrikal

- Melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas elektrikal yang ada di dalam


bangunan.
- Melakukan perbaikan atas kerusakan yang terjadi pada komponen elektrikal
dari bangunan.

Utilitas

- Melakukan pemeliharaan terhadap utilitas yang ada dalam bangunan.


- Melakukan perbaikan atas kerusakan yang terjadi pada komponen utilitas.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Evaluasi Kelembagaan 9-5

Divisi Bangunan Gedung Eksterior

Eksterior dan interior bangunan

- Melakukan pemeliharaan terhadap eksterior dan interior bangunan, termasuk


lingkungan sekitar bangunanseperti taman dan ruang terbuka lainnya.
- Melakukan perbaikan/penggantian atas kerusakan yang terjadi pada bagian
eksterior dan interior bangunan.

9.4 Organisasi Kelembagaan Lain

Organisasi kelembagaan lain yang terlibat dalam operasi dan pemeliharaan adalah:

PDAM yang bertanggungjawab terhadap penyediaan air bersih.

PLN yang bertanggungjawab terhadap pengadaan jaringan listrik.

Kantor Telkom untuk pengadaan jaringan telepon.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Identifikasi dan Analisis Dampak Lingkungan 10-1

10 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

10.1 Garis Besar Komponen Rencana Kegiatan

10.1.1 Pra-konstruksi

Pembebasan lahan.
Status lahan untuk Fasilitas Bersama adalah milik desa/kelurahan Caturtunggal
Kecamatan Depok Sleman atau dikenal sebagai Tanah Kas Desa. Tanah Kas
Desa tidak dapat diperjualbelikan karena merupakan aset kekayaan desa, TKD
hanya dapat disewakan dalam jangka waktu tertentu (biasanya paling lama 20
tahun). Sehingga, status lahan untuk Fasilitas Bersama adalah sewa. Proses
sewa melibatkan Kepala Desa atau Lurah, BPD (Badan Perwakilan Desa),
Camat, Bupati dan Gubernur.

Sosialisasi.
Secara prinsip keterwakilan masyarakat sudah diwakili oleh Lurah dan BPD
setempat, namun pada tahap pra-konstruksi tetap perlu dilakukan sosialisasi
rencana pembangunan Fasilitas Bersama Kampus Terpadu dan Prasarana
Pendukung Kawasan kepada masyarakat sekitar lokasi proyek tersebut.

Pemantapan Kerjasama Pemerintah Kab. Sleman dengan Perguruan Tinggi.


Disusun kerangka kerjasama hingga MOU untuk pemanfaatan Fasilitas Bersama
Kampus Terpadu yang akan dibangun. Untuk pembangunan Fasilitas Bersama
Kampus Terpadu ini melibatkan Pemerintah Kabupaten Sleman dengan
perguruan tinggi-perguruan tinggi yang ada pada Kawasan Kampus Terpadu
Depok, antara lain :
- STIE YKPN (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan
Nasional),
- Universitas Pembangunan Nasional (UPN),
- Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY)
- Universitas Proklamasi (Unprok)
- Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNas)

10.1.2 Konstruksi

Pembukaan lahan untuk Fasilitas Bersama.


- Luasan persil lahan untuk Fasilitas Bersama adalah seluas 8000 m2. Kondisi
saat ini berupa sawah dengan irigasi setengah teknis dengan tanaman
musiman (padi atau tebu)
- Teknik pembukaan lahan
Lahan berupa sawah dengan jenis tanah regosol (sandy loam) dengan
topografi datar, akses lahan adalah ke arah timur , yakni menghadap ke jalan
Wahid Hasyim (Seturan).

Persiapan lahan untuk pembangunan dan peningkatan Prasarana Pendukung


Kawasan.
- Persiapan lahan dalam hal ini tersebar pada cakupan Kawasan Kampus
Terpadu Depok seluas 500 ha. Terdiri dari bagian dari ruang
pedestrian/trotoar, jalan dan bantar sungai untuk pembangunan atau
perbaikan drainase, pedestrian, jalan, taman dan talud.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Identifikasi dan Analisis Dampak Lingkungan 10-2

Pembangunan konstruksi Fasilitas Bersama.


