You are on page 1of 12

HIDROLISIS PATI ENZIMATIS

Mikha Vellomena, 230110160085


Perikanan B, Kelompok 9

ABSTRAK
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk
putih, tawar dan tidak berbau. Metode yang dipakai adalah hidrolisis pati menggunakan
enzim amilase yang sebelumnya telah direaksikan dengan reagen iodin untuk mengetahui ada
atau tidaknya kandungan amilum dalam sampel pati. Jika sampel berubah warna menjadi biru
keunguan maka dapat dinyatakan asam amino masih terkandung dalam sampel tersebut.
Hidrolisis pati oleh -amilase akan menghasilkan dekstrin sebagai produk utama, dimana
hidrolisis lengkap akan menghasilkan glukosa sebagai produk akhir. Metode perhitungan
konsentrasi dengan menggunakan persamaan standar glukosa pada sampel terigu didapatkan
konsentrasi glukosa sebesar 1,50 gr/ml pada perlakuan 3 tetes enzim -amilase dan pada
tabung 2 sebesar 2,24 gr/ml dengan perlakuan 5 tetes enzim -amilase.
Kata Kunci : enzim -amilase, hidrolisis pati, pati

ABSTRACT
Starch or starch is a complex carbohydrate that is not soluble in water, tangible white
powder, tasteless and odorless. The method used is hydrolysis of starch using an amylase
enzyme previously reacted with iodine reagent to determine whether or not the starch content
is present in the starch sample. If the sample changes color to purplish blue then it can be
stated that the amino acid is still contained in the sample. Hydrolysis of starch by -amylase
will produce dextrin as the main product, whereby complete hydrolysis will produce glucose
as the final product. Method of calculation of concentration by using standard equation of
glucose in wheat samples obtained glucose concentration of 1,50 gr / ml at the treatment of 3
drops of enzyme -amylase and on tube 2 of 2,24 gr / ml with treatment of 5 drops of -
amylase enzyme.
Keywords: enzyme -amylase, hydrolysis of starch, starch

PENDAHULUAN
Pati atau amilum merupakan karbohidrat kompleks yang dihasilkan oleh tumbuhan,
dimana didalamnya terkandung kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis). Ubi kayu
atau sering disebut dengan singkong, mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, sehingga
dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan glukosa melalui proses hidrolisa pati.
Hidrolisa pati merupakan proses pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian
penyusunnya yang lebih sederhana, seperti glukosa (Purba 2009).
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan -glikosidik. Berbagai macam
pati tidak sama sifatnya bergantung dari panjang rantai karbonnya serta apakah lurus atau
bercabang rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air
panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin (Winarno
2002).
Didalam pati tersusun atas dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam
komposisi yang berbeda-beda. Dua fraksi ini dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi
terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin. Secara struktur amilosa
mempunyai struktur lurus, sedang amilopektin bercabang.
Dalam air dingin pati tidak dapat larut, akan tetapi dalam air panas akan membentuk
larutan yang lebih kental. Butir-butir pati akan mengembang dan mengabsorbsi air dalam
jumlah besar apabila campuran antara pati dan air dipanaskan. Air yang berdifusi dalam
jumlah cukup besar akan mengakibatkan gelatinasi membentuk gel sehingga akan lebih
mudah dihidrolisis.
Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air untuk
memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Hidrolisis pati merupakan proses pemecahan
molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih sederhana seperti dekstrin,
isomaltosa, maltosa dan glukosa (Purba 2009).
Polisakarida adalah senyawa yang terdiri dari unit terkecil monosakarida yang
dihubungkan oleh ikatan glikosidik. Polisakarida akan menjadi monosakarida bila
dihidrolisis secara lengkap. Pati merupakan polimer dari 1,4--D-glukosa yang terdiri dari
amilosa dan amilopektin. Amilosa akan berubah menjadi warna biru bila diwarnai dengan
reagen iodin.

