You are on page 1of 13

BAB III

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

III.1 Identitas Keluarga


1. Identitas pasien
Nama : Ny. A
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Desa Borobudur, Dusun Bumisegoro
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

2. Identitas kepala keluarga


Nama : Tn. S
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Desa Borobudur, Dusun Bumisegoro
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Pedagang

III.2 Karakteristik Kedatangan Pasien ke Puskesmas


Pasien datang ke Puskesmas Borobudur dengan keluhan demam
sejak 7 hari yang lalu. Demam tinggi timbul mendadak dirasakan naik
turun, naik terutama malam hari. Keluhan demam disertai dengan keringat
dingin, menggigil, badan terasa lemas, pegal-pegal, sakit kepala, nyeri
dibelakang mata, nyeri otot dan sendi, nyeri perut disemua lapang perut,
mual disertai muntah 2x hari ini +- setengah gelas aqua berisi cairan dan
makanan. nafsu makan berkurang. Keluhan bintik-bintik merah dikulit
disangkal, mimisan disangkal, gusi berdarah saat sikat gigi 2x (+) 1hari
SMRS saat sikat gigi biasanya tidak berdarah . BAK normal dan BAB
berdarah (-).
Pasien sudah minum obat parasetamol, namun demam hanya turun
sebentar dan demam naik kembali. Riwayat anggota keluarga di rumah
dan tetangga dekat rumah yang mengalami sakit yang sama tidak ada.
Riwayat bepergian ke luar kota atau ke daerah endemis malaria disangkal.

III.3 Karakteristik Demografis Keluarga


Alamat pasien di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur. Daerah
tersebut merupakan daerah perkampungan. Pasien tinggal bersama suami
dan dua orang anak.

Tabel 3.1. Daftar anggota keluarga serumah

Kedudukan Umur Pendidikan


No. Nama Sex Pekerjaan Ket.
di keluarga (thn) Terakhir
1. Suparyo KK L 45 Tamat SMA Pedagang Sehat
2. Ayu Istri KK P 35 Tamat SMP Ibu rumah Sakit
tangga
3. Rendi Anak L 17 SMK Pelajar Sehat
4. Dicky Anak L 14 SMP Pelajar Sehat
Sumber : data primer hasil wawancara dengan pasien

21
Menikah
2000
Gambar 3.I Genogram

Tanggal wawancara : 24 April 2017, Hasil wawancara dengan Ny. A


Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Tinggal serumah
: Meninggal

III.4 Resume Penyakit dan Penatalaksanaan yang Telah Diberikan


1. Anamnesis dengan Ny. A
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Senin, 24
April 2017 pukul 14.30 WIB di rumah pasien.
a. Keluhan utama
Demam sejak 7 hari sebelum masuk puskesmas
b. Keluhan tambahan
Tidak Ada
c. Riwayat penyakit sekarang
Keringat dingin, menggigil, badan terasa lemas, pegal-pegal, sakit
kepala, nyeri dibelakang mata, nyeri otot dan sendi, nyeri perut,
mual, muntah (+), nafsu makan berkurang, gusi berdarah (+) saat
sikat gigi,.
d. Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada

2.Hasil Pemeriksaan fisik


STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (GCS 15)

