Professional Documents
Culture Documents
SMOKING CESSATION
Pembimbing:
Dr. dr. Shirley I. Moningkey, M.Kes
dr. Zairin Rambe
dr. Corry Iriene
Disusun Oleh:
Marsella Setiawan - 07120120049
A. IDENTITAS PASIEN
Nomor Rekam Media : 38370
Nama : Tn. B
Umur : 40 tahun
Alamat : Bermis
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Pendidikan : SMP
Tinggi Badan : 164 cm
1
Berat Badan : 58 kg
Kategori Perokok
Perokok aktif tingkatan sedang sejak 15 tahun yang lalu:
Jumlah batang rokok yang dihisap dalam satu minggu terakhir adalah sebanyak 15
batang rokok per hari
Jumlah batang rokok yang dihisap dalam 1-2 bulan terakhir sebanyak 12 batang rokok
per hari.
B. METODE
Metode yang digunakan dalam program Smoking Cessation ini diambil dari
panduan WHO mengenai European Strategy for Smoking Cessation Policy. Metode
ini adalah memotivasi perokok untuk melawan ketergantungannya terhadap rokok.
WHO dan American Psychiatric Association menyebutkan bahwa penyebab utama
perokok untuk berhenti merokok dan kasus relapse dikarenakan efek ketergantungan
yang ditimbulkan oleh salah satu zat yang terkandung dalam rokok yaitu nikotin.
Beberapa metode yang digunakan antara lain adalah:
1. Brief opportunistic advice from a health care professional
Intervensi diberikan secara langsung oleh tenaga kesehatan secara 10-15 menit
dimana para perokok dijelaskan bahaya dari rokok dan diberikan beberapa tips
mengenai cara berhenti merokok dengan pemicu dari lingkungan dan diri sendiri.
2. Individual counseling
2
Intervensi ini memberikan kesempatan kepada perokok untuk dapat berinteraksi
dengan petugas kesehatan dan menjelaskan kesulitan dalam berhenti merokok
sehingga petugas tersebut dapat membantu perokok mencari solusi untuk
kesulitan-kesulitan tersebut yang dapat meningkatkan kepercayaan diri perokok
untuk dapat berhenti.
3. Behavioural approach
Para peserta perokok diberikan pilihan, apakah ingin berhenti seketika atau
berhenti secara bertahap melalui pengurangan bertahap dari jumlah rokok yang
dihisap dengan menetapkan target jumlah rokok maksimal yang dapat dihisap
dengan menetapkan target jumlah rokok maksimal yang dapat dihisap dalam
kurun waktu tertentu. Pasien juga dijelaskan melalui prinsip berhenti merokok
dimana apabila berhenti lebih cepat lebih baik.
4. Terapi pengganti nikotin
Terapi ini menggunakan permen karet sebagai pengganti sesaat apabila perokok
timbul keinginan untuk merokok.
Metode-metode tersebut dilakukan dengan menetapkan target dimana dalam 1
minggu pasien dapat mengurangi jumlah batang rokok yang dihisap menjadi 10
batang/hari. Pasien melakukan kunjungan sebanyak 3 kali. Pertemuan yang pertama
kali adalah saat pasien datang berobat, rentang waktu antara setiap kunjungan adalah
3 hari. Total waktu pengamatan adalah 8 hari dengan pengamatan efektif 7 hari, mulai
tanggal 16 Januari 2017 24 Januari 2017 di Puskesmas Suradita.
