Professional Documents
Culture Documents
Untuk bertahan hidup, tubuh terus-menerus harus beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan
menjaga lingkungan internal makhluk hidup tetap konstan, yang dikenal sebagai homeostasis.
Sistem saraf dan endokrin bekerja untuk mempertahankan adaptasi ini, tapi pola respon mereka
berbeda. Baik sistem saraf dan sistem endokrin menggunakan pesan kimia untuk sinyal sel, tapi
kecepatan di mana pesan tersebut dikirimkan berbeda.
Sistem saraf merespon dengan cepat terhadap rangsangan dengan mengirimkan potensial
aksi listrik di sepanjang neuron, yang pada gilirannya mengirimkan potensial aksi ini
untuk sel target mereka dengan menggunakan neurotransmiter, pesan kimia dari sistem
saraf. Respon terhadap rangsangan oleh sistem saraf dekat seketika.
Sistem endokrin bergantung pada hormon untuk memperoleh tanggapan dari sel target mereka.
Secara alami, hormon ini disintesis pada jarak yang berbeda dari sel target mereka, dan berjalan
melalui aliran darah atau cairan antar sampai mereka mencapai sel-sel ini. Setelah mencapai sel
target mereka, hormon bekerja pada sel untuk menambah atau mengurangi ekspresi gen tertentu.
Proses ini memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan sistem saraf, seperti hormon
endokrin pertama harus disintesis, diangkut ke sel target mereka, dan masukkan atau sinyal sel.
Kemudian, sel target harus melalui proses transkripsi, terjemahan, dan sintesis protein sebelum
aksi dimaksudkan hormon dapat dilihat.
Advertisement
Meskipun hormon bertindak lebih lambat dari impuls saraf, efek mereka tahan lama. Selain itu,
sel target dapat menanggapi jumlah hormon yang sedikit dan sensitif terhadap perubahan halus
dalam konsentrasi hormon.
Tubuh manusia memerlukan sistem regulasi atau sistem koordinasi, supaya kegiatan dan
kerjasama antar sistem organ di dalam tubuh dapat berlangsung rapi dan serasi. Sistem
koordinasi yang mengendilakukan aktivitas dan keserasian kerja antar sistem organ terdiri dari:
1. Sistem saraf
Contoh perbedaan sistem saraf dan sistem hormon tercantum berikut ini.
1. Pada saat menginjak paku, secara reflek kamu akan mengangkat kaki dan menggumam.
Gerak reflek kamu tersebut menunjukan kerja dari sistem saraf.
2. Manusia mengalami pertumbuhan mulai dari bayi hingga dewasa. Proses pertumbuhan
berjalan lambat atau membutuhkan waktu yang lama. Proses pertumbuhan manusia
dipengaruhi oleh sistem hormon.
Ringkasan
1. Sistem saraf merespon rangsangan dengan mengirimkan potensial aksi listrik di
sepanjang neuron, yang pada gilirannya mengirimkan potensial aksi ini untuk sel target
mereka dengan menggunakan neurotransmiter, pesan kimia dari sistem saraf. Tanggapan
ini terhadap rangsangan dekat seketika.
2. Hormon disintesis pada jarak yang jauh dari sel target mereka, dan berjalan melalui aliran
darah atau cairan antar sampai mereka mencapai sel-sel ini. Setelah mencapai sel target
mereka, hormon bertindak atas sel untuk menambah atau mengurangi ekspresi gen
tertentu.
3. Proses ini memakan waktu lebih lama, karena hormon terlebih dahulu harus disintesis,
diangkut ke sel target mereka, dan masukkan atau sinyal sel. Kemudian, sel target harus
melalui proses transkripsi, terjemahan, dan sintesis protein sebelum aksi dimaksudkan
hormon terlihat.
4. Meskipun hormon bertindak lebih lambat dari impuls saraf, efek mereka tahan lama.
Selain itu, sel target dapat menanggapi jumlah menit hormon dan sensitif terhadap
perubahan halus dalam konsentrasi hormon.
6. Sistem saraf merespon dengan cepat terhadap perubahan jangka pendek dengan
mengirimkan impuls listrik.
7. Sistem endokrin membawa adaptasi jangka panjang dengan mengirimkan pesan kimia
(hormon) ke dalam aliran darah.
Mekanisme Kerja Hormon Hormon dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun
memiliki kemampuan kerja yang besar. Umumnya hormon bekerja pada organ tubuh
tertentu, yang disebut organ sasaran. Dikenal dua macam mekanisme kerja hormon, yaitu
AMP siklik (duta kedua) dan pengaktifan gen.
Setiap membran sel organ sasaran berisi protein reseptor yang dapat bersenyawa dengan hormon
tertentu. Hormon bertindak sebagai duta pertama. Kompleks hormon reseptor yang terbentuk,
selanjutnya akan memicu aktivitas suatu enzim. Enzim ini akan mengubah ATP menjadi AMP
siklik yang bertindak sebagai duta kedua atau duta intraseluler. Duta kedua bergabung dengan
enzim khas untuk menghentikan aktivitas enzim lainnya. Sebagai contoh, pada sel-sel hati dan
otot, AMP siklik dipicu oleh adrenalin menghambat enzim yang dibutuhkan untuk pembentukan
glikogen dan mengaktifkan enzim yang diperlukan untuk memecah glikogen.
