Professional Documents
Culture Documents
HASIL PENELITIAN
Data curah hujan pada daerah penelitian diperoleh dari hasil pengamatan
stasiun pencatat hujan terdekat selama 10 tahun terakhir (tahun 2006 - 2015).
Curah hujan sangat berpengaruh terhadap sistem penyaliran tambang karena besar
kecilnya curah hujan akan mempengaruhi jumlah air yang harus ditampung dalam
bukaan tambang.
33
4.1.2 Analisis Data Curah Hujan
Dalam penelitian ini pengolahan data curah hujan dilakukan untuk
mendapatkan besarnya nilai curah hujan rencana dan intensitas curah hujan dalam
satu jam. Hujan rencana ini ditentukan dari hasil analisis frekuensi data curah
hujan yang tersedia dengan menggunakan metode partial duration series, yaitu
dengan mengambil/mencatat curah hujan maksimum periode 2006 2015 dengan
mengabaikan waktu kejadian hujan. Berdasarkan hasil analisis data curah hujan
harian, diperoleh data curah hujan ratarata sebesar 113,16 mm/hari dengan curah
maksimum yaitu 150,90 mm/hari (Lampiran B).
4.1.3 Curah Hujan Rencana
Curah hujan rencana adalah hujan maksimum yang diprediksikan terjadi
selama umur sarana penyaliran tersebut. Analisis data curah hujan dilakukan
untuk mengetahui curah hujan rencana pada periode ulang tertentu. Data curah
hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian pada tahun 2006-2015
(Lampiran A). Dari hasil perhitungan curah hujan berdasarkan metode Gumbel
maka didapatkan curah hujan rencana untuk periode ulang hujan 5 tahun yaitu
150,90 mm/hari (Lampiran B). Nilai curah hujan rencana berbeda untuk setiap
periode ulang, seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1.
34
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Periode Ulang Hujan
Periode ulang Resiko hidrologi (Pr) Periode ulang Resiko hirologi (Pr)
(tahun) (%) (tahun) (%)
1 100 % 6 76.74
2 99,61 7 70.86
3 96,10 8 65.64
4 89,99 9 61.03
5 83,22 10 56.95
35
Gambar 4.1 Kurva Intenstas Durasi Frekuensi (IDF)
Dari gambar kurva di atas menunjukkan bahwa setiap tahun frekuensi
hujan semakin meningkat dengan ditunjukkan oleh nilai intensitas curah hujan
semakin tinggi.
4.1.7 Debit Air Limpasan
Debit air limpasan adalah debit air hujan rencana dalam suatu daerah
tangkapan hujan yang diperkirakan akan masuk ke dalam lokasi tambang.
Perhitungan debit air limpasan menggunakan persamaan Rasional (Persamaan 8).
Debit air pada DTH 1 dan DTH 2 berturut-turut adalah 1,526 m3/dtk, 1,338 m3/dtk
(Lampiran D).
4.3 Sump
Sump atau sumuran tambang merupakan tempat penampungan air dari
suatu area tambang agar air tersebut tidak tergenang di permukaan jalan. Sump
yang terdapat pada Pit LTA juga berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
padatan atau lumpur yang terbawa bersama air hujan melalui saluran air.
Untuk sump yang berada pada DTH 1dan 2 sudah tidak layak lagi untuk
digunakan. Berikut adalah dimensi sump pada DTH 1 dan 2 :
36
Letak : DTH 1 dan 2
Panjang (p) : 25 m
Lebar (l) : 25 m
Tinggi (h) :3m
Luas (L) : 625m2
Volume (V) : 1250 m3, 1875 m3, 2500 m3, 3125 m3
Debit (Q) : DTH 1 : 6.321,6 m3/jam dan DTH 2 : 5.641,2 m3/jam
Setelah melihat kondisi sump yang terdapat pada DTH 1 dan 2, dimana
sump tersebut sudah terlihat kurang efisien melihat volume air yang terdapat pada
sump hampir terisi penuh maka perlu adanya pembuatan sump yang ideal dan
dapat menampung debit air hujan maksimum karena pada Daerah Tangkapan
Hujan 1 dan 2 ini memiliki cakupan daerah yang cukup luas. Sump yang akan
direncanakan berbentuk persegi panjang dengan bentuk dimensi yang ditentukan
berdasarkan perhitungan besar debit air hujan dan disesuaikan dengan spesifikasi
alat yang digunakan untuk menggali (Lampiran F).
Berikut adalah dimensi sump disertai dengan gambar rancangannya :
1. Hasil perhitungan untuk dimensi sumuran (sump), dengan total volume
limpasan untuk DTH 1 sebesar 34.905,6 m3/hari, dengan kapasitas pompa
yang digunakan adalah 576 m3/jam atau (11.520 m3/hari), hasilnya adalah
sebagai berikut :
a. Vsump - Vpompa (34.905,6 11.520) adalah 23.385 m3/hari.
b. Panjang permukaan sumuran = 71m
c. Lebar permukaan sumuran = 71 m
d. Panjang dasar sumuran = 65 m
e. Lebar dasar sumuran = 65 m
f. Kedalaman =5m
(luas permukaan sumuran+luas dasar sumuran)
Volume= kedalaman
2
Maka ukuran volume sump optimal dari rumus tersebut yang akan dibuat
untuk menampung air yang masuk ke lokasi penambangan adalah 23.165 m3.
