Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dizaman sekarang ini pendidikan telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat, hal ini mengakibatkan persaingan yang sangat ketat dibidang pendidikan, untuk
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
mencakup kegiatan belajar oleh peserta didik dan kegiatan pembelajaran oleh
pendidik.
Peningkatan sumber daya manusia akan terwujud jika menempatkan pendidikan
sebagai sarana pemacu dan sarana alat bantu pendidikan akan memiliki arti dan tujuan
yang relevan dengan pembangunan dan kualitas yang baik dalam proses maupun
hasilnya. Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya
hasil belajar para peserta didik. Dengan menggunakan media pembelajaran dalam
1
proses belajar mengajar akan diperoleh manfaat antara lain pengajaran akan lebih baik,
menarik perhatian siswa dan materi akan lebih mudah dipaham oleh peserta didik.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut tentunya telah diupayakan oleh
berbagai pihak yang terkait dan saling bekerjasana untuk melakukan pembaharuan di
bidang pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan antara lain melalui berbagai pendidikan dan pelatihan
salah satu tuntutan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
satu sebab belum tercapainya tujuan pendidikan, terutama terletak pada inti
pembelajaran yang belum banyak melibatkan siswa secara aktif. Inti pembelajaran
materi pembelajaran dan interaksi siswa dengan siswa serta interaksi siswa dengan
guru. Proses pembelajaran di kelas memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya
model pembelajaran yang sesuai dengan materi atau bahan ajar yang akan diberikan
pada siswa. Pemilihan dan penentuan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi atau bahan ajar yang akan diajarkan diharapkan akan
2
menjadi lebih bermakna bagi siswa. Dengan diterapkannya variasi pembelajaran
diharapkan dapat melibatkan guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar
ilmu pengetahuan, diperlukan tingkat pemahaman dan ketelitian yang tinggi dari
peserta didik.
Oleh karena itu perlu dikembangkan model belajar yang melibatkan siswa lebih
aktif dalam proses belajar mengajar, apalagi dalam mengerjakan akuntansi, siswa
harus dapat aktif sehingga dapat memahami materi yang diajarkan sehingga tujuan
pengajaran akuntansi tercapai. Model pengajaran yang baik adalah model yang
mampu mengantarkan siswa dalam berbagai macam kegiatan, dalam hal ini siswa
Dari berbagai model pembelajaran, terdapat model pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran akuntansi dan peningkatan hasil belajar
salah satunya adalah project based learning. Model project Based learning merupakan
untuk para peserta didik belajar, berpikir kritis, ketrampilan memecahkan masalah dan
Kota Bekasi belum cukup memuaskan, hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya nilai
ulangan harian maupun nilai ulangan tengah semester. Rendahnya nilai tersebut
3
disebabkan beberapa hal antara lain: 1. Mata Pelajaran akuntansi dianggap sulit dan
Dari uraian di atas ditemukan permasalahan hasil belajar akuntansi. Oleh karena
itu peneliti memandang perlu melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Model
Pembelajaran Project Based Learning Dan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar
Akuntansi .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu diidentifikasi masalah-masalah
yang berhubungan dengan hasil belajar akuntansi sebagai berikut: Apakah dalam
belajar akuntansi siswa menggunakan buku paket akuntansi sebagai sumber belajar ?
Apakah ada kemauan siswa yang tinggi dalam mempelajari akuntansi ? Apakah pola
pembelajaran yang digunakan guru bersifat konvensional (ceramah, Tanya jawab dan
praktek kehidupan dunia industri ? Apakah ada upaya peningkatan yang optimal pada
hasil belajar akuntansi ? Apakah kepercayaan diri siswa dapat mempengaruhi dan
meningkatkan hasil belajar akuntansi ? Apakah ada pengaruhnya model project based
4
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi dalam
penelitian ini pada pengaruh model pembelajaran project based learning dan
kepercayaan diri terhadap hasil belajar akuntansi SMK Mutiara Baru Kota Bekasi
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang, identifikasi malasah dan pembatasan masalah
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk:
1. Memberikan bahan masukan dalam pengembangan ilmiah teknologi pendidikan,
2. Menambah pengetahuan pembelajaran tentang pentingya model pembelajaran,
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah untuk memperhatikan hasil
belajar akuntansi siswa kelas XII SMK Mutiara Baru Kota Bekasi
5
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi Kepala Dinas Pendidikan dalam membuat
kebijakan,
5. Bagi siswa untuk lebih mudah menerima pembelajaran mata pelajaran akuntansi,
6. Untuk dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi peneliti berikutnya untuk
BAB II
KAJIAN TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretik
1. Pengertian Hasil Belajar Akuntansi
a. Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi menurut American Accounting Association ( AAA ).
keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi
tersebut .1
keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil
6
kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal
mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan
bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat
Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah
terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa
suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya -
7
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan.
Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama Belajar
adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di
adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama pada perilaku yang
perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar mem-
8
Menurut Gagne (1984), belajar didefinisikan sebagai proses dimana suatu
dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil
nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan
rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.
oleh siswa dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan
kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada
tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh
adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni adalah Hasil belajar siswa
belajar yang dilakukan oleh siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian
9
atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam
kesimpulan bahwa keberhasilan belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa
dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
perusahaan. Hal ini dibuktikan dari hasil akhir dari pembelajaran akuntansi
modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas yang
pengambilan keputusan.
dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar
sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Jadi model pelajaran adalah
suatu cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
b. Pengertian Project Based Learning
10
Project based learning adalah pembelajaran memberikan berbagai
nyata. Pengertian project based learning menurut para ahli yang lain:
8 ----------- 2003, PBEL. Project Based learning in Engenerring. Dalam University of Nottingham Subject Area
( 0nline ). http. www.pble.ac.uk.
9 Blumenfeld et al (1991). Motivating Project based learning. Sustaining the Doing Supporting the learning. Dalam
Education online http: //www.informaword.com
11
Ada beberapa hal yang termasuk kategori umum dalam penerapan
dinyatakan sebelumnya harus tidak terstrktur dengan baik, dalam arti untuk
setiap anggota akan melihat permasalahan dari segi pengetahuan yang telah
12
dimiliki sebelumnya. Kelompok akan mendiskusikan dan menyepakati
isu-isu dan aspek-aspek yang cukup beralasan untuk diselidiki lebih lanjut.
Analisis awal ini harus menghasilkan titik awal untuk penyelidikan dan
muncul kepermukaan.
dihubungi, artikel yang akan dibaca, dan tindakan yang perlu dilakukan oleh
para anggota. Dalam fase ini anggota kelompok akan menentukan dan
13
kelas, bahan bacaan, buku pelajaran, perpustakaan, perusahaan, video, dan
dari seorang pakar tertentu. Bila ada informasi baru, kelompok perlu
Fase 5. Laporan dan Presentasi Hasil. Pada fase ini, setiap kelompok
akan menulis laporan hasil kerja kelompoknya. Laporan ini memuat hasil
suatu alternatif dipilih dan uraian tentang alternatif tersebut. Pada bagian
mengembangkan materi yang akan dipelajari lebih lanjut dan mendalam dan
14
Buat kesimpulan menyeluruh
dipertimbangkan :
laporan.
sumber bukti.
Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih
15
Pengetahuan yang diperoleh fungsional.
Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal
Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak
didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang
diperlukan.
dasar untuk memberikan tugas proyek bagi siswa (melakukan aktivitas). Tentu
saja topik yang dipakai harus pula berhubungan dengan dunia nyata.
besar keterlibatan dan ide-ide siswa (kelompok siswa) yang digunakan dalam
proyek itu, akan semakin besar pula rasa memiliki mereka terhadap proyek
16
tersebut. Selanjutnya, guru dan siswa menentukan batasan waktu yang
berikutnya, setelah siswa melaporkan hasil proyek yang mereka lakukan, guru
menilai pencapaian yang siswa peroleh baik dari segi pengetahuan (knowledge
terkait konsep yang relevan dengan topik), hingga keterampilan dan sikap yang
proyek yang telah mereka lakukan agar di lain kesempatan pembelajaran dan
learning siswa akan mendapat bimbingan dari guru atau fasilitator. Secara
mendengarkan dari seorang anggota yang bertugas membaca materi dan mencatat
17
Memberikan materi dan informasi pada saat yang tepat sesuai dengan
perkembangan kelompok.
Memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan evaluasi diri.
Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan.
Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai masalah yang
muncul dalam proses belajar serta menjaga agar proses belajar berlangsung terus,
agar tahapan belajar tidak ada yang terlewati, dan agar setiap tahapan dilalui
dari kesulitannya.
