Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan tugas Teknik Penulisan Tulisan Ilmiah
(TPTI). Tugas ini disusun dengan judul Mekanisme Pemboran Pada Tambang Terbuka (Surface
Mining)
Tugas ini berisikan materi tentang Pemboran yang dapat membanru Mahasiswa D3
Pertambangan maupun S1 yang ingin mempelajari tentang Pemboran pada tambang terbuka
(surface mining). Atas terselasainya tugas Teknik Penulisan Tulisan Ilmiah ini, penulis banyak
mendapat bantuan dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. H. Dharma Widada, MT, selaku dosen
pembimbing mata kuliah Teknik Penulisan Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian tugas Teknik Penulisan Tulisan Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan baik berupa saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi sempurnanya laporan Tugas Akhir (TA) yang akan dilakukan di masa
yang akan datang.
Akhinya penulis berharap semoga tugas ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan dan
menambah wawasan serta bermanfaat bagi pembaca dan diri penulis pribadi.
Samarinda, 11 Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDU........................................................................................................ i
ABSTRAK..................................................................................................................... ii
KATA PENGANTA R.................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 LatarBalakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pemboran.......................................................................................... 3
2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pemboran................................................. 3
2.3 Pemilihan Alat Bor............................................................................................. 8
2.4 Geometri Pemboran............................................................................................ 9
2.5 Sistem Pemboran Secara Mekanik (Mechanical Drilling).................................. 12
2.6 Perlengkapan Metode Pemboran Rotary-Percussive.......................................... 13
2.7 Kegiatan Dasar pada Pemboran Rotary-Percussive............................................ 16
2.8 Estimasi Produksi Mesin Bor............................................................................. 17
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 20
3.2 Saran .................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 22
LAMPIRAN................................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
Meskipun banyak sistem pemboran yang dapat dipilih, kegiatan pemboran untuk penyediaan lubang
ledak pada saat ini umumnya dilakukan dengan mesin sistem mekanik (perkusif, rotari, dan rotari-perkusif)
dengan berbagai ukuran dan kemampuan, tergantung pada kapasitas produksi yang diinginkan yang didasarkan
pula pada pertimbangan teknik dan ekonomi, sistem pemboran secara mekanik lebih applicable dari pada
sistem pemboran yang lain. Oleh sebab itu maka sangat penting untuk mengetahui produktivitas alat bor untuk
pembuatan lubang ledak untuk masing-masing jenis batuan,sehingga di peroleh hasil yang maksimal dalam
proses produksi.
1.2 Tujuan
Mengerti apa yang di maksud dengan pemboran
Mengerti manfaat dari pemboran
Mengeti mekanisme pemboran
Mengetahui hal hal yang mempengaruhi kinerja alat bor
Mengetahui macam alat bor
Mampu memilih alat bor sesuai keadaan dilapangan
BAB II
PEMBAHASAN
Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang dibor, rock drillability,
geometri pemboran, umur dan kondisi mesin bor, dan ketrampilan operator.
2. Kekuatan (strength)
Kekuatan mekanik suatu batuan merupakan daya tahan batuan terhadap gaya dari luar, baik
bersifat static maupun dinamik. Kekuatan batuan dipengaruhi oleh komposisi mineralnya,
terutama kandungan kuarsa. Batuan yang kuat memerlukan energi yang besar untuk
menghancurkanya.
Alat yang sudah lama digunakan biasanya dalam kegiatan pemboran, kemampuan mesin bor
akan menurun sehingga sangat berpengaruh pada kecepatan pemboran. Umur mata bor dan
batang bor ditentukan oleh meter kedalaman yang dicapai dalam melakukan pemboran. Untuk
menilai kondisi suatu alat dapat dilakukan dengan mengetahui empat tingkat ketersediaan alat,
yaitu:
MA = x 100%
Keterangan:
W = Jumlah jam kerja alat, yaitu waktu yang dipergunakan oleh operator
untuk melakukan kegiatan pemboran.