37
2. Hasil perhitungan untuk dimensi sumuran (sump), dengan total volume
limpasan untuk DTH 2 sebesar 29.721,6 m3/hari, pada kapasitas aktual
pompa 350 m3/jam atau (576 m3/hari), hasilnya adalah sebagai berikut
a. Vsump - Vpompa (29.721,6 11.520) adalah 18.201,6 m3/hari.
b. Panjang permukaan sumuran = 63 m
c. Lebar permukaan sumuran = 63 m
d. Panjang dasar sumuran = 57 m
e. Lebar dasar sumuran = 57 m
f. Kedalaman =5m
(luas permukaan sumuran+luas dasar sumuran)
Volume= kedalaman
2
Maka ukuran volume sump optimal dari rumus tersebut yang akan dibuat
untuk menampung air yang masuk ke lokasi penambangan adalah 18.045 m3.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran E perhitungan dimensi sumuran
(sump).
38
a. SDR =17 (Lampiran Tabel G.3 SDR Pipa HDPE)
200
=11,76 mm
17
469
V 1
4
d 2
469
V 1
4
3,14 0,176 2
V = 19.287,585 m3/jam
V = 5,36 m3/detik
h s 5,7 8
hs = 13,7 meter
39
V2
2 g
Hv =
5,36 2
2 9,8
=
= 1,466 meter
4. Head gesekan
10,666 x Q1,85
Hf =( C 1,85 x D4,85
XL )
Dimana :
C = Koefisien
Q = laju aliran (m3/s)
D = Diameter Pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
40
D
R
tan 12
0,176
R
tan 12 60
R = 0.30
K 0,131 1,847 x
2 0,30 90
K 0,131 1,847 0,014
3, 5
x 0,537 0, 5
K = 0,084 meter
V2
H fS K
2g
Jadi,
5,36 2
Hfs 0,084
2 x9,8
= 0,12
V2
Hi f
2 g
5,36 2
Hi 10,16 x
2 9,8
41
Hi = 14,89 meter
Dengan demikian julang(head) total pada pemompaan dengan debit 468 m3/jam
adalah
H H s Hv H f Hfs H i
H = 53,216 meter = 53 m
200
=11,76 mm
17
42
ID = OD - (2 x Ketebalan dinding pipa)
= 315- (2 x 18,53 )
= 277,94 = 278 mm
1. Kecepatan aliran air dalam pipa
(Q)
V
A
469
V 1
4
d 2
469
V 1
4
3,14 0,176 2
V = 19.287,585 m3/jam
V = 5,36 m3/detik
h s 5,7 27
hs = 32,7 meter
5,362
2 9,8
=
= 1,466 meter
43
4. Head gesekan
10,666 x Q1,85
Hf =( )
C 1,85 x D4,85
XL
Dimana :
C = Koefisien
Q = laju aliran (m3/s)
D = Diameter Pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
Hf = 34,22
5. Julang (Head) belokan
V2
H fS K
2g
0,176
R
tan 12 60
R = 0.30
44
Maka nilai koefisien belokan adalah
0,176
3, 5
41,3 0,5
K 0,131 1,847 x
2 0,30 90
K 0,131 1,847 0,014 x 0,68
K = 0,11 meter
V2
H fS K
2g
Jadi,
5,36 2
Hfs 0,11
2 x 9,8
= 0,16
V2
Hi f
2g
5,36 2
Hi 10,16 x
2 9,8
Hi = 14,89 meter
Dengan demikian julang(head) total pada pemompaan dengan debit 720 m3/jam
adalah
H H s Hv H f Hfs H i
45
H = 83,44 meter = 83 m
Q total
jumlah pompa=
Q pompa
34.905,6 m3 / jam
jumlah pompa=
0,13 m3 /detik 3600 detik 20 jam
b. Diketahui DTH 2:
Debit Air yang masuk = 0,344 m3/detik
Dalam satu hari =0,344 m3/detik x 3600 detik x 24
= 29.721,6 m3/jam
Q total
jumlah pompa=
Q pompa
29.721,6 m3 / jam
jumlah pompa= 3
0,13 m /detik 3600 detik 20 jam
46
kolam pengendapan (settling pond). Settling pond yang direncanakan berjumlah
dua buah, dimana dari setiap kolam pengendapan menampung debit air dari
sumuran yang berada pada DTH 1 dan 2 serta memiliki dimensi yang sama.
Dari hasil perhitungan persen padatan pada DTH 1 adalah 0,008% dan
persen air 99,992 %, dengan volume padatan yang masuk 0,000032 m3/detik,
DTH 2 adalah 0,008% dan persen air 99,992 %, dengan volume padatan yang
47