You are on page 1of 1

BERITA TERKINI

Diet Ketogenik untuk Pasien Obesitas

O
besitas adalah kejadian epidemik
di abad ke-21 ini. Kegagalan terapi
konvensional untuk obesitas, yaitu
diet hipokalori jangka panjang, disebabkan
oleh mentalitas individu di abad modern
ini yang selalu menginginkan hasil yang
cepat. Para individu obesitas ingin mengalami
penurunan berat badan secara cepat (instant).

Seperti diketahui, kehilangan berat badan/


weight loss adalah konsekuensi keseimbangan
kalori negatif; makin tinggi keseimbangan
kalori negatif, penurunan penurunan berat
badan pun makin cepat. Secara logika,
puasa total merupakan cara tercepat untuk
menurunkan berat badan, akan tetapi metode
ini sangat tidak praktis dengan alasan:
1. Menyebabkan rasa lapar yang ekstrim
2. Mengakibatkan kehilangan LBM (lean body
mass) yang dapat membahayakan, kemudian
menyebabkan neutropenia, menurunkan
bersihan kreatinin, dan meningkatkan kadar
bilirubin darah.
disebabkan oleh kadar ketone bodies (KB) yang g/kgBB/hari untuk wanita dan 0,89 g/kgBB/
Total kehilangan nitrogen setelah puasa total tinggi pada kondisi puasa. Peningkatan kadar hari untuk pria dengan kandungan kalium 13-
3-4 minggu berkisar 200 gram atau sama KB tidak membahayakan pasien obesitas, 17 mEq. Pemberian nutrisi dilakukan secara
dengan 1.250 gram protein atau ekuivalen karena peningkatan KB akan meningkatkan infus kontinu selama 24 jam dengan bantuan
dengan kehilangan 6 kg jaringan otot. Pasien sekresi insulin, sehingga memodulasi efek pompa. Pasien bebas memilih jumlah siklus
obesitas dengan metode ini akan kehilangan lipolitik. Selain itu, kadar KB yang tinggi dapat yang ingin diikuti.
berat badan di tempat yang salah, seperti mengurangi dan menurunkan rasa lapar.
kaki, paha, dan dada, yang akan menghasilkan Hasil studi tersebut:
penampilan layaknya pasien kaheksia. Pada sebuah penelitian awal, pada pasien 1. Jumlah siklus rata-rata yang diikuti pasien
Selain itu, kehilangan berat badan tersebut obesitas yang diberi 50-65 g protein (whey)/ obesitas adalah 2,5 siklus.
secara cepat akan kembali seiring dengan hari terjadi ketonemia ringan (100-120 mg%). 2. Rata-rata kehilangan berat badan dalam 2
proses tubuh mengembalikan kehilangan Pemberian nutrisi ini juga menghilangkan siklus adalah 10,2 kg, kehilangan massa lemak
LBMnya. Sehingga, kehilangan berat badan lapar dan dapat menurunkan berat badan 5,8 kg, dan massa sel tubuh 2,2 kg.
yang optimal harus dicapai dengan cara secara cepat. Penelitian ini menyebutkan 3. Tidak ditemukan efek samping bermakna
mengurangi massa lemak, bukan massa otot. metode untuk pasien obesitas ini disebut selain konstipasi dan kelelahan yang dapat
nutrisi enteral ketogenik. Studi besar lanjutan diatasi dengan terapi.
Sebuah penelitian oleh Blackburn dkk dilakukan pada 19.036 pasien obesitas (usia
menunjukkan bahwa infus kontinu asam rerata 44,3 tahun) dengan BMI rerata 36.5. Simpulannya, nutrisi enteral ketogenik efek
amino saat puasa dapat mencegah Pasien obesitas ini diberi nutrisi enteral menurunkan berat badan sebesar 10%,
kehilangan protein. Pemberian asam amino ketogenik dalam 1 siklus yang berlangsung menghilangkan massa lemak 57%, serta tidak
dapat secara efektif mempertahankan LBM selama 10 hari menggunakan NGT (nasogastric ada efek samping yang bermakna. Selain itu,
dan mencegah katabolisme protein melalui tube). EN ketogenik ini berisi 50-65 g protein metode ini relatif aman, cepat, dan murah,
penurunan kadar insulin tubuh. Selain itu, dengan nilai biologis tinggi (whey), vitamin serta memiliki hasil yang baik dalam durasi 1
tubuh juga menghasilkan efek lipolitik yang dan elektrolit. Dosis rata-rata harian adalah 0,85 tahun sebagai weight management.  (MAJ)

REFERENSI:
1. Cappello G, Franceschelli A, Cappello A, De Luca P. Ketogenic enteral nutrition as a treatment for obesity: short term and long term results from 19,000 patients. Nutr Metab (Lond).
2012;9(1):96-103.
2. Johnstone AM, Lobley GE, Horgan GW, Bremner DM, Fyfe CL, Morrice PC, et al. Effects of a high-protein, low-carbohydrate v. high-protein, moderate-carbohydrate weight-loss diet on
antioxidant status, endothelial markers and plasma indices of the cardiometabolic profile. Br J Nutr. 2011;106(2):282-91.

CDK-208/ vol. 40 no. 9, th. 2013 687

You might also like