Gambar struktur amilosa dan amilopektin

Karbohidrat adalah senyawa makro molekul yang mengandung C, H dan O dengan


rumus (CH2O)n, yaitu senyawa yang n atom karbonnya terhidrasi oleh n air. Senyawa
karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena mengandung gugus karbonil aldehid atau keton
dan gugus hidroksil yang sangat banyak.
Polisakarida merupakan polimer yang disusun oleh monosakarida yang bertautan
dengan ikatan glikosidik. Fungsi utama senyawa ini sebagai komponen struktural atau bentuk
penyimpanan energi. Beberapa contoh polisakarida adalah pati,glikogen dan selulosa.
Monosakarida adalah senyawa karbohidrat sederhana yang mengandung gugus fungsi
karbonil. Secara umum senyawa ini dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu aldosa jika
mengandung gugus aldehid dan ketosa jika mengandung gugus keton. Monosakarida juga
sering dinamai sesuai jumlah atom karbon penyusunnya seperti triosa, pentosa, heksosa dll.
Glukosa merupakan contoh monosakarida aldosa yang mengandung enam atom
karbon dan satu gugus aldehid. Monosakarida dengan jumlah atom tertentu akan membentuk
cincin/anomer dan karbon anomerik (memiliki sifat pereduksi yang kuat). Ikatan glikosidik
terbentuk ketika atom karbon anomerik (C1) bereaksi dengan gugus hidroksil.
Hidrolisis pati oleh -amilase akan menghasilkan dekstrin sebagai produk utama,
dimana hidrolisis lengkap akan menghasilkan glukosa sebagai produk akhir. Enzim ini dapat
diperoleh dari hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Menurut Purba (2009) proses hidrolisis enzimatik dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu: Enzim, ukuran partikel, Suhu, pH, waktu hidrolisis, perbandingan cairan terhadap
bahan baku (volume substrat), dan pengadukan. Enzim yang dapat digunakan adalah -
amilase, -amilase, amiloglukosidase, glukosa isomerase, pullulanase, dan isoamilase.
Dekstrin merupakan salah satu produk hasil hidrolisis pati berwarna putih hingga
kuning. Pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim atau asam selama
pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada beberapa tingkatan dalam reaksi
hidrolisis yaitu molekul pati mula-mula pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek
(6-10 molekul) yang disebut dekstrin. Dekstrin kemudian pecah menjadi maltosa yang
selanjutnya pecah lagi menjadi unit terkecil glukosa.
Tujuan dari praktikum mengenai hidrolisis pati enzimatis adalah Mahasiswa mampu
melakukan hidrolisis berbagai macam pati secara enzimatis dan membuktikan bahwa pati,
sebagai polisakarida, merupakan polimer dari 1,4--glukosa.

METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan di Ruang eks Sub Bagian Akademik, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada hari Rabu, 26 April 2017 pukul 08.00 WIB.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini, diantaranya gelas ukur
berfungsi untuk mengukur sampel yang dianalisis, gelas kimia sebagai tempat akuades,
spatula untuk mengaduk atau mengambil sampel, hot plate untuk menghomogenkan sampel,
tabung reaksi sebagai tempat untuk mereaksikan sampel, pipet tetes untuk mengambil atau
meneteskan larutan, inkubator untuk memanaskan sampel pada suhu tertentu yang stabil, dan
spektrofotometer untuk mengukur nilai absorbansi suatu larutan.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, diantaranya pati dari
tepung beras, tepung maizena, tepung aci, tepung terigu yang digunakan sebagai sampel,
glukosa untuk memecah maltosa menjadi laktosa, aquades sebagai pelarut, enzim amilase
sebagai pereaksi untuk memecahkan pati menjadi karbohidrat dan reagen iodine sebagai
pereaksi dalam uji karbohidrat.
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini, diantaranya sebagai berikut :