22
Tanda vital
o Tekanan Darah : 110/ 80 mmHg
o Nadi : 96 x/menit
o Suhu : 36,4oC
o Pernapasan : 18 x/menit
BB : 50 kg TB : 160 cm IMT : 19,53 kg/m2
Status gizi : Kesan gizi cukup
Kulit : Sawo matang, ikterik (-)
Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata
Mata : Pupil bulat isokor +/+, cnjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Normotia, gangguan pendengaran -/-, bentuk telinga simetris
kanan dan kiri
Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-,darah -/-
Mulut : Bibir lembab, faring tidak hiperemis, gusi tampak hiperemis
Leher : Simetris, deviasi trakea (-), tidak teraba pembesaran KGB, JVP
tidak meningkat
Thoraks:
Paru : I = Normochest,retraksi -/-, sela iga tidak melebar
P = Fremitus taktil dan fremitus vokal kanan sama dengan kiri
P = Sonor pada seluruh lapang paru
A = Suara nafas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung : I = Iktus cordis tidak tampak
P = Iktus cordis teraba pada ICS V linea midclavicula sinistra,
tidak kuat angkat
P = Batas kanan jantung ICS IV linea parasternal dextra
Batas kiri jantung ICS V linea midclavicularis sinistra
Pinggang jantung ICS III linea midclavicularis sinistra
A = BJ I dan II reguler, murmur -/-, gallop -/-
Abdomen : I = Normal datar, asites (-), sikatrik (-)
A = Bising usus (+) normal
P = Supel, massa (-), NT (+) di 9 regio, hepar dan lien tidak teraba
P = Timpani pada seluruh lapang abdomen
Ekstremitas: Akral hangat +/+, edema -/-, CRT < 2, sianosis (-)
Rumple Leed (+)
3. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tabel 3.2 Hasil Laboratorium 24 April 2017

PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN


RUJUKAN

Hemoglobin 12.8 12.00-16.00 g/dl

23
Leukosit 4,3 4.8-10.8 ribu/ul

Eritrosit 4.4 4.3 6.0 juta/ul

Hematokrit 39 3747 vol %

Trombosit 40 150-400 ribu/ul

MCV 75 8096 fl

MCH 25 2732 pg

MCHC 34 32-36 g/dl

4. Diagnosis Kerja
Demam Berdarah Dengue Grade II

5. Diagnosis Banding
- Infeksi Virus
- Demam Tifoid
- Idiopatik Trombositopenia Purpura

6. Rencana Penatalaksanaan
Non- Farmakologi :
Tirah baring
Perbanyak minum
Diet kalori : 1500 kalori/hari
Observasi tanda vital dan tanda-tanda perdarahan spontan
Farmakologi:
IVFD RL 20 tpm
Injeksi Ranitidin/ 12 jam
Ciprofloxacin 500mg/12 jam
Sanmol 500mg/ 8 jam
Domperidon 10 mg 2x1 tab

Edukasi
1. Menggunakan lotion anti
nyamuk pada setiap kegiatan.
2. Perhatikan kebersihan di
rumah, terutama tempat penampungan air atau tumpukan benda
yang dapat menjadi sarang nyamuk

24
3. Selalu menjaga daya tahan
tubuh dengan makan gizi seimbang dan pola hidup sehat
4. Menggunakan kelambu pada
tempat tidur
5. Rutin melaksanakan kegiatan
3M

Hasil Penatalaksanaan Medis


Pemeriksaan dilakukan saat kunjungan pada tanggal 28 April 2017
di kediaman pasien, kondisi pasien tampak dalam batas normal,
namun pasien mengatakan masih merasa lemas
Faktor pendukung : Peran keluarga untuk memantau pasien
untuk meminum obat, menjaga kebersihan, hidup sehat, dan
istirahat cukup.
Faktor penghambat : Rumah pasien yang memiliki risiko
penularan, kurangnya pemahaman mengenai pencegahan penyakit
DBD
Indikator keberhasilan: pengetahuan keluarga meningkat,
kesadaran untuk mencegah penularan meningkat, dan pelaksanaan
program 3M meningkat

III.5 Bentuk dan Siklus Keluarga


Bentuk keluarga ini ialah keluarga extended, yaitu keluarga yang
terdiri dari suami, istri (pasien), dua orang anak kandung, dan ibu dari KK.
Keluarga ini berada dalam siklus keluarga, yaitu tahap V keluarga dengan
anak remaja (anak tertua usia 13-20 tahun).

