Professional Documents
Culture Documents
Penyusun:
1. Salsalia Siska Azizah ( 021611133045 )
2. Intan Savina Noer A ( 021611133046 )
3. Anisa Nur Afifah ( 021611133047 )
4. Tata Prasantat M ( 021611133048 )
2. METODE PRAKTIKUM
2.1. Alat dan Bahan
Alat:
a. Mangkuk karet
b. Spatula
c. Ring besar dan kecil
d. Lempeng kaca besar dan kecil
e. Waterbath
f. Alat uji recovery from deformation
Bahan:
a. Bubuk alginat: 1 sendok takar alginat tipe normal set
b. Air: 1 bagian takaran gelas ukur alginat
a. Sampel alginate diletakkan di atas meja alat deformasi. Permukaan atas sampel
alginate ditutup dengan lempeng kaca kecil .
b. Melakukan uji recovery from deformation, dengan cara:
- Lama setting time +45 detik : jarum indicator diturukan sampai berkontak dengan
lempeng kaca.
- Lama setting +55 detik : jarum indicator dibaca. Nilai indicator dicatat sebagai
nilai A, kemudian jarum diangkat lagi.
- Lama setting time +60 detik : sampel ditekan dengan menurunkan tuas sebanyak
4 mm (4 putaran jarum besar dial indicator) dalam waktu detik. Penekan dilakukan
selama 5 detik, kemudian tuas dilepas kembali.
- Lama setting time + 90 detik : jarum indicator diturunkan sampai berkontak
dengan lempeng kac diatas sampel.
- Lama setting time +100 detik : jarum indicator dibaca dan dicatat nilai yang
Percobaan ke terbaca sebagai nilai B
Data
1 2 3 3. HASIL PRAKTIKUM
A 7,17 7,08 5,34
B 7,11 7,02 5,19 Dalam percobaan ini
Presentase 97 % 99,7 % 99,5% digunnakan rasio W:P air
Recorvery dan bubuk alginat sebesar
From 8,5 ml : 3,25 gram.
Deformatio Recovery from Deformasi
n material cetak alginate
dihitug dalam % dengan rumus :
100 (1 ( A-B ) )
Panjang ring (mm)
4. TINJAUAN PUSTAKA
Alginat berasal dari rumput laut tertentu yang berwarna coklat (algae) yang
bisa menghasilkan suatu ekstrak lendir yang disebut algin. Substansi alami ini
kemudian diidentifikasi sebagai suatu polimer linier dengan berbagai kelompok asam
karboksil dan dinamakan asam anhydro--d-mannuronic (disebut juga asam alginik).
Asam alginik serta kebanyakan garam anorganik tidak larut dalam air, tetapi garam
yang diperoleh dengan natrium, kalium, ammonium larut dalam air.
Alginat merupakan material cetak elastik hidrokoloid yang cukup populer dan
banyak digunakan dalam kedokteran gigi. Sebagai material cetak yang banyak
digunakan, alginat cukup mudah dalam manipulasi, nyaman bagi pasien, cukup
elastis, harganya terjangkau, tidak mengiritasi, dan tidak toksik bagi jaringan.
Meskipun alginat banyak memiliki kelebihan, alginat jarang digunakan untuk
pembuatan mahkota dan jembatan karena kurang detail dan mudah sobek. (McCabe
and Walls, 2008, hal. 161).
Apababila terjadi reaksi kimia pada bahan cetak alginat maka alginat akan
berubah dari fase sol menjadi fase gel. Setelah proses gelasi selesai, alginat tidak akan
dapat kembali menjadi sol dan oleh karena itu alginat termasuk pada material cetak
hidrokoloid irreversibel.(Sakaguchi, 2012, hal 280)
Kegunaan material cetak hidrokoloid irreversible termasuk alginat adalah
untuk pembuatan sendok cetak perorangan, proses pencetakan pembuatan model
studi, pembuatan piranti ortodonsi lepasan, dan gigi tiruan lepasan. (Yuliati et al,
2014)
W/p ratio bubuk dan air yang akan digunakan pada proses manipulasi harus
ditakar terlebih dahulu. Dalam penentuan takaran bubuk alginat dapat digunakan
sedok ukur dan gelas ukur digunakan untuk mengukur volume air. Alternatif lain
yang digunakan yaitu menyediakan bubuk alginat dalam saset kecil untuk satu kali
pakai. Setelah jumlah bubuk dan volume air sudah disiapkan, keduanya dicampurkan
pada mangkuk plastik dan diaduk dengan menggunakan spatula. Pengadukan dengan
cepat diperlukan untuk pencampuran yang menyeluruh dan konsistensi alginat yang
bertektur creamy sehingga ada retensi yang bagus antar bahan cetak dan sendok
centak. (McCabe, 2008, hal 158-159)
a. Reaksi setting
Pada pencampuran dan pengadukan bubuk alginat dengan air, terbentuk sol alginat
dan membutuhkan reaksi kimia untuk berubah menjadi gel (gelasi). Sodium fosfat
yang terdapat dalam bubuk larut dalam air sedangkan gipsum hanya larut sedikit
(kelarutan sekitar 0,2%).
