You are on page 1of 49

17 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Pertemuan 2

Keadaan Bangsa Arab Pra-Islam


1. Sisi Sejarah
2. Sistem Agama/Kepercayaan
3. Sistem Sosial
4. Sistem Akhlak dan kultur
5. Sistem Ekonomi
6. Sistem Politik
7. Jahiliyah Modern
18 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

A. SISI SEJARAH (JAZIRAH ARAB:


HIJAZ=MAKKAH)

Mekkah sebagai tempat bangsa Arab sebelum Islam


termasuk dalam kawasan Jazirah Arab. Kata Jazirah
dalam bahasa Arab berarti pulau. Jadi, Jazirah Arab
berarti pulau Arab. Sebagian ahli sejarah menamai
tanah Arab itu dengan Shibhul Jazirah, dalam bahasa
Indonesia berarti Semenanjung. Dilihat dari peta,
Jazirah Arab berbentuk persegi panjang yang sisi-sisinya
tidak sejajar.[5]
19 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Peta Jazirah Arab


Peta di atas dapat di baca bahwa Jazirah Arab
terbentang luas yang terletak di antara benua Asia dan
Afrika, dengan luas wilayah kurang lebih 3,1 juta km2.
Negeri ini bagaikan titik pusat dunia. Lebih dari sepertiga
wilayah jazirah ini terdiri dari padang pasir yang tandus.
Yang paling luas dan terkenal adalah padang pasir Ar-
Rabiul Khaly yang membentang dari Selatan ke arah
Utara. Padang pasir inipun dihiasi dengan gunung-
gunung batu yang tinggi. Diantara sela-selanya terdapat
lembah-lembah yang kadang berair dan kadang kering.
20 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Tak ada sungai yang mengalir. Semua gersang.


Kerontang.
Pada masa itu Jazirah Arab dibagi
menjadi: Hijaz, Yaman, Hadhramaut,
Muhrah, Uman,AlHasa, Najd dan Ahqaf. Hijaz terletak
ditepian Laut Merah sebelah Tenggara. Di wilayah inilah
terdapat kota Makkah yang ada bangunan Masjidil
Haram. Di tengah-tengah masjid ini berdirilah Kabah
yang disebut Baitullah.
Yaman berada di Selatan Hijaz, disebut Yaman sebab
berada di sebelah kanan Kabah (yamin). Di Yaman ini
ada kota-kota bersejarah yang dilukiskan oleh Al-Quran
dan Hadits Nabi seperti Saba, Shanaa, Maarib,
Hudaidah dan Aden. Di Selatan Yaman inilah terdapat
Samudra Hindia.
Hadhramaut terletak disebelah Timur Yaman dan
tepi Samudra Hindia. Muhrah disebelah Timur dari
Hadhramaut. Uman di Utara dan bersambung dengan
teluk Persia. Al-Hasa dipantai teluk Persia dan
panjangnya sampai ke tepian sungai Euphrat.
Nejd terletak antara Hijaz dan negeri Yamamah.
Tanahnya datar dan luas. Di sebelah utara bersambung
dengan Syam, di Timur dengan Iraq.
Ahqaf terletak diselatan, sebelah barat Daya dari
Uman.
Jazirah Arab di batasi dengan batas-batas sebagai
berikut :
21 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

- Di bagian barat:berbatasan dengan Laut Merah.


- Di bagian timur:berbatasan dengan Teluk Arab.
- Di bagian utara:berbatasan dengan Gurun Irak dan
Gurun Syam.
- Di bagian selatan:berbatasan dengan Samudra Hindia.
Secara geografis, Jazirah Arab terbagi atas dua
bahagian yaitu bagian tengah dan bagian tepi. Setiap
bagian memiliki bentangan alam tersendiri. Bagian
tengah terdiri dari daerah pegunungan yang amat jarang
dituruni hujan. Di bagian tengah inilah orang Badui
tinggal. Bagian tengah dari Jazirah Arab terbagi menjadi
dua bagian yang lebih kecil yaitu: Bagian utara yang
disebut Najed dan bagian selatan yang disebut Al-Ahqaf.
Bagian selatan penduduknya amat sedikit. Karenanya
bagian ini disebut Ar-Rab'ul Khali (tempat yang sunyi).
Adapun Jazirah Arab bagian tepi merupakan sebuah
pita kecil yang melingkari Jazirah Arab. Pada bagian tepi
ini, hujan yang turun cukup teratur. Bagian tepi inilah
yang didiami oleh penduduk kota.
Menjelang kelahiran Islam Jazirah arab diapit oleh dua
kerajaan besar yaitu Romawi di sebelah barat sampai ke
laut Adriatik, dan Persia di sebelah timur sampai ke
sungai Dijlah. Kedua kerajaan besar itu disebut hegemoni
di wilayah Timur Tengah. Sebenarnya Jazirah Arab bebas
dari pengaruh kedua kerajaan tersebut, kecuali daerah-
daerah subur seperti: Yaman dan daerah-daerah sekitar
teluk Persia.

B. ASAL USUL BANGSA ARAB


22 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Asal usul bangsa Arab yang tinggal di Jazirah arab,[6]


adalah:
1. Arab Baidah, yaitu bangsa arab yang telah musnah
telah lenyap jejaknya. Jejak mereka tidak dapat
diketahui kecuali hanya terdapat dalam catatan kitab-
kitab suci. Arab Ba'idah ini termasuk suku bangsa
arab yang dulu pernah mendiami Mesopotamia, akan
tetapi karena serangan Raja Namrud dan kaum yang
berkuasa di Babylonia, sampai Mesopotamia selatan
pada tahun 2000 SM, suku bangsa ini berpencar dan
berpisah ke berbagai daerah. Di antara kabilah
mereka disebut: Kaum 'Aad, Kaum Tsamud, Ghasan,
dan Jad.
2. Arab Aribah, yaitu cikal bakal dari rumpun bangsa
Arab yang ada sekarang ini. Mereka berasal dari
keturunan Qattan yang menetap di tepian sungai
Eufrat kemudian pindah ke Yaman. Suku bangsa arab
yang terkenal adalah: Kahlan dan Himyar. Kerajaan
yang terkenal adalah kerajaan Saba' yang berdiri
abad ke-8 SM dan kerajaan Himyar berdiri abad ke-2
SM.
3. Arab Musta'ribah, yaitu menjadi Arab atau
Peranakan. Disebut demikian karena waktu kabilah
Jurhum dari suku Qathan mendiami Mekkah, mereka
tinggal bersama Nabi Ismail dan ibunya Siti Hajar.
Nabi Ismail yang bukan keturunan Arab, mengawini
wanita suku Jurhum. Oleh karena itu, Arab Musta'ribah
23 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

sering juga disebut Bani Ismail bin Ibrahim


(Adnaniyyun).[7]
Bangsa arab hidup berpindah-pindah, nomad, karena
tanahnya terdiri atas gurun pasir yang kering dan sangat
sedikit turun hujan. Perpindahan mereka dari satu
tempat ke tempat yang lain mengikuti tumbuhnya stepa
(padang rumput) yang tumbuh secara sporadic di tanah
arab di sekitar oasis atau genangan air setelah turun
hujan. Bila dilihat dari asal-usul keturunan, penduduk
jazirah arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar,
yaitu: Qathaniyun (=keturunan Qathan) dan
Adaniyun (=keturuan Ismail ibnu Ibrahim a.s.)
Sekedar gambaran silsilah bangsa Arab antara lain
sebagai berikut:
24 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

C. KEHIDUPAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM


25 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

(Lihat: Mahayudin dan Hilmi di dalam bukunya yang berjudul Sejarah Islam)

BEBERAPA diantara kita mungkin sering mendengar


atau membaca bahwa sebelum Nabi Muhammad Saw,
dihadirkan ditengah-tengah kehidupan bangsa Arab,
masyarakat bangsa Arab disebut sebagai masyarakat
Jahiliyah.
Kata Jahiliyah berasal dari kata dasar ja-ha-la yang
berarti bodoh atau sesat. Menurut P.K. Hitti dalam
bukunya History of The Arabic makna jahiliyah di sini
bukan berarti bodoh dalam segi ilmu pengetahuan,
melainkan hanya bodoh dari segi agama karena pada
zaman tersebut (yakni sebelum Rasul Muhammad
datang) tidak ada nabi dan tidak ada kitab suci yang
dijadikan sebagai panduan hidup. Hitti mengatakan
bahwa saat itu semenanjung Arab memiliki peradaban
yang tinggi.
Istilah dan makna kata tersebut dapat dilihat di
beberapa ayat dalam Al Quran diantaranya:

[154 : ]
Kemudian setelah kamu berduka-cita Allah menurunkan kepada
kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan daripada
kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka
sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti
sangkaan jahiliah. (QS. Ali Imran: 154)








..
26 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu


berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang
dahulu. (QS. Al Ahzab: 33)













Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab
dan Hikmah (As sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata (QS. Al Jumuah: 2)
Menurut Mahyudin & Hilmi, ayat-ayat di atas
memberikan gambaran kepada kita bahwa istilah
jahiliyah memiliki makna kekufuran, keangkuhan,
kemaksiatan dan juga kebodohan. Orang Arab jahiliyah
dianggap bodoh karena tidak pandai menulis dan
membaca.
Prof.Dr. Hamka di dalam buku nya Tafsir Al Azhar
mengatakan bahwa Rasulullah Saw, diutus kepada kaum
yang ummi (lihat Q.S. Al-Jumuah ayat 2). Ummi disini
memang berarti tidak bisa menulis dan membaca. Beliau
mengatakan bahwa dahulu bangsa Arab bukanlah
bangsa yang terpelajar dan bukan kaum yang
mempunyai sejarah peradaban yang tinggi sebagaimana
peradaban orang-orang Yunani dan Romawi, orang Persia
(Iran) dan India. Dalam 100 orang belum tentu ada satu
orang yang bisa menulis dan membaca. Walaupun tidak
27 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

bisa membaca dan menulis, bangsa Arab masih memiliki


satu kelebihan yaitu ingatannya yang sangat kuat.
Berdasarkan sejarah yang masih diungkapkan oleh
Prof.Hamka, orang-orang Yahudi yang berada di Yastrib
(Madinah) mengatakan bahwa orang Arab bukanlah
orang terpelajar. Orang Arab pun tidak merasa terhina
dengan ungkapan tersebut. Bahkan orang Arab di
Madinah banyak yang menyerahkan anak-anaknya
kepada orang Yahudi untuk belajar sehingga banyak
diantara mereka yang masuk Yahudi.
28 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Namun jika kita kembali membuka kitab-kitab lughat


(kamus) bahasa arab, istilah jahiliyah berarti 'kebodohan'
yaitu golongan penyembahan patung dan mengikuti
hawa nafsu yang sesat ditanah arab pada masa sebelum
islam; dan dalam arti yang lebih luas adalah hal ikhwal
bangsa arab pada masa sebelum islam datang kepada
mereka. Akan tetapi , menurut ensiklopedia bahasa arab,
yang dimaksud dengan jahiliyah itu adalah 'keadaan
manusia sebelum dibangkitkannya Muhamad Rasulullah
saw, jelasnya golongan manusia yang hidup pada masa
sebelum kedatangan Nabi Muhamad saw, sementara
mereka itu sudah tidak mengikuti syariat para nabi Allah
yang pernah datang kepada mereka masing-masing.
Dengan demikian, yang dinamakan bangsa jahiliah pada
masa itu bukannya bangsa Arab saja, melainkan sekalian
bangsa yang ada dimuka bumi ini, termasuk bangsa arab
juga. Dan perkataan jahiliah itu bukan menjadi nama
bagi masa (zaman), sebagaimana banyak orang
mengatakan : Zaman jahilah, tetapi sebuah sebutan bagi
umat manusia yang hidup dan berprilaku seperti yang
disebutkan di atas.
Jadi, meskipun perkataann jahiliah itu asalnya
berarti bangsa yang berada dalam kebodohan, tetapi
yang dimaksudkan oleh islam bukan kebodohan yang
berarti tidak mempunyai pengetahuan dan
kepandaian atau tidak mempunyai kecerdasan berfikir
dan kecakapan bekerja, melainkan "kebodohan" yang
29 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

berkaitan dengan ketauhidan Allah, yang berarti juga


kebodohan dan kedunguan tentang undang-undang
Allah yang harus berlaku di alam semesta yang luas
ini, dan kebodohan tentang hukum-hukum-Nya yang
telah diturunkan kepada umat manusia, yang
seharusnya oleh mereka itu diikuti, ditaati dan
dilaksanakan
Penggambaran mengenai kondisi masyarakat Arab
dan sekitarnya pada masa Pra-Islam, pada intinya bahwa
Islam hadir dalam kondisi masyarakat yang tidak vakum.
Jauh sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab dan
sekitarnya sudah memiliki agama, kepercayaan, dan
tradisi yang dianut serta dikembangkan. Islam sendiri
diturunkan sebagai respons atas perkembangan yang
terjadi dalam masyarakat pada masa itu. Dengan
demikian, untuk mendapatkan pemahaman Islam yang
utuh, sangat diperlukan pengetahuan paling tidak
mengenai bidang-bidang kehidupan (polotik, ekonomi,
sosial, dan agama) masyarakat Arab pada masa pra-
Islam. Tanpa memahami konteks sebelumnya, dimensi
pembaruan dari peradaban Islam sebagaimana dibangun
oleh Nabi Muhammad SAW akan sulit dipahami.

