You are on page 1of 7

6.

Nilai Baru dalam Memilih Pimpinan


Remaja merasa bahwa pemimpin kelompok sebaya mewakili mereka dalam masyarakat,
mereka menginginkan pemimpin yang berkemampuan tinggi yang akan dikagumi dan dihormati
oleh orang lain dan demikian akan menguntungkan mereka. Tetapi pada umumnya, remaja
mengharapkan pemimpinnya mempunyai sifat-sifat tertentu, pemimpin remaja harus
mempunyai kesehatan yang baik sehingga bersemangat dan bergairah untuk melakukan
sesuatu,hal mana menentukan mutu inisiatif. Remaja juga mengharapkan pemimpinnya yang
menarik,rapi, dan prestasi akademis yang baik dan tingkat kematang di atas rata-rata. Faktor
utama yang terpenting lebih bertanggung jawab, lebih ekstrovert, lebih banyak akal, dan lebih
banyak mengambil inisiatif dibandingkan dengan yang bukan pemimpin.

E. PENYESUAIAN SOSIAL DEWASA

1. Mobilitas Sosial Masa Dewasa Dini


Ada dua macam mobilitas yang perannya dalam kehidupan orang muda, yaitu: Mobilitas
Geografis berarti berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Ini lebih sering dilakukan
untuk pekerjaan dari pada sosial. Mobilitas Sosial berarti berpindah dari satu kelompok sosial ke
kelompok sosial lain pada tingkat yang sama, atau secara vertikal, yaitu berpindah ke kelompok
sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Faktor- faktor yang memudahkan dan paling penting
untuk meningkatkan mobilitas sosial bagi orang-orang muda disajikan sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan yang tinggi yang menjadi dasar keberhasilan dalam bisnis atau bidang
profesi, yang akan membuka jalan bagi individu bersangkutan untuk menjalin hubungan dengan
orang-orang yang berstatusnya lebih tinggi.
2. Kawin dengan orang yang berstatusnya lebih tinggi.
3. Hubungan keluarga yang membuat sebagai katrolan dibidang pekerjaan.
4. Peran serta aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat dari golongan atas.
5. Penerima dan penerapan kebiasaan nilai,dan lambang dari suatu kelompok yang berstatus
lebih tinggi.
6. Lulusan perguruan tinggi yang ternama
7. Keanggotaan salah satu atau beberapa perkumpulan ekslusif
2. Bahaya Personal dan Sosial pada Masa Dewasa Dini
Berbagai bahaya yang bersifat personal dan sosial pada masa dewasa dini berasal dari
kegagalan untuk menguasai beberapa atau sebagian besar tugas perkembangan yang penting
pada usia tersebut, yang mengakibatkan seorang individu tampak belum matang dibanding
dengan orang dewasa muda lainnya. Hingga umur 30 tahun, lazimlah apabila pria maupun
wanita kurang matang dalam beberapa aspek perilaku lainnya tampak jelas. Secara bertahap,
lewat prestasi dan harapan baru dari kelompok sosial, sikap ketidak matangan yang menandai
awal periode ini menghilang. Beberapa bahaya terhadap penyesuaian diri dan sosial yang sangat
umum dan sering muncul selama tahun-tahun awal akil balig antara lain bahaya fisik, hambatan
keagamaan, bahaya sosial, bahaya peran seks. Sementara semua orang dewasa tidak perlu
mengalami semua bahaya ini. Kebanyakan bahaya tersebut akan dialami pada suatu ketika
mayoritas dewasa muda.

3. Rintangan Yang Menghambat Penguasan Tugas Perkembangan Masa Dewasa Dini


Hambatan fisik, kesehatan yang buruk atau hambatan fisik yang menghalangi seseorang
mengerjakan apa yang dilakukan oleh orang lain pada usia yang sama dapat menggagalkan
penguasaan tugas-tugas perkembangan untuk sebagian atau secara total.
Pengaruh kelompok teman sebaya yang berkepanjangan, makin lama orang dewasa muda
melanjutkan studi di perguruan tinggi, atau akademi, maka makin panjang periode pengaruh
teman sebaya dan makin lama mereka berperilaku sesuai dengan standar teman kelompok sebaya
itu. Oleh sebab mereka menjadi terbiasa bersikap sebagai remaja, belajar berperilaku sebagai
orang dewasa adalah lebih sulit dari pada biasanya.
Aspirasi yang tidak realitsik, orang dewasa yang sangat berhasil dalam studi, sosialisasi
dan olahraga disekolah, sangat besar kemungkinan mengembangkan konsep yang tidak realistic
tentang kemampuan mereka sebagai akibatnya, mereka berharap mencapai sukses yang sama
dalam dunia orang dewasa. Aspirasi orangtua selama masa remaja sering memperbesar masalah
dalam penyesuaian diri pada masa dewasa.