0,2 gram tepung beras ditimbang. Dimasukkan kedalam tabung reaksi

Tepung dilarutkan dengan akuades. Dan dipisahkan kedalam 2 tabung


reaksi

Sampel dipanaskan di atas Hotplate. Selama itu, sampel terus diaduk

Ditambahkan 1 tetes iodine kedalam sampel

3 tetes amylase ditambahkan kedalam tabung 1, dan 5 tetes kedalam


tabung 2

Sampel diinkubasi selama 15 menit dengan suhu 55. Lalu sampel


kembali dipanaskan

Setelah perubahan dicatat, sampel diukur nilai absorbansinya


menggunakan spektrofotometer
Pembuatan kurva larutan standar glukosa digunakan untuk menghitung konsentrasi
glukosa yang terkandung di dalam sampel. Adapun persamaan yang digunakan, diantaranya
sebagai berikut:
Y=a+bX

Dimana rumus untuk mencari a, yaitu:


2
x

n 2
x
a= 2
( x ) y x xy

dan untuk mencari b yaitu:


2
x

n 2
b= x
n xy x y

Setelah itu dimasukkan nilai absorbansi pati (Y) ke dalam rumus tersebut, sehingga
didapatlah nilai X (konsentrasi glukosa). Lalu dibuat ke dalam kurva dengan sumbu X adalah
konsentrasi glukosa, dan sumbu Y adalah absorbansi. Sehingga terbentuk 3 titik X, Y.
Dari grafik, dapat ditemukan nilai R2. Kemudian dibandingkan nilai koefisien korelasi
R2 dengan tabel interpretasi berikut:
0 = tidak ada korelasi
0,01 0,25 = korelasi sangat lemah
0,25 0,50 = korelasi cukup
0,50 0,75 = korelasi kuat
0,75 0,99 = korelasi sangat kuat
1 = korelasi sempurna

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Kelompok 9

INKUBASI PEMANASAN 10
K ENZIM AMILASE ABSORBANSI
VOL PEMANASAN 5 IODIN (10 menit) menit
E SAMPEL
(ml) menit (1Tetes)
L
3 5 3 5 3 5 3 5
Tetes Tetes Tetes Tetes Tetes Tetes Tetes Tetes
9 Tepung 10 tidak terjadi Warna Warna Warna terjadi terjadi warna menjadi lebih 0,183 0,281
terigu perubahan jadi ungu jadi lebih jadi lebih pengend pengendapan bening
apan
pekat pekat warna warna ungu
ungu

Tabel 2. Hasil Pengamatan di Ruang Eks. Sub Bagian Akademik

INKUBASI PEMANASAN 10
K ENZIM AMILASE ABSORBANSI
VOL PEMANASAN 5 IODIN (10 menit) menit
E SAMPEL
(ml) menit (1Tetes)
L
3 5 3 5 3 5 3 5
Tetes Tetes Tetes Tetes Tetes Tetes Tetes Tetes

terjadi
Warna Warna pengend terjadi
Tepung tidak terjadi Warna warna menjadi lebih
9 10 jadi lebih jadi lebih apan pengendapan 0,183 0,281
terigu perubahan jadi ungu bening
pekat pekat warna warna ungu
ungu

dibagia
n bawah
Warna dibagian
Warna terdapat
ungu bawah
ungu endapan
Warna lebih terdapat
lebih berwarn
terdapat endapan berubah gelap dan endapan
gelap dan a ungu Tidak terjadi
10 Tepung Aci 10 dibawah berwarna menjadi dibagian berwarna 0,362 0,357
dibagian dan perubahan
putih ungu bawah ungu dan
bawah dibagia
pekat terdapat dibagian atas
terdapat n atas
banyak berwarna
endapan berwarn
endapan putih bening
a putih
bening

dibagian
dibagian
bawah
bawah endapan
terdapat
terdapat berwarn endapan
endapan
terdapat endapan Warna endapan a biru berwarna biru
berwarna
Tepung putih dan cairan ungu berwarna kehitam kehitaman Tidak terjadi
11 10 biru dan 0,076 0,045
Maizena bewarna putih kehitama biru dan an cairan perubahan
cairannya
keruh n cairannya cairan berwana
berwarna
berwarna berwana bening
biru
biru bening
sedikit
keunguan
keruh
Warna
larutan
Warna larutan
Warna menjadi
tidak terjadi Warna menjadi putih warna larutan menjadi
Warna berubah putih
Tepung endapan dan larutan keruh dan lebih bening dan
12 10 ungu menjadi keruh 0,589 0,441
beras larutan berwarna berwarna terdapat terdapat lebih banyak
memudar ungu dan
putih ungu sedikit endapan
muda terdapat
endapan
banyak
endapan

