You are on page 1of 12

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

Mikha Vellomena, 230110160085


Perikanan B, Kelompok 9

ABSTRAK

Laboratorium adalah tempat bekerja untuk mengadakan percobaan atau penyelidikan


dalam bidang ilmu tertentu seperti fisika, kimia, biologi dan sebagainya. Dalam
pengertian terbatas (Kertiasa 2006). Di laboratorium terdapat berbagai macam alat dan
bahan yang dapat mendukung kegiatan di dalamnya. Tujuan praktikum ini agar kita
mampu mengenali alat dan bahan yang akan digunakan sehingga kita dapat
mengoperasikannya dengan baik. Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Maret 2017
di Laboratorium MSP, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran,
Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Beberapa alat yang digunakan pada praktikum
biokimia, diantaranya Spektrofotometer, Hotplate, Waterbath, Inkubator, Lemari
pendingin, Sentrifugator, dan alat gelas. Sedangkan, bahan - bahan dijelaskan sedemikian
rupa sehingga diketahui sifat-sifat bahan, hal yang harus diperhatikan , dan cara
penanggulangan. Hasil yang didapat dari praktikum kali ini adalah dapat mengenal dan
mengetahui fungsi, prinsip dan cara kerja spektrofotometer, inkubator, hotplate, lemari
pendingin dan sentrifugator, juga mengetahui bahan-bahan biokimia berikut sifat-sifat,
hal yang harus diperhatikan dan cara penanggulangannya.

Kata Kunci : Laboratorium, alat, bahan kimia

ABSTRACT

Laboratory is place for work to hold a trial or investigation in a given field of science
such as physics, chemistry, biology and so on. In a limited sense (Kertiasa 2006). In the
laboratory there are all sorts of tools and materials to support the activities in it. The
purpose of this lab so that we are able to recognize the tools and materials used so that
we can operate it properly. Practicum held on Wednesday, March 15, 2017 in MSP
Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Padjadjaran,
Jatinangor, Sumedang, West Java. Some of the tools used in the biochemistry lab,
including Spectrophotometer, hotplate, Waterbath, Incubators, Refrigerators,
Sentrifugator, and glassware. Meanwhile, the materials described such that the known
properties of the material, things that must be considered, and countermeasures. The
results of this lab is able to recognize and know the functions, principles and ways of
working spectrophotometers, incubators, hotplate, refrigerator and sentrifugator, also
know the ingredients following biochemical properties, things to consider and ways to
overcome them.

Keywords : Laboratory, equipments, chemical materials

PENDAHULUAN
Ketersediaan bahan dan peralatan praktikum memegang peranan penting dalam
keberhasilan praktikum Biokimia Perairan. Untuk itu pengenalan bahan dan peralatan
praktikum ini sangat diperlukan agar data yang diperoleh cukup valid untuk dianalisa.
Oleh karena itu, untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan praktikum perlu dilakukan
sosialisasi mengenai jenis dan pengoperasian peralatan utama yang banyak digunakan
dalam kegiatan praktikum Biokimia Perairan. Jenis peralatan utama yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan praktikum sangat spesifik, tergantung dari jenis
praktikumnya. Kebersihan alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan
dalam melakukan pengukuran atau perhitungan yang dilakukan. Penggunaan alat-alat
dalam laboraturium diharapkan dalam keadaan steril. Penggunaan alat-alat yang tidak
steril dapat menyebabkan kegagalan pada pratikum yang dilakukan (Sudarmadji 2005).
Tujuan praktikum kali ini untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium beserta
fungsinya dalam praktikum biokimia perairan kepada praktikan agar mampu memahami
bahan dan peralatan yang digunakan sehingga praktikan dapat menggunakan alat sesuai
dengan standar operasional prosedurnya. Pengenalan alat dan bahan ini juga untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan atau hal yang tak terduga yang dapat
terjadi di laboratorium.

METODOLOGI
Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Maret 2017 di Laboratorium MSP FPIK
Universitas Padjadjaran. Pada praktikum ini dilakukan dengan metode pengamatan dan
penjelasan alat-alat di laboratorium, serta penjelasan MSDS (Material Safety Data Sheet)
dari setiap bahan kimia yang digunakan di laboratorium.
Daftar alat yang dipelajari dan dijelaskan, yaitu Spektrofotometer, Hotplate,
Waterbath, Inkubator, Lemari pendingin, Sentrifugator, dan alat gelas. Sedangkan bahan-
bahan yang dipelajari, diantaranya akuades, asam sulfat, NH4OH, CH3COOH, dan NaOH.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Daftar alat-alat laboratorium biokimia yang akan sering digunakan dalam praktikum
selanjutnya, diantaranya sebagai berikut :
1. Spektrofotometer
Gambar 1. Spektrofotometer
(Dokumen Pribadi)
Spektrofotometer merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengukur
transmitans atau absorbans suatu sampel dalam fungsi panjang gelombang
(Cairns, 2009).
Prinsip kerja Spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika
melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati
sampel (Io).
Prosedur Kerja dan Standar Operasional dari Spektrofotometer adalah sampel
dilarutkan dalam pelarut, lalu sampel dimasukkan dalam kuvet, dalam keadaan
tertutup, dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar.
Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya
cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh
detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Hadi 2009). Larutan
yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki warna tertentu. Hal
ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya
yang diberikan.
2. Hot plate