4. Penyesuaian Sosial Usia Madya


Pola kegiatan sosial dalam masa usia madya sangat dipengaruhi oleh status kelas sosial
seseorang. Mereka yang status sosial ekonominya tinggi akan lebih aktif pada masa usia madya
dibandingkan dengan mereka yang berstatus rendah. Sebagian besar dari mereka tidak termasuk
dalam kelompok sosial manapun, jarang hadir dalam berbagai pertemuan yang diadakan oleh
organisasi yang pernah dimasukin dan hanya mempunyai beberapa teman saja, terutama
tetangganya. Sebagian kontak sosialnya hanya dengan anggota keluarga atau tetangganya.
Packard mengatakan, bahwa mereka sedang memasuki periode isolasi sosial.
Ada kegiatan sosial untuk orang yang berusia madya yang membedakan jenis kelamin
sebagai persyaratan. Pria pada umumnya mempunyai lebih banyak teman dan kerabta dari pada
wanita, namun mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan teman-temannya dari pada pria.
Kebanyakan pria menjadi anggota lebih dari satu organisasi, sedangkan wanita umumnya lebih
banyak mencurahkan tenaga dan waktunya dalam kegiatan dimana dia terdaftar sebagai
anggotanya dibanding pria. Wanita mempunyai lebih banyak kontak sosial dengan anggota
keluarga dan saudaranya dari pada orang luar, sedangkan pria tidaklah demikian.

5. Penilaian tentang Penyesuaian Sosial Usia Madya


Penyesuaian sosial pada setiap tahap usia ditentukan oleh dua faktor: pertama, sejauh
mana seseorang dapat memainkan peran sosial secara tepat sesuai dengan apa yang
diharapkannya. Kedua, seberapa banyak kepuasan yang diperolehnya. Karena ia memainkan
salah satu peran penting dalam mengembangkan tugasnya selama usia madya yaitu untuk
mencapai tanggung jawab sebagai warga negara dan tanggung jawab sosial. Keberhasilan yang
dicapai dalam menguasai tugas perkembangan ditentukan oleh faktor sosial dan fisik. Cacat fisik
atau kesehatan yang buruk dapat menghalangi orang untuk sesungguhnya dapat ia nikmati.
Faktor penting yang menyebabkan orang usia madya mempunyai fungsi sosial yang baik antara
lain:
a. Kesehatan yang baik menyebabkan orang dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
b.Kaitan yang erat denga kegiatan sosial dapat melahirkan motivasi yang perlu untuk ambil
bagian dalam kegiatan sosial
c. Kemahiran dan keterampilan sosial yang diperoleh sebelumnya dapat memperkuat
kepercayaan diri dan dapat mempermudah masalah sosial.
d. Tidak hadir karena ada urusan keluarga dan keuangan tidak cukup, membatasi kemauan dan
kemampuannya untuk berfungsi sebagai kelompok ahli sosial.
e. Status sosial yang sesuai dengan teman sebayanya tentang keinginan kelompok sosial yang
memungkinkan bergabung dengan organisasi masyarakat
f. Kemauan untuk berperan sebagai pengikut dengan ikhlas, walaupun peran kepemimpinan
biasa dipegang oleh orang dewasa.