Sodium alginat bereaksi dengan ion kalsium yang berasal dari pelarutan
gipsum untuk membentuk kalsium alginat
b. Working Time
Working time adalah total waktu dari awal pencampuran sampai dengan
alginat dalam mulut penderita dan masih bisa mengalir. Working time untuk
material cetak alginat Tipe fast-set memiliki working time 1,25 sampai 2 menit,
sedangkan working time material cetak alginat tipe reguler-set biasanya 3 menit,
tetapi mungkin selama 4,5menit. (Sakaguci & Powers, 2012 : 283).
c. Setting Time
Setting time adalah total waktu dari awal pencampuran sampai dengan
material cetak menjadi cukup kuat untuk menahan deformasi permanen. Setting
time berkisar dari 1 sampai 5 menit. ANSI / ADA (American National Standards
Institute /American Dental Association) spesifikasi No.18 (ISO [International
Organizationfor Standardization] 1563) mensyaratkan bahwa minimal nilai yang
ditetapkan oleh pabrik setidaknya 15 detik lebih lama dari waktu kerja yang
dinyatakan. Memperpanjang setting time lebih baik mengurangi suhu air yang
digunakan waktu pencampuran idengan mengurangi proporsi bubuk. mengurangi
rasio bubuk ke air akan menyebabkan kekuatan dan akurasi alginat tersebut
berkurang. (Sakaguci & Powers, 2012 : 283-284).
d. Elastic recovery
Kekuatan terhadap tekanan dan sobekanakan meningkat seiring dengan
meningkatnya nilai deformasi. Tekanan hingga sebesar 10% adalah nilai yang
umum untuk alginat ketika dilepas dari undercut. Sebenarnya besarnya tergantung
pada sejauh mana lebar dari undercut dan ruang antara sendok cetak dan gigi.
Spesifikasi ANSI / ADA mensyaratkan bahwa elastic recovery lebih dari 95 %
ketika bahan ditekan 20 % selama 5 detik pada saat itulah biasanya waktu yang
tepat untuk pelepasan dari mulut. Deformasi permanen lebih rendah (elastic
recovery tinggi) terjadi ketika :
5. PEMBAHASAN
Saat dicetakkan ke dalam rongga mulut pasien, material cetak harus memiliki
sifat elastis terutama untuk mencetak daerah undercut. Bentuk gigi yang tidak
beraturan dan cenderung membesar pada bagian atas membuat cetakan menjadi tidak
dapat dikeluarkan apabila material cetak yang digunakan tidak memiliki sifat elastis.
Maka itu, material cetak harus mampu kembali ke bentuk semula agar sesuai dengan
keadaan rongga mulut pasien. Itulah mengapa recovery from deformation merupakan
syarat penting yang harus dimiliki oleh material cetak. Percobaan kali ini yaitu
bertujuan untuk mengetahui kemampuan material cetak alginat dalam pengembalian
bentuk setelah pemberian tekanan. Dalam uji tersebut, material alginat akan diberi
tekanan seperti yang akan terjadi pada mulut pasien dan kemudian mengamati
kemampuan alginat untuk kembali ke bentuk semula.
Dengan melihat semua hasil praktikum yang telah dilakukan, nilai recovery
from deformation di atas 95% dan membuktikan bahwa manipulasi yang dilakukan
sudah memenuhi syarat spesifikasi American National Standart / American Dental
Association (ADA) no 18-1992.
2. Lama penyimpanan
3. Gelation Time
Bila alginat larut air dicampur dengan air, bahan tersebut akan
membentuk sol. Proses gelasi merupakan reaksi khas sol-gel yang dapat
digambarkan secara sederhana sebagai reaksi alginat larut air dengan kalsium
sulfat dan pembentukan gel kalsium alginat yang tidak larut air (Annusavice,
2012 : p.105). Sedangkan gelation time merupakan waktu sejak awal
pencampuran hingg terjadi gelasi. Waktu ini diukur sejak awal pencampuran
sampai material tidak lengket ketika disentuh dengan jari.
4. Working Time
Alginat tipe regular set mempunyai working time selama dua hingga
tiga menit, sedangkan alginat tipe fast set mempunya working time selama
1,25 hingga 2 menit (menurut ADA no.18, setting minimum sebesar 1,25
menit). Dalam percobaan recovery from deformation ini, working time perlu
diperhatikan karena kita harus tahu secara benar time management baik dalam
pengadukan, penempatan ke dalam ring, pemanasan dalam waterbath,
pengukuran pada alat deformasi, sehingga didapatkan hasil pengukuran uji
recovery from deformation yang akurat.
Anusavice KJ. 2012. Phillips Science of Dental Material. 12th ed. W.B Saunders,
st.Louis Missouri. Pp. 174-175
McCabe JF, and Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials, 9th ed. Blackwell
Publishing L.td., Australia. Pp.158, 159-160, 161
Ronald L. Sakaguchi , and John M.Powers.2012, Craigs Restorative Dental
Materials, 13th ed. Mosby, Michigan. Pp.280-283, 283-284
Yuliati et al, 2014. Buku Ajar Ilmu Material Kedokteran Gigi I. Surabaya: Airlangga
University Press. pp. 76