Gambar 2. Hot Plate


(Dokumen Pribadi)
Hot plate merupakan alat yang digunakan untuk menghomogenkan suatu zat
dari dua atau lebih larutan, sehingga dapat tercampur dan bersifat homogen. Alat
ini menghomogenkan zat dengan perlakuan panas terhadap zat tersebut.
Prinsip kerja dari hot plate ini yaitu menghomogenkan larutan dengan putaran
dan suhu.
Standar Operasional dari hot plate yang pertama adalah zat ditempatkan dalam
suatu beaker glass, kemudian ditaruh di atas hot plate. Selanjutnya atur tingkat
panas pada tombol heat dan juga atur kecepatan putar magnet pada tombol stir.
Zat akan homogen dalam waktu tertentu dan saat setelah homogen, hot plate
dimatikan.
3. Waterbath

Gambar 3. Waterbath
(Dokumen Pribadi)
Waterbath adalah Oven atau bisa disebut juga Pemanas air yang fungsi
utamanya adalah untuk menciptakan suhu yang konstan dan digunakan untuk
inkubasi pada analisis mikrobiologi. Serta digunakan untuk melebur basis,
menguapkan ekstrak atau tingtur, pemanasan untuk mempercepat kelarutan.
Prinsip kerjanya yaitu pada saat saklar diposisi ON, maka arus listrik
dari sumber akan memberi suplai listrik ke heater. Heater yang diberi arus listrik
memberikan panas pada alat, suhu semakin tinggi dan berhenti naik sampai suhu
yang diinginkan.
Standar Operasionalnya, pertama dengan menghubungkan instrument dengan
sumber arus melalui stabilizer. Tekan tombol power dari OFF ke ON. Isi air kira-
kira 90% dari total volume water bath. Kemudian atur suhu sesuai dengan
kebutuhan. Setelah selesai tekan tombol ON ke OFF. Buang air setelah digunakan.
Kemudian tutup alat dengan plastik pengaman.
4. Inkubator

Gambar 4. Inkubator
(Dokumen Pribadi)
Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi suatu zat pada suhu
yang terkontrol.
Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat
nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan
peningkatan suhu kawat (Taiyeb 2006).
Standar Operasional dari inkubator ini yaitu sebelum mengatur suhu, zat yang
telah ditempatkan pada wadah diletakkan di dalam inkubator, kemudian tutup
inkubator dan atur suhu yang diinginkan. Inkubator akan secara otomatis
menyesuaikan suhu di dalam sesuai dengan suhu yang telah diatur.
5. Lemari Pendingin

Gambar 5. Lemari Pendingin


(Dokumen Pribadi)
Lemari pendingin merupakan alat yang digunakan untuk menempatkan suatu
zat dalam perlakuan suhu yang rendah (dingin).
Prinsip kerja dari alat ini yaitu memiliki ruang yang tertutup sehingga ketika
pintunya tidak dibuka, suhu rendah di dalam tidak akan terpengaruh oleh suhu
ruangan. Seperti halnya inkubator, cukup menaruh zat di dalam lemari pendingin
dan atur suhu rendah yang diinginkan.
Standar operasional dari alat ini yaitu masukkan sampel ke dalam lemari
pendingin dengan suhu dibawah 00C.
6. Sentrifugator

Gambar 6. Sentrifugator
(Dokumen Pribadi)
Sentrifugator adalah alat yang digunakan untuk mempelajari struktur dan
fungsi suatu komponen sel.
Prinsip kerjanya adalah dengan memisahkan atau memfraksionasi setiap
komponen sel berdasarkan berat jenis dari tiap komponen sel. Alat tersebut
memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan mengendap
dan substansi yang lebih ringan akan berada di atas. Jika kecepatan sentrifugator
semakin meningkat, komponen yang lebih ringan akan mengendap di dasar.
Komponen sel yang mengendap disebut pellet, dan komponen sel yang
tersuspensi di atasnya disebut supernatan.
7. Alat Gelas

Gambar 7. Beaker Glass


(Dokumen Pribadi)
Beaker glass yaitu memiliki fungsi sebagai tempat melarutkan zat, tempat
memanaskan dan menguapkan larutan atau air. Prinsip dari beaker glass adalah
wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan secara
tidak teliti. Standar Operasional dari beaker glass yaitu memasukkan larutan yang
diinginkan kedalam beaker glass yang telah dibersihkan.

