You are on page 1of 20

PT.

BINTANG JAKARTA SERVIS

PEDOMAN KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN


LINDUNGAN LINGKUNGAN

PROSEDUR PENANGGULANGAN
LIMBAH

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam Peraturan Pemerintah yang dimaksud dengan limbah adalah bahan


sisa pada suatu kegiatan dan atau proses produksi. Pengelolaan limbah bertujuan
untuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracun limbah agar tidak
membahayakan kesehatan manusia dan untuk mencegah terjadinya pencemaran
dan kerusakan lingkungan.
Limbah adalah limbah yang memenuhi salah satu atau lebih karakteristik :
a. Mudah Meledak
b. Mudah Terbakar
c. Bersifat Reaktif
d. Beracun
e. Menyebabkan Infeksi
f. Bersifat Korosif, dan
g. Limbah lain yang apabila diuji dengan metode teksikologi dapat diketahui
termasuk dalam jenis limbah.

Jenis limbah meliputi :


a. Limbah dari sumber tidak spesifik
b. Limbah dari sumber spesifik
c. Limbah dari bahan kimia kadaluwarsa, tumpahan, sisa kemasan dan
pembuangan produk yang tidak spesifik.

Penghasil limbah wajib melakukan pengolahan limba. Penghasil limbah yang


tidak mampu melakukan pengolahan limbah yang dihasilkan, wajib menyerahkan
limbah kepada pengolah limbah.
Apabila pengolah limbah belum tersedia atau tidak memadai untuk mengolah
limbah pengolahan tetap menjadi kewajiban dan tanggung jawab penghasil limbah
yang bersangkutan.
Pengolah limbah radio aktif dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab
atas pengelolaan radio aktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

BAB II
PENYIMPANAN, PENGUMPULAN, PENGANGKUTAN DAN PENGOLAHAN

A. PENYIMPANAN
Penyimpanan limbah dilakukan ditempat penyimpanan yang khusus dibuat
untuk itu. Tempat penyimpanan limbah wajib dibuat dengan kapasitas yang sesuai
dengan jumlah limbah yang akan disimpan sementara dan memenuhi syarat sebagai
berikut :
1. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, secara geologi dinyatakan
stabil
2. Perancangan bangunan disesuaikan dengan karakteristik limbah dan upaya
pengendalian pencemaran.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan
limbah ditetapkaan oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Penghasil limbah
wajib membuat dan menyimpan catatan tentang :
1. Jenis karakteristik, jumlah dan waktu dihasilkan limbah.
2. Jenis karakteristik, jumlah dan waktu penyerahan limbah.
3. Nama pengangkut limbah yang melaksanakan pengiriman kepada pengumpul
atau pengolah limbah.
Catatan sebagaiman dipergunakan untuk :
1. Inventarisasi jumlah limbah yang dihasilkan.
2. Sebagai bahan evaluasi di dalam rangka penetapan kebijakan pengelolaan
limbah.
Penghasil limbah dapat menyimpan limbah yang dihasilkannya paling lama
Sembilan puluh hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul atau
pengolah limbah.

B. PENGUMPUL

1. Pengumpul limbah wajib memenuhi persyaratan:


a. Memperhatikan karakteristik limbah
b. Mempunyai laboratorium yang dapat mendeteksi karakteristik limbah
c. Mempunyai lokasi minimum satu hektar
d. Memiliki fasilitas untuk menganggulangan terjadinya kecelakaan

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana ditetapkan oleh


Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Pengumpul limbah wajib membuat
catatan tentang :
a. Jenis, Karakteristik, jumlah dan waktu diterimanya limbah dari penghasil
limbah.
b. Jenis, karakteristik, jumlah danwaktu penyerahan limbah kepada pengolah
limbah
c. Nama pengankut limbah yang melaksanakan pengiriman kepada
pengumpul dan kepada pengolah limbah.
3. Pengumpul limbah wajib menyampaikan catatan sebagaimana sekurang-
kurangnya sekali dalam enam bulan kepada Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan.
a. Pengumpul limbah dapat menyimpan limbah dikumpulkannya selama
Sembilan puluh hari sebelum diserahkan kepada pengolah limbah
b. Pengumpul limbah bertanggung jawab terhadap limbah yang
dikumpulkannya dan disimpannya.
c. Pengangkutan limbah dapat dilakukan oleh badan usaha yang melakukan
kegiatan pengangkutan limbah.
d. Penghasil limbah dapat bertindak sebagai pengangkut limbah
e. Apabila penghasil limbah bertindak sebagai pengangkut limbah, maka wajib
memenuhi ketentuan yang berlaku bhagi pengangkut limbah.

