You are on page 1of 5

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No.

2, Oktober 2011 ISSN: 2086-8944

Analisis Tegangan Sags


Akibat Pengasutan Motor Induksi Menggunakan
Dynamic Voltage Restorer (DVR)
Lauhil M. Hayusman1, Hadi Suyono2, Taufik Hidayat3
1,3
Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional Malang
2
Program Pascasarjana Teknik Elektro, Universitas Brawijaya Malang
e-mail: lauhil_mhy@elektro.itn.ac.id

AbstractThe modeling and analysis of Dynamic Voltage (Uninterruptible Power Supply) dan SMES
Restorer (DVR) for improving the voltage sag due to the motor (Superconducting Magnetic Energy Storage), lebih lanjut
starting is discussed in this paper. DVR is installed through a komponen DVR memiliki ukuran yang lebih kecil bila
transformer in series between the feeder and the sensitive load dibandingkan dengan Distribution Static Compensator
to compensate the voltage sag during the disturbance. To (DSTATCOM), disamping DVR digunakan untuk
determine the optimum location of DVR, the load flow analysis
kompensasi voltage sag, DVR juga dapat digunakan untuk
is performed. Based on the load flow analysis, the worst voltage
bus profile will be determined and as a candidate for the perbaikan faktor daya dan meminimalisasi harmonisa [4].
optimum location of DVR. To show the impact of DVR, then Pemodelan dan analisis custom power controller
dynamic analysis is performed during the motor starting. The menggunakan DVR telah dilakukan oleh Acha dan Lara
three conditions for motor starting are: one unit motor of 55 (2002). Hasil simulasi tersebut menunjukan bahwa DVR
kW, half block system load of 28 unit motor (340 kW); and full dapat mengkompensasi voltage sag mencapai 98% dengan
blok system of 39 unit motors (544.3 kW). The simulation durasi 300-600 ms dimana kemampuan DVR untuk
results show that the voltage sag can be compensated up to mengkompensasikan daya dan regulasi tegangan
99%, 97% and 94% for the cases one unit, half block and full ditentukan oleh dua faktor, yaitu rating peralatan dc
block unit motors.
storage dan karakteristik dari coupling transformer
KeywordsStarting motor, voltage sags, dynamic voltage [5].
restorer (DVR) Pada makalah ini akan dilakukan simulasi sistem daya
menggunakan Dynamic Voltage Restorer (DVR) yang
I. PENDAHULUAN merupakan bagian dari Flexible AC Transmission System
(FACTS) untuk memperbaiki profil tegangan terhadap
Tegangan sag adalah penurunan tegangan dengan durasi penurunan tegangan sesaat (voltage sag) yang ditimbulkan
singkat yang disebabkan oleh gangguan pada sistem dan oleh masalah starting motor pada industri.
starting motor kapasitas besar yang sangat berpengaruh
terhadap kontinuitas operasioanal industri karena dapat II. TINJAUAN PUSTAKA
merusak dan menganggu kinerja dari peralatan-peralatan
yang sensitif (relay, kontaktor, PLC) terhadap perubahan A. Dynamic voltage restorer (DVR)
tegangan [1]. Secara umum konfigurasi dari rangkaian DVR pada
IEEE std 1159-1995 menyatakan bahwa durasi voltage Gambar 1 terdiri dari empat komponen utama yang
sag berlangsung selama 0,5 cycle sampai 1 menit dengan memiliki fungsinya masing-masing yaitu: injection/coupling
penurunan frekuensi daya 0,1 sampai 0,9 pu [2]. Pada dunia transformers, VSC (Voltage Source Converter), filter,
industri penggunaan motor listrik kapasitas besar sangat penyimpan energi (energy storage) [6].
diperlukan untuk mendukung proses produksi, tetapi tidak
dapat dipungkiri bahwa penggunaan motor listrik berdaya
besar tersebut memiliki dampak yang merugikan yaitu pada
saat starting akan menarik arus start tegangan penuh sebesar
6 sampai 10 kali arus nominal beban penuh agar dapat
memperoleh torsi starting yang cukup untuk mulai berputar
[3]. Adanya arus start besar yang secara tiba-tiba ditarik dari Injection
transformer
sistem tenaga listrik dapat menyebabkan terjadinya voltage
sag. Akibat yang merugikan karena terjadinya voltage sag
yaitu jatuh tegangan yang berlebihan, yang dapat
menghambat akselerasi motor dari kondisi diam ke
kecepatan penuhnya dan gagal beropersinya peralatan-
peralatan lain, seperti rele, kontaktor, peralatan elektronik,
PLC, komputer.
Penggunaan DVR yaitu sudah terdapatnya kapasitas Gambar 1. Dynamic voltage restorer (DVR).
penyimpan energi dalam DVR dengan biaya perawatan yang
rendah bila dibandingkan dengan piranti UPS