Pengaktifan gen
Hormon-hormon lainnya bekerja pada organ sasaran dengan cara yang berbeda. Molekul-
molekul hormon menembus membran sel dan bersenyawa dengan molekul-molekul protein
reseptor tertentu di dalam sitoplasma. Kompleks hormon reseptor yang dibentuk memasuki
nukleus dan langsung bereaksi dengan DNA, kemudian memicu transkripsi RNA dari gen
tertentu. Sel sasaran membuat protein khas yang merespons hormon tertentu. Jenis hormon yang
termasuk ke dalam kelompok ini adalah hormon-hormon steroid.
Dimulai dengan berikatnya insulun dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada permukaan
sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:
Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap substrat reseptor
insulin ( IRS-1).IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2 pada sejumlah
proteinyang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin yang berbeda.
Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan adiposa, serangkaian
proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi tersebut akan merangsang protein-
protein intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4 untuk berpindah ke permukaan sel. Jika
proses ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan mempermudah transport zat-zat
gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.[pi]
Tags:
mekanisme kerja hormon, cara kerja hormon, makalah mekanisme kerja hormon,
sistem kerja hormon, jelaskan mekanisme kerja hormon, mekanisme kerja hormon
secara umum, mekanisme kerja hormon GSH, jelaskan mekanisme kerja hormon
pada umumnya
Macam-Macam Hormon Manusia & Fungsinya
Loading...
Advertisement
loading...
Loading...
Macam-Macam Hormon Manusia & Fungsinya| Arti hormon sendiri adalah zat
kimia yang dihasilkan dari organ tubuh tertentu dari kelenjar endokrin yang
memacu fungsi organ tubuh tertentu. Hormon berasal dari kata hormin yang berarti
memacu, atau hormao berarti menggairahkan atau membangkitkan. Setiap
makhluk hidup memproduksi hormon. Hormon sangat berperan bagi tubuh
terutama manusia yaitu mengendalikan proses pertumbuhan, reproduksi,
metabolisme, kekebalan dan pola hidup manusia.
Tidak hanya itu, hormon mengontrol seluruh fungsi tubuh dengan berbagai cara.
Hormon dapat menentukan tingkat metabolisme dan pola kesehatan dari seluruh
perilaku individu. Tabel berikut akan mnggambarkan macam-macam hormon
manusia dan fungsinya antara lain sebagai berikut...
Sel darah atau yang juga disebut dengan hemocyte adalah sebuah sel yang diproduksi melalui
hematopoiesis dan normalnya ditemukan pada darah. Pada sistem pernapasan mamalia, sel darah
ini terbagi atas tiga kategori yaitu:
Trombosit
Bersama-sama ketiga sel darah ini menambahkan 45% volume dari darah dengan sisanya 55%
merupakan volume dari plasma, komponen cairan darah. Hemoglobin yang merupakan
komponen utama dari sel darah merah mengandung protein yang mengandung zat besi yang
memfasilitasi transportasi oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan
ke paru-paru. (baca : fungsi paru paru)
Sel darah merah utamanya membawa oksigen dan mengumpulkan karbondioksida melalui
penggunaan hemoglobin. Pada proses pembuatannya mereka pergi melalui sel unipotent. Sel
darah merah memiliki tugas bersama dengan sel darah putih untuk menjaga kesehatan sel. Sel
darah merah terbentu di sumsum tulang pada orang dewasa.
Sel darah merah yang juga disebut dengan eritrosit ini merupakan sel paling banyak di dalam
darah dan pada organisme vertebrata memiliki fungsi menyalurkan oksigen pada jaringan tubuh
melalui aliran darah. Sitoplasma pada sel darah merah kaya akan hemoglobin. Membrane selnya
terbuat dari protein dan lipid. Kandungan dan strukturnya tersebut berperan penting dalam fungsi
sel seperti stabilitas dan kemampuan deformability saat melakukan perpindahan dalam sistem
sirkulasi darah.
Pada manusia, sel darah merah fleksibel dan tidak memiliki nucleus. Diperkirakan 2.4 juta
eritrosit baru diproduksi setiap detiknya pada manusia dewasa. Sel tersebut berkembang pada
sumsum tulang dan bersirkulasi sekitar 100-120 hari dalam tubuh sebelum komponen tersebut
direcycle oleh macrophages.
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan sel darah merah antara lain:
1. Anemia Merupakan penyakit kekurangan oksigen dalam darah karena kuranganya sel darah
merah atau karena ketidaknormalan yang terjadi pada sel darah merah atau hemoglobin.
Sicle-cell
Thalassemia
Hereditary spherocytosis
Pernicious anemia
Aplastic anemia
Pure red cell aplasia
Hemolysis
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh terlalu banyaknya sel darah merah yang rusak. Bisa
disebabkan oleh parasit malaria yang menghabiskan waktunya di sel darah merah dan
hemoglobin kemudian menyebabkan demam
2. Polycythemias Merupakan penyakit karena kelebihan sel darah merah yang dapat
menyebabkan beberapa gejala. Ini bisa terjadi karena terjadi ketidaknormalan pada sumsum
tulang.
4. Reaksi tranfusi hemolytic Disebabkan karena transfusi sel darah merah yang tidak cocok
golongan darahnya sehingga terjadi penghancuran sel darah merah yang dimasukkan.