C. HASIL PENGAMATAN
1. Hasil Pengamatan
Berikut adalah hasil pengamatan jumlah merokok pasien mulai dari tanggal 16
Januari 2017 23 Januari 2017
Jumlah batang
rokok yang Dengan
Tanggal Waktu Skala Tempat aktifitas
dihisap dalam siapa
sehari
16 1 05.00 3 Teras rumah Teman
Januari
2 07.00 2 Dapur Sendiri
2017
3 08.30 2 Tempat Kerja Sendiri
3
6 12.30 3 Warung makan tegal Teman
Jumlah
batang rokok Tempat
Tanggal Waktu Skala Dengan siapa
yang dihisap aktifitas
dalam sehari
17
1 05.00 3 Kamar mandi Sendiri
Januari
2 06.30 1 Teras rumah Sendiri
2017
3 08.00 3 Dapur Sendiri
4
sehari
18
1 07.00 3 Teras rumah Sendiri
Januari
2 07.30 2 Dapur rumah Sendiri
2017
3 08.00 1 Tempat Kerja Teman
Jumlah batang
rokok yang Dengan
Tanggal Waktu Skala Tempat aktifitas
dihisap dalam siapa
sehari
19
1 07.00 2 Teras rumah Sendiri
Januari
2017 2 08.00 2 Dapur Sendiri
5
13 22.00 1 Teras rumah Sendiri
Jumlah batang
rokok yang Dengan
Tanggal Waktu Skala Tempat aktifitas
dihisap dalam siapa
sehari
20
1 06.00 2 Teras rumah Sendiri
Januari
2 07.30 2 Dapur Sendiri
2014
3 08.30 1 Warung dekat rumah Sendiri
Jumlah batang
rokok yang Dengan
Tanggal Waktu Skala Tempat aktifitas
dihisap dalam siapa
sehari
21
1 08.00 2 Warung dekat rumah Sendiri
Januari
2 08.30 2 Teras rumah Sendiri
2017
3 09.00 3 Warung dekat gereja Teman
6
7 15.00 1 Pangkalan Ojek Sendiri
Jumlah batang
rokok yang
Tanggal Waktu Skala Tempat aktifitas Dengan siapa
dihisap dalam
sehari
23
1 07.30 2 Teras rumah Sendiri
Januari
2 08.00 1 Tempat Kerja Sendiri
2017
3 09.00 2 Tempat Kerja Sendiri
Berikut adalah grafik dari jumlah rokok yang dihisap setiap harinya selama masa observasi:
Hari 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah 15 Batang 11 Batang 9 Batang 13 Batang 12 Batang 9 Batang 6 Batang
Rokok
7
Jumlah Batang Rokok
16
14
12
10
Jumlah Batang Rokok
8
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
2. Pembahasan
Pasien memiliki kebiasaan merokok sekitar 15 batang per hari. Pada program
ini pasien direncanakan untuk mengurangi rokok secara bertahap. Pasien dibatasi
sebanyak 6 batang rokok sehari bermulai dari hari pertama program tanggal 16
Januari 2017. Dengan ini, pasien diharap untuk menilai dari kegiatan sehari-hari
untuk memilih waktu yang menurut pasien paling penting untuk dirinya merokok.
Pembatasan seperti ini akan membuat pasien hanya merokok dalam waktu-waktu
dimana rokok sangat diinginkan. Dengan pemberian edukasi yang tepat
diharapkan membuat pasien memiliki alasan berhenti merokok untuk kebaikan
diri sendiri dan bukan untuk orang lain, sehingga pasien dapat mengurangi jumlah
rokok per hari hingga 50%, sampai tidak merasa memerlukan rokok lagi
seterusnya.
8
mengatakan alasan sulitnya berhenti merokok karena lingkungan kerja pasien
merupakan perokok berat sehingga pasien merasa sangat terbiasa dengan
merokok. Pasien berencana untuk melanjutkan program ini bermulai dari
membatasi rokok paling banyak 6-7 batang (1/2 bungkus rokok) sehari selama 1
bulan minggu dan berharap seterusnya akan dapat berhenti.
3. Kesimpulan
Upaya dalam berhenti merokok untuk perokok aktif bukanlah sesuatu tugas
yang mudah, namun memerlukan dua faktor yang penting. Kedua faktor tersebut
adalah faktor internal yang merupakan tekad dari pasiennya sendiri dan faktor
eksternal yang merupakan nasihat dan dukungan dari istrinya. Merokok
merupakan hal yang berbahaya namun dianggap biasa oleh masyarakat karena
faktor kebiasaan dan lingkungan. Kurangnya edukasi dan dukungan dari
lingkungan menyebabkan kurangnya kesadaran diri seseorang untuk berhenti
merokok. Dalam program 7 hari ini pasien telah mendapat edukasi dan mencoba
mengurangi namun belum dapat berhenti merokok.