189
Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011 ISSN: 2086-8944

B. Injection/coupling transformers Magnetic Energy Storage) dapat digunakan untuk


Tiga transformator satu fasa dihubungkan secara seri penyimpan energi (energy storage).
dengan feeder distribusi yang digandeng (couple) dengan
Voltage Source Converter (VSC) untuk level tegangan tinggi C. Prinsip kerja DVR
distribusi. Fungsi dasar dari injection/coupling transformers Prinsip kerja DVR adalah menerima dan memproses
adalah sebagai isolasi elektrik serta untuk menaikan suplai sinyal error dari sumber, hasilnya kemudian dimasukan ke
tegangan AC yang rendah yang dihasilkan oleh VSC untuk PWM Inveter tiga fasa pada rangkaian utama dari hasil
menghasilkan tegangan yang diinginkan [7], [8]. perhitungan arus referensi yang dihasilkan oleh sinyal error
antara tegangan beban dengan tegangan referensi jadi sinyal
yang diolah oleh PWM merupakan sinyal referensi yang
diperoleh dari hasil perhitungan tersebut. Sinyal referensi ini
kemudian dimodulasikan dengan sinyal carrier (triangular
wave) yang berupa sinyal gigi gergaji (saw tooth). Sinyal
error ini berbentuk sinusoidal yang dimodulasikan dengan
sinyal gigi gergaji sebagai sinyal carrier. Output dari PWM
di atas digunakan untuk mentrigger rangkaian switching
yang terdiri atas 6 IGBT. Tegangan keluaran arus bolak-
balik yang dihasilkan oleh PWM-inverter akan dinaikan
tegangan oleh injection/coupling transformer untuk
Gambar 2. Model koneksi dari injection/coupling transformers untuk level mengkompensasi voltage sag yang terjadi pada beban kritis
tegangan tinggi (a). Hubungan star/open; (b). Hubungan delta/open
(critical load).
C. Voltage Source Converter (VSC) III. METODOLOGI P ENELITIAN
VSC yang digunakan pada penelitian ini adalah Pulse
Width Modulation-Inverter (PWM-inverter), yang terdiri Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini mulai dari
dari komponen switching IGBT (Insulated Gate Bipolar studi literatur, baik itu jurnal dan pustaka. Identifikasi
Transistors). Fungsi dasar dari inverter adalah untuk masalah pada sistem daya mengenai penyebab-penyebab
mengkonversi tegangan searah yang dihasilkan oleh piranti yang dapat menimbulkan terjadinya voltage sag.
penyimpan energi (energy storage device) menjadi tegangan Pengumpulan data lapangan berupa data sumber, trafo,
arus bolak-balik yang dibutuhkan oleh injection/coupling beban motor dan beban lampu, data saluran, faktor daya
transformer untuk mengkompensasi tegangan pada saat (power factor), tegangan pada saluran distribusi dan
terjadinya voltage sag [9], seperti yang terlihat pada frekuensi. Melakukan pemodelan dan analisis load flow
Gambar 3. untuk penentuan letak pemasangan Dynamic Voltage
Restorer (DVR). Setelah diketahui letak pemasangan DVR
maka dilakukan pemodelan sistem daya dan DVR dengan
Power System Computer Aided Design (PSCAD) yang
VSC
berfungsi untuk mengurangi terjadinya voltage sag sehingga
beban-beban sensitif yang digunakan pada industri dapat
dilindungi. Analisis voltage sag dilakukan dengan variasi
yaitu akibat gangguan hubung singkat dan motor starting
Hasil simulasi berupa tegangan rms (dalam pu), daya
dan arus sebelum pemasangan DVR yang akan dibandingkan
dengan hasil simulasi sesudah pemasangan DVR, apabila
hasil simulasi dengan pemasangan DVR sesuai dengan
standar IEEE 1159-1995 maka dapat di lakukan analisis
Gambar 3. Model VSC pada rangakaian DVR. hasil dan menarik kesimpulan.
Seting tegangan bus (undervoltage dan overvoltage)
D. Filter pasif (passive filters) untuk load flow study case pada ETAP berdasarkan standar
Filter pasif terdiri dari suatu kapasitor yang ditempatkan PLN untuk variasi tegangan yang diizinkan yaitu +5% dan -
pada sisi line atau pada sisi inverter dari injection/coupling 10%, atau untuk toleransi tegangan naik 399 Volt dan
transformers. Keuntungan dari penempatan filter pada sisi untuk tegangan turunya 342 Volt. Data masukan untuk
inverter adalah dapat mencegah orde harmonisa tidak rangkaian DVR disamping diperoleh dari perhitungan (untuk
mengalir melewati kumparan transformator. Kelemahannya kapasitas kapasitor), diperoleh juga dari jurnal IEEE yaitu
adalah bahwa filter tersebut menimbullkan tegangan drop untuk data tegangan dc storage/Vdc, line side filter dan
dan pergeseran fasa (phase shift) pada (komponen injection transformer.
fundamental) tegangan injeksi, hal itu dapat mempengaruhi
rangkaian kontrol dari DVR [10]. IV. HASIL PENGUJIAN DAN S IMULASI