Sel darah putih juga disebut dengan leukosit merupakan sel sistem imun tubuh
yang melindungi tubuh melawan infeksi penyakit dan serangan lainnya. Semua
leukosit diproduksi dari sel multipoten di sumsum tulang yang dikenal sebagai sel
hematopoietic stem. Leukosit ditemukan di seluruh tubuh termasuk darah dan
sistem lymphatetic. (baca : anatomi tulang manusia)
Semua sel darah putih memiliki nuclei yang membedakan mereka dari sel darah lainnya seperti
sel darah merah dan trombosit. Jumlah leukosit dalam darah biasanya menjadi indikator dari
penyakit. Jumlah normal sel darah putih yaitu antara 4 dan 11 x 109/L. Jumlah tersebut sekitar
1% dari jumlah volume darah dari orang dewasa sehat. Walaupun hanya 1% namun ini
mmberikan perbedaan yang besar bagi kesehatan karena imunitas tubuh tergantung padanya.
Jumlah leukosit yang melebihi batas disebut leukocytis. Ini menjadi normal jika menjadi bagian
respon sistem imun tubuh. Dan akan manjedi tidak normal jika ini neoplastik atau asli dalam
autoimun. Kurangnya jumlah sel darah putih di bawah batas disebut leukopeni yang dapat
mengurangi sistem imun tubuh.
Tipe sel darah putih bisa dibedakan berdasarkan strukurnya atau sel divisinya. Kategori yang
sering dipakai terdiri dari lima tipe yaitu:
Neutrophils : jumlahnya paling banyak sekitar 60-70% dari leukosit. Sel ini
memerangi bakteri dan infeksi jamur.
Ketidaknormalan sel darah putih antara karena jumlahnya yang kelebihan atau kekurangan.
Leukosit biasanya sehat misalnya dengan melawan infeksi tapi juga bisa tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Ketidaknormalan tersebut bisa dibedakan atas myeloproliferative dan
lymphoproliferative. Cara lain untuk mengkategorikan gangguan pada sel darah putih adalah
kualitasnya. Ada beberapa jenis gangguan yang jumlah sel darah putihnya normal namun sel
tersebut tidak berfungsi secara normal. Salah satu penyakit sel darah putih yang berbahaya
adalah kanker sel darah putih yang dapat diklasifikasikan sebagai leukimia dan limpoma.
Trombosit
Trombosit merupakan komponen darah yang berfungsi untuk menghentikan pendarahan karena
luka pada pembuluh darah. Trombosit tidak memiliki sel nukluas. Rendahnya konsentrasi dari
trombosit bisa disebabkan karena kurangnya produksi trombosit atau meningkatnya perusakan
trombosit. Terganggunya fungsi trombosit disebut dengan thrombocytopathy.
Jumlah konsentrasi trombosit sendiri dapat diukur secara manual menggunakan hemocytometer
atau dengan menempatkan darah pada alat analis otomatis menggunakan electrical impendance
seperti Coulter counter. Jumlah normal trombosit pada orang Kaukasia adalah antara 150.000-
400.000 per kubik millimeter. Jumlah trombosit pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.
Penyakit yang berhubungan dengan trombosit dapat dibedakan menjadi 3 kategori yaitu kurang
cukup, tidak berfungsi dengan baik, dan terlalu banyak. Beberapa gangguan pada trombosit
antara lain:
Thrombocytopenia
Sponsors Link
Ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat membuat fungsi trombosit menjadi terganggu,
misalnya adalah aspirin. Meminum ibuprofen sebelum aspirin akan mencegah efek dari aspirin
tersebut. Beberapa obat yang dapat menekan fungsi trombosit antara lain aspirin, clopidogrel,
cilostazol, ticagrelor, ticlopidine, dan prasurgrel.
Kurangnya jumlah trombosit dalam darah bisa diatasi dengan menggunakan transfusi trombosit
yang dapat mengatasi hal tersebut dan mencegah pendarahan spontan. Ini berguna pada pasien
yang akan melakukan prosedur medis seperti operasi yang mungkin akan mengalami
pendarahan. Tranfusi trombosit juga dapat dilakukan saat jumlah trombosit pada tubuh seseorang
normal namun trombosit tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik. Transfusi dilakukan dengan
mengambil darah dari donor melalui alat untuk memisahkan bagian trombositnya, lalu trombosit
tersebu di simpan di wadah tersendiri.
Pengertian Donor Darah Donor darah adalah kegiatan yang butuh persiapan terutama nutrisi
sehingga bisa mengurangi ketidaknyamanan yang timbul setelahnya. Untuk itulah harus
diketahui apa saja yang perlu dilakukan sebelum melakukan donor darah. Donor darah
merupakan kegiatan mulia yang bisa menyelamatkan banyak orang akibat kekurangan darah.
Tapi tidak semua orang bisa melakukannya, karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
sebelum melakukan donor darah. Ada berbagai jenis donor darah termasuk darah secara
keseluruhan tapi bisa juga hanya diambil platelet atau plasma darahnya saja, tergantung dari apa
kebutuhan si pasien. Umumnya pemisahan bagian-bagian darah ini dilakukan oleh petugas.