1. Bidang Politik
30 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Sistem Kabilah
Bangsa Arab tidak memiliki posisi politik yang kuat di
zaman jahiliyah. Mungkin hanya kerajaan Himyar saja
yang masih dianggap memiliki kekuatan politik &
struktur pemerintahan yang cukup baik itupun berada di
bawah pengaruh negara luar. Di sebelah utara
semenanjung Arab dikuasai oleh kerajaan Romawi dan
Persia, di sebelah selatan dikuasai oleh kerajaan
Habasyah dan Persia. Di kawasan tengah seperti
Mekkah, walaupun tidak dijajah tetapi mendapatkan
imbas dari penguasaan kedua wilayah tersebut.
Kondisi ini bisa kita lihat pada peperangan al-Fijar1
yang terjadi pada bulan-bulan diharamkan berperang di
31 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

antara kaum Quraisy dengan penduduk Hirah yang saat


itu berada dibawah kerajaan Persia.

Ilustrasi Perang Fijar


Dalam bidang politik, masyarakat Arab pra-Islam
ditandai oleh kondisi dua kekuatan besar yaitu
Bizantium (Romawi) dan Sasaniah (Persia). Kedua
kekuatan itu senantiasa terlibat dalam konflik dan
peperangan untuk mempertahankan dan memeperluas
wilayah kekuasaan masing-masing. Sejumlah wilayah
seperti Suriah dan Mesir telah menjadi ajang perebutan,
sehingga secara silih berganti dikuasai oleh dua kerajaan
besar itu. Situasi adu kekuatan seperti ini masih tetap
berlangsung sampai pada masa-masa awal penyebaran
32 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Islam di wilayah Arab. Misalnya, pada tahun 622 Masehi,


Bizantium di bawah komando Hercules melakukan
ekspedisi penyerangan dari Constantinopel melalui Laut
Hitam sampai akhirnya berhasil melumpuhkan
kekuasaan Sasaniah di sejumlah wilayah yang strategis.
Sebelum kelahiran Islam, ada tiga kekuatan politik
besar yang perlu dicatat dalam hubungannya dengan
Arab; yaitu (1) kekaisaran Nasrani Byzantium; (2)
kekaisaran Persia yang memeluk agama
Zoroaster, serta (3) Dinasti Himyar yang berkuasa
di Arab bagian selatan.[9] Setidaknya ada dua hal yang
bisa dianggap turut mempengaruhi kondisi politik jazirah
Arab, yaitu: interaksi dunia Arab dengan dua adi kuasa
saat itu, yaitu kekaisaran Byzantin dan Persia serta
persaingan antara yahudi, sekte dalam agama Nasrani
dan para pengikut Zoroaster.
Dalam kondisi demikian, Hedzjaz adalah wilayah yang
aman dari peperangan Bizantium dan Sasaniah. Dalam
wilayah yang aman inilah teletak kota Mekah, tempat
kelahiran agama Islam, kota suci tempat Ka'bah. Ka'bah
pada masa itu bukan saja disucikan dan dikunjungi oleh
penganut-penganut bangsa asli Makkah, tetapi juga
orang-orang Yahudi yang bermukim di sekitarnya.
Wilayah ini dipimpin oileh para amir yang tidak
memihak pada salah satu dari kekuatan besar itu.
Meskipun demikian, hubungan dan interaksi dengan
wilayah-wilayah lain tetap dilakukan, dengan penekanan
33 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

utama pada urusan peningkatan ekonomi. Para Amir


Mekah menandatangani sejumlah perjanjian
perdagangan dengan penguasa-penguasa wilayah
Yaman, Tamim, Ghassaniah, Hijaz, Syam, dan para Raja
Ethiopia.
Untuk mengamankan para peziarah yang datang ke
kota Makkah diadakan pemerintahan yang pada mulanya
berada di tangan dua suku yang berkuasa yaitu suku
Jurhum dan Ismail sebagai pemegang kekuasaan
Ka'bah. Kekuasaan politik kemudian berpindah ke suku
Khuza'ah dan akhirnya ke suku Quraisy di bawah
pimpinan Qushai. Suku Quraisy ini kemudian yang
memegang dan mengatur politik dan juga urusan urusan
yang berkenaan dengan Ka'bah. Ada sepuluh (10)
jabatan tinggi yang dibagikan kepada kabilah dari suku
Quraisy yaitu :
1. Hijabah (penjara kunci kabah)
2. Siqayah (penjara air mata Zam zam)
3. Diyat (Kekuasaan hakim sipil dan criminal)
4. Sifarah (kuasa usaha Negara atau duta)
5. Liwa (jabatan ketentaraan)
6. Rifadah (pengurus pajak bagi fakir miskin)
7. Nadwah (jabatan ketua dewan)
8. Khaimman (pengurus balai musyawarah)
9. Khazinah (jabatan administrasi keuangan)
10. Azlim (penjaga panah peramal) untuk mengetahui
pendapat para dewa-dewa.
34 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

2. Bidang Ekonomi

Pedagang Arab di Malaka

Kota Mekkah dikenal sebagai kota dagang, pada


masa lalu dikenal dengan jalur perdagangan antara
Yaman-Mekkah-Madinah-Damsyiq (Damaskus)Dalam
bidang ekonomi, masyarakat arab pra-Islam adalah
35 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

masyarakat petani dan pedagang. Pertanian dan


perdagangan merupakan sendi utama kehidupan
ekonomi masyarakat Arab pra-Islam. Usaha pertanian
mulai dari tanaman kacang-kacangan, palawija, anggur,
kurma, dan sayur-sayuran. Di antara wilayah yang
sangat subur untuk pengembangan pertanian ini adalah
Yaman, sehingga terkenal dengan sebutan al-khadra
(=wilayah hijau). Sementara itu, di wilayah-wilayah yang
memiliki oase seperti Yatsrib, Thaif, dan Duma al-Jandal
berkembang usaha-usaha pertanian yang menghasilkan
pisang, jeruk mentimun, semangka, dan sayur-sayuran.
Perdagangan juga sudah berkembang di kalangan
masyarakat Arab pra-Islam. Di wilayah Hedjaz, usaha ini
sangat menonjol karena dukungan produksi pertanian
dan industri lokal seperti barang pecah-belah yang cukup
melimpah. Wilayah Hedjaz menempati posisi yang
strategis untuk bisnis perdagangan di Jazirah Arabia,
yang dilengkapi dengan pusat-pusat penjualan yang
menyebar di berbagai kota. Dalam hal ini, Mekkah
merupakan salah satu kota penting untuk perdagangan.
Kota ini merupakan pusat transaksi perdagangan yang
sangat ramai bagi pedagang Yaman untuk menjual
komoditinya ke Syam, Palestina, Irak, Mesir, dan Afrika
Timur.
36 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Suasana Perdagangan di Kota Mekah Sebelum Islam