C. PENGANGKUTAN
1. Penyerahan limbah oleh penghasil atau pengumpul kepada pengangkut wajib
disertai dokumen limbah.
2. Pengangkut limbah wajib memiliki dokumen limbah untuk setiap kali
mengangkut limbah.

D. PENGOLAHAN
Pengolahan limbah wajib membuat analisis dampak lingkungan, rencana
pengolahan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan untuk
menyelenggarakan kegiatannya baik secara sendiri maupun secara terintegrasi
dengan kegiatan utamanya.
1. Pengolahan limbah yang melakukan pengolahan secara fisik dan kimia yang
menghasilkan :
a. Limbah cair, maka limbah cair tersebut memenuhi peraturan pemerintah
nomor 20 tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air.
b. Limbah Gas dan Debu, maka limbah gas dan debu tersebut wajib
memenuhi peraturan perundang undangan yang berlaku tentang
pengendalian pencemaran udara dan keselamatan kerja.
c. Limbah Pada, harus mengikuti ketentuan tentan stabilisasi dan slidifikasi
dan atau penimbunan dan atau incinerator.
2. Pengolahan limbah yang melakukan pengolahan dengan cara penimbunan
wajib memenuhi ketentuan :
a. Pemilihan lokasi untuk penimbunan hasrus memenuhi syarat
1) Bebas dari banjir
2) Permeabilitas tanah maksimum 10 pangta negatif cm per detik
3) Merupakan lokasi yang ditetapkan sebagai lokasi pembuangan
limbah atau industry berdasarkan rencana penataan ruang
4) Tidak merupakan daerah resapan air tanah yang khususnya
digunakan untuk air minum.
b. Penimbunan yang sudah penuh harus ditutup dengan tanah, dan atau
selanjutnya diperuntukan tempat tersebut tidak dapat dijadikan pemukiman
atau fasilitas lainnya.
BAB III
PERIZINAN, PENGAWASAN DAN SANKSI

A. PERIZINAN
Setiap badan usaha yang melakukan kegiatan pengumpulan, pengankutan,
pengolahan termasuk penimbunan akhir limbah wajib memimiliki izin kegiatan
pengolahan limbah yang terintegrasi dengan kegiatan pokok wajib memperoleh izin
operasi alat pengolahan dan penyimpanan limbah yang dikeluarkan oleh Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan dan dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan pemerintah ini.
Persyaratan untuk memperoleh izin:
1. Memiliki akte pendirian sebagai badan usaha yang berbentuk badan hukum,
yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang.
2. Nama dan alamat badan usaha yang memohon izin.
3. Kegiatan yang dilakukan
4. Lokasi tempat kegiatan
5. Nama dan alamat penanggung jawab kegiatan
6. Bahan baku dan proses kegiatan yang digunakan
7. Spesifikasi alat pengolah limbah
8. Jumlah dan karakteristik limbah yang dikumpulkan diangkut atau diolah
9. Tata letak saluran limbah, pengolahan limbah, dan tempat penampungan
sementara limbah sebelum diolah dan tempat penimbunan setelah diolah.
10. Alat pencegahan pencemaran untuk limbah cair, emisi dan pengolahan
limbah.
11. Rekomendasi sebagaimana didasarkan pada hasil penelitian tentang dampak
lingkungan dan kelayakan teknis seperti geohidrologi dari lokasi yang
diusulkan.
12. Untuk kegiatan pengolahan limbah wajib dibuatkan analisis dampak
lingkungan, rencana pengolahan lingkungan, dan rencana pemantauan
lingkungan.
13. Dokumen analisis dampak lingkungan, rencana pengelolaan lingkungan dan
rencana pemantauan lingkungan diajukan bersama dengan permohonan izin
operasi sebagaimana kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

Keputusan mengenai perizinan sebagaimana diberikan selambat-lambatnya


tiga puluh hari kerja terhitung sejak disetujui rencana pengelolaan lingkungan dan
rencana pemantauan lingkungan oleh instansi yang bertanggung jawab.