Untuk itu ada beberapa langkah yang direkomendasikan sebelum melakukan donor darah, seperti
dikutip dari Livestrong, Rabu (15/6/2011) yaitu: 1. Minumlah banyak air Menurut Ameican Red
Cross air penting untuk membuat tubuh tetap terhidrasi. Selain itu air juga bisa meningkatkan
aktivitas sistem saraf simpatik yang membuat orang lebih waspada, meningkatkan tekanan darah
dan memberi lebih banyak energi. Karena tekanan darah yang turun bisa menjadi faktor utama
orang pingsan. 2. Mengonsumsi makanan yang kaya zat besi Sebaiknya beberapa hari sebelum
donor darah mulailah perbanyak konsumsi zat besi, jadi jangan hanya saat sarapan hari H saja
sehingga tubuh tidak lemas. Sumber zat besi terbaik adalah produk hewani karena zat besinya
lebih mudah diserap oleh tubuh, seperti ayam, daging sapi dan ikan. 3. Menghindari makanan
yang tinggi lemak Jika darah diambil dari orang yang biasa mengonsumsi makanan tinggi lemak
akan membuatnya sulit untuk diuji dan evaluasi, sehingga membuat darah sulit digunakan untuk
penelitian atau transfusi. Untuk itu hindari margarin, daging berlemak, cokelat serta makanan
yang digoreng. 4. Mengonsumsi makanan sehat yang bisa meningkatkan kualitas darah Makanan
yang sehat untuk jantung akan meningkatkan kualitas darah. Makanan yang direkomendasikan
adalah buah dengan zat besi tinggi seperti plum, kacang-kacangan, lentil, unggas tanpa kulit, roti
gandum dan susu tanpa lemak. Syarat Syarat Calon Donor Darah : 1. Keadaan Umum : bukan
pecandu alkohol atau narkoba, tidak menderita penyakit jantung, paru-paru, hati, ginjal, kencing
manis, penyakit darah, gangguan pembekuan darah, epilepsi, kanker, penyakit kulit kronis,
kecuali diperbolehkan oleh dokter yang merawat. 2. Umur 17 60 tahun , ( Pada usia 17 tahun
diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor
masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan
dokter. Dan dapat menyumbangkan darah sampai umur 65 th.) 3. Berat badan 50 kg atau lebih
(minimal 45 kg) 4. Kadar Hemoglobin Wanita minimal = 12 gr % Pria minimal = 12,5 gr % 5.
Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5C (oral) 6. Tekanan darah - Siastole : 120-140 mmHg - Diastole :
80 100 mmHg 7. Nadi 50-100/menit teratur 8. Tidak hamil, menyusui, menstruasi bagi wanita,
(boleh donor setelah 6 bulan melahirkan, 3 bulan setelah berhenti menyusui.) 9. Kulit lengan
donor sehat tanpa kelainan. 10. Tidak menerima transfusi darah/komponen darah 6 bulan
terakhir. 11. Tidak menderita penyakit infeksi ; malaria, hepatitis, HIV/AIDS. 12. Bukan
pencandu alkohol/narkoba. 13. Tidak mendapat imunisasi dalam 2/4 bulan terakhir. 14. Beritahu
Petugas bila makan aspirin dalam 3 hari terakhir. 15. Jumlah penyumbangan pertahun paling
banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus
sesuai dengan keadaan umum donor. 16. Tidak diperkenankan dalam waktu 12 bulan setelah
mendapat transfusi darah. 17. Dapat donor setelah 3 tahun setelah bebas dari gejala malaria yang
terakhir. 18. Boleh donor setelah 6 bulan sembuh dari penyakit typhus. 19. Dapat donor : 12
bulan setelah mendapat vaksinasi Rabies dan Hepatitis B, 4 minggu setelah imunisasi Rubella, 2
minggu setelah Immmunisasi polio, Varisella, MUMPS, Yellow fever. 20. Dapat donor : 3 hari
setelah minum obat mengandung aspirin, 12 bulan setelah pengobatan siphylis, GO 21. Dapat
donor 3 hari setelah pencabutan gigi, 6 bulan setelah operasi kecil, 12 bulan setelah operasi
besar. 22. Dapat donor 12 bulan setelah di tatto, ditindik, di tusuk jarum. 23. Tidur malam
sebelum donor darah harus cukup minimal 5 jam. 24. Sudah sarapan / makan. * Seseorang tidak
boleh menjadi donor darah pada keadaan: 1. Pernah menderita hepatitis B. 2. Dalam jangka
waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis. 3. Dalam jangka waktu 6 bulan
sesudah transfusi. 4. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga. 5. Dalam jangka
waktu 72 jam sesudah operasi gigi. 6. Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil. 7.
Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar. 8. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah
vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis. 9. Dalam jangka waktu 2
minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin. 10. Dalam
jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic. 11. Dalam jangka
waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang. 12. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah
transpalantasi kulit. 13. Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan. 14.
Sedang menyusui. 15. Ketergantungan obat. 16. Alkoholisme akut dan kronik. 17. Sifilis. 18.
Menderita tuberkulosa secara klinis. 19. Menderita epilepsi dan sering kejang. 20. Menderita
penyakit kulit pada vena (pembuluh balik) yang akan ditusuk. 21. Mempunyai kecenderungan
perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera. 22.
Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk
mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum
suntik tidak steril). 23. Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah. *
Proses/ Tahapan Transfusi Darah 1. Pengisian Formulir Donor Darah 2. Pemeriksaan
Darah( Blood Screening) Pemeriksaan golongan, tekanan darah dan hemoglobin darah. Blood
screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam pengelolaan darah
yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah
(orang sakit). Bahkan, untuk menghindari tercemarnya darah dari HIV, pemerintah mengeluarkan
surat keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/VII/1992 tentang kewajiban pemeriksaan HIV
pada darah yang disumbangkan donor. Pemeriksaan ini bersifat mandatory, namun tidak
bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang
menyumbangkan darah melainkan darah yang akan ditransfusikan (prinsip unlinked
Anonymous). Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring
terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS. Apabila
ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil test yang mendukung, maka dirujuk ke
UTDP untuk dilakukan test ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang
bersangkutan. Berhubung tindakan selanjutnya masih di bawah wewenang Depkes, maka PMI
bekerjasama dengan RSCM untuk melakukan test Western Blot yaitu pemeriksaan untuk
memastikan seseorang tersebeut reaktif atau tidak. Di UTDD DKI Jakarta apabila dicurigai
adanya infeksi HIV/AIDS maka dilakukan rujukan pasien ke LSM Yayasan Pelita Ilmu yang
menangani Konseling dan Terapi. 3. Pengambilan Darah Apabila persyaratan pengambilan darah
telah dipenuhi barulah dilakukan pengambilan darah. 4. Pengelolahan Darah Beberapa usaha
pencegahan yang di kerjakan oleh PMI sebelum darah diberikan kepada penderita adalah
penyaringan terhadap penyakit di antaranya : a. Penyakit Hepatitis B b. Penyakit HIV/AIDS c.