- Fasilitas Bersama Kampus Terpadu
Fasilitas Bersama terdiri dari bangunan E-Library (792 m2), bangunan
Student Health Centre (400 m2), dan bangunan Student Sport Centre (2016
m2). Dari ketiga bangunan tersebut hanya Student Health Centre yang
merupakan bangunan bertingkat (2 lantai).
- Pembangunan prasarana mikro/utilitas pada Fasilitas Bersama
Pembangunan gedung Fasilitas Bersama didukung dengan prasarana
pendukung seperti drainase, sumur resapan dan IPAL, sedang persampahan
menggunakan kontainer yang secara periodik diangkut oleh amroll truk.
- Pembangunan fasilitas pendukung
Fasilitas pendukung dibangun secara terpisah dari gedung Fasilitas Bersama,
yakni:
! Ruang parkir dibangun dekat dengan akses keluar kompleks Fasilitas
Bersama
! Taman pada spot-spot area antar gedung Fasilitas Bersama.
! Fasilitas Komersial berupa pujasera, foto-copy dan warung
telekomunikasi.

Konstruksi pembangunan dan perbaikan Prasarana Pendukung Kawasan.


- Peningkatan kualitas dan kapasitas jalan
Jalan-jalan yang ditingkatkan adalah jalan-jalan kelas kolektor sekunder dan
lokal pada KKTD, khususnya penghubung antar kampus.
- Pembangunan prasarana drainase
Pembangunan drainase dilakukan pada jalan-jalan yang ditingkatkan
kapasitas dan kualitasnya, sehingga masuk dalam satu paket pekerjaan.
- Pembangunan atau peningkatan pedestrian
Idem dengan jalan dan drainase.
- Peningkatan prasarana penerangan jalan
Dilakukan pada jalan-jalan penghubung antar kampus pada KKTD
- Peningkatan prasarana lalu-lintas
Dilakukan guna mendukung kinerja lalu-lintas KKTD yang semakin pesat
pertumbuhannya.
- Pembangunan taman
Taman dibangun pada spot area yang paling sibuk pada KKTD yang
bersinggungan dengan jalan Arteri Jalan Solo. Dilakukan guna mengimbangi
pengembangan yang sangat masif, khususnya dengan kegiatan trafik.
- Pembangunan talud sungai
Talud dibangun pada Sungai Tambakbayan yang melintas pada KKTD,
dilakukan untuk meningkatkan daya dukung kawasan.

10.1.3 Pasca Konstruksi

Pengelolaan Fasilitas Bersama.


Fasilitas Bersama dapat dikelola oleh pihak ketiga atau BUMD sesuai
kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan pihak perguruan
tinggi terkait. Pengelolaan meliputi pengelolaan pemanfaatan Fasilitas Bersama
hingga ke pengelolaan properti yang ada, termasuk prasarana dan keamanan.

Pengelolaan dan pemeliharaan Prasarana Pendukung Kawasan.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Identifikasi dan Analisis Dampak Lingkungan 10-3

10.2 Dampak Lingkungan yang Akan Terjadi

10.2.1 Kegiatan yang menjadi sumber dampak terhadap lingkungan hidup

10.2.1.1 Pra Konstruksi

Dampak lingkungan hidup tidak ada, namun kemungkinan timbul keresahan sosial
dari rencana pemindahan PKL dan kemungkinan terhentinya usaha pertanian dari
penyewa tanah kas desa.

10.2.1.2 Konstruksi

Pembangunan konstruksi gedung Fasilitas Bersama


- Pekerjaan penggalian pondasi bangunan
- Pemasangan tiang pancang bangunan

Lalu-lintas kendaraan pengangkut material pembangunan gedung Fasilitas


Bersama dan Prasarana Pendukung Kawasan
- Angkutan ringan berupa kendaraan truk pengangkut material ringan seperti
pasir, batu bata dan sejenisnya.
- Angkutan berat berupa truk besar/tronton pengangkut besi atau kendaraan
pengecoran bangunan.