Gambar 8. Pipet Tetes


(Dokumen Pribadi)
Pipet tetes fungsinya memindah kan satu larutan dari satu wadah ke wadah
yang lain. Prinsip pipet tetes adalah menambahkan cairan tetes demi tetes
sehingga volume tepat. Standar Operasional Pipet Tetes adalah setelah memipet,
miringkan sedikit pipet agar larutan yang dipindahkan tidak menetes dan luruskan
kembali pipet saat akan memindahkan pada wadah lainnya.

Gambar 9. Gelas ukur


(Dokumen Pribadi)
Gelas ukur memiliki fungsi untuk mengukur larutan dalan skala tertentu.
Prinsip alat dari gelas ukur adalah untuk mengukur larutan secara tidak telilti dan
tidak masuk dalam perhitungan. Standar Operasional dari gelas ukur adalah
memasukkan larutan kedalam gelas ukur yang telah dibersihkan lalu ambil larutan
sesuai dengan ukuran yang diperlukan.

Gambar 10. Labu ukur


(agandani.blogspot.co.id)
Labu ukur memiliki fungsi untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
dan mengencerkan larutan. Prinsip kerja Labu Ukur adalah mengukur larutan
dengan ketelitian yang sangat tinggi. Standar Operasional Labu Ukur adalah
mengisikan larutan yang akan diencerkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai
pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda
batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-
balikkan labu sampai setengah homogen.

Gambar 11. Cawan Petri


(Dokumen Pribadi)
Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar
dan terbuat dar iplastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan
petri berfungsi untuk pembiakan bakteri dalam laboratorium mikrobiologi,
sebagai tempat untuk menimbang bahan, dan untuk mengeringkan sample.

Gambar 12. Termometer


(Dokumen Pribadi)
Termometer merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur suhu. Prinsip
kerja dari termometer ini yaitu berdasarkan pada pemuaian benda cair dalam suatu
tempat. Standar Operasional dari alat ini adalah termometer dalam kondisi awal,
perubahan suhu akan direspon dengan perubahan termometer.
Gambar 13. Buret
(Dokumen Pribadi)
Buret berfungsi untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen
yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. Prinsip kerja alat ini
yaitu mengeluarkan larutan perahan. Standar Operasional dari alat ini yaitu setelah
bahan yang akan di titrasi siap dalam erlenmeyer, dekatkan mulut erlenmeyer
tepat di bawah buret. tangan kiri memegang Erlenmeyer, sedang tangan kanan
mengontrol kran buret agar aliran cairan yang keluar dari dalam buret meluncur
setetes demi setetes.

Gambar 14. Erlenmeyer


(Dokumen Pribadi)
Erlenmeyer berfungsi untuk mengukur dan mencampur bahan-bahan analisa,
untuk menampung larutan, bahan padat ataupun cairan, labu erlenmeyer dapat
digunakan untuk meracik dan menghomogenkan (melarutkan) bahan-bahan
komposisi media, sebagai tempat untuk melakukan titrasi bahan.
Daftar bahan-bahan laboratorium biokimia yang akan sering digunakan dalam
praktikum selanjutnya, diantaranya sebagai berikut :
1. Akuades

Gambar 15. Akuades


(Dokumen Pribadi)
Tidak korosif untuk kulit. tidak mengakibatkan iritasi untuk kulit, paru-paru
dan mata, tidak berbahaya dalam kasus menelan, kasus inhalasi. Senyawa aquades
tidak tidak berbahaya apabila terkena kontak dengan tubuh.
2. Asam Sulfat

Gambar 16. Asam Sulfat


(Dokumen Pribadi)
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, iritan, permeator), kontak
mata (iritan, korosif), menelan, inhalasi. Cair atau semprotan dapat menghasilkan
kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernafasan.
Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup semprotan dapat
menghasilkan iritasi parah pernafasan saluran, ditandai dengan batuk, tersedak, atau
sesak napas. Asam sulfat dapat mengakibatkan kematian. Radang mata ditandai
dengan kemerahan, berair, dan gatal-gatal. peradangan kulit yang ditandai dengan
gatal, scaling, memerah.
Cara penanganan bahan ini apabila terjadi kecelakaan adalah sebisa mungkin
hindari kontak langsung dengan H2SO4, dan jangan dihirup, bekerjalah dalam
lemari asam dan ruangan yang berventilasi baik. Apabila terkena tangan, usap
dengan kain, kemudian cuci dengan air mengalir atau diberi Natrium Bikarbonat.
Apabila terhirup, segera pergi ke tempat yang berudara segar.
3. NH4OH
Gambar 17. NH4OH
(Dokumen Pribadi)
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, iritan, permeator), kontak
mata (iritan), menelan. Tidak korosif untuk mata dan paru-paru. Cair atau semprotan
kabut dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata,
mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar.
Menghirup kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi parah saluran pernapasan,
yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Akibat parah dapat
mengakibatkan kematian. Radang mata ditandai dengan kemerahan, berair, dan
gatal-gatal. peradangan kulit ditandai dengan gatal, scaling, memerah.
Cara penanganan bahan ini apabila terjadi kecelakaan adalah sebisa mungkin
hindari kontak langsung dan jangan dihirup, bekerjalah dalam lemari asam dan
ruangan yang berventilasi baik. Apabila terkena tangan, usap dengan kain, kemudian
cuci dengan air mengalir. Apabila terhirup, segera pergi ke tempat yang berudara
segar.

