You are on page 1of 12

BAB III

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

III.1 Identitas Keluarga


1. Identitas pasien
Nama : Ny. I
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Desa Banyusari , Grabag
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
2. Identitas kepala keluarga
Nama : Tn. P
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Desa Banyusari, Grabag
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : Tamat SD
Pekerjaan : Petani

III.2 Karakteristik Kedatangan Pasien ke Puskesmas

Pasien datang pertama kali pada tanggal 11 Januari 2017. Pasien datang
dengan keluhan demam sejak 3 hari lalu, saat diukur, suhu mencapai 400C. Pasien
mengatakan demamnya muncul mendadak dan terasa sepanjang hari. Selain itu
pasien juga mengeluh badannya lemas, mual, muntah dan nyeri kepala. Pasien
juga mengeluhkan rasa tidak nyaman dan nyeri di daerah ulu hatinya dan pasien
mengatakan muncul bintik kemerahan di lengan, kaki dan punggungnya.
Kemudian pasien disarankan berobat ke puskesmas untuk mendapatkan
penatalaksanaan lebih lanjut. Pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan

20
darah oleh dokter di puskesmas kemudian dilakukan pemeriksaan darah dan
hasilnya ditemukan trombosit yang menurun. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik
dan ditunjang dengan pemeriksaan lab yang didapatkan pasien didiagnosis dengan
demam berdarah dengue. Dokter menyarankan pasien untuk masuk rawat inap di
Puskesmas Grabag.

III.3 Karakteristik Demografis Keluarga


Alamat pasien di Desa Banyusari, Grabag. Daerah tersebut
merupakan daerah perkampungan. Pasien tinggal bersama suami dan dua
orang anak.
Tabel 1. Daftar anggota keluarga serumah

Kedudukan Umur Pendidikan


No. Nama Sex Pekerjaan Ket.
di keluarga (thn) Terakhir
1. Partono KK L 45 Tamat SD Petani Sehat
2. Iyah Istri KK P 36 Tamat SD Ibu rumah Sakit
tangga
3. Prasetya Anak L 20 Tamat SMA - Sehat
Yudha
4. Fatkurisma Anak L 15 SMP Pelajar Sehat
Sumber : data primer hasil wawancara dengan pasien

Gambar 3. Genogram Keluarga

21
Tanggal wawancara : 18 Januari 2017, Responden : Ny. I
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Tinggal serumah
: Meninggal

III.4 Resume Penyakit dan Penatalaksanaan yang Telah Diberikan


1. Anamnesis dengan Ny. I
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Minggu,
18 Januari 2017 pukul 16.00 WIB di rumah pasien.
a. Keluhan utama
Demam tinggi sejak 3 hari sebelum masuk puskesmas
b. Keluhan tambahan
Mual, nyeri kepala, bintik kemerahan di lengan, kaki dan
punggung
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien saat ini telah menyelesaikan pengobatan dan telah keluar
dari perawatan.
d. Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada.
e. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
f. Riwayat Lingkungan
Terdapat tetangga yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien

2.Hasil Pemeriksaan fisik


Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran compos mentis, GCS: E4V5M6

Tanda Vital : T : 120/70 mmHg


N : 88 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 37,6o C
Kulit : Turgor kulit baik
Kepala : Normocephal, rambut hitam,
distribusi merata, tidak mudah
dicabut.

22
Mata : Edema palpebra -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, pupil isokor diameter 3/3 mm, reflek
cahaya +/+, reflek kornea +/+
Telinga : Bentuk normal, simetris, serumen -/-
Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-
Mulut : Faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang, deviasi
(-)
Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran
kelenjar getah bening, tidak ada peningkatan JVP,
kaku kuduk (-)
Dada : Pulmo : I = Normochest, dinding dada simetris
P = Fremitus taktil kanan = kiri, ekspansi
dinding dada simetris
P = Sonor di kedua lapang paru
A= Vesikuler (+/+), ronkhi basah (-/-),
wheezing (-/-)
Cor : I = Tidak tampak ictus cordis
P = Iktus cordis tidak teraba
P = Batas atas ICS III linea parasternal
sinistra
Batas kiri ICS VI linea midklavicula
sinistra
Batas kanan ICS IV linea stemalis
dextra
A= BJ I dan II reguler, Gallop -/-, Murmur
-/-
Abdomen : I = Supel
P = Dinding perut supel, turgor kulit baik
Hepar dan Lien tidak teraba
membesar, nyeri tekan epigastrium (-)
P = Timpani seluruh lapang abdomen
Nyeri Ketok CVA -/-
A = Bising usus (+) 3x/menit
Ekstremitas : Edema (-), sianosis (-), atrofi otot (-), capillary
refill <2detik, akral hangat pada kedua ekstremitas
atas dan kedua ekstremitas bawah

