You are on page 1of 3

NAMA : Rayner Rafail

NIM : 145100601111030

KELAS :H

Komponen organik batubara yang secara umum merupakan senyawa kimia berupa
kandungan unsur karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), sulfur (S) dan oksigen (O).

Metode Analisis Ultimat

1. Karbon dan Hydrogen.


Dibebaskan sebagai CO2 dan H2O ketika batubara dibakar. CO2 bisa berasal dari
mineral karbonat yang ada, dan H2O bisa berasal dari mineral lempung atau inherent
moisture pada air-dried coal atau pada keduanya. Nilai kadar karbon ini semakin bertambah
seiring dengan meningkatnya kualitas batubara. Kadar karbon dan jumlah zat terbang
digunakan sebagai perhitungan untuk menilai kualitas bahan bakar, yaitu berupa nilai fuel
ratio.
2. Nitrogen.
Kandungan nitrogen dari batubara merupakan hal yang signifikan, khususnya dengan
hubungan polusi udara. jadi batubara dengan nitrogen yang rendah lebih diharapkan pada
industri. Batubara tidak boleh mengandung nitrogen lebih dari 1.5-2.0%.
3. Oksgen
Oksigen merupakan komponen dari banyak campuran organic dan anorganik pada
batubara, sebagaimana kandungan moisture. Ketika batubara teroksidasi, oksigen dapat hadir
sebagai oksida, hidroksida dan mineral sulfat, seperti material orgaink yang teroksidasi. Perlu
diingat bahwa oksigen merupakan indicator penting rank coal.
4. Sulfur
Di dalam batubara, sulfur bisa berupa bagian dari material carbonaceous atau bisa
berupa bagian mineral seperti sulfat dan sulfida. Sulfur menyebabkan korosi dan pengotoran
pada pipa boiler dan menyebabkan polusi udara ketika dikeluarkan sebagai asap cerobong.
Sulfur dapat hadir di batu bara dalam 3 bentuk:

1. Sulfur organic, hadir pada senyawa organic pada batubara.


2. Pyritic sulfur, hadir sebagai mineral sulfide pada batubara, pada dasarnya iron
pyrite.
3. Mineral sulfat, biasanya hydrous iron atau kalsium sulfat, dihasilkan dari oksidasi
fraksi sulfide pada batubara.

Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Proksimat Batubara


Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Proksimat Batubara ini meliputi
dua metode, yaitu metode analisis proksimat batubara dengan menggunakan instrumen dan
metode analisis proksimat batubara dengan metode manual. SOP Proksimat Batubara
meliputi analisis kadar air (moisture) dan kadar abu (ash) dari conto batubara dengan
menggunakan instrumen TGA dan secara manual menggunakan alat Carbolite. Prinsip dari
analisis proksimat adalah secara gravimetri yaitu pengukuran berdasarkan perbedaan berat
setelah dilakukan pemanasan. Pemanasan untuk analisis kadar air dilakukan pada temperatur
105 110C, sedangkan untuk zat terbang pada temperatur 950C untuk proksimat instrumen
dan 900C untuk proksimat manual selama 7 menit. Temperatur untuk kadar abu adalah
750C untuk proksimat instrumen dan 815C untuk proksimat manual.

SOP Analisis Kimia Proksimat Batubara Dengan Metode Manual


SOP Analisis Penentuan Kadar Air
Alat dan Bahan: Oven (minimum free space oven), Cawan timbang dengan tutup,
neraca analitik, penjepit cawan, desikator, gas nitrogen, batubara 212 m. Prosedur / Cara
Kerja: Atur suhu oven pada temperatur 105 110C sambil mengalirkan gas nitrogen. Timbang
1,0000 gram conto batubara kedalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.
Tempatkan tutup botol timbang dibawah masingmasing botol tersebut. Masukkan botol
timbang berisi conto kedalam oven. Panaskan botol timbang berisi conto selama 1 - 3 jam.
Angkat botol timbang berisi conto yang sudah kering dari dalam oven, dan letakkan di atas
lempengan logam sambil ditutup. Biarkan selama 10 menit, selanjutnya pindahkan kedalam
desikator. Timbang bila sudah dingin. Bila pemanasan belum sempurna ulangi pemanasan
30 menit dan perbedaan penimbangan tidak lebih dari 1 mg. Perhitungan: Kadar air

conto batubara dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

mm
x 100
Mad = 2
m m

Dengan : Mad adalah kadar air lembab dari conto batubara (%), m adalah berat cawan dan
tutup (gram), m adalah berat cawan dan tutup + conto sebelum dipanaskan (gram), m
adalah berat cawan dan tutup + conto setelah dipanaskan (gram).

SOP Analisis Penentuan Kadar Abu


Alat dan Bahan: muffle furnace, cawan silica, neraca analitik dengan
ketelitian 0,1 mg, desikator, lempengan logam aluminium dan tang penjepit,
batubara 212. Prosedur / Cara Kerja: Panaskan C selama 15 10C cawan pada 815
menit, angkat, dinginkan lalu timbang. Timbang 1,0000 gram contoh batubara ke dalam
cawan yang telah diketahui beratnya. Panaskan conto tersebut dalam muffle furnace pada
temperatur ruangan kemudian dinaikkan sampai temperatur 500C dalam waktu 60 menit dan
biarkan pada suhu ini selama 30 menit. Pemanasan dilanjutkan sampai mencapai temperatur
815C biarkan pada temperatur ini paling sedikit 60 menit. Setelah pembakaran dianggap
sempurna, pindahkan cawan dari furnace. Letakkan diatas lempengan logam selama 10 menit
masukkan kedalam desikator, timbang setelah dingin (temperatur kamar). Bila pembakaran
kurang sempurna, panaskan kembali cawan + abu 15 menit pada suhu 815C perbedaan
penimbangan tidak lebih dari 1 mg. Perhitungan: Kadar abu conto batubara dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut :

mm
Kadar abu (%) = m2m x 100%
Dengan : m : berat cawan dan tutup kosong (gram), m : berat cawan dan tutup
dengan contoh (gram), m : berat cawan dan tutup ditambah abu (gram).

You might also like