Perdagangan merupakan sarana yang paling dominan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jalur-jalur
perdagangan tidak bisa dikuasai begitu saja kecuali jika
sanggup memegang kendali keamanan dan perdamaian.
Sementara itu kondisi yang aman seperti ini tidak
terwujud di Jazirah Arab kecuali pada bulan-bulan suci.
Pada saat itulah dibuka pasar-pasar Arab yang sangat
terkenal, seperti Ukazh, Dzil-Majaz, Majinnah, dan lain-
lainnya.
Tentang perindustrian atau kerajinan mereka adalah
bangsa yang paling mengenalnya. Kebanyakan hasil
kerajinan yang ada di Arab seperti jahit-menjahit,
menyamak kulit, dan lain-lainnya berasal dari rakyat
Yaman, Hirah, dan pinggiran Syam.
37 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Ilustrasi Runtuhnya Bendungan Marib


Pasca runtuhnya bendungan Marib di Yaman,
kedudukan ekonomi orang arab di selatan Semenanjung
Arab menjadi tidak stabil. Kondisi ini memaksa sebagian
38 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

besar warga di wilayah tersebut, yaitu wilayah


kekuasaan kerajaan Himyar, berpindah ke sebelah utara
dengan beralih menjadi pedagang karena wilayah
sebelah utara adalah kawasan padang pasir. Namun
perdagangan ini pun tidak berjalan lancar karena selalu
mendapat tekanan politik dari Romawi dan Persia serta
adanya kondisi politik yang selalu tidak menentu yaitu
adanya peperangan diantara para kabilah Arab. Di tahun
534 M kerajaan Himyar jatuh ke tangan kerajaan
Habsyah lalu jatuh ke tangan kekuasaan Persia.
Kerajaan Habsyah pernah memperburuk kondisi
perekonomian di kota Mekkah dengan melakukan
serangan ke kota tersebut sehingga hubungan
perdagangan antara Yaman dan Mekkah menjadi rusak.
Kondisi ini berefek pada hubungan perdagangan antara
Yaman dan Syam karena Mekkah berada di antara kedua
wilayah tersebut. Hubungan perdagangan antara Yaman
dan Hirah pun sering terputus karena Hirah berada di
bawah kekuasaan Persia sedangkan Yaman berada di
kekuasaan Habsyah yang menjadi rekan koalisi politik
kerajaan Romawi.
Di tengah kondisi ekonomi dan politik yang tidak
menentu akibat perseteruan antara Persia dan Romawi,
warga kota Mekkah yaitu kaum Quraisy mencoba
melakukan tekanan ekonomi ke kaum Badwi. Hal ini
mengakibatkan kaum Badwi melakukan perlawanan
39 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

dengan bentuk perompakan ke setiap kafilah-kafilah


perdagangan Quraisy.
Dari sisi internal, kesenjangan ekonomi di kota
Mekkah pun cukup terlihat yaitu kesenjangan antara si
kaya dan si miskin. Akibatnya sering terjadi huru-hara
yang sangat mengganggu perekonomian wilayah
tersebut.

3. Bidang Sosial
40 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Gambaran kondisi politik dan ekonomi di atas


memengaruhi kondisi sosial masyarakat Arab pra-Islam.
Meskipun disebut dalam tradisi kesejarahan Islam
sebagai masyarakat Jahiliah, kondisi sosial mereka
bukan berarti tanpa peradaban sama sekali. Tradisi baca
tulis arab sudah dikenal jauh sebelum kedatangan Islam.
Berlangsungnya kontak yang intensif dalam rangka
proses politik dan perdagangan menunjukan adanya
kebudayaan sebagaimana layaknya masyarakat maju.
Dengan demikian, bangsa Arab pra-Islam disebut bangsa
Jahilliyah bukan karena kebodohannya dalam bidang
baca tulis (ilmu pengetahuan), tetapi lebih karena
perilaku budayanya yang tidak sejalan denagn ajaran
Tuhan.
41 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Kelas-Kelas masyarakat pada Jaman Jahiliyah

Di kalangan bangsa Arab terdapat beberapa kelas


masyarakat yang kondisinya berbeda satu sama lain.
Hubungan seseorang dengan keluarga di kalangan
bangsawan sangat diunggulkan dan diprioritaskan,
dihormati, dan dijaga, sekalipun harus dengan pedang
yang terhunus dan darah yang tertumpah. Jika seseorang
ingin dipuji dan terpandang di mata bangsa Arab karena
kemuliaan dan keberaniannya, maka dia harus banyak
dibicarakan kaum wanita. Jika seseorang wanita
menghendaki, maka dia bisa mengumpulkan beberapa
kabilah untuk suatu perdamaian, dan jika mau dia bisa
42 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

menyalakan api peperangan dan pertempuran di antara


mereka.
Diantara tradisi yang menonjol adalah perlakuan yang
sangat diskriminatif terhadap perempuan. Meskipun
demikian, praktek yang mengabaikan harkat perempuan
itu sebetulnya terjadi hanya pada kalangan-kalangan
tertentu saja, seperti Bani Tamim dan Bani Asad.
Abu Daud meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu
anhu, bahwa pernikahan pada masa jahiliyah ada
empat macam:
Pertama, Pernikahan secara spontan. Seorang laki-laki
mengajukan lamaran kepada laki-laki lain yang menjadi
wali wanita, lalu dia bisa menikahinya setelah
menyerahkan mas kawin seketika itu pula.
Kedua, Seorang laki-laki bisa berkata kepada istrinya
yang baru suci dari haid, Temuilah Fulan dan
berkumpullah bersamanya! Suaminya tidak
mengumpulinya dan sama sekali tidak menyentuhnya,
hingga ada kejelasan bahwa istrinya hamil dari orang
yang disuruh mengumpulinya. Jika sudah jelas
kehamilannya, maka suami bisa mengambil kembali
istrinya jika memang dia menghendaki hal itu. Yang
demikian ini dilakukan, karena dia menghendaki
kelahiran seorang anak yang baik dan pintar. Pernikahan
semacam ini disebut nikah istibdha.
Ketiga, Pernikahan poliandri, yaitu pernikahan
beberapa orang laki-laki yang jumlahnya tidak mencapai
43 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

