You are on page 1of 1

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TB PARU DENGAN

KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS OESAPA KOTA KUPANG

Januard Andri Ratu Haba1, Azaria Amelia Adam 2, Maria Agnes Etty Dedy 3
1
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
2
Departemen
3
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana

LatarBelakang: Tuberkulosis (TB) paru merupakan salah satu penyakit infeksi yang menjadi masalah
kesehatan di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis yang sebagian
besar menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Berdasarkan Global
Tuberculosis Report (2013), ditemukan 8,6 juta kasus baru TB paru, dengan 1,1 juta kematian di dunia.
Data ini juga menyebutkan bahwa pada 2011 2012 Indonesia menempati urutan keempat setelah India,
Cina dan Afrika Selatan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013, propinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT) menempati urutan kedelapan kasus TB paru tertinggi di Indonesia. Hal
ini disebabkan karena angka keberhasilan pengobatan TB paru di propinsi NTT masih jauh
berada dibawah renstra yang ingin dicapai. Pada 1995 WHO merekomendasikan strategi
Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) secara global dalam pengendalian TB karena
meningkatkan angka kesembuhan sampai 85%. Strategi DOTS telah diterapkan di Kota Kupang
selama kurang lebih 13 tahun, tetapi hasil yang dicapai belum optimal. Berdasarkan data
Riskesdas pada 2014 jumlah seluruh kasus TB (Case Notification Rate) di propinsi NTT yang
tertinggi ada di Kota Kupang yaitu, sebanyak 542 kasus TB BTA (+). Menurut Riskesdas pada
2014 angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) di Kota Kupang masih berada dibawah
renstra yang ingin dicapai yaitu, hanya sekitar 69,97 %.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang TB paru dengan kepatuhan
minum obat pada penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Oesapa Kota Kupang.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 45 orang yang dipilih dengan metode Total Sampling.
Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan
cross sectional. Pengumpulan data mengenai tingkat pengetahuan dilakukan dengan mengisi
kuisioner kemudian dikelompokan (pengetahuan baik, cukup, kurang). Pengumpulan data
mengenai kepatuhan minum obat dilakukan dengan mengisi kuisioner MMAS-8. Analisis data
menggunakan uji Somersd.
Hasil: Hasil analisis stasistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum obat (nilai p= 0,000 atau < 0,05) dan nilai
(r=0,734) yang berarti kedua variabel memiliki kekuatan korelasi kuat. Berdasarkan paparan di
atas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh penderita sangat berpengaruh
terhadap kepatuhan penderita dalam berobat.
Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, TB Paru, Kepatuhan minum obat

You might also like