Penyakit Hipatitis C d. Penyakit Kelamin (VDRL) 5. Waktu yang di butuhkan pemeriksaan darah
selama 1-2 jam 6. Penyimpanan Darah Darah disimpan dalam Blood Bank pada suhu 26 derajat
celcius. Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Kekebalan tubuh yang ada semenjak kita lahir dan biasanya bersifat tidak spesifik, contoh :
pertahanan tubuh yang dihasilkan oleh kulit, membran mukosa, dll
Kita mendapatkan antigen sehingga tubuh kita membentuk antibodi untuk menghancurkan
antigen tersebut, biasanya kekebalan tubuh ini bersifat mengingat, hal ini yang menyebabkan kita
tidak dapat terkena cacar air lebih dari sekali.
Kekebalan tubuh dapatan aktif alami : bila tubuh terserang penyakit. Missal : cacar air,
maka akan dibentuk antibody khusus dan bersifat emngingat.
Kekebalan tubuh dapatan aktif buatan : melalui imunisasi / vaksinasi, kita diberikan
antigen yang telah dilemahkan sehingga tubuh menganggap bahwa antigen tersebut perlu
dihancurkan sehingga tubuh membentuk antibody khusus. Contoh : vaksin polio, bila
suatu saat ada virus polio menyerang tubuh kita, tubuh telah mempunyai memori dan
dengan mudah dan cepat akan mengeluarkan antibodi spesifik bagi virus polio tersebut
Kekebalan tubuh dapatan pasif alami : melalui ASI ibu maupun immunoglobulin yang
ditransfer melalui plasenta
Penyakit dan gangguan sistem kekebalan tubuh yang dikategorikan tergantung dari aktivitas
sistem kekebalan tubuh itu sendiri. Sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif berpotensi banyak
untuk membahayakan kesehatan, dari pada sistem kekebalan tubuh yang kurang aktif. Berikut ini
adalah daftar gangguan sistem kekebalan tubuh, tergantung pada aktivitas sistem kekebalan
tubuh.
AIDS
Anafilaksis
Asma
Penyakit autoimun
Hay Fever
Hives
HTLV (Human T-lymphotropic Virus Type I)
Alergi Kulit
o Bagikan di Facebook
Budidaya ikan baik ikan air tawar, payau maupun laut sering mengalami hambatan berupa
penyakit terutama penyakit infeksius yang disebabkan oleh patogen baik berupa parasit,
cendawan, bakteri, dan virus. Salah satu langkah yang dipandang cukup efisien dalam mencegah
terjadinya penyakit ini adalah melalui vaksinasi. Organisme yang divaksin termasuk ikan akan
memberikan respons kekebalan setelah divaksin, respons kekebalan ini yang selanjutnya dapat
dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya infeksi patogen yang dapat menyebabkan ikan
mengalami sakit.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi respon kekebalan tubuh pada ikan antara lain: suhu,
kondisi stress, keseimbangan nutrisi, pollutan, mikro-nutrien, dan unsur-unsur
immunomodulator. sangat jelas bahwa kekebalan tubuh sangat beragam, dan beberapa
diantaranya bersifat alamiah sehingga relatif sulit untuk dikendalikan.
Suhu
Ikan merupakan hewan poikilotermik. Proses fisiologi yang terjadi dalam tubuh ikan sangat
dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Sebagian besar mekanisme pertahanan tubuh adalah
sangat bergantung pada suhu (temperature-dependent), dan berkembang lebih cepat pada suhu
lingkungan yang optimal untuk organsime bersangkutan. Suhu rendah diketahui sebagai faktor
pembatas dalam proses metabolisme organisme, termasuk proses induksi kekebalan tubuh.
Namun demikian, suhu yang terlalu tinggi juga dapat menekan fungsi kekebalan tubuh
(immunosupressive).
Proses reaksi antigen-antibodi yang dimulai dengan cellular co-operation antara sel makrofag
dengan sel limfosit adalah sangat dipengaruhi oleh suhu (temperature-sensitive). Fungsi normal
sel limfosit ikan sangat tergantung pada adaptasi homoviscous dari kondisi lipid membrane sel.
Komposisi asam lemak dan suhu lingkungan merupakan faktor yang akan sangat berpengaruh
terhadap fluidity dan permeabilitas membrane sel, dan juga terhadap aktivitas antara
membrane-associated receptors dengan enzyme. Beberapa hasil kajian juga telah membuktikan
bahwa respon kekebalan tubuh (CMI dan humoral) ikan berlangsung relative lambat pada suhu
rendah.