Membimbing proses belajar siswa dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada
saat yang tepat. Pertanyaan yang diajukan hendaknya pertanyaan terbuka yang
kelompok. Setiap siswa dipastikan terlibat dalam proses kelompok dan berbagai
1. Desain Proyek
Tahap desain proyek adalah tahap perancangan yang sangat penting.
Salah perancangan dari aktifitas proyek akan meyebabkan dampak yang tidak
18
baik pada proses belajar siswa. Pengajar menggambarkan isi, mengatur
proyek. Proyek yang baik adalah yang sesuai dengan lintas disiplin
ilmu.
b. Hasil pembelajaran, didefinisikan sasaran dan obyektifitas pengukuran
menyelesaikan permasalahan.
d. Aktifitas, dalam aktifitas belajar siswa diharuskan terlibatkan langsung
pemecahan masalah.
e. Model, pengajar juga menentukan cara untuk menerapkan proyek
19
Sebelum menjalankan aktifitas siswa, pengajar terlebih harus mengatur
dan jadwal aktifitas. Setelah tugas proyek diberikan dan ketika siswa
terhadap kerja kelompok, agar tidak terjadi konflik interpersonal dan kegiatan
3. Support
Penerapan model project based learning dalam pembelajaran biasanya
yang lain seperti ceramah, memberi contoh, memberi semangat kepada siswa
aktitifitas proyek.
5. Umpan Balik
Umpan balik adalah sesuatu yang pokok dalam model project based
learning. Umpan balik dapat dimulai dari para pengajar, pelatih, siswa dan lain-
20
support dan penialaian proyek. Presentasi dan diskusi merupakan sarana yang
Kegiatan yang dilakukan para siswa dalam model proect based learning
adalah siswa bekerja bersama tugas yang diberikan pengajar agar aktif. Siswa
dapat bekerja secara individu maupun kelompok. Dalam banyak kasus siswa
mengerjakan proyek secara bersamaan didalam kelompok kecil. Ada dua jenis
kelompok dalam kegiatan siswa yaitu kelompok on campus dan kelompok off
untuk mengerjakan tugas secara kolaboratif. Oleh karena itu siswa memerlukan
a. Secara Individual
Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam suatu
penyelesaian tugas.
Sepanjang mengerjakan proyek, tiap siswa melaksanakan aktifitas
sebagai berikut:
Memvisualisasikan proyek dan mencari tugas yang akan dikerjakan.
Mengatur jadwal.
Mengorganisir materi pembelajaran.
Menata dokumen.
Mengirimkan pesan kepada pengajar.
b. Secara kelompok
21
Aktifitas secara kelompok berarti setiap siswa harus melakukan
kegiatan proyek secara bersama-sama dengan yang lain, bekerja sama yang
proyek antar kelompok satu dengan kelompok lain. Contoh kerja antar
yang tepat akan member banyak manfaat bagi siswa antara lain: kemampuan
22
guru. Model pengajaran langsung merupakan salah satu model pengajaran
baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Kardi dan Nur, 2000: 5).
mengerjakan soal.
c. Ekspositori merupakan suatu cara penyampaian informasi yang
lebih sedikit.
d. Demonstrasi merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan
terjadinya pembelajaran
23
f. Materi ajar bersumber dari guru.
c. Tahapan model pembelajaran langsung
Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan
a. Orientasi.
b. Presentasi.
Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa
yang sulit.
24
c. Latihan terstruktur.
latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan
yang salah.
d. Latihan terbimbing.
e. Latihan mandiri.
Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase
25
b. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap
atau kelompok.
26
Kelebihan model pembelajaran langsung:
oleh siswa.
kecil.
berprestasi rendah.
dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara
27
g. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi
informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak
informasi.
stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan
dihasilkan.
28
l. Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan
cara-cara ini.
tugas tersebut.
efektif.
29
q. Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan
memperbaikinya.
siswa.
30
e. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan
31
j. Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan
semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa
akan diajarkan.