sepuluh orang, semua laki-laki tersebut mengumpuli


seorang wanita. Setelah wanita itu hamil dan melahirkan
bayinya, maka selang beberapa hari kemudian dia
mengundang semua laki-laki yang berkumpul
dengannya dan mereka tidak bisa menolaknya hingga
berkumpul di hadapannya. Lalu dia berkata, Kalian
sudah mengetahui apa yang sudah terjadi dan kini aku
telah melahirkan. Bayi ini adalah anakmu hai Fulan. Dia
menunjuk siapa pun yang dia sukai di antara mereka
seraya menyebutkan namanya, lalu laki-laki itu bisa
mengambil bayi tersebut.
Keempat, Sekian banyak laki-laki bisa mendatangi
wanita yang dikehendakinya yang juga disebut wanita
pelacur. Biasanya mereka memasang bendera khusus di
depan pintunya, sebagai tanda bagi laki-laki yang ingin
mengumpulinya. Jika wanita pelacur ini hamil dan
melahirkan anak, dia bisa mengundang semua laki-laki
yang pernah mengumpulinya, diselenggarakan undian.
Siapa yang namanya keluar dalam undian, maka dia
berhak mengambil anak itu dan mengakui sebagai
anaknya. Dia tidak bisa menolak hal itu.
Di antara kebiasaan yang sudah dikenal akrab pada
masa jahiliyah ialah poligami, tanpa ada batasan
maksimal, berapa pun banyaknya istri yang dikehendaki.
Bahkan mereka bisa menikahi dua wanita yang
bersaudara. Mereka juga menikahi janda bapaknya,
entah karena dicerai atau karena ditinggal mati. Hak
44 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

perceraian ada di tangan kaum laki-laki tanpa ada


batasannya.
Setelah Islam datang maka hal tersebut dijelaskan
secara rinci di dalam Alquran surah An-Nisa: 22-23,
sebagai berikut:




























45 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

22. dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah


dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau.
Sesungguhnya perbuatan itu Amat keji dan dibenci Allah dan
seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
23. diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu
yang perempuan[281]; saudara-saudaramu yang perempuan,
saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara
ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu;
saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-
anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah
kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu
(dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu
mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak
kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan)
dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada
masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
[281] Maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke atas.
dan yang dimaksud dengan anak perempuan ialah anak perempuan,
cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, demikian juga yang lain-
lainnya. sedang yang dimaksud dengan anak-anak isterimu yang
dalam pemeliharaanmu, menurut jumhur ulama Termasuk juga anak
tiri yang tidak dalam pemeliharaannya.

Kondisi wanita dalam pandangan bangsa arab


sebelum Islam sangatlah rendah. Bahkan saking rendah
dan hinanya, wanita pada masa itu diletakkan pada
derajat yang tidak selayaknya bagi manusia. Semua hak
mereka dihapus, termasuk hak mengemukakan
pendapat yang berhubungan dengan kepentingan hidup
mereka sekalipun. Mereka tidak boleh menerima harta
warisan, karena dalam tradisi mereka, orang yang
berhak mendapat harta warisan hanyalah mereka yang
sanggup berperang dan mampu melindungi anak-
anaknya. Wanita tidak memiliki hak untuk menolak atau
46 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

sekedar memberi saran dalam urusan pernikahannya.


Segala urusannya diserahkan kepada walinya, bahkan
seorang anak laki-laki berhak melarang janda ayahnya
[yang tidak lain adalah ibunya] untuk menikah lagi.
Kecuali bila sang janda memberikan semua harta yang
diperoleh dari suaminya kepada anak laki-lakinya itu.

Wanita Jaman Jahiliyah

Perzinaan mewarnai setiap lapisan masyarakat, tidak


hanya terjadi di lapisan tertentu atau golongan tertentu,
kecuali hanya sebagian kecil dari kaum laki-laki dan
47 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

wanita yang memang masih memiliki keagungan jiwa.


Mereka tidak mau terjerumus dalam kehinaan ini. Namun
kondisi orang-orang yang merdeka dalam kaitannya
dengan masalah ini relatif lebih baik daripada orang
awam dan hamba sahaya. Menurut persepsi umum
semasa jahiliyah, perzinahan ini tidak dianggap aib yang
mengotori keturunan.
Ada pula di antara mereka yang mengubur hidup-
hidup anak putrinya, karena takut aib dan karena
kemunafikan, atau membunuh anak laki-laki karena
takut miskin dan lapar.
Sementara itu, struktur masyarakat Arab ditandai
oleh suku-suku yang satu sama lain saling
mempertahankan harga dirinya sendiri (ashshabiyyah)
dalam kekeluargaan antar suku, termasuk kekeluargaan
bangsa non-Arab. Pergaulan seorang laki-laki dengan
saudaranya, anak saudaranya, dan kerabatnya sangat
rapat dan dekat. Mereka hidup untuk fanatisme kabilah
dan mati pun rela karenanya. Dorongan spiritual untuk
mengadakan pertemuan dalam satu kabilah sangat kuat.
Sehingga semakin menambah fanatisme tersebut.
Landasan aturan sosial adalah fanatisme rasial dan
marga. Mereka menjalani kehidupan menurut pepatah
yang berbunyi, Tolonglah saudaramu yang berbuat
zalim maupun yang dizalimi, dengan pengertian apa
adanya. Persaingan dalam masalah kehormatan dan
perebutan pengaruh kekuasaan lebih sering menyulut
48 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

peperangan antar kabilah yang sebenarnya berasal dari


satu ayah dan ibu, seperti yang kita lihat antara Aus dan
Khazraj, , Bakr dan Taghlib, serta lain-lainnya.

Sistem Perbudakan

Sedangkan hubungan antara beberapa kabilah yang


berbeda, terputus secara total. Kekuatan mereka
berbeda-beda dalam peperangan. Hanya saja ketakutan
dan keengganan melanggar sebagian tradisi dan
kebiasaan yang mempertemukan agama dan khurafat,
kadang-kadang mengecilkan api peperangan dan
49 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

perselisihan di antara mereka. Dalam kondisi-kondisi


tertentu ada loyalitas, perjanjian persahabatan, dan
subordinasi yang mengharuskan beberapa kabilah yang
berbeda untuk bersatu.

4. BIDANG AGAMA/KEPERCAYAAN

Agama Pagan Bangsa Jahiliyah

Sebelum Islam, penduduk Arab menganut agama


yang bermacam-macam. Jazirah Arab telah dihuni oleh
beberapa ideolgi dan keyakinan keagamaan.[13] Di antara
50 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

agama yang dianut oleh Bangsa Arab sebelum Islam,


antara lain:
a. Al Hunafa

Meskipun pada waktu hegemoni paganisme pada


masyarakat Arab sedemikian kuat, tetapi masih ada
beberapa orang yang dikenal sebagai Al Hanafiyun
atau Al Hunafa-u. Mereka tetap berada dalam agama
yang hanif, menyembah Allah dan tidak menyekutukan-
Nya serta menunggu datangnya kenabian. Kepercayaan
ini diwarisi turun temurun sejak nabi Ibrahim a.s, dan
Ismail a.s. Al-Quran menyebutnya agama Hanif, yaitu
kepercayaan yang mengakui keesaan Allah sebagai
pencipta alam, Tuhan menghidupkan dan mematikan,
Tuhan yang memberi rezeki dan sebagainya.