Warna warna warna


larutan larutan larutan warna
Tepung Larutan jadi putih warna lebih Tidak terjadi
13 20 berubah menjadi menjadi lebih 0,481 0,142
Terigu bening bening perubahan
berwarna putih putih bening
ungu keruh trasparan

warna
warna warna
larutan
bening warna bening larutan
Warna warna warna putih
dibagian bawah terdapa terdapan bening
berubah ungu ungu keruh
14 Tepung aci 20 terdapat endapan n endapan dan 0,588 0,325
menjadi lebih lebih dan
berwarna putih endapan berwarna terdapat
ungu gelap terang terdapat
berwarn ungu endapan
endapan
a ungu ungu
ungu

warrna terdapat
warna
larutan sedikit
warrna larutan
berubah endapan
larutan menjadi
terdapat terdapat menjadi putih
berubah ungu
warna endapan endapan bening dan
menjadi muda
Tepung larutan mnejadi berubah berwarna berwarna dan dibagian
15 20 bening dan dan 0,028 0,038
maizena homogen menjadi ungu ungu sedikit bawah
sedikit ada banyak
ungu dibagian dibagian ada masih
endapan ungu endapan
bawah bawah endapan ada
dibagian putih
ungu warna
bawah dibagian
dibagia biru
bawah
n bawah pekat

warna warna warna


berubh mejadi mejadi warna
Tepung warna larutan warna lebih
16 20 menjadi keruh dan keruh dan lebih tidak ada perubahan 1,245 1,112
beras mejadi keruh pekat
merah terdapat terdapat pekat
bata endapan endapan

Perhitungan Glukosa Standar


2 b=
x

n 2
x
a=
( x 2) y x xy 2
x
n 2
x
( 0,29 )( 0,085 )( 0,9 ) (0,0281) n xy x y
= ( 3 ) ( 0,29 )0,81

0,024650,02529 =
= 0,870,81
( 3 )( 0,0281 ) ( 0,9 ) (0,085)
0,00064
= ( 3 )( 0,29 ) (0,81)
0,06
=
= - 0,010666667

y = a + bx 0,08430,0765
Sehingga, y = - 0,010666667 + 0,13x 0,870,81

Dari persamaan tersebut kita dapatkan grafik sebagai berikut: 0,0078


= 0,06

= 0,13

Kurva Glukosa Standar


0.05
absorbansi
abssorbansi Linear (absorbansi)
0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Konsentrasi

Dimana nilai R2 adalah 0,996078 yang menunjukkan koefisien korelasi sangat kuat.
Untuk menentukan nilai R2 atau nilai koefisien korelasi maka menggunakan
persamaan berikut:
N ( xy ) x y
R= 2 2 2 2
{N x ( x ) }{N y ( y ) }
y=
-0,010666667+0,1
3 ( 0.0281 )( 0.9 ) (0,085) 3x
R= {3 ( 0,29 ) ( 0.9 )2 } {3(0,002749)(0.085) }
0,87
(0.81)(0.0082470.007225)
R= 0,08430,0765

0,0078
R= (0,06)(0,001022)

0,0078
R= 6,132

0,0078
R= 0,007831

R = 0,996078

Perhitungan Konsentrasi Glukosa Kelompok 9.