Pembangunan konstruksi Prasarana Pendukung Kawasan


- Pekerjaan penggalian dan konstruksi pada ruang pedestrian atau badan jalan
untuk pembangunan drainase, peningkatan prasarana jalan dan lalu-lintas
serta prasarana pedestrian.

10.2.1.3 Pasca Konstruksi

Kendaraan bermotor pengunjung Fasilitas Bersama.

Pembuangan limbah cair dan padat


Aktivitas Fasilitas Bersama pada even tertentu akan menampung pengunjung
yang banyak, dari segi layanan prasarana air limbah dapat dikatagorikan dalam
pelayanan limbah non-domestik, demikian juga halnya dengan layanan
persampahan. Khusus untuk limbah medis dari fasilitas Student Health Centre
perlu diwaspadai pengelolaannya.

10.2.2 Jenis dampak lingkungan hidup yang terjadi

10.2.2.1 Pra konstruksi

Dampak sosial
- Dampak sosial pada pedagang kaki lima (PKL) yang menempati bagian
depan persil lahan dari Fasilitas Bersama, yakni keresahan yang timbul dari
kehilangan tempat jualan jika proyek tersebut dilaksanakan.
- Dampak sosial dari petani penyewa tanah kas desa, jika proyek tersebut
dilaksanakan.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Identifikasi dan Analisis Dampak Lingkungan 10-4

10.2.2.2 Konstruksi

Pencemaran udara
Pencemaran yang terjadi berupa emisi gas buang dan terbangan volatil partikel
debu kendaraan dan alat berat dalam pekerjaan konstruksi gedung Fasilitas
Bersama dan pembangunan atau peningkatan Prasarana Pendukung Kawasan.

Polusi suara
Polusi berasal dari pemasangan konstruksi dan kendaraan pengangkut material

Gangguan Lalu-lintas
- Tundaan trafik akibat tambahan perpotongan arus dari kompleks Fasilitas
Bersama
- Penggunaan bagian dari badan jalan untuk pekerjaan pembangunan atau
peningkatan Prasarana Pendukung Kawasan, seperti pembangunan
drainase, jalan, rambu lalu-lintas, pedestrian.

10.2.2.3 Pasca Konstruksi

Pencemaran udara
Oleh kendaraan bermotor pengunjung Fasilitas Bersama.
Dampak lokal sekitar Fasilitas Bersama, jika ada event kegiatan yang membuat
bangkitan lalu-lintas besar.

Gangguan lalu-lintas
Oleh keluar-masuk kendaraan pengunjung Fasilitas Bersama.

Pencemaran air tanah-dangkal


Pencemaran kemungkinan terjadi oleh buangan limbah cair namun hal ini sangat
kecil kemungkinannya, mengingat kegiatan bunag limbah cair relatif kecil.

Pencemaran udara berupa bau oleh pembuangan limbah padat/sampah

Pencemaran lingkungan oleh limbah medis


Berasal dari kegiatan Student Health Centre.

10.2.3 Ukuran yang menyatakan besaran dampak

10.2.3.1 Pra-Konstruksi

Kecil untuk keresahan PKL dan petani penyewa


Berdampak kecil karena PKL yang kemungkinan terkena pemindahan sekitar 8
pedagang. Petani penyewa tanah kas desa juga relatif kecil sekitar 3-5 orang
dengan usia di atas 50 tahun.

10.2.3.2 Konstruksi

Kecil sampai sedang untuk dampak polusi udara.


Kecil karena lingkungan sekitar terdekat adalah sawah.
Sedang karena ceceran material dan debu dari kendaraan material dapat
mencemari radius jalan sekitar - 2 km dari lokasi proyek.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Identifikasi dan Analisis Dampak Lingkungan 10-5

Kecil sampai sedang untuk dampak polusi suara, mengingat jalan yang ada
sudah cukup ramai.