6. Bahaya Personal dan Sosial Bagi Usia Madya


Bahaya personal dan sosial yang paling besar bagi mereka yang berusia madya timbul
kareana kecenderungan untuk nemerima pendapat umum tentang kebudayaan bahwa usia madya
biasanya gemuk dan mulai botak. Karena kurangnya informasi ilmiah tentang usia madya,
banyak kepercayaan tradisional dari budaya klise tetap dipegang. Selama penyesuaian pribadi
dan penyesuaian sosial dapat menerima kepercayaan tradisional dan budaya yang klise tersebut,
orang tidak semata-mata mengartikan hal tersebut sebagai bahaya saja, beberapa bahaya sosial
dan pribadi dianggap penting sehingga orang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri,
khususnya yang berusia madya.
Ada 6 bahaya personal yang dianggap umum dan serius bagi usia madya dalam
menyesuaikan diri dengan peran dan gaya hidup baru, yaitu:
1. Diterimanya Kepercayaan Tradisional, diterimanya kepercayaan tradisional tentang cirri-ciri
usia madya mempunyai pengaruh yang sangat mendalam terhadap perubahanya usia. Seseorang
yang mengalami menopause sering disebut sebagai masa kritis (cntical period), kepercayaan
seperti ini dapat menambah rasa takut yang tidak menentu, seperti yang dikatakan oleh Parker
bahwa masa tersebut membawa implikasi yang berbahaya, karena menjadikan usia madya
merasa bahwa kesehatannya, kebahagiaannya, dan hidupnya merasahancur dan palingg
berbahaya.
2. Idealisasi Anak Muda, banyak orang usia madya menentang pengelompokan usia dalam pola
perilaku umum, dan kegiatan. Karena mereka menganggap diri mereka masih dapat
melakukannya, dan merasa masih masa dewasa dini.
3. Perubahan Peran, mengubah peran bukanlah maslaah mudah, terutama setelah seseorang telah
memainkan peran tertentu selama periode waktu yang relatif lama. Dan telah belajar
memperoleh kepuasan dari peran tersebut. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa terlalu berhasil
dalam suatu peran nampaknya dapat mengakibatkan kekakuan sehingga proses penyesuaian
terhadap peran lain akan menjadi sulit
4. Perubahan Keinginan dan Minat, bahaya besar dalam penyesuaian diri seseorang pada masa
usia madya timbul karena ia mau tidak mau harus mengubah keinginan dan minatnya sesuai
dengan tingkat ketahanan tubuh dan kemampuan fisik serta memburuknya ringkat kesehatan.
5. Simbol Status, pada umumnya usia madya semakin tua semakin tertarik pada simbol status
yang dianggap sebagai cirri-ciri umum yang dapat membahayakan penyesuaian pribadi dan
sosial, apabila keluarga tidak berusaha untuk mencapai atau memiliki simbol yang diinginkan,
maka terjadilah percekcokan dengan kelurga .
6. Aspirasi Yang Tidak Realistis, orang berusia madya yang mempunyai keinginan yang tidak
realistis tentang apa yang ingin dicapai, akan menghadapi masalah yang serius dalam proses
penyesuaian diri dan sosial, apabila ia kelak menyadari bahwa ia tidak bisa mencapai tujuan
tersebut.

F. Penyesuaian Sosial Lanjut Usia


Pada beberapa waktu di sepanjang kehidupan seseorang terdapat bahaya yang lebih
potensial sehingga proses penyesuaian pribadi dan sosial tidak dapat dilakukan secara baik pada
usia lanjut. Sebagian dari masalah ini disebabkan oleh karena menurunnya kerapuan mental dan
fisik, yang mengakibatkan lansia lebih mudah diserang oleh bahaya potensial dibanding pada
usia sebelumnya.
Terdapat banyak bukti bahwa orang yang melakukan persiapan terhadap perubahan diri
dan sosial selama lansia akan dapat menyesuaikan diri dengan baik dibandingkan mereka yang
tidak melakukan persiapan sama sekali. Dalam persiapan selanjutnya tentang bahaya fisik dan
mental bagi lansia, tampaknya peranan persiapan begitu penting, sehingga tanpa persiapan yang
cukup akan meningkatkan bahaya bagi mereka.

1. Bahaya Fisik
Seluruh bahaya yang bersifat umum terhadap kesehatan fisik pada usia muda hanya
menyerang lansia tetapi prosorsi pengaruhnya terhadap individual lebih besar.
Penyakit dan hambatan fisik lansia biasanya banyak terserang gangguan sirkulasi darah,
gangguan dalam sistem metabolisme, gangguan-gangguan yang melibatkan mental, gangguan
pada persendian, penyakit tumor, sakit jantung, rematik encok , pandangan dan pendengaran
berkurang, tekanan darah tinggi, berjalan gontai, kondisi mental dan syaraf terganggu.
Gangguan gizi cepat atau lambat lansia pada umumnya akan kehilangan sebagian gigi,
bahkan banyak yang hilang semuanya. Bagi mereka yang terpaksa memakai gigi palsu, sering
mengalami kesulitan pengunyahan makanan yang kaya protein, seperti: daging, dan
pengunyahan hanya dipusatkan pada makan yang mengandung karbohidrat tinggi.
Kecelakaan, lansia biasanya lebih mudah terkena kecelakaan dibanding orang yang lebih
muda. Bahkan walaupun kecelakaan tersebut tidak fatal, dapat menyebabkan seseorang lansia
tidak dapoat hidup. Sebagai tambahan terhadap fisik yang nyata, ada juga bahaya yang bersifat
imajiner. Banyak lansia yang menderita penyakit imajiner dan kenyerian yang biasa diderita,
dengan demikian penyakit tersebut sering dibesar-besarkan sampai diluar proporsinya.