Kondisi stress
Stress sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ikan. Stress dapat disebabkan oleh faktor
biologis, kimiawi maupun fisik. Imunodepresi diketahui sebagai faktor sekunder yang
berpengaruh terhadap respon suatu organsime terhadap stress. Banyak hal dalam proses produksi
ikan yang dapat mengakibatkan stress seperti transportasi, kepadatan, penanganan/sorting, dan
kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan respon stress terhadap ikan. Apabila terjadi stress,
ikan akan bereaksi dengan mensekresi hormon stress (corticosteroids) dalam jumlah yang cukup
tinggi, dan hormon tersebut diketahui sebagai unsur immunosuppresive. Hormon glukokortikoid
menghambat kerja interleukin yang sangat berperan dalam proses pematangan sel B menjadi sel
plasma penghasil antibodi. Respon stress akan diikuti dengan penurunan kadar limfosit dalam
darah, dan juga di dalam organ-organ limfoid.
Beberapa respon (stress alarms) yang terjadi apabila ikan mengalami tekanan:
Dari beberapa respon fisiologis tersebut di atas, sehingga akan sangat jelas bahwa kondisi stress
sangat berpengaruh terhadap respon kekebalan pada tubuh ikan, pengaruh langsung yang terjadi
antara lain:
3. Chemical stress (i.e. Pengobatan penyakit ikan) sering merusak mukus yang
berakibat hilangnya pertahanan kimiawi mukus, menurunnya fungsi
osmoregulasi, fungsi pelumasan, dan pertahanan fisik mukus.
Polutan dan logam berat
Unsur-unsur polutan dan logam berat diketahui memiliki potensi yang besar terhadap sistem
kekebalan tubuh, dengan akibat yang sangat variatif tergantung pada jenis (kualitas) dan
kuantitas dari polutan atau logam berat tersebut. Obat-obatan atau bahan kimia/antibiotik juga
dapat berperan sebagai unsur immunosupressive.
Jenis bahan kimia tertentu (pestisida, insektisida, pollutan limbah industri, limbah rumah tangga,
dll.) dapat menyebabkan ikan sakit dengan berbagai kondisi. Kolam-kolam ikan di daerah
dataran rendah, umumnya memperoleh sumber air dari aliran sungai yang melewati daerah
pemukiman, daerah industri atau pertanian. Sebelum masuk ke kolam budidaya, air tersebut
membawa segala limbah eksternal yang terkandung di dalamnya. Limbah tersebut dapat berupa
padatan terlarut hasil pengikisan/erosi tanah permukaan akibat pengelolaan lahan yang kurang
baik atau unsur-unsur kimia yang berbahaya bagi kehidupan ikan, terutama logam berat.
Logam berat yang cukup berbahaya bagi kehidupan ikan karena sifat toksisitasnya, berturut-turut
antara lain meliputi: Hg, Cd, Cu, Zn, Ni, Pb, Cr, Al dan Co. Sifat racun dari masing-masing
logam berat tersebut dapat meningkat apabila komposisi ion-ion di dalam air terdiri dari jenis-
jenis ion yang sinergetik, dan sebaliknya melemah apabila kandungan ion-ion tersebut bersifat
antagonistik. Nilai pH air juga berpengaruh pada tingkat kelarutan ion-ion logam, umumnya
tingkat kelarutan dan aktivitas ion logam akan meningkat pada pH air yang rendah. Sebagai
gambaran, pengaruh unsur Hg terhadap ikan dapat meracuni sistem syaraf ikan; dan unsur Cd
bersifat cyto-toksikan terhadap jaringan insang ikan.
Kontaminasi ringan unsur logam berat di lingkungan perairan akan dideposit oleh ikan-ikan
induk kemudian dikonsentrasikan dalam minyak yang tersimpan dalam telur-telur mereka.
Kontaminasi demikian pada akhirnya akan mematikan telur-telur tersebut pada saat berkembang
sebelum menjadi larva, dan lain-lain.
Selain limbah ekternal, limbah internal yang berasal dari aktivitas budidaya juga merupakan
agen kemikal yang sering menjadi sumber masalah, seperti CO2, NH3, H2S, dll. Pada level
konsentrasi tertentu, unsur-unsur tersebut akan menjadi pemicu stress; dan apabila terus
meningkat dapat mengakibatkan kematian ikan. Keseluruhan dari unsur polutan dan logam berat
tersebut akan berpengaruh terhadap efektivitas sistem kekebalan tubuh ikan.
Keseimbangan nutrisi
Kecukupan pakan (kualitas dan kuantitas) sesuai dengan kebutuhan optimal ikan sangat
berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh ikan. Kondisi ini juga sangat nyata terhadap
optimalisasi pertumbuhan serta menjamin kualitas pangan asal ikan bagi kebutuhan konsumsi
manusia.
Mikro nutrien
Anti oksidan seperti vitamin C dan E vitamin E (a-tocopherol) dan unsur imunostimulan lainnya
seperti Glukan, Lipopolisakarida, dll.; dimana materi biologis tersebut telah terbukti dapat
meningkatkan daya tahan tubuh ikan terutama sistem pertahanan non-spesifik (cellular
immunity). Unsur-unsur imunostimulan tersebut telah terbukti sangat potensial sebagai unsur
yang memiliki pengaruh sangat baik (immunomodulatory) terhadap sistem kekebalan tubuh ikan
apabila diberikan pada dosis yang tepat dan berkelanjutan. Kandungan unsur karotin dalam diet
pakan ikan juga menunjukkan pengaruh yang baik terhadap status kesehatan ikan, terutama ikan-
ikan berpigmen.