Sedang untuk gangguan lalu-lintas, karena jalan yang ada sempit dengan
lingkungan permukiman cukup padat.

10.2.3.3 Pasca Konstruksi

Kecil untuk dampak polusi udara


Mengingat pemakai fasilitas adalah pemanfaat reguler dari kampus yang ada.

Kecil untuk gangguan lalu-lintas, mengingat tundaan trafik yang terjadi juga relatif
kecil.

Kecil untuk polusi airtanah dangkal


Kemungkinan kecil sekali, karena pemanfaatan fasilitas sanitasi tidak reguler.

Kecil untuk polusi udara (bau)


Polusi udara (bau) oleh buangan limbah padat pada Fasilitas Bersama, kecuali
pada even-even berpengunjung banyak.

Kecil untuk pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah medis


Kecil mengingat kegiatan pada Student Health Centre pada Fasilitas Bersama
lebih ditekankan pada kegiatan konseling, seperti konseling tentang bahaya
narkoba, kesehatan reproduksi dan psikologi.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Identifikasi dan Analisis Dampak Lingkungan 10-6

Tabel 10.2.1 Matriks Dampak Lingkungan

TAHAP SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK


Pra-konstruksi Pemindahan PKL Keresahan sosial PKL Kecil
Pemindahan PKL pada bagian Akan berdampak pada PKL
depan akses dari lokasi sejumlah 8 unit
fasilitas Bersama

Pemutusan sewa tanah kas Keresahan petani penyewa Kecil


desa Yakni, petani penyewa tanah Berdampak pada 3-5 petani
kas desa calon lokasi proyek penggarap
Konstruksi Pengangkutan material Pencemaran udara Kecil sampai sedang
proyek dan pekerjaan oleh debu dan emisi gas buang Kecil karena lingkungan sekitar
konstruksi penggalian dari kendaraan pengangkut terdekat adalah sawah.
material proyek dan pekerjaan Sedang karena ceceran material
konstruksi dan debu dari kendaraan material
dapat mencemari radius jalan
sekitar - 2 km dari lokasi proyek.
Kendaraan pengangkut Kebisingan Kecil sampai sedang
material akibat tambahan beban trafik Mengingat jalan yang ada sudah
dari lalu-lintas kendaraan cukup ramai.
pengangkut material.
Dampak sekitar lokasi Fasilitas
Bersama dan pembangunan
prasarana pendukung
Perpotongan arus dari Gangguan lalu-lintas Sedang
kompleks Fasilitas Bersama Tundaan trafik akibat Karena jalan yang ada sudah padat
serta tumpukan material di tambahan perpotongan arus
badan jalan. dari kompleks Fasilitas
Bersama atau pembangunan
jalan dan drainase
Pasca Bangkitan trafik pengunjung Pencemaran udara Kecil
Konstruksi Fasilitas Bersama oleh kendaraan bermotor Mengingat pemakai fasilitas adalah
pengunjung Fasilitas Bersama pemanfaat reguler dari kampus
yang ada.

Dampak lokal sekitar Fasilitas


Bersama, jika ada event kegiatan
yang membuat bangkitan lalu-lintas
besar.
Idem Gangguan lalu-lintas Sedang
Oleh keluar-masuk Fasilitas Karena jalan yang ada sudah padat
Bersama
Pembuangan limbah cair Pencemaran airtanah dangkal Kecil
pada Fasilitas Bersama Kemungkinan kecil sekali, karena
pemanfaatan fasilitas sanitasi tidak
reguler

Pembuangan limnah padat Pencemaran udara (bau) Kecil


pada Fasilitas Bersama Idem

Limbah medis pada fasilitas Pencemaran lingkungan (air, Kecil


Student Health Centre tanah udara) Student Health Centre lebih ke
layanan konseling

