You are on page 1of 42

Perbedaan sistem saraf dan sistem hormon

Diperbaharui: 5 April, 2016 | Oleh: fungsi | 0


Sistem saraf merespon dengan cepat terhadap perubahan jangka pendek dengan
mengirimkan impuls listrik. Sistem endokrin membawa adaptasi jangka panjang dengan
mengirimkan pesan kimia (hormon) ke dalam aliran darah.
Advertisement

Untuk bertahan hidup, tubuh terus-menerus harus beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan
menjaga lingkungan internal makhluk hidup tetap konstan, yang dikenal sebagai homeostasis.
Sistem saraf dan endokrin bekerja untuk mempertahankan adaptasi ini, tapi pola respon mereka
berbeda. Baik sistem saraf dan sistem endokrin menggunakan pesan kimia untuk sinyal sel, tapi
kecepatan di mana pesan tersebut dikirimkan berbeda.

Sistem saraf merespon dengan cepat terhadap rangsangan dengan mengirimkan potensial
aksi listrik di sepanjang neuron, yang pada gilirannya mengirimkan potensial aksi ini
untuk sel target mereka dengan menggunakan neurotransmiter, pesan kimia dari sistem
saraf. Respon terhadap rangsangan oleh sistem saraf dekat seketika.

Sistem endokrin bergantung pada hormon untuk memperoleh tanggapan dari sel target mereka.
Secara alami, hormon ini disintesis pada jarak yang berbeda dari sel target mereka, dan berjalan
melalui aliran darah atau cairan antar sampai mereka mencapai sel-sel ini. Setelah mencapai sel
target mereka, hormon bekerja pada sel untuk menambah atau mengurangi ekspresi gen tertentu.
Proses ini memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan sistem saraf, seperti hormon
endokrin pertama harus disintesis, diangkut ke sel target mereka, dan masukkan atau sinyal sel.
Kemudian, sel target harus melalui proses transkripsi, terjemahan, dan sintesis protein sebelum
aksi dimaksudkan hormon dapat dilihat.

Advertisement

Meskipun hormon bertindak lebih lambat dari impuls saraf, efek mereka tahan lama. Selain itu,
sel target dapat menanggapi jumlah hormon yang sedikit dan sensitif terhadap perubahan halus
dalam konsentrasi hormon.

Tubuh manusia memerlukan sistem regulasi atau sistem koordinasi, supaya kegiatan dan
kerjasama antar sistem organ di dalam tubuh dapat berlangsung rapi dan serasi. Sistem
koordinasi yang mengendilakukan aktivitas dan keserasian kerja antar sistem organ terdiri dari:

1. Sistem saraf

2. Sistem endokrin (hormon), dan

3. Alat-alat indera (panca indra)


Sistem saraf dan sistem hormon memiliki persamaan maupun perbedaan. Persamaan sistem saraf
dengan sistem hormon adalah keduanya mempunyai fungsi sebagai pengatur atau pengoordinasi
kegiatan dalam tubuh. Sistem saraf dan sistem hormon memiliki perbedaan sebagaimana
tercantum pada tabel berikut ini.

Tabel Perbedaan Sistem Saraf dan Sistem Hormon


No Aspek Pembeda Sistem Saraf Sistem Hormon
1 Aksi Bersifat cepat/segera Bersifat lambat
2 Pengaturan Melalui serabut saraf Melalui pembuluh darah
Jangka pendek, misalnya
Jangka panjang, misalnya
denyut jantung dan
3 Sekresi pertumbuhan dan
kontradiksi otot
perkembangan hormon
neurotransmitter
Komunikasi melalui sistem Komunikasi antar neutron
4 Komunikasi
sirkulasi melalui sinapsi.

Contoh perbedaan sistem saraf dan sistem hormon tercantum berikut ini.

1. Pada saat menginjak paku, secara reflek kamu akan mengangkat kaki dan menggumam.
Gerak reflek kamu tersebut menunjukan kerja dari sistem saraf.

2. Manusia mengalami pertumbuhan mulai dari bayi hingga dewasa. Proses pertumbuhan
berjalan lambat atau membutuhkan waktu yang lama. Proses pertumbuhan manusia
dipengaruhi oleh sistem hormon.