Tabung 1: Tabung 2:
Y=a+bx Y=a+bx
0,183= - 0,0074 + 0,039 (x) 0,281 = - 0,0074 + 0,039 x
0,039x = 0,183 + 0,0074 0,039 x = 0,281 + 0,0074
0,039 x = 0,1904 0,039 x = 0,2884
X = 4,88 gr/ml X = 7,39 gr/ml

Tabel 4. Hasil Perhitungan Glukosa di Ruang Eks. Sub Bagian Akademik

KONSENTRASI GLUKOSA
KELOMPOK SAMPEL
TABUNG 1 TABUNG 2
(3 Tetes) (5 Tetes)

Tepung terigu
9 1,50 2,24
(10ml)

10 Tepung Aci (10ml) 2,86 2,83

Tepung Maizena
11 0,66 0,43
(10ml)
12 Tepung beras (10ml) 4,61 3,47

Tepung Terigu
13 3,78 1,17
(20ml)

14 Tepung Aci (20ml) 4,60 2,58

Tepung Maizena
15 0,30 0,37
(20ml)

16 Tepung Beras (20ml) 9,66 8,63

Pembahasan
Pati atau amilum merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan
oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam
jangka panjang. Sumber pati utama di Indonesia adalah beras disamping itu dijumpai
beberapa sumber pati lainnya yaitu : jagung, kentang, tapioka, sagu, gandum, dan lain-lain.
Reaksi hidrolisis pati merupakan reaksi pemecahan pati menjadi struktur gula yang lebih
sederhana. Untuk menghidrolisis pati digunakan enzim amilase. Kerja enzim amilase dalam
menghidrolisis pati adalah dengan memotong ikatan 1,4-a-glukosa.
Hidrolisis pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim selama
pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada beberapa tingkatan dalam reaksi
hidrolisis tersebut, yaitu mula-mula pati pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek
(6-10 molekul) yang disebut dekstrin. Desktrin kemudian pecah menjadi maltosa yang
selanjutnya dipecah lagi menjadi unit terkecil glukosa. Hidrolisis pati menggunakan bantuan
enzim amilase, melalui enzim ini ikatan cabang pada pati dapat dihidrolisis sehingga dapat
menguraikan glikogen dan amilopektin secara sempurna menjadi glukosa. Dalam penentuan
banyaknya kandungan glukosa dari hidrolisis dengan amilase ini tidak jauh berbeda dengan
penentuan pada hidrolisis dengan asam.
Pada kelompok 9, terdapat dua perlakuan berbeda dan dapat dibedakan menjadi dua
tabung. Tabung pertama dengan perlakuan 3 tetes konsentrasi glukosa dengan nilai 1,50 gr/ml
dan tabung kedua dengan 5 tetes dengan nilai 2,24 gr/ml. Nilai absorbansi tabung 1 dengan 3
tetes adalah 0,183 dan tabung 2 dengan perlakuan 5 tetes konsentrasi glukosa yaitu 0,281.
Data nilai konsentrasi glukosa dari beberapa kelompok terlihat konsentrasi glukosa lebih
bervariasi karena tergantung dari perlakuan dan jenis sampel yang digunakan. Angka nilai
konsentrasi glukosa bekisar antara 0,30 - 9,66. Ini karena hidrolisis pati dengan
menggunakan 5 tetes enzim amilase terbilang sempurna, perbedaan hasil akhir pada tabung
reaksi satu dan dua dapat disebabkan oleh jumlah/volume enzim amilase yang diteteskan,
saat diteteskan 5 tetes amilase reaksi akan berlangsung lebih cepat sehingga proses
hidrolisisnyapun akan berjalan lebih cepat dibanding dengan penambahan 3 tetes amilase.
Waktu pemanasan dan inkubasi dapat memengaruhi hasil yang didapatkan, waktu pemanasan
yang terlalu lama atau terlalu singkat disuhu yang tidak tepat akan mengakibatkan proses
hidrolisis tidak berjalan sempurna. Penambahan jumlah iodin saat penetesan juga dapat
memengaruhi hasil akhir dari reaksi, ketikakonsentrasi iodin terlalu tinggi maka warna yang
dhasilkan akan terlalu pekat karena konsentrasi iodin tidak sebanding dengan konsentrasi
larutan sampel. Saat pengadukan juga dapat memengaruhi hasil akhir dari suatu reaksi, jika
saat pengadukan tidak sempurna maka mengakibatkan adanya endapan berwarna ungu dan
dekstrin tidak terbentuk sempurna.
Glukosa standar merupakan nilai untuk sebuah standar glukosa dimana setiap sampel
melakukan perhitungan dengan persamaan dalam glukosa standar untuk mencari konsentrasi
glukosa yang terkandung di dalam sampel. Dari hasil perhitungan didapat persamaan, yaitu y
= - 0,010666667 + 0,13x dimana y adalah nilai absorbansi dan x adalah konsentrasi glukosa
yang dicari. Pada kurva standar glukosa didapat R 2 sebesar 0,996078 dimana menunjukan
sebuah koefisien korelasi yang sangat kuat. Dari persamaan terebut, dimasukan nilai
absorbansi dari masing-masing tabung dan didapat hasil pada tabung 1 memilliki konsentrasi
glukosa sebesar 1,50 gr/ml dan pada tabung 2 sebesar 2,24gr/ml.
Dari hasil perhitungan konsentrasi yang dilakukan oleh setiap kelompok praktikan di
kelas B didapat hasil konsentrasi glukosa dengan nilai paling tinggi pada sampel tepung beras
kelompok 16 yang diberi perlakuan 5 tetes enzim amilase sebesar 9.73846 gr/ml, sedangkan
dengan nilai konsentrasi glukosa terendah, yakni pada sampel tepung aci kelompok 1 dengan
diberi perlakuan 5 tetes enzim amilase sebesar 0.002533 gr/ml. Nilai absorbansi setiap
kelompok berbeda-beda tergantung dari zat pati yang diuji dan enzim amilase yang
ditambahkan, tidak terlepas juga ketelitian dari setiap praktikan dalam melakukan praktikum
juga sangat berpengaruh akan keberhasilan praktikum