R = Jumlah jam perbaikan, yaitu waktu yang dipergunakan untuk perbaikan
dan waktu yang hilang akibat menunggu saat perbaikan termasuk juga waktu
penyediaan suku cadang serta waktu perawatan.
b. Ketersediaan Fisik (Physical Availability, PA)
Ketersediaan fisik menunjukkan kesiapan alat untuk beroperasi didalam seluruh waktu kerja
yang tersedia. Persamaan dari ketersediaan fisik adalah :
PA = x 100%
Keterangan:
S = Jumlah jam siap yaitu jumlah jam alat yang tidak dipergunakan padahal
alat tersebut siap beroperasi
(W+R+S) = jumlah jam tersedia, yaitu jumlah seluruh jam jalanmatau jumlah
jam kerja yang tersedia dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi.
c. Penggunaan Efektif
Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dapat digunakan. Penggunaan efektif sebenarnya sama dengan
pengertian efisiensi kerja. Persamaan dari kesediaan penggunaan efektif adalah:
EU = x 100%
d. Pemakaian Ketersediaan (Use of Availability, UA)
Ketersediaan Penggunaan menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dapat digunakan. Penggunaan efektif EUsebenarnya sama
dengan pengertian efisiensi kerja. Persamaan dari ketersediaan penggunaan adalah:
UA = x 100%
Penilaian Ketersediaan alat bor dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan alat bor
untuk menyediakan lubang ledak. Kesediaan alat dikatakan sangat baik jika persen 90%,
dikatakan sedang jika berkisar antara 70%-80%, dikatakan buruk (kecil) jika persen kesediaan
alat 70%.
Mechanical drilling terbagi menjadi tiga macam berdasarkan cara penetrasi terhadap batuan,
yaitu: rotary drilling, percussive drilling, dan rotary-percussive drilling.
d. GD or HL Thread
Thread ini mempunyai karakteristik diantara R- thread dan T thread. Thread ini mempunyai
asymmetrical sawtooth profil dan digunakan pada batang bor berukuran 25 57 mm.
2) Shank Adaptor
Shank adaptor merupakan komponen mesin bor yang pertama yang menstransmisikan energi
pukulan dari piston ke batang bor. Shank adaptor ini terletak didalam mesin bor dandihubungkan
dengan couplings ke batang bor pertama.
3) Batang Bor
Batang bor berguna untuk meneruskan energi putaran dan energi pukulan dari shank adaptor ke
mata bor. Pada pemboran dengan top hammer batang bor merupakan komponen setelah drill
chuck dan dapat berbentuk hexagonal maupun round cross section.
4) Couplings
Coupling berguna untuk menyambungkan batang bor yang satu dengan batang bor lainnya.
Tujuan penggunaan couplinguntuk memperoleh kedalaman yang diinginkan.
5) Mata bor
Mata bor berguna untuk meneruskan energi putaran dan tumbukan dari batang bor ke batuan.
Alat bor rotary-percussive drill terdiri dari 2 jenis mata bor, yaitu:
a. Button Bit
Button bit berbentuk silinder. Pada bagian permukaan button bit terbesar tungstan carbide dalam
berbagai bentuk dengan diameter antara 50 mm 251 mm. button bit ini lebih cocok digunakan
pada rotary-percusive drilling, mempunyai kecepatan yang lebih tinggi daripada insert bit, lebih
resisten terhadap pengerutan dan cold-pressing, dan mampu meneruskan energy dari batang bor
secara lebih efektif. (Gambar 3.10) Sleeve-type Semi-bridge type Full-bridge type Helical-
splines type
b. Insert Bit
Insert bit ini terdiri dari dua bentuk yaitu cross bits dan X-bits. Cross bits terdiri dari empat buah
tungsten carbide yang saling membentuk sudut 90 o sedangkan X-bits terdiri dari empat
buah tungsten carbide yang saling membentuk sudut 75odan 105o. Insert bits memiliki ukuran
diameter mulai dari 35 mm sampai 57 mm untuk cross bits dan 64 mm untuk Xbits.(
2.7.4 Flushing
Flushing adalah semburan udara, air, atau busa ke dalam lubang bor untuk mengeluarkan cutting
dari dalam lubang bor serta bertujuan untuk membersihkan lubang bor.