B. PENGAWASAN
Pengangkutan limbah dari luar negeri melalui wilayah Negara Republik
Indonesia wajib dilakukan dengan memberitahukan terlebih dahulu secara tertulis
kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pengawas dalam melaksanakan pengawasan pengelolaan limbah dilengkapi
tanda pengenal dan surat tugas yang dikeluarkan oleh Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan. Pengawas sebagaimana :
1. Memasuki area lokasi penghasil , pengumpulan, pengolahan termasuk
penimbunan akhir limbah.
2. Mengambil contoh limbah untuk diperiksa dilaboratorium.
3. Meminta keterangan yang berhubungan dengan pelaksanaan pengelolaan
limbah
4. Melakukan pemotretan sebagai kelengkapan laporan pengawasan.
5. Penghasil, pengumpul, pengangkut, pengolah termasuk penimbun limbah
wajib membantu petugas pengawas dalam melakukan tugas.
6. Untuk menjaga kesehatan pekerja dan pengawas yang bekerja di bidang
pengolahan limbah dilakukan uji kesehatan secara berkala.
7. Uji kesehatan pekerja diselenggarakan oleh pengelola limbah.
8. Uji kesehatan bagi pengawas pengelola limbah diselenggarakan oleh instansi
yang bertanggung jawab di bidang kesehatan tenaga kerja.
9. Penghasil, pengumpul, pengangkut, dan pengolah limbah bertanggung jawab
atas penanggulangan kecelakaan dan pencemaran lingkungan akibat lepas
atau tumpahnya limbah yang menjadi tanggung jawabnya.

C. SANKSI
Apabila dalam jangka waktu lima belas hari sejak dikeluarkannya peringatan
tertulis pihak yang diberi peringatan tertulis pihak yang diberi peringatan tidak
mengindahkan peringatan atau tetap tidak mematuhi ketentuan pasal yang
dilanggarnya, maka Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dapat menghentikan
sementara operasi alat penyimpanan, pengumpulan, pengolahan termasuk
penimbunan limbah sampai pihak yang diberi peringatan mematuhi ketentuan yang
dilanggarnya.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan wajib dengan segera mencabut
keputusan penghentian kegiatan apabila pihak yang diberi peringatan telah
mematuhi ketentuan yang dilanggarnya.
PT.BINTANG JAKARTA SERVIS

PEDOMAN KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN


LINDUNGAN LINGKUNGAN

PROSEDUR PELAPORAN
KECELAKAAN DAN TANGGAP
DARURAT

A. PENDAHULUAN
Suatu sistem yang efektif yang mengidentifikasi tindakan tindakan yang
harus dilakukan dalam hal ini terjadinya suatu kecelakaan atua keadaan darurat
lainnya merupakan suatu persyaratan yang penting untuk meminimalisasi rasa sakit
dan penderitaan, serta memperkecil kerusakan pada plant dan peralatan setelah
kecelakaan.

B. PELAPORAN KECELAKAAN DAN PENYIDIKAN


Hanya dengan pelaporan dan penyidikan kecelakaan secara efektif maka kita
dapat mengidentifikasi sebab- sebab dasar mengenai apa yang menjadi salah dan
mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegahnya terulang kembali.
1. Semua personalia diharuskan untuk melaporkan semua kecelakaan kepada
supervisor segera mungkin.
2. Apabila anda menyaksikan suatu kecelakaan yang mengakibatkan cidera,
telepon bantuan medis segera dan beritahukan supervisor anda pada
kesempatan pertama.
a. Jangan memindahkan orang yang cidera hebat terkecuali adanya
ancaman bahaya lebih lanjut. Apabila memungkinkan, pindahkan bahaya
tersebut.
b. Jagalah agar orang yang cidera tersebut tetap hangat dan nyaman sampai
bantuan medis datang.
c. Apabila terjadi pendarahan, cobalah untuk menghentikan aliran dengan
memberikan perban dan titik titik tekanan.
d. Apabila orang lelah berhenti bernafas, berikan nafas buatan segera.
3. Supervisor akan mengambil alih situasi pada saat kedatangannya ditempat
dan mematuhi serta memastikan tapak ada dalam keadaan aman, memulai
laporan kecelakaan dan persyaratan penyidikan.

