You are on page 1of 4

Pemeriksaan penunjang BELLS PALSY

1. Pemeriksaan Fisis
Kelumpuhan nervus fasialis mudah terlihat hanya dengan pemeriksaan fisik tetapi
yang harus diteliti lebih lanjut adalah apakah ada penyebab lain yang menyebabkan
kelumpuhan nervus fasialis. Pada lesi supranuklear, dimana lokasi lesi di atas
nukleus fasialis di pons, maka lesinya bersifat UMN. Pada kelainan tersebut,
sepertiga atas nervus fasialis normal, sedangkan dua pertiga di bawahnya
mengalami paralisis. Pemeriksaan nervus kranialis yang lain dalam batas normal.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk menegakkan diagnosis
Bells palsy.
3. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi bukan indikasi pada Bells palsy. Pemeriksaan CT-Scan
dilakukan jika dicurigai adanya fraktur atau metastasis neoplasma ke tulang,
stroke, sklerosis multipel dan AIDS pada CNS. Pemeriksaan MRI pada pasien
Bells palsy akan menunjukkan adanya penyangatan (Enhancement) pada nervus
fasialis, atau pada telinga, ganglion genikulatum.

DAFTAR PUSTAKA

Djamil Y, A Basjiruddin. Paralisis Bell. Dalam: Harsono, ed. Kapita selekta


neurologi; Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.2003.
Doengues.1999.rencana asuhan keperawatan pasien,edisi 3;EGC.jakarta
Muttaqin ,arif .2008.buku ajar asuhan keperawatan dengan gangguan system
persarafan.salemba medika:jakarta
http://www.irwanashari.com/2009/04/bells-palsy.html.(DI AKSES TANGGAL
28 -11-2010)

Pemeriksaan penunjang stroke:


1. CT scan
CT scan bermanfaat dalam membedakan stroke perdarahan (PIS/PSA) dengan
stroke tanpa perdarahan (trombosis/emboli). Adanya darah pada perdarahan baru
mengakibatkan terjadinya suatu daerah dengan peningkatan densitas, sebaliknya,
suatu infark mengakibatkan suatu aderah dengan penurunan densitas. Sebagai
tambahan, CT scan mampu membantu menentukan lokasi dan ukuran
abnormalitas, seperti daerah vaskularisasi, superfisial atau dalam, kecil atau luas.
Hingga saat ini,
CT scan kepala merupakan gold standar dalam diagnosis stroke.
2. EKG
Karena pentingnya iskemia dan aritmia jantung, serta penyakit jantung lainnya
sebagai penyebab stroke, maka pemeriksaan EKG harus dilakukan pada semua
pasien stroke akut.
3. Kadar gula darah
Pemeriksaan kadar gula darah sangat diperlukan karena pentingnya diabetes
melitus sebagai salah satu faktor resiko utama stroke. Tingginya kadar gula darah
pada stroke akut berkaitan pula dengan tingginya angka kecacatan dan kematian.
Selain itu, dengan pemeriksaan dapat diketahui adanya hipoglikemia yang
memberikan gambaran klinik menyerupai stroke.
4. Elektrolit serum dan faal ginjal
Pemeriksaan ini perlu dilakukan, terutama berkaitan dengan kemungkinan
pemberian obat osmotrapi pada pasien stroke yang disertai peningkatan tekanan
intrakranial, dan keadaan dehidrasi. Pada keadaan terjadi gangguan fungsi ginjal
pemberian obat osmoterapi (manitol) tidak boleh diberikan / kontraindikasi.
5. Darah lengkap
Pemeriksaan ini diperlukan untuk menentukan keadaan hematologik yang dapat
mempengaruhi stroke iskemik, misalnya anemia, polisitemia vera, dan keganasan.
6. Faal hemostasis
Pemeriksaan jumlah trombosit, PT dan Aptt diperlukan terutama berkaitan dengan
pemakaian obat antikoagulan dan trombolitik
7. X-foto toraks
Pemeriksaan radiologik toraks berguna untuk menilai besar jantung, adanya
kalsifikasi katup jantung, maupun edema paru
8. angiografi serebral
Pemeriksaan ini dapat memberi informasi penting dalam diagnosis kausa dan
lokasi stroke. Secara spesifik, angiografi serebrum dapat mengungkapkan lesi
ulseratif, stenosis, displasia fibromuskular, fistula arteriovena,vaskulitis, dan
pembentukan yrombus di pembuluh besar. Saat ini, angiogafi srebrum dianggap
merupakan. Namun cara yang paling akurat untuk mengidentifikasi dan mengukur
stenosis arteri otak, kegunaan metode ini agak terbatas oleh penyulit yang dapat
hampir terjadi pada 12% pasien. Risiko utama dari pemeriksaan ini adalah
robeknya aorta atau arteria karotis dan embolisasi pembuluh besa ke pembuluh
intrakranium
9. MRI
Diperlukan bila pada angiografi tidak ditemukan PSA. MRI juga berguna untuk
mengidentifikasi adanya arterio venosus malformation (AVM) yang tidak terlihat
oada angiografi.
10. EEG
Pada pasien stroke dengan kejang, perlu dilakuka pemeriksaan EEG karena kejang
pada pasien stroke merupakan kontraindikasi pemberian rTPA.

Sumber:
Bahruddin, Moch, dr. Sp.S. 2013. Neurologi Klinis. UMM Press: Malang Harold,
P. Et al. 2003. Guidelines for the Early Management of Patients With Ischemic
Stroke: A Scientific Statement From the Stroke Council of the American Stroke
Association 2003; 34: 1056-1083 McPhee SJ, Papadakis MA. 2008. Current
medical diagnosis and treatmen. International Edition. USA:McGraw-Hill
Companies.

Pemeriksaan Penunjang Tumor Otak


1. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal
ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak
yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala
tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang
akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan
patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan
proses-proses infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat
memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang. (Nn:2013)

DAFTAR PUSTAKA
Azri, Bram Al. 2013. Askep Tumor Otak, (Online), (http://nersbramalazri.
blogspot.com/2013/01/askep-tumor-otak.html, diakses pada 10 Mei 2013)

You might also like