III.6 Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga


a. Fungsi Biologis dan Reproduksi
Dari hasil wawancara didapatkan informasi bahwa saat ini semua
anggota keluarga kecuali pasien dalam keadaan sehat. Tidak ada riwayat
penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, stroke, dan sakit jantung
pada anggota keluarga. Selama 2 bulan terakhir anggota keluarga dan
pasien tidak mengalami penyakit menular seperti cacar air, campak,
influenza, dan diare.
b. Fungsi Keluarga
Pasien tinggal bersama suami, dua orang anak kandung, dan ibu
dari suami pasie. Hubungan antara anggota keluarga baik. Di dalam

25
keluarga ini jika terdapat suatu masalah baik masalah eksternal dan
internal yang berperan sebagai pembuat keputusan akhir adalah kepala
keluarga sedangkan proses pengambilan keputusan suatu masalah
dilakukan oleh kepala keluarga beserta isteri. Jika ada masalah yang
berhubungan dengan keluarga diselesaikan secara musyawarah antara
kepala keluarga, isteri, anak, dan ibu dari KK. Setiap hari terdapat waktu
luang yang digunakan untuk berkumpul dengan anggota keluarga,
makan bersama, menonton TV, sholat berjamaah, dan saling bercerita.
Acara kumpul keluarga dilakukan setiap hari setelah selesai sholat isya.
c. Fungsi Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan sampai tamat SMP dan tidak
meneruskan pendidikannya dikarenakan faktor biaya.
d. Fungsi Sosial dan Budaya
Pasien tinggal di kawasan pedesaan dan kedudukan keluarga di
tengah lingkungan sosial adalah warga biasa. Suami pasien bekerja
sebagai pedagang, sedangkan pasien merupakan seorang ibu rumah
tangga. Pergaulan umumnya berasal dari kalangan menengah ke bawah.
Tidak ada kepercayaan terhadap mitos atau hal-hal lain yang
berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Sumber penghasilan dalam keluarga berasal dari suami pasien
yang bekerja sebagai pedagang, penghasilan setiap bulan Rp
1.750.000,-. Penghasilan tersebut digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan primer, sekunder, dan tersier keluarga. Pengaturan
penggunaan dana untuk pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan oleh
pasien.
f. Fungsi Religius
Seluruh anggota keluarga beragama islam dan rutin melakukan
ibadah di rumah. Tidak ada ruangan khusus untuk ibadah di rumah,
beribadah biasa dilakukan di kamar masing-masing atau ruang keluarga.
Seminggu sekali mengikuti kegiatan pengajian.

III.7 Pola Konsumsi Makan Pasien dan Keluarga


Frekuensi makan pasien dan keluarga teratur setiap hari 3 kali.
Makanan diolah sendiri oleh pasien dengan makanan yang bervariasi
setiap hari. Variasi makanan yang dikonsumsi keluarga antara lain: nasi,

26
lauk (tahu, tempe, ayam, telur, ikan, daging), sayur (bayam, sayur
kangkung, sayur sop, dll).

III.8 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan


a. Faktor Perilaku Keluarga
Dalam beraktivitas sehari-hari pasien lebih sering di rumah.
Pasien jarang melakukan olahraga. Setiap hari pasien mengkonsumsi
makanan yang diolah sendiri sebanyak 3 kali/hari, namun sering makan
dan minuman manis. Diantara waktu makan tersebut pasien sering
menyelingi dengan makan gorengan, kadang buah-buahan dan teh
manis. Pasien tidak merokok.
Keluarga yang tinggal serumah mengkonsumsi makanan yang
dimasak dirumah dan menyukai makanan dan minuman manis, anggota
keluarga tidak ada yang merokok dan jarang berolahraga.
Jika ada anggota keluarga yang sakit, pasien dan keluarga
langsung berobat ke bidan, dokter di klinik, dan Puskesmas. Pasien dan
keluarga sudah menjadi peserta BPJS. Pasien aktif dalam ikut serta
kegiatan aktivitas sosial maupun pertemuan RT.

b. Faktor Non-Perilaku
Terdapat fasilitas pelayanan kesehatan yang sering didatangi oleh
pasien yaitu bidan desa yang berjarak 100 meter dapat ditempuh
dengan berjalan kaki dan Puskesmas yang berjarak 1,2 kilometer dapat
ditempuh dengan angkutan umum. Pembiayaan pengobatan pasien
maupun keluarga dengan menjadi peserta BPJS.