Ringkasan
1. Sistem saraf merespon rangsangan dengan mengirimkan potensial aksi listrik di
sepanjang neuron, yang pada gilirannya mengirimkan potensial aksi ini untuk sel target
mereka dengan menggunakan neurotransmiter, pesan kimia dari sistem saraf. Tanggapan
ini terhadap rangsangan dekat seketika.

2. Hormon disintesis pada jarak yang jauh dari sel target mereka, dan berjalan melalui aliran
darah atau cairan antar sampai mereka mencapai sel-sel ini. Setelah mencapai sel target
mereka, hormon bertindak atas sel untuk menambah atau mengurangi ekspresi gen
tertentu.

3. Proses ini memakan waktu lebih lama, karena hormon terlebih dahulu harus disintesis,
diangkut ke sel target mereka, dan masukkan atau sinyal sel. Kemudian, sel target harus
melalui proses transkripsi, terjemahan, dan sintesis protein sebelum aksi dimaksudkan
hormon terlihat.
4. Meskipun hormon bertindak lebih lambat dari impuls saraf, efek mereka tahan lama.
Selain itu, sel target dapat menanggapi jumlah menit hormon dan sensitif terhadap
perubahan halus dalam konsentrasi hormon.

5. Sistem saraf dan endokrin bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis.

6. Sistem saraf merespon dengan cepat terhadap perubahan jangka pendek dengan
mengirimkan impuls listrik.

7. Sistem endokrin membawa adaptasi jangka panjang dengan mengirimkan pesan kimia
(hormon) ke dalam aliran darah.

Mekanisme Kerja Hormon


Wednesday, December 30th, 2015 - Biologi
Advertisement

Mekanisme Kerja Hormon Hormon dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun
memiliki kemampuan kerja yang besar. Umumnya hormon bekerja pada organ tubuh
tertentu, yang disebut organ sasaran. Dikenal dua macam mekanisme kerja hormon, yaitu
AMP siklik (duta kedua) dan pengaktifan gen.

AMP Siklik (Duta Kedua)

Setiap membran sel organ sasaran berisi protein reseptor yang dapat bersenyawa dengan hormon
tertentu. Hormon bertindak sebagai duta pertama. Kompleks hormon reseptor yang terbentuk,
selanjutnya akan memicu aktivitas suatu enzim. Enzim ini akan mengubah ATP menjadi AMP
siklik yang bertindak sebagai duta kedua atau duta intraseluler. Duta kedua bergabung dengan
enzim khas untuk menghentikan aktivitas enzim lainnya. Sebagai contoh, pada sel-sel hati dan
otot, AMP siklik dipicu oleh adrenalin menghambat enzim yang dibutuhkan untuk pembentukan
glikogen dan mengaktifkan enzim yang diperlukan untuk memecah glikogen.
Pengaktifan gen

Hormon-hormon lainnya bekerja pada organ sasaran dengan cara yang berbeda. Molekul-
molekul hormon menembus membran sel dan bersenyawa dengan molekul-molekul protein
reseptor tertentu di dalam sitoplasma. Kompleks hormon reseptor yang dibentuk memasuki
nukleus dan langsung bereaksi dengan DNA, kemudian memicu transkripsi RNA dari gen
tertentu. Sel sasaran membuat protein khas yang merespons hormon tertentu. Jenis hormon yang
termasuk ke dalam kelompok ini adalah hormon-hormon steroid.

Mekanisme Kerja Insulin

Dimulai dengan berikatnya insulun dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada permukaan
sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:

subunit yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat


pada pengikatan molekul insulin

subunit yang lebih kecil dengan BM 90.000yang dominan di dalam


sitoplasma mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan
insulin dengan akibat fosforilasi terhadap subunit itu sendiri
(autofosforilasi)

Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap substrat reseptor
insulin ( IRS-1).IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2 pada sejumlah
proteinyang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin yang berbeda.

Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan adiposa, serangkaian
proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi tersebut akan merangsang protein-
protein intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4 untuk berpindah ke permukaan sel. Jika
proses ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan mempermudah transport zat-zat
gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.[pi]

Tags:
mekanisme kerja hormon, cara kerja hormon, makalah mekanisme kerja hormon,
sistem kerja hormon, jelaskan mekanisme kerja hormon, mekanisme kerja hormon
secara umum, mekanisme kerja hormon GSH, jelaskan mekanisme kerja hormon
pada umumnya
Macam-Macam Hormon Manusia & Fungsinya
Loading...
Advertisement

loading...