3. Kepercayaan Diri
a. Pengertian Kepercayaan Diri
32
Kepercayaan diri atau rasa percaya diri merupakan hal yang sangat
penting dimiliki oleh setiap manusia. Percaya diri merupakan salah satu aspek
percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan
yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap
(2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang
yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan
sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif,
adanya baik positif maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui
percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan
33
kebebasan berfikir dan berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan
rasa percaya diri. Salah satu langkah pertama dan utama dalam membangun
rasa percaya diri dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia
yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
2. Harga diri. Meadow (dalam Kusuma, 2005 ) Harga diri yaitu penilaian
yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri
tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta
34
yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya
diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam
pergaulan.
sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih lebih jika
35
2. Pekerjaan. Rogers (dalam Kusuma,2005) mengemukakan bahwa
percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat
kemampuan diri.
berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri
keseluruhan.
Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau
36
berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu
3. Self efficacy : sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang
dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general
bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan
specific self-efficacy.
Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan
37
d. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
e. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
f. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab
(tidak optimal)
g. Canggung dalam menghadapi orang
h. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan
memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas
Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya
perhitungannya.
B. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan Hasil Belajar Akuntansi yang Dibelajarkan Menggunakan
Model Problem Based Learning dengan yang Dibelajarkan
Menggunakan Model Pembelajaran Langsung
38
Hasil belajar akuntansi merupakan hasil kompetensi yang diperoleh
dilalui.
Setiap siswa mempunyai kompetensi dasar berbeda dan harus
menciptakan, inovasi bagi dirinya maupun bagi orang lain. Sedangkan model
langsung.
2. Pengaruh Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Kepercayaan Diri
39
Sehubungan dengan kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini
diperlukan sikap mental yang kuat, mandiri dan percaya diri. Dengan sikap
belajar akuntansi.
kegiatan pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran proyek based learning merupakan
salah pilihan, usaha dan upaya untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi.
Namun usaha dan upaya ini tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh
40
4. Perbedaan Hasil Belajar yang Dibelajarkan Menggunakan Model
Project Based Learning dengan yang Dibelajarkan Menggunakan Model
Pembelajaran Langsung pada Siswa yang Mempunyai Kepercayaan Diri
Rendah
terhadap suatu kegiatan. Sikap percaya diri menjadi salah satu penyebab
yang harus ada pada diri siswa. Sebaik apapun model pembelajaran yang
diterapkan dalam proses belajar mengajar tidak akan berhasil jika siswa
dari pada dengan pembelajaran secara langsung yang berpusat pada guru.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, disuga siswa yang mempunayai
model pembelajaran project based learning lebih unggul dari pada yang
C. Pengajuan Hipotesis
atas, maka peneliti merumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
41
1. Hasil Belajar Akuntansi yang Dibelajarkan Menggunakan Model Project Based
Pembelajaran Langsung.
2. Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran Project Based Learning dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
42
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu model project based
learning dan kepercayaan diri, serta hasil belajar akuntansi sebagai variabel terikat.
Agustus hingga Oktober 2013. Waktu penelitian terinci pada tabel di bawah ini.
Tabel .1
JADWAL PENELITIAN
N Nama
Bulan Ket.
o. Kegiatan
Juli Agst Se Ok No De
43
p t p s
1 Survei
. lapangan
2 Penyusunan
. Proposal
Seminar dan
3 Minggu
revisi Ke-1 atau
. Ke-2
proposal
Penelitian
Minggu
4 dan
ke-3 atau
. pengolahan
ke-4
data
Sidang,
5 revisi dan Jadwal
. penyelesaian Fleksibel
thesis
C. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan
foctorial 2 x 2 Group Design yang membandingkan dua model pembelajaran yaitu model
project based learning dan model pembelajaran langsung dan kepercayaan diri. Adapun
44
Model Pembelajaran
(A)
Model Project Based Model Pembelajaran
Learning (A1) Langsung (A2)
Keterangan
A1B1 : Hasil belajar akuntansi yang dibelajarkan dengan model project based
45
A2B2 : Hasil belajar akuntansi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
SMK Mutiara Baru Kota Bekasi dengan jumlah 106 siswa. Populasi terjangkau
pada penelitian ini adalah siswa kelas XII Akuntansi SMK Mutiara Baru kota
Bekasi tahun pelajaran 2014 - 2015 dengan jumlah 51 siswa yang terbagi
dalam 2 kelas.
2. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XII Akuntansi SMK Mutiara
Baru Kota Bekasi sebanyak 2 (dua) kelas yang berjumlah 51 siswa. Teknik
memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan
menggunakan 27% dari semua testee.10 Pemilahan tersebut sejalan pula dengan
pendapat Guilford.11
Berdasarkan ketentuan pemilahan melalui 27% dari semua testee, maka
komposisi sampel pada tiap-tiap kelas yaitu untuk kelas eksperimen terdiri dari
10 W James Popham, Modern Educational Measurement (Englewood Cliff N.J.:Prentice Hall,Inc,1981), h.296
46
27% siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan 27% siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah, begitu juga kelas kontrol terdiri dari 27%
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan 27% siswa yang memiliki
kemampuan antar kelas berbeda, sehingga dari dua kelas itu diberi perlakuan
yang berbeda. Satu kelas A sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
model pembelajaran project based learnig dan kelas B sebagai kelas kontrol
menggunakan tes dan lembar observasi untuk mengukur hasil belajar akuntansi. Tes
yang diberikan berupa soal pilihan ganda dengan skor benar 1 dan skor salah 0,
dengan kriteria penilaian skor 3 adalah kompeten, skor 2 adalah kurang kompeten,
mengungkap data tentang kepercayaan diri siswa dengan menggunakan skala likert
.
1 Sangat Setuju Sekali 5 Sangat Setuju Sekali 1
2 Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 2
3 Kurang Setuju 3 Kurang Setuju 3
4 Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4
5 Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5
47
Dalam penelitian ini variable-variabel yang digunakan terdiri dari variable variabel
terikat (Y), variable bebas. Variabel terikat yaitu hasil belajar akuntansi. Variabel in
yang diamati dan diukur untuk mengetahui efek variable bebas. Sedangkan variabel
kepercayaan diri tinggi dan perlakuan terhadap kepercayaan diri rendah, 3. variable
penerapan (C-3), Analisis (C-4), sintesis (C-5), dan evaluasi (C-6) yang
pemahaman (C-2), penerapan (C-3), Analisis (C-4), sintesis (C-5), dan evaluasi
dengan 5 alternatif jawaban, yang terdiri dari satu jawaban harapan dan 4
jawaban pengecoh. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah
diberi skor 0.
c. Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 4 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Akuntansi
48
Aspek yang Dinilai
Variabel Indikator
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Hasil Menjelaskan pengertian 1,2
instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini, dilakukan uji coba instrument
1. Validitas
Validitas instrument diuji dengan menggunakan statistik korelasi biserial
titik atau point Biserial Correlation (rpbis) dan untuk mengetahui keandalan
(reliabilitas) butir soal pada tes formatif akuntansi yang diujikan pada penelitian
ini terhadap kelas XII SMK Mutiara Baru Kota Bekasi dilakukan dengan Formula
49
J
1
Pi (Pi )
J 1 S 2 x
KR-20 =
Dimana :
Pi = Proporsi subjek yang mendapat skor 1 pada butir I yaitu banyaknya subjek
2. Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas instrument digunakan rumus Koefisien Product
Moment dan uji realibilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach serta
50
Rumus Koefisien Product Moment:
xy x y
rxy n
x 2
y
2
x y
2 2
n n
Dimana :
rxy = Korelasi antara skor amatan tes x dan skor amatan tes y
x = Jumlah skor amatan pada tes x
y = Jumlah skor amatan pada tes y
x2 = Jumlah kuadrat skor amatan pada tes x
y2 = Jumlah kuadrat skor amatan pada tes y
xy = Jumlah hasil kali skor amatan pada tes x dengan skor amatan pada tes y
n = Banyaknya subyek
51
learning di satu kelompok dan dengan model pembelajaran langsung
berikut;
1. Peneliti terdiri dari dua orang guru mata pelajaran akuntansi, kepala
guru model.
2. Peneliti dan model mendiskusikan tentang hal-hal yang esensial
menyusun instrument skala likert dengan lima pilihan jawaban dan soal
sebanyak 30 butir. Proses dimulai dari uji coba intrumen terhadap 30 siswa
1. Validitas
Validitas instrument diuji dengan menggunakan koefisien korelasi
antara skor butir dengan skor total dengan teknik korelasi Point Biserial
52
berdasarkan taraf a = 0,10 dengan n = 30. Jika r hitung lebih besar atau
sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung < r tabel), maka
instrument dianggap tidak valid. Instrumen yang dianggap tidak valid ini tidak
2. Reliabilitas
Untuk mentukan reliabilitas instrument digunakan rumus Alpa Cronbach.