III.9 Identifikasi Lingkungan Rumah


a. Gambaran Lingkungan
Rumah penderita berada di Desa Borobudur, Dusun Bumisegoro,
Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dengan
ukuran luas tanah 50 m2, bentuk bangunan 1 lantai. Secara umum
gambaran rumah terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga,
1 ruang makan dan dapur, dan 1 jamban di bagian samping rumah. Pasien
beserta keluarga tinggal di dalam rumah dengan sebagian lantai dari semen
dan sebagian keramik, sedangkan dinding rumah sebagian terbuat dari bata
permanen dan di plester. Kebersihan rumah cukup baik. Kebersihan dapur
kurang baik, penyaluran asap keluar di dapur dapat berjalan namun kurang

27
lancar. Sumber air dari air sumur dan dimasak hingga mendidih sebelum
dikonsumsi. Sumber air (sumur) dengan septic tank berjarak > 10 meter.
Rumah tidak memilikin saluran pembuangan air limbah khusus. Kebiasaan
buang air besar dengan menggunakan jamban leher angsa yang memiliki
septic tank.

Gambar 3.2 Denah Rumah

III.10 Diagnosis Fungsi-Fungsi Keluarga


1. Fungsi Biologis
Pasien menderita Demam Berdarah Dengue
2. Fungsi Psikologis
a. Menurut Hamilton Depression Scale, tidak ditemukan keadaan
depresi.
b. Hubungan dengan anggota keluarga baik.
c. Hubungan dengan tetangga baik.
3. Fungsi sosial dan budaya
Dapat bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dengan baik,
selalu mengikuti acara kerja bakti dan pengajian yang dilakukan sebulan
sekali. Pasien sudah dapat melakukan aktivitasnya kembali.
4. Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Perekonomian keluarga cukup sehingga kebutuhan dapat terpenuhi.
5. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi
a. Masalah pribadi dibicarakan dengan kepala keluarga.
b. Masalah yang berhubungan dengan keluarga diselesaikan dengan
musyawarah.

6. Faktor perilaku
a. Pasien saat beraktivitas dan sebelum tidur tidak menggunakan lotion
anti nyamuk.
b. Pasien lebih sering mengobati penyakitnya sendiri dengan obat-
obatan warung

28
c. Pasien mau memeriksakan diri ke puskesmas.
d. Pasien tidak pernah melakukan program kegiatan 3M
7. Faktor nonperilaku
Sarana pelayanan kesehatan terjangkau dari rumah

III. 11 Sumber Daya Keluarga (FAMILY SCREEM)

Tabel3.3FamilyScreem
Sumber Patologis
Suami dan pasien, memiliki
SOCIAL waktu untuk berkumpul Tidak ada
bersama
Pasien melakukan kegiatan di
lingkungan tempat tinggalnya
CULTURAL Tidak ada
sesuai dengan kebudayaan
Jawa yang berlaku.
Pasien dan keluarga
beragama Islam dan selalu
RELIGIOUS Tidak ada
menjalankan ibadah dengan
taat dan ikhlas.
Suami pasien bekerja sebagai
Pedagang, sementara pasien
tidak bekerja. Dalam Pasien tidak bekerja
keluarga suami pasien adalah sehingga pasien tidak
ECONOMIC
tulang punggung keluarga memiliki pendapatan
yang membiayai kehidupan sendiri.
pasien.

Pasien menempuh
EDUCATION pendidikan sampai SMP dan Tidak ada
suami pasien sampai SMA
Jarak dari tempat tinggal ke
Puskesmas cukup dekat. Jika
MEDICAL Tidak ada
sakit pasien memiliki kartu
BPJS untuk berobat

III.12 Risiko, Permasalahan, dan Rencana Pembinaan Kesehatan Keluarga


Tabel 3.4. Masalah kesehatan dan rencana pembinaan

29
Risiko dan
No. Masalah Rencana pembinaan Sasaran
Kesehatan
1. Demam berdarah Edukasi mengenai demam Keluarga
dengue berdarah, penyebab
terjadinya, faktor resiko, dan
bagaimana mencegahnya.