E. Penyimpan energi (energy storage) Untuk melihat performa tegangan rms sistem dilakukan
Fungsi Penyimpan energi yaitu menghasilkan daya aktif pengasutan motor induksi dengan kapasitas 55 kW, maka
untuk mensuplai beban pada saat terjadinya voltage sag. data-data yang digunakan dalam simulasi ini diperoleh dari
Batteries, lead-acid, flywheel atau SMES (Superconducting beberapa analisis yang dilakukan menggunakan software
ETAP serta data dari referensi. Dalam simulasi pendahuluan

190
Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011 ISSN: 2086-8944

yang dilakukan pada software ETAP, dua kondisi faktor Pada Gambar 7 terlihat bahwa arus yang dihasilkan saat
daya diambil sebelum dan sesudah dipasang kapasitor yaitu starting 1 unit motor dengan kapasitas 55 kW pada t = 0.5 s
0.6 dan 0.7 dengan tangen sudut masing-masing 1.33 dan naik menjadi 0,8 kA dari arus total sebesar 0.1 kA.
1.02. Dari kondisi tersebut diperoleh nilai kapasitor (Cdc)
sebesar 0.023 F [11]. Sedangkan tegangan dc storage (Vdc)
sebesar 5kV [5] dengan line side filter (C) sebesar 10 F,
dengan injection/coupling transformer untuk tegangan
primer dan sekunder masing-masing 380 volt dan 5 kV.
A. Analisis starting motor 55 kW (1 unit motor) selama 0.5
s-1.0 s
Dari Gambar 5 terlihat bahwa pada saat dilakukan
dilakukan starting 1 unit motor sebesar 55 kW, terjadinya
penurunan tegangan menjadi Vrms = 0.928295 pu atau
sebesar 352 volt. Setelah dilakukan pemasangan DVR
tegangan pada sistem naik menjadi Vrms = 0.997686 pu atau Gambar 7. Bentuk gelombang arus untuk starting 1 unit motor 55 kW.
sebesar 379 Volt.
B. Analisis starting motor untuk blok 340 kW (28 unit
motor) selama 0.5 s -1.0 s
Dari Gambar 8 terlihat bahwa pada saat dilakukan
dilakukan starting 28 unit motor sebesar 340 kW, terjadinya
penurunan tegangan menjadi Vrms = 0.70915 pu atau
sebesar 269 volt. Setelah dilakukan pemasangan DVR
tegangan pada sistem naik menjadi Vrms = 0.975703 pu
atau sebesar 370 Volt.