Ct = Bt + St + At + Pt + Dt
Keterangan :
Ct = Waktu edar (menit)
Bt = Waktu pemboran (menit)
St = Waktu menyambung batang bor (menit)
At = Waktu melepas batang bor (menit)
Dt = Waktu untuk mengatasi hambatan (menit)
Pt = Waktu pindah ke lubang yang lain, dan mempersiapkan alat bor hingga
siap untuk melakukan pemboran (menit)
Keterangan :
Dr1 : Kecepatan pemboran bersih (meter/menit)
H : Kedalaman lubang tembak (meter)
Ct Dt : Waktu edar pemboran tanpa hambatan (menit)
P = Veq x GDR x EK x 60
Keterangan :
P = produksi alat bor (m3/jam/alat)
60 = konversi dari menit ke jam
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian dari bab- bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan
dan saran sebagai berikut:
3.1 Kesimpulan
1. Pemboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri pertambangan. Kegiatan
pemboran biasanya dilakukan sebelum diadakannya penambangan. Pemboran masuk dalam
kegiatan eksplorasi detail yaitu pengambila conto sistematik dengan pemboran inti.
2. Pemboran sangat bermanfaat dalam berbagai kegiatan dalam proses penambangan dari sebelum
dilakukan kegiatan penambangan contohnya survey tinjau dan prospeksi umum yaitu sampling
batuan sedangkan dalam proses pemanbangan pemboran sangan di perlukan dalam proses
pembokaran burden atau tanah penutup dengan menggunakan peledak serta pemetaan geologi
daerah persebaran bahan galian.
3. Mekanisme pemboran berhubungan dengan berbagai hal seperti jenis batuan di lapangan,
kondisi geologi dan keahlian dari operator alat itu sendiri.
4. Pemilihan alat bor didasarkan pada:
a. Jenis Batuan, dimana menentukan pemilihan alat bor, percussive atau rotary-rushingdipakai
untuk batuan yang keras, rotary-cutting dipakai untuk batuan sedimen.
b. Tinggi Jenjang, parameter yang dihubungkan dengan ukuran lainnya. Tinggi jenjanditentukan
terlebih dahulu dan parameter lainnya disesuaikan atau ditentukan setelah mempertimbangkan
aspek lainnya. Dalam tambang terbuka dan quarry diusahakan tinggi jenjang ditentukan terlebih
dahulu, dengan beracuan pada peralatan bor yang tersedia. Tinggi jenjang jarang melebihi 15
meter, kecuali ada pertimbangan lain.
c. Diameter Lubang Ledak, faktor penting dalam menentukan ukuran diameter lubangledak adalah
besarnya target produksi. Diameter yang lebih besar akan memberikan laju produksi yang tinggi.
Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan ukuran diameter lubang ledak adalah fragmentasi
batuan yang dikehendaki dan batasan getaran yang diijinkan.
d. Kondisi Lapangan, kondisi lapangan sangat mempengaruhi pemilihan peralatan.
e. Fragmentasi, adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan setelah peledakan
dan pada umumnya fagmentasi dipengaruhi oleh proses selanjutnya.
5. Dalam kegiatan pemboran penting agar operator dapat memilih alat bor sesui keadaan
dilapangan hal ini sangat berhubungan erat dengan skil dari oporator alat bor dan pengalaman di
bagian pemboran.
3.2 Saran
1. Sebaiknya saat melakukan pemboran sumber air harus benar memadai untuk menghidari
kerusakan alat bor dan kesinambungan proses pemboran.
2. Untuk mempertahankan kecepatan pemboran maka perlu adanya penajaman kembali mata
bor (Bit Grinding) dengan alat yang dinamakan grinder sehingga kedalaman yang dihasilkan
memuaskan dan mencapai target. Hal ini dilakukan juga untuk memperpanjang umur mata bor.
3. Untuk memperpanjang umur batang bor, diupayakan agar operator menggunakan WI (Work
Instruction) dan SOP(Standar Operational Prosedure) pemboran yang telah ditetapkan dan tetap
menjaga kestabilan penyediaan air dan angin untuk pemboran.
4. Efisiensi pemboran dapat kita lakukan dengan cara memperkecil waktu hambatan yang
berupawaktu perbaikan, perawatan, persiapan pemboran serta melakukan scalling dan washing
secara bersamaan serta menekan waktu persiapan pulang. Maka dengan demikian produksidapat
meningkat.