3. Hasil Pemeriksaan Penunjang

23
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 17 12.5-15.5 g/dl
Lekosit 4.3 4 - 10 Ribu
Eritrosit 6.22 3.8-5.4 Juta
Hematokrit 50.4 35 - 47 %

Trombosit 85 150-400 Ribu


MCV 81 82 - 98 Mikro m3
MCH 27.3 >=27 Pg
MCHC 33.7 32-36 g/dl
RDW 11.7 10-16 %
MPV 8.8 7-11 Mikro m3
Limfosit 3.2 1.0-4.5 10^3/mikroL
Monosit 1.1 0-0.8 10^3/mikroL
Eosinofil 0.1 0-0.6 10^3/mikroL
Basofil 0.0 0-0.2 %
Neutrofil 4.9 1.8-8.0 %
Limfosit% 34.7 25-40 %
Monosit % 5.4 2-8 %
Eosinofil % 3.2 2-4 %
Basofil % 0.2 0-1 %
Neutrofil % 52.9 50-70 %
PCT 0.182 0.2-0.5 %

PDW 13.1 10-18 %

4. Diagnosis Kerja
Demam Berdarah Dengue
Dispepsia

5. Rencana Penatalaksanaan
a. Terapi medikamentosa
Infus RL 20 tpm
Neurobion 1x1 tab

24
Paracetamol 500 mg 2x1
Ranitidine 150 mg 2x1
b. Edukasi
1. Menggunakan lotion anti
nyamuk pada setiap kegiatan.
2. Perhatikan kebersihan di
rumah, terutama tempat penampungan air atau tumpukan benda
yang dapat menjadi sarang nyamuk
3. Selalu menjaga daya tahan
tubuh dengan makan gizi seimbang dan pola hidup sehat
Hasil Penatalaksanaan Medis
Pemeriksaan dilakukan saat kunjungan ke puskesmas pada tanggal
11 Januari 2017, pasien mengeluh demam, nyeri kepala, mual,
muntah dan badan terasa lemas serta rasa tidak nyaman di ulu hati.
Faktor pendukung : Keinginan pasien untuk sembuh dan
dukungan keluarga untuk menjaga kebersihan, hidup sehat, dan
istirahat cukup.
Faktor penghambat : Rumah yang memiliki risiko tinggi
penularan
Indikator keberhasilan: pengetahuan keluarga meningkat,
kesadaran untuk mencegah penularan meningkat, dan menjaga
kebersihan tempat penampungan air.

III.5 Bentuk dan Siklus Keluarga


Bentuk keluarga ini ialah keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri
dari suami, istri (pasien) dan dua orang anak kandung. Keluarga ini berada
dalam 1 siklus keluarga, yaitu tahap keluarga dengan anak usia sekolah.

III.6 Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga


a. Fungsi Biologis dan Reproduksi
Dari hasil wawancara didapatkan informasi bahwa saat ini semua
anggota keluarga kecuali pasien dalam keadaan sehat. Tidak ada riwayat
penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, stroke, dan sakit jantung
pada anggota keluarga. Selama 2 bulan terakhir anggota keluarga dan
pasien tidak mengalami penyakit menular seperti cacar air, campak,
influenza, dan diare.
b. Fungsi Keluarga

25
Pasien tinggal bersama suami dan seorang anaknya. Hubungan
antara anggota keluarga baik. Di dalam keluarga ini jika terdapat suatu
masalah baik masalah eksternal dan internal yang berperan sebagai
pembuat keputusan akhir adalah kepala keluarga sedangkan proses
pengambilan keputusan suatu masalah dilakukan oleh kepala keluarga
beserta isteri. Jika ada masalah yang berhubungan dengan keluarga
diselesaikan secara musyawarah antara kepala keluarga, isteri, dan anak.
Setiap hari terdapat waktu luang yang digunakan untuk berkumpul
dengan anggota keluarga, makan bersama, menonton TV, sholat
berjamaah, dan saling bercerita. Acara kumpul keluarga dilakukan setiap
hari setelah selesai sholat isya.
c. Fungsi Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan sampai tamat SD dan tidak
meneruskan pendidikannya dikarenakan faktor biaya.
d. Fungsi Sosial dan Budaya
Pasien tinggal di kawasan pedesaan dan kedudukan keluarga di
tengah lingkungan sosial adalah warga biasa. Suami pasien bekerja
sebagai petani, sedangkan pasien merupakan seorang ibu rumah tangga.
Pergaulan umumnya berasal dari kalangan menengah ke bawah. Tidak
ada kepercayaan terhadap mitos atau hal-hal lain yang berhubungan
dengan kesehatan.
e. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Sumber penghasilan dalam keluarga berasal dari suami pasien
yang bekerja sebagai pedagang, penghasilan setiap bulan Rp
1.520.000,-. Penghasilan tersebut digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan primer, sekunder, dan tersier keluarga. Pengaturan
penggunaan dana untuk pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan oleh
pasien.
f. Fungsi Religius
Seluruh anggota keluarga beragama islam dan rutin melakukan
ibadah di rumah. Tidak ada ruangan khusus untuk ibadah di rumah,
beribadah biasa dilakukan di kamar masing-masing atau ruang keluarga.
Seminggu sekali mengikuti kegiatan pengajian.