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Identifikasi dan Analisis Dampak Lingkungan 10-7

10.3 Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

10.3.1 Pra Konstruksi

Dampak sosial bagi PKL dan petani penyewa/penggarap


Solusi untuk meredam keresahan PKL dan petani penyewa yang kemungkinan
tergusur adalah dengan :
- Sosialisasi tentang rencana pembangunan Fasilitas Bersama (jangka waktu
pembangunan konstruksi)
- Relokasi PKL yang tergusur ke area Fasilitas Bersama
- Pengganti tanah sewa pada tanah kas desa terdekat, misal area yang
disewakan untuk penanaman tebu.

10.3.2 Konstruksi

Pencemaran udara
1. Pada konstruksi gedung dapat dilakukan dengan meminimalisir terbangan
volatil pertikel debu dengan cara atau teknik penggalian lembab yakni dengan
siraman sprinkle air halus sehingga mencegah terbangan partikel debu
2. Pada konstruksi Prasarana Pendukung Kawasan terbangan volatil partikel
debu diminimalisir dengan mengurangi tumpukan material pada badan jalan,
yakni dilakukan disiplin dalam penumpukkan material secara singkat
(tumpukan material pagi sore bersih).
3. Pencemaran emisi gas dari kendaraan pengangkut relatif sulit dilakukan,
namun peluang yang dapat dilakukan adalah:
a. persyaratan lolos emisi gas buang dari kendaraan pengangkut material
b. membatasi lalu-lintas kendaraan pengangkut material pada jam-jam
orang kerja (09.00 14.00) sehingga masyarakat yang terlintasi lalu-lintas
kendaraan tersebut tidak terpapar terus menerus oleh polusi udara yang
terjadi.

10.3.3 Pasca Konstruksi

Pencemaran udara
Pencemaran oleh kendaraan bermotor dari penghuni Fasilitas Bersama
dilakukan dengan menetralisir emisi yang terjadi dengan tanaman penyerap
emisi gas buang. Yakni, pengembangan bio-program di lingkungan Fasilitas
Bersama berupa penanaman tanaman seperti angsana, tanjung, puring atau
yang lainnya.

Pencemaran air tanah-dangkal oleh buangan limbah.


Jika terjadi pencemaran adalah dilakukan kaporitisasi pada sumber-sumber air
(sumur) pada area pengaruh pencemaran sambil sesegera mungkin
memperbaiki IPAL yang ada.

Pencemaran udara berupa bau oleh pembuangan limbah padat/sampah


- Pengelolaan yang dapat dilakukan adalah dengan memperpendek periode
pengangkutan sampah, misalnya dari 3 hari sekali menjadi 2 atau 1 hari
sekali.
- Menjaga kondisi kontainer sampah agar tidak bocor atau rusak.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Identifikasi dan Analisis Dampak Lingkungan 10-8

Pencematan lingkungan oleh pembuangan limbah medis


Jika ada limbah medis yang kemungkinan mencemari lingkungan maka sebagai
pengelolaan-pencegahan limbah tersebut di kirim ke fasilitas insenerator medis
terdekat, dalam hal ini adalah ke RSU Sardjito sekitar 5 km arah barat dari lokasi
Fasilitas Bersama.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Identifikasi dan Analisis Dampak Lingkungan 10-9

Tabel 10.3.1 Matrik Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Lingkungan

Nama Proyek: Fasilitas Bersama Kampus Terpadu Kabupaten: Sleman


TAHAP DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN UPAYA PENGELOLAAN UPAYA PEMANTAUAN
PENGELOLAAN
JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK LEMBAGA LOKASI FREKUENSI TOLOK UKUR
DAMPAK