melahirkan sikap, keyakinan dan kemampuan diri sendiri untuk melakukan suatu
(SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
53
2. Optimis 6 s/d 10 5
3. Bersikap tenang 11 s/d 15 5
4. Mandiri 16 s/d 20 5
5. Tanggung jawab 21 s/d 25 5
6. Realistis 26 s/d 30 5
Jumlah 30
skor butir dengan skor total dengan teknik korelasi Point Biserial terhadap
a = 0,10 dengan n = 30. Jika r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel (r
lebih kecil dari r tabel (r hitung < r tabel), maka instrument dianggap tidak
valid. Instrumen yang dianggap tidak valid ini tidak dapat digunakan lagi.
2. Reliabilitas
Untuk mentukan reliabilitas instrument digunakan rumus Alpa Cronbach.
Adapun rumusnya sebagai berikut:
b
k
(
r = ( k1 1 )
Keterangan:
r = Koefisien reliabilitas instrument alpha Cronbach
k = Banyaknya butir pertanyaan
b = Total varian butir
= Total varian
F. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil jawaban responden melalui instrument, akan diolah
54
c. Mengola data dengan uji statistika.
d. Menguji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.
1. Uji Normalitas Data
2. Uji Homogenitas Varians
3. Uji Tingkat Kesukaran Soal Obyektif
4. Uji Daya Pembeda Soal Obyektif
G. Hipotesis Statistik
1. Ho : A1 = A2
H1 : A1 > A2
2. Ho : Int. A X B = 0
H1 : Int A X B > 0
3. Ho : A1 B1 = A2B1
H1 : A1 B1 > A2B1
4. Ho : A1 B2 = A2B2
H1 : A1 B2 > A2B2
Keterangan:
A1 : Skor rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran project based learning
A2 : Skor rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran langsung
A1B1 : Skor rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran project based learning yang memiliki kepercayaan
diri tinggi
A2B1 :Skor rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran langsung yang memiliki kepercayaan diri tinggi
A1 B2 : Skor rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran project based learning yang memiliki kepercayaan diri
rendah
A2 B2 : Skor rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran langsung yang memiliki kepercayaan diri rendah
55
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Malik, I, (1995), Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa, Bandung, Cipta
Intelektual.
Ali, M. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 1993.
56
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta, PT.Rineka
Cipta,2002)
Bahrudin, dan Wahyuni NE, (2007), Teori Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Arruz
Media.
Blumenfeld et al. (1991), Motivating Project Based Learning The Doing, Supporting The
Learning. Online tersedia: www.inforword.com/smpp/content.
Budiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Dimyati dan Mujiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran ,Jakarta: Rineka Cipta.
57
Hakim, Lukmanul, (2009), Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima,
2009.
Hamalik, Oemar, (1990), Psikologi Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Hernomo, (2006), Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Kreatif,
Bandung: MLC.
Iru,La dan La Ode Safiun Arihi, ( 2012), Analisis Penerapan Pendekatan, Model, Stategi
dan Model-Model Pembelajaran,Yogyakarta:Multi Presindo,2012.
Mohamad Nur. 2008. Project Based Learning. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika
Sekolah UNESA.
58
Moh. Uzer Usman, (1995), Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhtar. Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PGK & PTK
Dep.Dikbud.1992
Muhammad Baitul Alim. 2009. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Anak, (Online),
Narsoyo, Tedjo, (2007), Statistika untuk Psikologi Pendidikan, Bandung: Refika Aditama.
Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Prof. Dr. Sugiyono, Model Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R
& D, (Bandung: Alpabeta)
Ratna Wilis Dahar. 2011. Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Santrock, John W.. 2004. Psikologi Pendidikan. Terjemahan oleh Tri Wibowo. 2008.
Jakarta: Kencana.
59
Singarimbun. 1982. Model Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sudjana, Nana dan Ibrahim, (1989), Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Sudjana, Nana, (1995), Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: Sinar baru Algesindo.
Sugiyono. 2007. Model Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Winarini Wilman Dahlan Mansoer. 2004. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Hasil
Belajar. Dalam Reni Akbar Hawadi (Ed.), Akselerasi. Jakarta: Grasindo.
Yurisa. 2010. Model Project Based Learning Tipe STAD, (Online), (http:// yuriwsa. files.
60
61