Immunomodulators
Adjuvant merupakan unsur yang apabila dicampur dengan antigen untuk keperluan vaksinasi
akan meningkatkan efektivitas vaksin (meningkatkan level respon kekebalan spesifik), dan juga
dapat melipatgandakan produksi sel-sel fungsional yang berperan dalam sistem kekebalan non-
spesifik. Umumnya unsur adjuvant berperan sebagai materi yang dapat memperlambat proses
pelepasan antigen, sehingga antigen akan kontak lebih lama dengan sel makrofag dan limfosit;
sehingga akan meningkatkan kualitas respon kekebalan spesifik (antibodi) yang dihasilkannya.
Prinsip pemberian unsur adjuvan ke dalam vaksin adalah untuk tujuan tersebut.
Seperti halnya mikro-nutrient, beberapa unsur yang bersifat immunostimulator seperti vitamin C
dan E vitamin E (a-tocopherol) dan unsur imunostimulan lainnya seperti Glukan,
Lipopolisakarida, muramil peptida, lipopolisakarida, dll. juga telah terbukti sangat bermanfaat
sebagai unsur imunomodula
Saluran Sperma terdiri dari Epididimis yang berfungsi sebagai tempat pematangan dan
penyimpanan sementara sel-sel sperma dan Vas deferens berfungsi menyalurkan sperma
dari testis menuju kantung sperma (vesikula seminalis).
Penis adalah Alat kopulasi (Menyalurkan sel sperma atau semen ke Organ Reproduksi
Wanita).
Urethtra adalah Organ Reproduksi Pria yang berfungsi menyalurkan sperma dan saluran
urin.
Adapun Organ Reproduksi Wanita terbagi menjadi Lima bagian yang diantaranya adalah:
3. Sepasang Oviduct atau saluran telur, atau Tuba Fallopi, berfungsi menyalurkan sel telur
dari ovarium ke rahim serta terjadinya fertilisasi atau pembuahan,
5. Vagina, berfungsi sebagai alat kopulasi (tempat disalurkannya sel sperma) dan sebagai
jalur keluarnya bayi.
Kelenjar Reproduksi Organ Reproduksi juga terdiri dari beberapa Kelenjar yang mendukung
proses reproduksi. Adapun keempat kelenjar tersebut adalah:
Vesika Seminalis, adalah kelenjar pada pria yang menghasilkan cairan pekat berwarna kuning,
mengandung makanan sebagai sumber energi untuk pergerakan sperma.
Kelenjar Prostat, adalah kelenjar pada pria yang berfungsi sebagai penghasil semen terbesar
yang bersifat encer, berwarna putih dana berisi makanan untuk sperma.
Kelenjar bulbourethralis, adalah kelenjar yang terdapat pada uretra wanita yang berfungsi
mensekresi cairan lendir bening untuk pada menetralkan cairan urine yang bersifat asam pada
uretra.
Kelenjar Bartholini, adalah Kelenjar yang terdapat pada vagina wanita berfungsi menghasilkan
lendir yang alkalis saat berhubungan badan.
Ringkasan:
Untuk dapat menghasilkan keturunan pria dan wanita harus memiliki Organ dan kelenjar
Reproduksi yang sehat.
Organ reproduksi pria mempunyai dua fungsi yaitu sebagai produksi sel kelamin dan
pelepasan sel-sel ke organ reproduksi wanita. Adapun Organ reproduksi pria terbagi
menjadi lima bagian utama, yaitu:
Saluran Sperma terdiri dari Epididimis yang berfungsi sebagai tempat pematangan dan
penyimpanan sementara sel-sel sperma dan Vas deferens berfungsi menyalurkan sperma
dari testis menuju kantung sperma (vesikula seminalis).
Penis adalah Alat kopulasi (Menyalurkan sel sperma atau semen ke Organ Reproduksi
Wanita).
Urethtra adalah Organ Reproduksi Pria yang berfungsi menyalurkan sperma dan saluran
urin.
3. Sepasang Oviduct atau saluran telur, atau Tuba Fallopi, berfungsi menyalurkan sel telur
dari ovarium ke rahim serta terjadinya fertilisasi atau pembuahan,
5. Vagina, berfungsi sebagai alat kopulasi (tempat disalurkannya sel sperma) dan sebagai
jalur keluarnya bayi.
Kelenjar Reproduksi Organ Reproduksi juga terdiri dari beberapa Kelenjar yang mendukung
proses reproduksi. Adapun keempat kelenjar tersebut adalah:
Vesika Seminalis, adalah kelenjar pada pria yang menghasilkan cairan pekat berwarna kuning,
mengandung makanan sebagai sumber energi untuk pergerakan sperma.
Kelenjar Prostat, adalah kelenjar pada pria yang berfungsi sebagai penghasil semen terbesar
yang bersifat encer, berwarna putih dana berisi makanan untuk sperma.
Kelenjar bulbourethralis, adalah kelenjar yang terdapat pada uretra wanita yang berfungsi
mensekresi cairan lendir bening untuk pada menetralkan cairan urine yang bersifat asam pada
uretra.
Kelenjar Bartholini, adalah Kelenjar yang terdapat pada vagina wanita berfungsi menghasilkan
lendir yang alkalis saat berhubungan badan.
Ringkasan:
Untuk dapat menghasilkan keturunan pria dan wanita harus memiliki Organ dan kelenjar
Reproduksi yang sehat.