Saat starting 28
unit motor

Kondisi Normal Kondisi Normal

Gambar 5. Bentuk gelombang tegangan sebelum dan sesudah pemasangan Kondisi Normal Kondisi Normal
DVR untuk starting 1 unit motor 55 kW. Setelah
dipasang DVR

Dari Gambar 6 terlihat bahwa pada saat starting 1 unit


motor 55 kW, daya aktif dan daya reaktif akan mengalami
penurunan menjadi P = 625 kW dan Q = 469 kVAR. Setalah
dilakukan pemasangan DVR daya aktif dan daya reaktif
Gambar 8. Bentuk gelombang tegangan sebelum dan sesudah pemasangan
pada sistem naik menjadi P = 658 kW dan Q = 490 kVAR. DVR untuk starting 28 unit motor 340 kW.

Kondisi Normal

Kondisi sebelum
1 motor start Saat starting 1 unit
motor

Kondisi Normal

Saat starting 1 unit


Kondisi sebelum motor
1 motor start

Gambar 6. Bentuk gelombang daya aktif dan reaktif sebelum dan sesudah Gambar 9. Bentuk gelombang daya aktif dan reaktif sebelum dan sesudah
pemasangan DVR untuk starting 1 unit motor 55 kW. pemasangan DVR untuk starting 28 unit motor 340 kW.

191
Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011 ISSN: 2086-8944

Dari Gambar 9 terlihat bahwa pada saat starting 28 unit Gambar 12. Bentuk gelombang arus starting motor full blok (544,3 kW).
motor 340 kW, daya aktif dan daya reaktif akan mengalami Pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa bentuk gelombang
penurunan menjadi P = 502 kW dan Q = 305 kVAR. Setelah daya aktif dan daya reaktif pada kondisi sebelum starting
dilakukan pemasangan DVR daya aktif dan daya reaktif motor full blok (544.3 kW) yaitu P = 136 kW dan
pada sistem naik menjadi menjadi P = 826 kW dan Q = 455 Q = 102 kVAR, setelah dilakukan starting motor full blok
kVAR secara bersamaan selama kurun waktu t = 0.5 s sampai t =
Pada Gambar 10 terlihat bahwa arus yang dihasilkan saat 1.0 s daya aktif dan daya reaktif yang dihasilkan menjadi
starting motor setengah blok pada t = 0.5 s naik menjadi 4.7 P = 439 kW dan Q = 204 kVAR hal ini dikarenakan bahwa
kA dari arus total sebesar 0.695 kA. semakin besar beban yang digunakan pada saat dilakukan
start awal maka arus starting pun akan naik sehingga daya
aktif dan reaktif ikut naik pula. Pada t = 1.0 s sampai t = 2.0
Kondisi arus saat 28
motor start
s daya aktif yang dihasilkan menjadi P = 680 kW. Setelah
dilakukan pemasangan DVR daya aktif dan daya reaktif
yang dihasilkan naik menjadi P = 812 kW dan Q = 448
kVAR.
Kondisi arus
sebelum 28
motor start

Kondisi Normal

Kondisi sebelum 39
motor start
Gambar 10. Bentuk gelombang arus asut motor setengah blok (340 kW).

C. Analisis pengasutan motor untuk full blok 544.3 kW Kondisi 39 motor start
bersamaan

(39 unit motor) 0.5 s - 1.0


Dari Gambar 11 terlihat bahwa pada saat dilakukan
dilakukan starting 39 unit motor sebesar 544,3 kW, Kondisi Normal

terjadinya penurunan tegangan menjadi Vrms = 0.630585


pu atau sebesar 239 Volt. Setelah dilakukan pemasangan
Kondisi sebelum 39
DVR tegangan pada sistem naik menjadi Vrms = 0.942375 motor start

pu atau sebesar V = 358 Volt.