C. DALAM HAL KEBAKARAN


Setiap kebakaran, betapapun kecilnya, bisa segera berkembang menjadi
kebakaran besar bila tidak segera dikendalikan. Adalah penting bagi setiap orang
untuk mengetahui betapa mudah dan cepatnya api menjalar dan apa yang harus
dilakukan bila hal itu terjadi.
1. Pelajari tugas dan tanggung jawab anda dalam menghadapi kebakaran
melalui instruksi tentang kebakaran pada papapn pengumuman atau dari
supervisor anda.
2. Biasakanlah diri dengan semua jalan / pintu keluar, pintu darurat, muster
point, titik titik alarm kebakaran, lokasi serta pemakaian alat pemadam
kebakaran disekitar tempat kerja anda.
3. Selalu pastikan bahwa jalan untuk melarikan diri dan alat pemadam
kebakaran atau cairan yang mudah terbakar bila anda melihatnya.
4. Bila terjadi kebakaran, tetaplah tenang, jangan berlari panic menyebabkan
malapetaka.
5. Cari bantuan dengan cara apapun yang bisa, isolasi sumber sumber bahan
bakar dan tutup semua pintu. Bila anda bisa memadamkan apri dengan aman
menggunakan alat yang tersedia. Cobalah melakukannya.
6. Segera beri bantuan kepada orang yang terkurung api, bantuanya dengan
memadamkan api atau menutupnya dengna pakaian, carilah bantuan medis
segera.

D. PERTOLONGAN PERTAMA
Jika anda sendiri, cari bantuan medis dan atau pengobatan sesegera
mungkin. Pengobatan yang lebih diri sering mencegah komplikasi jangka panjang
dan absen dari pekerjaan.

1. Biasakan diri dengan lokasi dan nomor telepon ruang bantuan medis yang
terdekat serta lokasi kotak first aid kit yang terdekat.
2. Bila mata anda kemasukan benda asing atau zat kimia, segera cari bantuan
medis, jangan biarkan teman sekerja anda menyentuh mata anda, kecuali
sangat mendesak.
3. Laporkan setiap kekurangan yang mungkin anda temukan di dalam first aid
box.
PT.BINTANG JAKARTA SERVIS

PEDOMAN KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN


LINDUNGAN LINGKUNGAN

PENUTUP

PENUTUP
Hal hal lain yang belum dicantumkan pada Pedoman Kesehatan, Keselamatan
Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) ini, akan di susun tersendiri dan merupakan
addendum yang tidak terpisahkan dari pedoman ini.
PT.BINTANG JAKARTA SERVIS

PEDOMAN KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN


LINDUNGAN LINGKUNGAN

PENUTUP
PT.BINTANG JAKARTA SERVIS

PEDOMAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
PT.BINTANG JAKARTA SERVIS

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
A. Lata Belakang
B. Dasar Hukum
C. Maksud dan Tujuan
D. Ruang Lingkup Prosedur Standar Operasi
E. Istilah dan Pengertian

GARIS BESAR ANATOMI DAN FAAL TUBUH MANUSIA


A. Sistem Tulang Kerangka
B. Sistem Otot
C. Sistem Jantung dan Pembuluh darah
D. Sistem Pernafasan
E. Sistem Pencernaan
F. Sistem Saluran Kencing
G. Sistem Syaraf
H. Sistem Endoktrin
I. Sistem Reproduksi
J. Panca Indera

PERTOLONGAN MEDIK DARURAT


A. Pendahuluan
B. Penilaian Tanda Kehidupan
C. Obat dan Peralatan PPPK

LUKA
A. Pendahuluan
B. Macam Macam Luka
C. Tanda Luka Terinfeksi Adanya Radang dan Nanah

PATAH TULANG
A. Pendahuluan
B. Mobilisasi (Fixasi)
C. Cara Mobilisasi dengan Papan Bidai
D. Cara Mobilisasi dengan Plester
E. Cara Mobilisasi dengan Pembalut
F. Cara Mobilisasi dengan Kain Lebar

PENDARAHAN

A. Pendahuluan
B. Penanggulangan Pendarahan Luar

SYOK / RENJATAN

A. Pendahuluan
B. Pembahasan

RESUSITASI KARDIO PULMONAL (RKP)

A. Pendahuluan
B. Tahap I Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support)
C. Pernafasan Buatan

TEHNIK MEMBALUT (PEMBALUTAN)

A. Pendahuluan
B. Jenis Jenis Pembalutan dan Penggunaannya

PENGANGKUTAN PENDERITA

A. Cara Cara Pengangkutan Korban


B. Beberapa Macam alat Tandu

PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN SEX (PHS)