III.7 Pola Konsumsi Makan Pasien dan Keluarga


Frekuensi makan pasien dan keluarga teratur setiap hari 3 kali.
Makanan diolah sendiri oleh pasien dengan makanan yang bervariasi

26
setiap hari. Variasi makanan yang dikonsumsi keluarga antara lain: nasi,
lauk (tahu, tempe, ayam, telur, ikan, daging), sayur (bayam, sayur
kangkung, sayur sop, dll).

III.8 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan


a. Faktor Perilaku Keluarga
Dalam beraktivitas sehari-hari pasien lebih sering di rumah.
Pasien jarang melakukan olahraga. Setiap hari pasien mengkonsumsi
makanan yang diolah sendiri sebanyak 3 kali/hari, namun sering makan
dan minuman manis. Diantara waktu makan tersebut pasien sering
menyelingi dengan makan gorengan, dan teh manis. Pasien tidak
merokok.
Keluarga yang tinggal serumah mengkonsumsi makanan yang
dimasak dirumah dan menyukai makanan dan minuman manis, anggota
keluarga tidak ada yang merokok dan jarang berolahraga.
Jika ada anggota keluarga yang sakit, pasien dan keluarga
langsung berobat ke bidan, dokter di klinik, dan Puskesmas. Pasien dan
keluarga sudah menjadi peserta BPJS. Pasien aktif dalam ikut serta
kegiatan aktivitas sosial maupun pertemuan RT.

b. Faktor Non-Perilaku
Terdapat fasilitas pelayanan kesehatan yang sering didatangi oleh
pasien yaitu bidan desa yang berjarak 200 meter dapat ditempuh
dengan berjalan kaki dan Puskesmas yang berjarak 2 kilometer dapat
ditempuh dengan angkutan umum. Pembiayaan pengobatan pasien
maupun keluarga dengan menjadi peserta BPJS.

III.9 Identifikasi Lingkungan Rumah


a. Gambaran Lingkungan
Rumah pasien terletak di pemukiman penduduk yang tidak terlalu
padat dan termasuk pemukiman biasa, dengan ukuran tipe 21 dengan luas
72 m2. Secara umum rumah terdiri atas 1 ruang tamu dengan ruang
keluarga (ukuran 3x4 m2), 2 ruang tidur (ukuran 3x2 m2), ruang makan
(ukuran 4x3 m2), 1 kamar mandi (ukuran 2x2 m2) dengan WC berbentuk
leher angsa, dengan alas lantai plester semen. Atap rumah dari genteng,
dinding dari tembok, lantai sebagian dari keramik.

27
Perbandingan luas lantai dan jendela di ruang tamu dengan ruang
keluarga >25%, ruang tidur 25%, dan ruang makan >25%. Lubang
ventilasi di ruang tamu dengan ruang keluarga berukuran 2,5x1,2 m2 dan
lubang ventilasi terdapat kasa nyamuk, di ruang makan 2x1 m2 dengan
letak di satu sisi, dan terdapat lubang ventilasi di ruang tidur. Penerangan
di dalam rumah cukup terang. Ruangan tidak terasa lembab karena kesan
ventilasi di dalam rumah dalam keadaan terbuka. Kebersihan di dalam
rumah bersih, dan tata letak barang-barang di dalam rumah cukup rapi.
Sumber air minum, cuci, dan masak dari PAM. Jumlah kamar
mandi ada 1, dengan ukuran 2x2 m2, dengan bentuk jamban leher angsa.
Jarak septik tank dengan sumber air minum > 10 m2. Limbah rumah
tangga dialirkan ke septic tank, serta ada tempat sampah di luar rumah.
Rumah pasien dikelilingi dengan pepohonan dan ada kandang
ayam didekat rumahnya. Di sekeliling rumah pasien juga banyak
rerumputan dan tanah. Jika hujan, akan terdapat genangan air yang banyak
mengenang di sekitar rumah pasien sehingga bisa menjadi sarang nyamuk.
Kebersihan di luar rumah bersih, sampah di sekitar lingkungan rumah
pasien selalu dibersihkan setiap hari.