Kondisi 39 motor startg
bersamaan

Saat starting 39
unit motor

Kondisi Normal Kondisi Normal


Gambar 13. Bentuk gelombang daya aktif dan reaktif sebelum dan sesudah
pemasangan DVR untuk starting 39 unit motor 544,3 kW

TABEL I
PERBANDINGAN TEGANGAN, DAYA AKTIF, DAYA REAKTIF SEBELUM
DAN SESUDAH PEMASANGAN DVR SERTA ARUS A SUT YANG
DIHASILKAN AKIBAT STARTING MOTOR SELAMA T = 0.5 S 1.0 S

Kondisi Normal Kondisi Normal

Setelah
dipasang DVR

Gambar 11. Bentuk gelombang tegangan sebelum dan sesudah pemasangan


V. KESIMPULAN
DVR untuk pengasutan 39 unit motor 544,3 kW
Dari hasil simulasi dan analisis yang dilakukan maka
Pada Gambar 12 terlihat bahwa arus yang dihasilkan saat dapat disimpulkan bahwa, untuk gangguan yang disebabkan
starting full blok motor pada t = 0.5 s naik menjadi 6.4 kA oleh pengasutan motor, antara lain 1 unit motor 55 kW,
dari arus total motor sebesar 0.874 kA. setengah blok (340 kW), dan full blok (544,3 kW). DVR
dapat memperbaiki profil tegangan menjadi 99%, 97%, dan
Kondisi arus
Kondisi arus saat 39
motor start
94% dari tegangan sag yang dihasilkan yaitu 92%, 70% dan
sebelum 39
motor start 63%.

DAFTAR PUSTAKA
[1] P. T. Nguyen and T. K. Saha, Dyanamic Voltage Restorer Against
Balanced and Unbalanced Voltage Sags: Modelling and
Simulation, IEEE Power Engineering Society General Meeting,
2004.

192
Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011 ISSN: 2086-8944

[2] IEEE Recommended Practice for Monitoring Electric Power Quality, [8] A. K. Perera, A. Atputharajah, S. Alahakoon and D. Salamonsson,
IEEE Standart, 1159-1995, 1995. Automated Control technique for a Single Phase Dynamic Voltage
[3] R. C. Dugan, M. F. McGranaghan, S. Santoso and H. W. Beaty, Restorer, Colombo, Sri Lanka, 2006.
Electrical Power Systems Quality, Second Edition, 2004. [9] Chi-Jen. Huang and Shyh-Jier. Huang, Design of Dynamic Voltage
[4] C. Benachaiba and B. Ferdi, Voltage Quality Improvement using Restorer With Disturbance-Filtering Enchancement, IEEE
DVR, Electrical Power Quality and Utilisation, Journal Vol 14, Transactions on Power Electronics, Vol. 18, No. 5, September, 2003.
No. 1, Bechar University Center, Algeria, 2008. [10] A. Gosh and G. Ledwich, Power Quality Enhancement Using
[5] O. Anaya-Lara and E. Acha, Modeling and Analysis of Costum Custom Power Devices, Kluwer Academic, United States of
Power System by PSCAD/EMTDC,IEEE Transactions on Power America, 2002.
Delivery, Vol. 17, No. 1, 2002. [11] TS. Hutauruk, Transmisi Daya Listrik, Erlangga, Jakarta, 1996.
[6] K. R. Padiyar, FACTS Controllers in Power Transmission and
Distribution, India, 2007.
[7] H. Ezoji, A. Sheikholeslami, M. M Saeednia and M. Tabasi,
Simulation of Dynamic Voltage Restorer Using Hysteresis Voltage
Control, European Journal of Scientific Research, Vol 27 No 1 pp
152-166, 2009.

193

You might also like