Kepercayaan ini dipengaruhi sangat kuat oleh tradisi


dan kepercayaan yang berkembang di wilayah
Masepotamia (diperkirakan wilayah ini sudah dihuni
manusia sekitar 7000 tahun S.M.) Secara bertahap, di
wilayah itu lahir dan berkembang komunitas yang
kemudian menjadi nenek moyang masyarakat Arab
sekarang. Di antara komunitas yang terkenal adalah
kelompok Sumeria dan Babilonia. Dalam kehidupan
mereka berkembang tradisi dan kepercayaan yang
menunjukkan adanya kesadaran tentang Tuhan.
51 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Menurut Ismail Raji al-Faruqi (1921-1986),


kepercayaan orang Mesopotamia terdiri dari lima prinsip,
yaitu:
1) Prinsip bahwa realitas itu terdiri dari dua wujud: (1)
wujud Ilahiah; dan (2) wujud material.
2) Prinsip bahwa kehendak wujud Ilahiah harus
dipenuhi oleh wujud material.
3) Prinsip bahwa manusia diciptakan tanpa sia-sia dan
dimaksudkan untuk tunduk pada sang pencipta.
4) Prinsip bahwa rencana ilahaih menyangkut suatu
dunia di mana manusia bertanggung jawab atas
perbuatannya.
5) Prinsip bahwa rencana Ilahiah menyangkut suatu
dunia di mana manusia bertindak sebagai suatu
kesatuan organik.
Di antara tradisi dan kepercayaan bangsa
Mesopotomia juga hidup prinsip kepercayaan
monoteistik yang bersumber dari ajaran Nabi Ibrahim as.
Para pengikut ajaran ini datang dari kelompok
Mesopotomia Amori. Meskipun demikian, bangsa Arab
menjelang kedatangan Islam pada umumnya sangat
kuat menganut prinsip asosiasionisme (penyekutukan
Tuhan atau syirik).
Akar perkembangan agama monoteistik bersumber
pada ajaran Ibrahim a.s, yang diperkirakan hidup pada
abad ke-19 SM. Ibrahim, a.s, adalah Bapak
Monoteisme yang ajarannya dijadikan dasar bagi
52 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

agama-agama besar. Ajarannya tentang keesaan Tuhan


ini menjadi agenda utama perjuangan para nabi pada
masa-masa beriktunya hingga nabi pamungkas
Muhammad SAW.

Ibadah Haji Pada Awal Masa-Jahiliyah

b. Syirik (Paganisme).

Kepercayaan paganism adalah kepercayaan yang


menyimpang dari agama hanif. Dalam istilah lain
kepercayaan ini disebut dengan Watsaniyah, yaitu
kepercayaan yang mempersyarikatkan Allah dengan
53 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

mengadakan penyembahan kepada : Anshab (batu


yang memiliki bentuk); Autsa (patung yang terbuat dari
batu); Ashnam (patung yang terbuat dari kayu, emas,
perak, logam dan semua patung yang tidak terbuat dari
batu).
Berhala atau patung-patung yang mereka sembah
jumlahnya mencapai lebih dari 360 buah, sehingga
menyesaki lingkungan Kabah.[16] Dan setiap qabilah di
Arab memiliki berhala sebagai sesembahan mereka
masing-masing. Di antara berhala yang paling populer di
kalangan mereka ialah :
1) Wadd
Adalah nama patung milik kaum nabi Nuh yang
berasal dari nama seorang shalih dari mereka.
Ditemukan kembali oleh Amru bin Luhai di Jeddah dan
diberikan kepada Auf bin Adzrah dan ditempatkan di
Wadi Al Quraa di Dumatul Jandal dan disembah oleh bani
kalb bin Murrah. Patung ini ada sampai datangnya Islam
kemudian dihancurkan Khalid bin Walid dengan perintah
Rasulullah.
2) Suwaa
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang
ditemukan kembali dan diberikan kepada Mudhor bin
Nizaar dan diserahkan kepada bani Hudzail serta
ditempatkan di Rohaath sekitar 3 mil dari Makkah.[17]
54 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

3) Yaghuts
Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang
ditemukan kembali dan diberikan kepada Naim bin Umar
Al Muradi dari Majhaj dan ditempatkan di Akmah atau
Jarsy di Yaman, disembah oleh bani Majhaj dan bani
Anam dari kabilah Thaiyi.

4) Yauq

Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang


ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah
Hamadan dan ditempatkan di Khaiwaan, disembah oleh
orang-orang Hamadan.
5) Nasr

Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang


ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Himyar
dan ditempatkan di Saba disembah oleh bani Dzi Al
Kilaa dari kabilah Himyar dan sekitarnya.
6) Manaat

Menurut mereka Manat, adalah dewa yang


menentukan dan menguasai nasib. Lokasinya
berbentuk batu hitam di Qudayd, wilayah antara
Mekah dan Madinah.Patung ini sangat diagungkan oleh
suku Aus dan Khazraj.
(Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib untuk
menghancurkannya pada penaklukan kota Makkah).

7) Laata
55 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Menurut kepercayaan mereka, AlLatt adalah tuhan


perempuan. Berhala ini berada di dekat Thaif. Di sana,
masyarakat Mekah berkumpul untuk melaksanakan
haji dan menyembelih kurban. Pada saat seperti itu,
mereka dilarang menebang pohon, mengganggu
binatang, dan menumpahkan darah. Bangsa Arab
seluruhnya sangat mengagungkannya dan sekarang
tempatnya adalah di menara masjid Thaif. Ada yang
mengatakan bahwa Laata adalah nama seorang yang
membuat masakan Sawiiq untuk jamaah haji, lalu ia
meninggal kemudian kuburannya di sembah.
(Ketika bani Tsaqif masuk Islam maka Rasulullah mengutus Al
Mughiroh bin Syubah untuk menghancurkannya dan kuburan ini
dibakar habis).

8) Al Uzza

Al Uzza, dianggap oleh mereka sebagai yang paling


agung. Berhala ini ada di Nakhlah, sebelah timur Kota
Mekah. Ia adalah berhala paling diagung-agungkan
oleh masyarakat Mekah. AlUzza adalah satu pohon
yang disembah. la lebih baru dari Al Laata, ditempatkan
di Wadi Nakhlah di atas Dzatu Irqin. Mereka dulu
mendengar suara keluar dari Al Uzza. Berhala ini sangat
diagungkan Quraisy dan Kinanah.

(Ketika Rasulullah Saw menaklukan Makkah, beliau mengutus


Khalid bin Al Walid untuk menghancurkannya. Ternyata ada tiga
pohon dan ketika dirobohkan yang ketiga, tiba-tiba muncul wanita
hitam berambut kusut dalam keadaan meletakkan kedua tangannya
di bahunya menampakkan taringnya. Di belakangnya, ada juru
56 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

kuncinya. Kemudian Khalid penggal lehernya dan pecah, ternyata ia


adalah seekor merpati, lalu Khalid bin Al Walid membunuh juru
kuncinya).