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa, protein
dapat terdenaturasi dan terkoagulasi karena penambahan asam dan basa ataupun karena
dipanaskan. Denaturasi terjadi akibat perubahan struktur protein yang menyebabkan
pemutusan lipatan antara asam amino dan struktur primer protein. Selain itu penambahan
basa pada protein membuktikan adanya ikatan peptida pada protein karena larutan tersebut
akan bereaksi dengan polipeptida. Koagulasi adalah perubahan struktur protein akibat adanya
pemanasan dengan suhu yang tinggi. Koagulasi ada yang bersifat amfoter dan reversible,
contohnya saja amfoter pada sampel putih telur. Konfigurasi protein dapat berubah dengan
mengalami degrasi dimana dapat menghasilkan molekul yang lebih sederhana dan hasil
sampingan. Pada semua sampel yang diuji protein mengalami denaturasi dan koagulasi,
namun pada prosesnya ada yang berlangsung secara cepat dan ada yang berlangsung secara
lambat.

DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum Biokimia. 2017. Hidrolisis Pati Enzimatis. Sumedang: Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran
Nasrulloh. 2009. Hidrolisis Asam dan Enzimatis Pati Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) menjadi
Glukosa sebagai Substrat Fermentasi Etanol. Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif. Jakarta.
Purba, Elida. 2009. Hidrolisis Pati Ubi Kayu (Manihot esculenta) dan Pati Ub Jalar
(Impomonea batatas) menjadi Glukosa secara Cold Process dengan Acid Fungal
Amilase dan Glukoamilase. Universitas Lampung. Lampung.
Rahmayanti, Dian. 2010. PEMODELAN DAN OPTIMASI HIDROLISA PATI MENJADI
GLUKOSA DENGAN METODE ARTIFICIAL NEURAL NETWORK-GENETIC
ALGORITHM (ANN-GA). Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Semarang.
Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

You might also like