Pra- Keresahan sosial PKL Kecil - Sosialisasi BPKKD Akses masuk lokasi 2 3 kali - Kesepakatan relokasi PKL
kontruksi Pemindahan PKL pada Akan berdampak pada rencana pembangunan Bappeda Fasilitas Bersama pertemuan dengan win-win solution
bagian depan akses dari PKL sejumlah 8 unit Fasilitas Bersama Kecamatan
lokasi Fasilitas Bersama - Usulan relokasi Kelurahan
PKL yang tergusur ke
bagian dari Fasilitas
Bersama
- Pengganti tanah idem Lokasi calon Fasilitas idem - Kesepakatan pemindahan
sawah sewa pada Bersama usaha tani ke tanah kas desa
tanah kas desa di terdekat
lokasi terdekat

Konstruksi Pencemaran udara Kecil sampai sedang Teknik penggalian KPDL Sekitar lokasi fasilitas Mingguan - Fisis: volatil partikel debu
oleh debu dan emisi gas Kecil karena lingkungan pengangkutan "basah" Kimpraswil bersama dan 230 ug/m3 per 24 jam
buang dari kendaraan sekitar terdekat adalah dengan sprinkel air Kontraktor prasarana pendukung
pengangkut material proyek sawah. halus
dan pekerjaan konstruksi Sedang karena ceceran 2 x seminggu
material dan debu dari Pengangkutan material idem
Terbangan debu dapat kendaraan material optimum (3/4 kapasitas),
terjadi pada ruas-ruas jalan dapat mencemari radius sehingga tidak tumpah
sekitar proyek, sekitar radius jalan sekitar - 2 km
km dari lokasi proyek.

Kebisingan Kecil sampai sedang Pengaturan waktu KPDL Idem 2 x seminggu - Ambang kebisingan untuk
akibat tambahan beban trafik Mengingat jalan yang kegiatan yang menjadi Kimpraswil lingkungan fasilitas umum
dari lalu-lintas kendaraan ada sudah cukup ramai. sumber dampak pada Kontraktor Leg < 65 db
pengangkut material. jam-jam reguler (09.00
Dampak sekitar lokasi Fas. 14.00)
Bersama dan pembangunan
prasarana pendukung

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Identifikasi dan Analisis Dampak Lingkungan 10-10

Gangguan lalu-lintas Sedang Ruang keluar-masuk Perhubung Idem bulanan - Frekuensi kemacetan lalu-
Tundaan trafik akibat Karena jalan yang ada kompleks Fasilitas an lintas yang terjadi, termasuk
tambahan perpotongan arus sudah padat Bersama dibuat luas/lebar Kimpraswil peningkatan resiko terjadinya
dari kompleks Fasilitas Pengelolaan tumpukan kecelakaan.
Bersama atau pembangunan material rehab
jalan dan drainase jalan/drainase

Pasca Pencemaran udara Kecil Bio-program tanaman Perhubung Fasilitas Bersama 3-4 bulan - Ambang pencemaran udara
Konstruksi oleh kendaraan bermotor Mengingat pemakai penyerap emisi gas buang an dan sekitar sekali berdasar Baku Mutu Emisi Gas dan
pengunjung Fasilitas fasilitas adalah pada lingkungan kompleks KPDL Partikel Buang oleh sumber
Bersama pemanfaat reguler dari Fasilitas Bersama Pengelola bergerak.
Dampak lokal sekitar kampus yang ada.
Fasilitas Bersama, jika ada
event kegiatan yang
membuat bangkitan lalu-
lintas besar.

Gangguan lalu-lintas Kecil Ruang keluar-masuk Perhubung Fasilitas Bersama 3-4 bulan - Frekuensi kemacetan lalu-
Oleh keluar-masuk Fasilitas Tundaan trafik yang kompleks Fasilitas an dan sekitar sekali lintas yang terjadi, termasuk
Bersama terjadi Bersama dibuat luas/lebar Kimpraswil peningkatan resiko terjadinya
kecelakaan