2. Bahaya Psikologis
Ada sejumlah tanda-tanda bahaya psikologis pada lansia. Meskipun bisa juga terjadi
pada tingkat usia yang lain. Bahaya psikologis pertama adalah mereka menerima kepercayaan
tradisional dan pendapat klise tentang kebudayaan dari suatu usia. Hal ini dianggap sebagai
bahaya karena pendapat tersebut mendorong lansia untuk merasa tidak enak dan rendah
mutuhnya, karena mereka cenderung kehilangan motivasi untuk mengerjakan tentang apa yang
sesungguhnya maupun mereka kerjakan.
Pengaruh perubahan fisik pada lansia, bahaya psikologis yang kedua bagi lansia adalah
perasaan rendah diri dan tidak enak yang datang bersama dengan perubahana fisik hilangnya
daya tarik dan penampilan seksual yang cepat mungkin mengakibatkan pria dan wanita merasa
ditolak oleh kelompok sosial.
Perubahan dalam pola kehidupan, bahaya psikologis yang ketiga adalah lansia perlu
menetapkan pola hidup yang berbeda dengan keadaan masa lalu dan cocok dengan kondisi
lansia. Depresi yang akan terjadi kerena hilangnya harta milik adalah disebabkan oleh persaaan
kita bahwa sekarang kita harus pergi tanpa barang-barang tertentu yang kita harapkan harga
tersebut dapat dibawa.
Kencenderungan untuk Tidur secara mental, bahaya psikologis yang keempat adalah
kecurigaan atau realisasi bahwa penurunan mental sudah mulai terjadi. Bagi banyak lansia curiga
bahwa mereka dalam beberapa hal pelupa sekali, bahwa mereka menemui kesulitan dalam
belajar fakta dan nama-nama baru, dan mereka merasa tidak dapat bertahan terhadap tekanan
yang berat yang biasa mereka pikul sebelumnya.
Merasa Bersalah kareana menganggur, bahaya psikologis yang kelima adalah perasaan
bersalah karena tidak bekerja, sedangkan orang lain masih bekerja. Banyak lansia dewasa ini
yang dibesarkan dalam masyarakat yang lebih mementingkan kerja, merasa bersalah setelah
tanggung jawab rumah tangganya bekurang. Mereka masih tetap ingin melakukan sesuatu yang
bermanfaat, tetapi mungkin merasa malu karena pekerjaannya tidak sesuai dengan rencana
masyarakat tentang pekerjaan yang disediakan untuk lansia.
Berkurangnya pendapatan, bahaya psikologis yang keenam adalah dari berkurangnya
pendapatan setelah pensiun, banyak lansia yang tidak dapat memanfaatkan waktu luangnya
dengan kegiatan yang produktif, seperti menghadiri kuliah, atau konsen, beradaptasi dalam
berbagai kegiatan masyarakat. Mereka ternyata hanya tergantung pada program televise semata
sebagai sumber hiburan, mereka akan merasa bahwa sebagaian besar programnya sisajikan untuk
anak muda atau orang dewasa.
Pelepasan kegiatan sosial, bahaya psikologi yang ketujuh dan sejauh ini merupakan yang
paling berbahya bagi lansia adalah sukarela, tetapi lebih sering dilakukan secara terpaksa karena
kesehatannya memburuk, sumber keuangan terbatas, atau kondisi lain dimana kontrol bagi lansia
sangat sedikit, mungkin cara terbaik untuk mengenali sifat bahaya ini adalah dengan
menunjukkan pada manfaat yang dimiliki oleh kegiatan sosial dan manfaat dari parisipasinya
dalam kegiatan sosial bagi lansia.

You might also like