Organ Reproduksi Wanita dan Pria terbagi berdasarkan fungsinya
Home
Biologi SMP
o Kelas 7
o Kelas 8
o Kelas 9
Biologi SMA
o Kelas 10
o Kelas 11
o Kelas 12
About Us
Contact Us
Privacy Policy
Sitemap
Rongga Mulut
Rongga mulut merupakan tempat pertama memasukan makanan, di dalamnya
terdapat organ tambahan seperti lidah dan gigi. Lidah berfungsi membantu
mengaduk makanan dan membantu mendorong makanan pada saat menelan. Gigi
berfungsi untuk memecah makanan menjadi bagian -bagian kecil. Selain itu di
dalam rongga mulut juga terdapat kelenjar ludah, kelenjar ludah
merupakanpenghasil air liur dan ludah yang mengandung enzim ptialin atau
amilase. Enzim ini berperan dalam memecahkan amilum menjadi maltosa.
Pada rongga mulut ini terjadi pencernaan secara mekanis dan kimiawi. Pencernaan
secara mekanis terjadi dengan bantuan gigi, sementara pencernaan kimiawi terjadi
karena terdapat enzim pencernaan pada ludah yang dihasilkan oleh kelenjar ludah.
Setelah ke rongga mulut makanan masuk menuju esofagus
Esofagus
Esofagus merupakan saluran panjang sebagai jalan makanan menuju lambung.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
2. Bagian tengah yang terdiri dari campuran otot rangka (otot lurik) dan otot
polos.
Otot- otot pada esofagus tersebut tersusun melingkar dan membujur disepanjang
dinding esofagus. Otot-otot tersebut berkontraksi secara silih berganti sehingga
menimbulkan gerakan meremas dan mendorong makanan.
Di dalam esofagus ini tidak terjadi proses pencernaan karena esofagus ini hanya
merupakan saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung.
Lambung
Lambung merupakan organ pencernaan yang terletak di sebelah kiri atas rongga
perut, di bawah sekat rongga dada. Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu:
Dari kardiaks sampai pilorus tersusun oleh otot-otot. Otot-otot lambung ini terus
berkontraksi untuk menekan, mengaduk, dan meremas makanan. proses ini
merupakan pencernakan mekanis.
Pada dinding lambung terdapat sel-sel kelenjar, Sel-sel kelenjar tersebut berperan
dalam mensekresikan HCL, mukus, pepsinogen dan renin.
HCL ini berperan dalam membunuh bakteri yang terdapat pada makanan yang
masuk. Selain itu, juga berperan dalam mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Enzim pepsin ini berperan memecah protein menjadi molekul-molekul peptida.
Sementara mukus berfungsi untuk melindungi dinding lambung akibat HCL yang
berlebih. dan renin berperan dalam mengendapkan kasein susu. Proses pencernaan
yang melibatkan enzim-enzim ini merupakan pencernaan kimiawi.
Usus Halus
Usus halus merupakan bagian saluran pencernaan yang tidak hanya berperan
dalam mencerna sebagian besar isi makanan tetapi juga berperan dalam menyerap
nutrisi-nutrisi makanan. Terdapat tiga bagian dari usus halus, yaitu:
Pada usus halus ini terdapat enzim-enm yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar pada
dinding duodenum. Enzim-enzim tersebut antara lain:
6. Enzim lipase berperan dalam memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol
Proses pencernaan pada usus halus ini juga melibatkan enzim dan bahan-bahan
dari kelenjar hati dan pankreas.
Kelenjar hati menghasilkan cairan empedu yang mengandung zat warna empedu
(bilirubin), dan garam-garam empedu. Bilirubin ini berfungsi dalam memberi warna
pada feses, sementara garam-garam empedu berfungsi dalam mengemulsikan
lemak.
Pada usus halus ini hanya terjadi proses pencernaan secara kimiawi yang
melibatkan enzim-enzim pencernaan.
Usus Besar
Usus besar merupakan saluran pencernaan yang berperan dalam penyerapan air
dan pembusukan sisa-sisa makanan. Pembusukan makanan dapat dilakukukan
karena di dalam usus besar terdapat bakteri e. coli. Kegiatan bakteri-bakteri ini
dalam mencerna sisa-sisa protein dapat menghasilkan bau busuk yang keluar
dalam bentuk gas dari dubur.
Source: Google Images
1. Penghancuran Makanan
Penghancuran makanan dilakukan oleh gigi dan dibantu oleh lidah dan ludah. Gigi
manusia terdiri dari tiga jenis yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham. Gigi seri
bertugas memotong makanan, gigi taring bertugas mengoyak makanan, dan gigi
geraham bertugas untuk menggilas, menghancurkan, melumatkan, dan
menghaluskan makanan. Lidah berfungsi untuk memindah-mindahkan makanan
saat dikunyah dan membantu menelan, selain itu juga berfungsi sebagai pengecap
rasa makanan. Sedangkan ludah berfungsi untuk membantu menghaluskan
makanan hingga menjadi seperti bubur.
3. Proses Menelan
Proses penelanan makanan dimulai dari menelan dengan bantuan lidah. Lidah
sangat berperan dalam proses penelanan makanan. Kemudian makanan akan turun
ke lambung melalui kerongkongan. Di kerongkongan akan terjadi gerak peristaltik
untuk membantu makanan turun ke lambung.
4. Mekanisme Pencernaan di Lambung
Selengkapnya: Proses Pencernaan Kimiawi di Lambung
Di lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim renin, enzim pepsin,
dan asam klorida. Makanan akan dilumatkan oleh gerakan lambung yang sangat
kuat sambil diberikan zat kimia tersebut. Enzim renin berfungsi menggumpalkan
kasein (protein susu), pepsin mengubah protein menjadi pepton, dan asam klorida
berfungsi membunuh bakteri pada makanan dan mengaktifkan pepsin.