4. CH3COOH

Gambar 18. CH3COOH


(Dokumen Pribadi)
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan),
menelan, inhalasi. Berbahaya dalam kasus kulit kontak (korosif, permeator), kontak
mata (korosif). Cair atau semprotan kabut dapat menghasilkan kerusakan jaringan
terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat
menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan mungkin menghasilkan iritasi
parah saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas.
Peradangan mata ditandai dengan kemerahan, berair, dan gatal-gatal. peradangan
kulit yang ditandai dengan gatal, scaling, memerah.
Cara penanganan bahan ini apabila terjadi kecelakaan adalah sebisa mungkin
hindari kontak langsung dan jangan dihirup, bekerjalah dalam lemari asam dan
ruangan yang berventilasi baik. Apabila terkena tangan, usap dengan kain, kemudian
cuci dengan air mengalir. Apabila terhirup, segera pergi ke tempat yang berudara
segar.
5. NaOH

Gambar 19. NaOH


(Dokumen Pribadi)
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, iritan, permeator), kontak
mata (iritan, korosif), menelan, inhalasi. Jumlah kerusakan jaringan tergantung pada
panjang kontak. Kontak mata bisa mengakibatkan kerusakan kornea atau kebutaan.
Kontak kulit dapat menghasilkan peradangan dan terik. Menghirup debu akan
menghasilkan iritasi pada gastro-intestinal atau saluran pernapasan, yang ditandai
dengan pembakaran, bersin dan batuk. Parah over-eksposur dapat menghasilkan
kerusakan paru-paru, tersedak, pingsan atau kematian. Radang mata ditandai dengan
kemerahan, berair, dan gatal-gatal. peradangan kulit ditandai dengan gatal, scaling,
memerah.
Cara penanganan bahan ini apabila terjadi kecelakaan adalah sebisa mungkin
hindari kontak langsung dan jangan dihirup, bekerjalah dalam lemari asam dan
ruangan yang berventilasi baik. Apabila terkena tangan, usap dengan kain, kemudian
cuci dengan air mengalir. Apabila terhirup, segera pergi ke tempat yang berudara
segar.

KESIMPULAN
Setiap alat yang digunakan dalam praktikum biokimia perairan ini memiliki
Deskripsi, Fungsi, Prinsip Kerja, serta Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya
masing-masing. Sedangkan bahan-bahan memiliki MSDS (Material Safety Data Sheet)
mengenai sifat, hal yang harus diperhatikan, dan cara penanggulangannya masing-
masing. Sehingga diperlukan pengenalan terhadap alat dan bahan yang akan digunakan
untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan kecelakaan dalam pelaksanaan praktikum.
Pengenalan alat dan bahan praktikum ini merupakan dasar untuk pelaksanaan
praktikum Biokimia Perairan selanjutnya, karena praktikum ini merupakan praktikum
dasar, sehingga pada saat praktikum selanjutnya, praktikan diharapkan dapat
menggunakan peralatan dengan prosedur yang telah dipelajari sebelumnya di praktikum
Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum Biokimia Perairan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Nyoman Kertiasa. (2006). Laboratorium sekolah dan pengelolaannya. Jakarta:
Pudak Scientific.
Herliani, Anan. 2008. Spektrofotometri. Pengendalian Mutu Agroindustri-Program D4
PJJ.
Hadi Anim. 2009. Spektrofotometri. Tjah Kimai Unnes. [terhubung berkala].
http://tjahkimiaunnes.blogspot.com/2009/03/spektrofotometri.html
Rochima, Emma dkk. 2015. Modul Praktikum Biokimia. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran. Jatinangor.
Cairns, D. (2008). Essential of Pharmaceutical Chemistry. Third edition. London :
Pharmaceutical Press. Pages 177-180.
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kualitatif. Edisi Revisi
Terjemahan. R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta.
Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Jakarta : Lepdikbud
Taiyeb, M. 2006. Pengenalan Alat Laboratorium. Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Makassar.
Smith Rd. 2013. Material Safety Data Sheet. Sciencelab.com, Inc. Houston, Texas

You might also like