9) Hubal

Merupakan patung yang paling besar diletakkan di


tengah Kabah. patung ini terbuat dari batu aqiq merah
dalam rupa manusia. Dibawa Amru bin Luhai dari Syam.
Isaaf dan Naailah (Dua patung berhala yang ada di dekat
sumur Zamzam). Seiring perjalanan waktu, keduanya
disembah. Berhala ini dianggap sebagai dewa tertinggi
di Kabah dan berbentuk manusia. Di samping berhala
ini terdapat busur dan anak panah sebagai media bagi
para peramal untuk mengundi nasib.

10) Dzul Khalashah

Ini adalah berhala milik kabilah Khatsam, Bajilah dan


Daus yang berada di Tubaalah, daerah antara Makkah
dan Yaman. Begitulah gambaran keadaan agama di
Jazirah Arabiyah sebelum datangnya Islam.

c. Yahudi

Agama Yahudi dianut orang-orang Yahudi yang


berimigrasi ke Jazirah Arab. Madinah, Khaibar, Fadk, Wadi
Al Qura. Dan Taima menjadi pusat penyebarannya.
Yaman, bahkan Raja Dzu Nuwas Al Himyari juga
memeluknya. Bani Kinanah, Bani Al Haarits bin Kaab dan
57 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Kindah juga menjadi wilayah berkembangnya agama


Yahudi ini.
Agama Yahudi sampai ke Jazirah Arab oleh bangsa
Israel dari negeri Asyur. Mereka diusir oleh kerajaan
Romawi yang beragama Masehi dan bangsa Asyur ini
berangsur-angsur mendiami Yastrib (Madinah) dan
sekitarnya kemudian mereka menyebarkan agama
[14]
Yahudi tersebut.

d. Nashara (Kristen)

Agama ini masuk ke kabilah-kabilah Ghasasinah dan


Al Munadzirah. Ada beberapa gereja besar yang terkenal.
Misalnya, gereja Hindun Al Aqdam, Al Laj dan Haaroh
Maryam. Demikian juga masuk di selatan Jazirah Arab
dan berdiri gereja di Dzufaar. Lainnya, ada yang di And
dan Najran. Adapun di kalangan suku Quraisy yang
menganut agama Nashrani adalah Bani Asad bin Abdil
Uzaa, Bani Imri-il Qais dari Tamim, Bani Taghlib dari
kabilah Rabiah dan sebagian kabilah Qudhaah.
Agama Masehi yang berkembang adalah : Sekte
Yaqubiah yang mengatakan bahwa perbuatan dan
iradat al Masih adalah tabiat ketuhanan. Kaum
Yaqubiah berkata bahwa persatuan ketuhanan dengan
kemanusiaan pada diri al-Masih ialah sebagaimana air
dimasukan ke dalam tuak, lalu menjadi jenis yang satu.

e. Majusiyah
58 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Sebagian sekte Majusi masuk ke Jazirah Arab di Bani


Tamim. Di antaranya, Zaraarah dan Haajib bin Zaraarah.
Demikian juga Al Aqra bin Haabis dan Abu Sud (kakek
Waki bin Hisan) termasuk yang menganut ajaran Majusi
ini. Majusiyah juga masuk ke daerah Hajar di Bahrain.

5. Bidang Ilmu Pengetahuan

Walaupun masyarakat Arab Jahiliyah memiliki sedikit


kemampuan dalam berdagang namun keahlian tersebut
tidak cukup menjadikan mereka sebagai bangsa yang
ber-peradaban karena suatu peradaban memiliki ciri-ciri
tersendiri termasuk aspek ilmu dan moral.
Beberapa alasan mengapa masyarakat Arab tidak
dianggap sebagai masyarakat yang memilik peradaban,
antara lain:
Pertama, pada zaman jahiliyah tradisi penyebaran
ilmu pengetahuan hampir tidak ada. Kebanyakan orang
Arab buta huruf.
Kedua, saat itu ilmu pengetahuan berasal dari negara
luar yaitu dari bangsa Romawi, Yunani dan Persia.
Namun, sebagian besar dari mereka yang datang ke
Mekkah lebih memilih berdagang di Mekkah daripada
menyebarkan ilmu pengetahuan.
Ketiga, karena masyarakat Arab banyak yang tidak
bisa membaca dan menulis, maka ilmu pengetahuan
hanya disampaikan secara lisan dan hafalan. Mereka
belum mengenal teknologi modern seperti saat ini,
tetapi kelebihan berupa hafalan dan kepekaan yang
59 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

menyatu dengan alam mereka dapat membangun


kebudayaan dari pengetahuan hingga pemerintahan.
Ditambah lagi dengan munculnya nilai-nilai standarisari
pembentukan bahasa arab fusha, yang sering
disampaikan dalam kegiatan peting yang telah menjadi
tradisi masyarakat Makah, seperti festifal syair-syair arab
yang diadakan di pasar Ukaz, Majanah, Zul Majah.
Akhirnya mendorong tersiar dan meluasnya bahasa arab
membentuk stsndarisasi bahasa arab fusha dan
kesusasteraannya.
Menurut Robert L. Gullick, sebagaimana dikutip oleh
Hj.Yahya dan Halimi dalam buku Sejarah Islam,
mengatakan bahwa orang Arab Jahiliyah tidak
memberikan sumbangan apa-apa di bidang ilmu
pengetahuan.
The ancient Arabs, during the many centuries
preceding the appearance of Muhammad, did not, so far
as we know, contribute anything of significance to the
body of scientific knowledge or to scientific method.
Secara umum, biasanya sebuah masyarakat yang
memiliki peradaban seperti Mesopotamia, Mesir, India,
Yunani, Cina, Roma, Saba, memiliki monument yang
digunakan serta peralatan komunikasi, mata uang, dan
pemerintahan yang teratur. Namun, masyarakat Arab
jahiliyah tidak memiliki ciri-ciri tersebut.
Atas kejahiliyahan yang dimiliki oleh bangsa Arab
inilah, maka mereka tidak layak disebut sebagai
60 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

masyarakat yang memiliki peradaban. Namun ketika


Allah SWT mengutus seorang rasul dan membawa kitab
AL Quran, kehidupan masyarakat Arab menjadi berubah
180 derajat. Bangsa yang sebelumnya tidak
diperhitungkan di kancah perpolitikan dunia, setelah
Rasul saw datang dan mendirikan sebuah Negara Islam
di wilayah Arab, seluruh dunia mengalihkan
pandangannya kepada peradaban yang baru lahir
tersebut.