A. Gonorhoea (GO)
B. Syphilis (Lues)

PENUTUP

A. Penutup
B. Referensi Buku
PT.BINTANG JAKARTA SERVIS

PEDOMAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA


KECELAKAAN

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kecelakaan dapat terjadi kapan dan dimana melihat waktu baik sedang atau
setelah melakukan pekerjaan, meskipun sudah dilakukan usaha / upaya yang kuat
untuk menghindarinya. Kecelakaan terjadi bisa dikarenakan kesengajaan ataupun
tanpa sengaja.
Oleh karena itu manajemen harus memperhatikan ketenttuan tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), agar pasca kecelakaan, korban dapat
langsung diberikan bantuan medic darurat sebelum ditindak lanjuti oleh tenaga
medis / kesehatan untuk tindak lanjutnya, dengan demikian tingkat keselamatan
tenaga kerja lebih maksimal dalam melaksanakan pekerjaanya.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan salah satu bagian
dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) oleh karena itu hal hal yang
tercantum dalam Pedoman P3K harus terintegrasi dengan bagian lain dalam K3,
sehingga didapat suatu keterpaduan dan kesamaan tentang visi dan tindakan oleh
setiap pekerja, mulai dari tingkat manager hingga tenaga kerja tingkat pelaksana /
operator.
Permasalahan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan terutama adalah
tindakan awal terhadap korban kecelakaan. Tindakan tersebut dapat terwujud atau
diusahakan secara maksimal bila dipahami hal hal sebagai berikut :
Penyebab Kecelakaan

Akibat Kecelakaan

Tindakan dan tata cara pertolongan pertama yang diberikan kepada korban

Tindak Lanjut setelah pemberian pertolongan pertama

B. DASAR HUKUM
1. Undang undang Republik Indonesia, nomor 1 Tahun 1970, tentang
Keselamatan Kerja
2. Undang undang Republik Indonesia, Nomor 23 Tahun 1992, tentang
Kesehatan.
3. Undang Undang Republik Indonesia, Nomor 13 Tahun 2003, tentang
ketenagakerjaan.
4. Undang Undang Nomor 21 tahun 2003 tentang Pengesahan Konvensi ILO
Nomor 81 Mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan
Perdagangan (ILO Convention Number 81 Concerning Labour Inspection in
Industry and Commerce)
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Nomor
PER.02 / MEN / 1980, tanggal 13 Maret 1980, tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia,
Nomor : PER.02 / MEN / 1980, tanggal 31 Maret 1980, tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia,
Nomor : PER.01 / MEN / 1981, tanggal 4 April 1981, tentang Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, Nomor : PER.05 / MEN /
1996, tanggal 23 April 1982, tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republilk Indonesia, Nomor : PER.05 /
MEN / 1996, tanggal 12 Desember 1996, tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud
Sebagia pedoman kepada setiap pekerja maupun Unit P3K pada Satuan
Keselamatan (Safety) dan Kemanan (Security) dalam memberikan tindakan
pertolongan pertama kepada korban yang terkena kecelakaan selama berada
dan beraktivitas dikawasan kerja.

2. Tujuan

a. Untuk menyamakan visi dan tindakan pertama secara efektif antara


pekerja, unit P3K maupun petugas Keselamatan (Safety) dan Keamanan
(Security) apabila terjadi kecelakaan dan menimbulkan korban di kawasan
kerja.
b. Untuk menghindari timbulnya kepanikan dan mencegah tindakan
tindakan yang salah yang dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar
saat terjadi kecelakaan.

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN PPPK

1. Pendahuluan terdiri atas :

a. Latar Belakang
b. Dasar Hukum
c. Maksud dan Tujuan
d. Ruang Lingkup
e. Istilah Pengertian

2. Tindakan pertolongan pertama terjadi kecelakaan yang mengakibatkan Luka,


Patah Tulang, Pendarahan, Syok, dan lain lain.
3. Tata cara berbagai penyelamatan darurat, seperti Resusitasi Kardio Pulmonal
(RKP), Teknik Pembalutan, Pengangkutan Korban.
4. Penutup

E. ISTILAH DAN PENGERTIAN

1. Pertolongan Medik Darurat disingkat PMD adalah memberi perawatan darurat


bagi korban, sebelum mendapat pertolongan yang lebih mantap oleh dokter
atau petugas kesehatan lainnya.
2. Anatomy adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur organisme hidup.
3. Diarrhea atau Diare adalah pengeluaran tinja berair barkali kali yang tidak
normal.
4. Allergy atau Alergi adalah keadaan hipersensitif yang didapat karena terpapar
terhadap allergen tertentu, dan pada waktu dipaparkan kembali
memperlihatkan peningkatan kemampuan bereaksi, hipersensitif khusus
terhadap antigen bacterial tertentu.
5. Allergen adalah subtansi antigenic yang dapat menyebabkan hipersensitivitas
yang cepat (alergi)
6. Antibiotic adalah subtansi kimiawi yang dihasilkan oleh suatu micro yang
mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atua membunuh
microorganisme lain, antibiotika yang toksit bagi hospesnya digunakan dalam
pengobatan penyakit infeksi.

You might also like