Pencemaran airtanah Kecil Konstruksi IPAL yang Kimpraswil Fasilitas Bersama 3 bulan sekali - Baku Mutu Limbah Cair baik
dangkal Kemungkinan kecil berkualitas KPDL dan sekitarnya pada Fisika, Kimia maupun Mikrobiologi
Oleh pembuangan limbah sekali, karena kapasitas
cair pada Fasilitas Bersama pemanfaatan fasilitas penuh
sanitasi tidak reguler

Pencemaran udara (bau) Limbah padat , Fasilitas TPS sampah Kimpraswil Fasilitas Bersama 3 bulan sekali - Bau yang ditimbulkan
Oleh pembuangan limbah khususnya pada even- berdasar Baku Mutu Udara
padat pada Fasilitas even berpengunjung Ambien, khususnya Amoniak
Bersama banyak (NH3)

Pencemaran lingkungan Kecil Kirim limbah ke Depkes Fasilitas Bersama 6 bulan sekali
oleh limbah medis Fasilitas Stu.Health insenerator medis terdekat KPDL - Baku Mutu Limbah Cair dan
Centre lebih ke Padat baik Fisika, Kimia maupun
konseling Mikrobiologi
* Tolok ukur memakai Keputusan Gubernur DIY No:214/KPTS/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Analisis Kemungkinan Resiko Proyek 11-1

11 ANALISIS KEMUNGKINAN RESIKO PROYEK

11.1 Kemungkinan Resiko Proyek

Resiko-resiko berikut timbul karena terdapatnya faktor-faktor yang dapat


mengganggu pelaksanaan dan penyerahan proyek:

Resiko Persaingan, yaitu terdapatnya daerah lain yang mengembangkan zona


pendidikan dengan fasilitas yang lebih baik

Resiko keterlambatan proyek yang akan berakibat pada hilangnya kesempatan


untuk memasarkan.

Resiko perubahan kebijakan yang berkait dengan pengembangan kawasan


kampus terpadu, akan berdampak pada tidak terlaksananya proyek sesuai
dengan rencana semula.

Resiko kurangnya dukungan kelembagaan yang akan berdampak pada


lemahnya pengelolaan fasilitas bersama dan menurunnya kinerja pengelolaan.

11.2 Rekomendasi untuk Mengatasi Resiko

Resiko persaingan diatasi dengan memastikan bahwa ada keunggulan kualitas,


baik untuk fasilitas bersama maupun prasarana pendukung kawasan. Fasilitas
dengan kualitas tersebut tidak terdapat ditempat yang lain serta mampu bersaing
baik secara regional maupun nasional.

Resiko Keterlambatan Proyek diatasi dengan kemampuan pengelola untuk


mengantisipasi penyesuaian agar keterlambatan bisa diminimalkan.

Resiko perubahan kebijakan diatasi dengan upaya dukungan dokumen-dokumen


yang dapat mengikat secara hukum untuk jangka panjang, sejak dari
perencanaan sampai dengan implementasi proyek.

Resiko kurangnya dukungan kelembagaan diatasi dengan peningkatan struktur


kelembagaan dan kualitas sumberdaya personil Badan Pengelola.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Kesimpulan dan Rekomendasi 12-1

12 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari analisis teknis, keuangan, sosial ekonomi, kelembagaan dan lingkungan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut.

12.1 Kelayakan Teknis

Lokasi pembangunan Fasilitas Bersama merupakan kawasan bebas dari ancaman


banjir, longsor dan bencana alam. Lahan yang ada saat ini secara teknis layak
dipakai untuk pembangunan fasilitas bersama. Untuk mendapatkan daya dukung
tanah sesuai dengan yang diharapkan, lahan perlu dikeringkan dan dipadatkan.
Lokasi proyek sudah dilayani jaringan air bersih dan listrik, sehingga memudahkan
dalam penyambungan pelayanan ke bangunan-bangunan Fasilitas Bersama.

Semua prasarana pendukung kawasan yang akan dikembangkan berada di atas


lahan Daerah Milik Jalan (DAMIJA) sehingga tidak diperlukan pembebasan lahan.
Secara teknis tidak ada permasalahan dalam tahapan pembangunan prasarana
pendukung kawasan.