DI BALIK SIFAT-SIFAT KE-JAHILIYAH-AN BANGSA


ARAB
Memang kita tidak memungkiri bahwa di tengah
kehidupan orang-orang jahiliyah banyak terdapat hal-hal
yang hina, amoralitas, dan masalah-masalah yang tidak
bisa diterima akal sehat dan tidak disukai manusia
bertentanga dengan moral. Namun dibalik kejahiliyahan
mereka masih tersimpan perilaku yang baik yang
mengundang kagum dan simpati manusia. Hamka
(1975: 91-118) menyebutkan beberapa sifat positif dari
bangsa Arab, antara lain dermawan, pantang menyerah,
ahli dalam bidang syair, pidato, pedagang ulung, tepat
janji dan lain-lain:

1. Sifat Kedermawanan

Mereka saling berlomba-lomba dan membanggakan


diri dalam masalah kedermawanan dan kemurahan hati.
Bahkan separuh syair-syair mereka bisa dipenuhi dengan
61 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

pujian dan sanjungan terhadap kedermawanan ini.


Adakalanya seseorang didatangi tamu yang kelaparan
pada saat hawa dingin menggigit tulang. Sementara saat
itu dia tidak memiliki kekayaan apa pun selain seekor
unta yang menjadi penopang hidupnya. Namun rasa
kedermawanan bisa menggetarkan dirinya, lalu dia pun
bangkit menghampiri unta satu-satunya dan
menyembelihnya, agar dia bisa menjamu tamunya.
Pengaruh dari kedermawanan ini, mereka bisa
menanggung pembayaran denda yang jumlahnya sangat
tinggi dan membuat mata terbelalak. Sehingga tidak
jarang hal ini justru menumpahkan darah dan
mengakibatkan diri di hadapan orang lain dalam masalah
ini, terutama dari kalangan para penguasa dan
pemimpin.
Memang ada kebiasaan yang dipandang tidak baik
seperti minum khamr dan judi, tapi mereka merasa
bangga kalau bisa minum khamr. Bukan kebanggaan
karena minumannya itu, tetapi karena hal itu dianggap
sebagai salah satu cara menunjukkan kedermawanan
dan merupakan cara paling mudah untuk menunjukkan
pemborosan. Maka tidak heran jika mereka menyebut
pohon anggur dengan nama al-karam (kedermawanan),
sedangkan khamr yang dibuat dari buah anggur disebut
bintul-karam (putri kedermawanan).
62 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

Jika kita sempat meneliti berbagai arsip syair-syair


semasa jahiliyah, kita akan mendapatkan satu bab
khusus yang berisi pujian dan sanjungan, misalnya:
Antarah bin Syaddad Al-Absi berkata,

Telah ku-minum regukan-regukan arak setelah


terlewati siang hari yang terik di dalam gelas kaca
berwarna kuning kemilau bertabur bunga-bunga indah
yang memukau. Kehormatan-ku juga tidak ku-hirau. Ku-
relakan harta kan musnah jika minum arak. Kehormatan-
ku yang tinggi tiada kusimak jika tak mabuk tiada kusia-
siakan undangan karena kutahu sifatku yang
dermawan.
Pengaruh lain dari kedermawanan ini, mereka biasa
main judi. Mereka menganggap main judi merupakan
salah satu cara mengekspresikan kedermawanan, karena
dari laba judi itulah mereka bisa memberi makan orang-
orang miskin, atau mereka bisa menyisihkan sebagian
uang dari andil orang-orang yang mendapat laba.
Oleh karena itu, berkaitan dengan minum khamr dan
main judi Alquran menyebutkan ada manfaatnya, namun
perbuatan tersebut al-Quran menyebutkan yang artinya:
Tetapi dosa keduanya (minuman khamr dan main
judi) lebih besar dari pada manfaatnya. (QS. Al-Baqarah:
219)
2. Memenuhi Janji
Di mata mereka, janji sama dengan hutang yang
harus dibayar. Bahkan mereka suka membunuh anaknya
sendiri dan membakar rumahnya daripada meremehkan
63 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

janji. Kisah tentang Hani bin Masud Asy Syaibani, As-


Samaual bin Adiya, dan Hajib bin Zararah cukup
membuktikan hal ini.
3. Pembelaan terhadap Harga Diri
Sering muncul ekspresi pembelaan terhadap harga
diri, namun kadang-kadang mereka bersikap berlebihan
dalam keberanian, sangat pencemburu, dan cepat naik
darah. Mereka tidak mau mendengar kata-kata yang
menggambarkan kehinaan dan kemerosotan, melainkan
mereka bangkit menghunus pedang, lalu pecah
peperangan yang berkepanjangan. Mereka tidak lagi
mempedulikan kematian bisa menimpa diri sendiri
karena hal itu.
4. Pantang Mundur
Jika mereka sudah menginginkan sesuatu yang disitu
ada keluhuran dan kemuliaan, maka tak ada sesuatu pun
yang bisa menghadang atau mengalihkannya.
5. Sifat Lemah-lembut dan Suka Menolong Orang
Lain

Mereka biasa membuat sanjungan tentang sifat ini.


Hanya saja sifat ini kurang tampak karena mereka
berlebihan dalam masalah keberanian dan mudah
terseret kepada peperangan.

6. Kesederhanaan Pola Hidup Orang Badui


Mereka tidak mau dilumuri warna-warni peradaban
dan gemerlap. Hasilnya adalah kejujuran, dapat
64 Sejarah Peradaban Islam (Bangsa Arab Pra Islam)

dipercaya, meninggalkan dusta, dan pengkhianatan.


(Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahma al-
Mubarakfuri, Pustaka Al-Kautsar, Cetakan: 2 2009).

JAHILIYAH MODERN

Muhammad Quthb dalam bukunya Jahiliyah Masa


Kini(1994: xiii-xiv) menjelaskan bahwa jahiliyah dan
memperturutkan hawa nafsu adalah dua sisi mata uang
yang sama. Jahiliyah yang dimaksud dalam al-Quran
adalah kondisi psikologis yang menolak mengambil
petunjuk Allah, serta sistem yang tidak berhukum pada
apa yang telah diturunkan Allah. Jahiliyah abad dua
puluh satu adalah jahiliyah tipu daya yang teroragnisir
rapi, dengan kajian mendalam, dan direncanakan untuk
meluluh lantakkan umat manusia dengan berasaskan
ilmu pengetahuan. Dia adalah jahiliyah terdahsyat yang
belum pernah ditemukan tandingannya sepanjang
sejarah umat manusia.
1 Ibnu Ishaq rahimahullah berkata: Berkecamuklah perang al-Fijar, dan saat itu usia Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam dua puluh tahun.Ibnu Hisyam rahimahullah berkata:Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sampai
ke usia empat belas, atau lima belas berkecamuklah perang Fijar antara kaum Quraisy dan sekutunya dari kabilah Bani
Kinanah dengan suku Qais Ailaan.Rasulullahshallallahu alaihi wasallam mengikuti peperangan tersebut beberapa
hari. Para paman beliau (dari jalur bapak) mengajak beliau ikut keluar berperang, dan beliau shallallahu alaihi
wasallam bersabda:


Ketika itu aku memberikan anak panah untuk paman-pamanku.

You might also like