b. Denah Rumah

Gambar
4. Denah
Rumah

Keterangan

1. Ruang tamu

2. Kamar pasien

3. Kamar orangtua

28
4. Ruang makan dan dapur

5. Jamban

III.10 Diagnosis Fungsi-Fungsi Keluarga


1. Fungsi Biologis
Pasien menderita Demam Berdarah Dengue yang terdiagnosis sejak
1 minggu lalu.
2. Fungsi Psikologis
a. Menurut Hamilton Depression Scale, tidak ditemukan keadaan
depresi.
b. Hubungan dengan anggota keluarga baik.
c. Hubungan dengan tetangga baik.
3. Fungsi sosial dan budaya
Dapat bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dengan baik,
selalu mengikuti acara kerja bakti dan pengajian yang dilakukan sebulan
sekali. Pasien sudah dapat melakukan aktivitasnya kembali.
4. Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Perekonomian keluarga cukup sehingga kebutuhan dapat terpenuhi.
5. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi
a. Masalah pribadi dibicarakan dengan kepala keluarga.
b. Masalah yang berhubungan dengan keluarga diselesaikan dengan
musyawarah.
6. Faktor perilaku
a. Pasien saat bekerja tidak menggunakan lotion anti nyamuk.
b. Rutin membersihkan penampungan air seperti bak dan ember
c. Pasien tidak pernah mengobati penyakitnya sendiri dengan obat-
obatan warung.
d. Pasien mau memeriksakan diri ke puskesmas.
7. Faktor nonperilaku
Sarana pelayanan kesehatan terjangkau dari rumah

III.11 Risiko, Permasalahan, dan Rencana Pembinaan Kesehatan Keluarga


Tabel 2. Masalah kesehatan dan rencana pembinaan
Risiko dan
No. Masalah Rencana pembinaan Sasaran
Kesehatan
1. Demam berdarah Edukasi mengenai demam Keluarga
dengue berdarah, penyebab
terjadinya, faktor resiko, dan
bagaimana mencegahnya.

29
III.12. Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Tabel 3. Pembinaan dan hasil kegiatan

Keluarga Hasil
Tanggal Kegiatan yang dilakukan
yang terlibat kegiatan
20 Januari 2017 Penyuluhan tentang penyakit Pasien dan Pengetahuan
Demam berdarah dengua, keluarga tentang
penyebabnya, faktor penyakit
resikonya, dan bagaimana DBD
mencegahnya. meningkat
22 Januari 2017 Monitoring hasil penyuluhan Pasien dan Penyuluhan
keluarga berhasil

III.13 Kesimpulan Pembinaan Keluarga


1. Tingkat pemahaman
Pemahaman terhadap edukasi dan penyuluhan yang dilakukan cukup
baik.
2. Faktor pendukung
(1) Keluarga mampu memahami dan menangkap penjelasan yang
diberikan dengan baik.
(2) Kesadaran keluarga pasien untuk mendukung kesembuhan
penderita sangat baik, sehingga keluarga sangat kooperatif untuk
mengubah perilaku yang tidak baik bagi kesehatan
(3) Makan dengan menu bervariasi dan gizi seimbang.
(4) Keluarga mau memeriksakan diri di puskesmas
3. Faktor penyulit : tidak ada
4. Indikator keberhasilan
(1) Pengetahuan tentang DBD meningkat sehingga dapat membantu
kesembuhan penderita.
(2) Kesadaran berobat ke puskesmas dan minum obat.
(3) Kesadaran tentang pentingnya pencegahan DBD meningkat

III.14. Diagnosis Holistik


1. Aspek Keluhan Utama
- Alasan kedatangan:
Pasien datang berobat ke puskesmas karena keluhan demam tinggi
sudah 3 hari tanpa terjadi penurunan suhu
- Harapan :
Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dari keluhannya dan tidak
bertambah buruk
- Kekhawatiran:

30
Pasien khawatir akan kesehatannya dirinya jika keluhannya itu dapat
bertambah parah atau kambuh kembali.
2. Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang disimpulkan sebagai berikut:
- Diagnosis kerja : Demam Berdarah Dengue dan Dispepsia
3. Aspek internal
- Genetik :
Tidak ada faktor genetik dalam keluhan yang dialami oleh pasien
- Pola Makan:
Pola makan pasien yang sudah memenuhi pola gizi seimbang
- Kebiasaan :
Pasien memiliki kebiasaan kerja tanpa menggunakan lotion anti nyamuk

- Spiritual:
Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah ketentuan dari
Allah SWT dan menerimanya. Pasien juga terus berdoa agar selalu di
beri kesehatan
4. Aspek Eksternal
Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah
adanya dukungan dari keluarga untuk mengupayakan agar pasien
menjaga kebersihan lingkungan rumah agar penyakit DBD tidak
kambuh kembali.
5. Derajat Fungsional
Menurut skala pasien termasuk derajat 1 dimana pasien dapat secara
mandiri melakukan perawatan diri dan melakukan seluruh aktivitasnya
tanpa dibatasi masalah.

31

You might also like