12.2 Kelayakan Finansial

Biaya investasi pembangunan fasilitas bersama dan prasarana pendukung mencapai


Rp 21,20 miliar, jumlah ini belum termasuk biaya tidak terduga (harga). Dari hasil
analisis keuangan, nilai Financial Internal Rate of Return (FIRR) untuk pembangunan
fasilitas bersama dan prasarana pendukung sebesar 1,88% dengan Net Present
Value (NPV) negatif Rp 11,61 miliar, sehingga dinyatakan tidak layak secara
finansial. Rendahnya FIRR, dibawah hurdle rate 11,5% disebabkan karena
terdapatnya komponen prasarana pendukung kawasan yang tidak menguntungkan
secara finansial tetapi mempunyai manfaat ekonomi yang sangat signifikan.
Disamping itu, penetapan tarif untuk pemanfaatan komponen fasilitas bersama relatif
rendah, mengingat fungsinya sebagai pendukung peningkatan kualitas kawasan
kampus terpadu. Penerimaan yang diperoleh dari seluruh komponen proyek ini
cukup untuk menutup biaya operasional dan operasi dan pemeliharaan, sehingga
dapat menjamin keberlanjutan proyek.

Dengan pertimbangan diatas, proyek pembangunan fasilitas bersama


direkomendasikan sebagai proyek non-cost recovery dengan sumber pembiayaan
investasi diusulkan melalui hibah USDRP.

12.3 Kelayakan Sosial Ekonomi

Dari hasil analisis sosial ekonomi, tampak bahwa manfaat sosial ekonomi
pembangunan fasilitas bersama dan prasarana pendukung kawasan sangat besar,
ditunjukkan dengan tingginya nilai Economic Internal Rate of Return (EIRR) sebesar
276,7% dan Ekonomic Net Present Value (ENPV) sebesar Rp 96,9 Miliar. Manfaat
ini belum termasuk manfaat yang tidak terukur seperti peningkatan kualitas hidup
warga kampus dan masyarakat setempat, terciptanya kelestarian lingkungan
kawasan dan dampak terhadap pengembangan ekonomi Kabupaten Sleman dan
Propinsi DIY.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004
Kesimpulan dan Rekomendasi 12-2

12.4 Dampak Lingkungan

Berdasarkan penilaian dampak lingkungan, proyek pembangunan fasilitas bersama


dan prasarana pendukung kawasan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang
cukup signifikan. Proyek tersebut justru akan mendukung kelestarian lingkungan
kawasan secara keseluruhan.

12.5 Pengembangan Kelembagaan

Operasi dan pemeliharaan Perpustakaan Elektronik, Pusat Pelayanan Kesehatan,


Pusat Kegiatan Mahasiswa, Taman, Kantin dan seluruh komponen prasarana
pendukung kawasan akan diserahkan kepada unit-unit kerja khusus, berupa badan
pengelola. Badan pengelola direncanakan akan terdiri dari Pemerintah Kabupaten
Sleman, Perguruan Tinggi, Pihak lain, baik swasta ataupun masyarakat, yang akan
telibat dalam pengelolaan.Badan Pengelola akan beroperasi setelah Pemerintah
Kabupaten Sleman menyerahkan kewajiban memelihara dan mengelola kepada
Badan Pengelola. Keberlanjutan proyek akan sangat tergantung pada pengelolaan
yang profesional, sehingga pemilihan personil badan pengelola dengan kualifikasi
tinggi menjadi syarat yang harus dipenuhi.

12.6 Rekomendasi

Dengan melihat hasil analisis kelayakan teknis, kelayakan ekonomi, dampak


lingkungan dan pengembangan kelembagaan di atas direkomendasikan bahwa
Proyek Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung Kawasan sangat layak untuk
direalisasikan.

USDRP \ Studi Kelayakan Fasilitas Bersama dan Prasarana Pendukung \ 19 Maret 2004

You might also like