III.13 Pembinaan dan Hasil Kegiatan


Tabel 3.5 Pembinaan dan hasil kegiatan

Keluarga Hasil
Tanggal Kegiatan yang dilakukan
yang terlibat kegiatan
28 April 2017 Penyuluhan tentang penyakit Pasien dan Pengetahuan
Demam berdarah dengue, keluarga tentang
penyebabnya, faktor penyakit
resikonya, dan bagaimana DBD
mencegahnya. meningkat
29 April 2017 Monitoring hasil penyuluhan Pasien dan Penyuluhan
keluarga berhasil

III.14 Kesimpulan Pembinaan Keluarga


1. Tingkat pemahaman
Pemahaman terhadap edukasi dan penyuluhan yang dilakukan cukup
baik.
2. Faktor pendukung
(1) Keluarga mampu memahami dan menangkap penjelasan yang
diberikan dengan baik.
(2) Kesadaran keluarga pasien untuk mendukung kesembuhan
penderita sangat baik, sehingga keluarga sangat kooperatif untuk
mengubah perilaku yang tidak baik bagi kesehatan
(3) Makan dengan menu bervariasi dan gizi seimbang.
(4) Keluarga mau memeriksakan diri di puskesmas
3. Faktor penyulit : tidak ada
4. Indikator keberhasilan
(1) Pengetahuan tentang DBD meningkat sehingga dapat membantu
kesembuhan penderita.
(2) Kesadaran berobat ke puskesmas dan minum obat.

30
(3) Kesadaran tentang pentingnya pencegahan DBD meningkat
terutama mengenai program pencegahan DBD yaitu 3M
III.15 Perjalanan Hidup Keluarga (FAMILY LIFE LINE)
Tabel 3.5 Family Line Line
Tahun Usia Peristiwa Severity of Illness

1978 Belum Kakak Pertama Lahir -


Lahir (laki-laki)

1980 Belum Kakak Kedua Lahir (laki- -


Lahir laki)

1985 3 tahun Adik Pertama Lahir Pasien merasa senang


(perempuan) karena memiliki teman
untuk bermain

1996 14 Pasien lulus sekolah SMP Pasien sudah tidak mau


tahun sekolah karena
langsung ingin bekerja

1997- 15-18 Pasien bekerja serabutan Pasien merasa stress


2000 tahun dengan membiayi
kehidupan untuk
keluarganya agar dapat
membantu orangtuanya
yang tidak punya
pekerjaan

2000 18 Pasien menikah Pasien merasa stress


tahun karena baru pertama
kali jauh dari orangtua

2017 35 Pasien mengetahui dirinya Pasien merasa


tahun sakit penyakitnya saat ini
mengganggu kegiatan
aktivitas pasien karena
pasien harus istirahat
dan belum bisa
aktivitas seperti

31
biasanya

III.16 Diagnosis Holistik


1. Aspek Keluhan Utama
- Alasan kedatangan:
Pasien datang berobat ke puskesmas karena keluhan demam sudah
selama 7 hari sebelum datang ke puskesmas
- Harapan :
Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dari keluhannya dan tidak
bertambah buruk
- Kekhawatiran:
Pasien khawatir akan kesehatannya dirinya jika keluhannya itu dapat
bertambah parah atau kambuh kembali.
2. Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang disimpulkan sebagai berikut:
- Diagnosis kerja : Demam Berdarah Dengue grade II
3. Aspek internal
- Genetik :
Tidak ada faktor genetik dalam keluhan yang dialami oleh pasien
- Pola Makan:
Pola makan pasien yang sudah memenuhi pola gizi seimbang
- Kebiasaan :
Pasien memiliki kebiasaan beraktivitas diluar tanpa menggunakan lotion
anti nyamuk
- Spiritual:
Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah ketentuan dari
Allah SWT dan menerimanya. Pasien juga terus berdoa agar selalu di
beri kesehatan
4. Aspek Eksternal
Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah
adanya dukungan dari keluarga untuk mengupayakan agar pasien
menjaga kebersihan lingkungan rumah agar penyakit DBD tidak
kambuh kembali.
5. Derajat Fungsional
Menurut skala pasien termasuk derajat 1 dimana pasien dapat secara
mandiri melakukan perawatan diri dan melakukan seluruh aktivitasnya
tanpa dibatasi masalah.

32

You might also like