Loading...

Macam-Macam Hormon Manusia & Fungsinya| Arti hormon sendiri adalah zat
kimia yang dihasilkan dari organ tubuh tertentu dari kelenjar endokrin yang
memacu fungsi organ tubuh tertentu. Hormon berasal dari kata hormin yang berarti
memacu, atau hormao berarti menggairahkan atau membangkitkan. Setiap
makhluk hidup memproduksi hormon. Hormon sangat berperan bagi tubuh
terutama manusia yaitu mengendalikan proses pertumbuhan, reproduksi,
metabolisme, kekebalan dan pola hidup manusia.

Artikel Terkait: Pengertian Hormon dan Fungsi Hormon

Tidak hanya itu, hormon mengontrol seluruh fungsi tubuh dengan berbagai cara.
Hormon dapat menentukan tingkat metabolisme dan pola kesehatan dari seluruh
perilaku individu. Tabel berikut akan mnggambarkan macam-macam hormon
manusia dan fungsinya antara lain sebagai berikut...

Daftar Macam-Macam Hormon Manusia dan Fungsinya


loading...

No Nama dan Asal Fungsi Utama


. Dekskrisi
1. Adiponektin Jaringan Mengontrol
(Acrp30) (Suatu adipose sebagian proses
jenis protein) atau metabolism seperti
lemak regulasi glukosa
tubuh dan katabolisme
lipid, membantu
mencegah
penyakit misalnya
aterosklerosis,
obesitas, diabetes
tipe-2, penyakit
hati berlemak non-
alkohol (NAFLD) dll
2. Aldesteron Bagian Berfungsi
(Hormon steroid) luar mengorong
korteks reabsorpsi natrium
adrenal di ginjal dan
kelenjar peningkatan
adrenal volume darah,
sehingga
pelepasan kalium
dan hydrogen
melalui ginjal,
meningkatkan
retensi air dan
kenaikan tingkat
tekanan darah.
3. Androstenedion Kelenjar Mendorong
(4- adrenal produksi estrogen
androstenedion dan gonad di sel granulosa
dan 17- dengan
ketoestosterone) menyediakan
substrat
andtrostenedion
4. Hormon Hipofisis Mengeluarkan
antidiuretik posterior ACTH di hipofisis
(ADH) anterior,
(Vasopresion menyebabkan
arginine vasokontriksi
vasopressin) sampai tingkat
menengah, dan
menyebabkan
retensi air dalam
ginjal
5. Angipstensinoge Hati Mengeluarkan
n dan aldosteron dari
angiostensin korteks adrenal
(AGT) dipsogen, dan
penyebab
vasokonstriksi atau
penyempitan
pembuluh darah
6. Hormon Komponen Meningkatkan
adrenokortikotro dari penyerapan
pik (ACTH) sumbu lipoprotein ke
hipotalam dalam sel kortikal
us sehingga lebih
hipofisis- banyak kolesterol
adrenal yang tersedia
hipofisis untuk sel-sel
anterior korteks adrenal.
Mendorong
pengangkutan
kolesterol dalam
mitokondria dan
merangsang
hidrolisis. Hal yang
memainkan peran
dalam sintetis dan
sekresi gluco dan
meneralo
kortikosteroid dan
steroid androgenic
7. Antimullerian Testis Pembatasan
hormone (AMH) sekresi prolaktin
(sejenis protein, dan TRH dari
juga dikenal hipofisis anterior,
sebagai factor dan menghambat
penghambat perkembangan
mullerian (IMF)) saluran Mullerian
ke dalam rahim
8. Atrial-natriuretic Jantung Meningkatkan laju
peptide (ANP) filtrasi glomerulus
(Atriopeptin) (GFR), yang
mengarah ke
ekskresi besar
natrium dan air,
dan
meningkatkankan
pelepasan asam
lemak dari jaringan
adipose
9. Brain natriuretic Jantung Untuk menurunkan
peptide (BNP) tekanan darah
(Tipe B peptide karena membantu
natriuretik) mengurangi
resistensi
pembuluh darah
sistemik, dan
menurunkan
tingkat darah air,
sodium dan lemak
10 Calcidiol (25- Kulit/tubul Untuk mengetahui
. Hidroksivitamin us status vitamin D,
D3 atau bentuk proksimal dan mendorong
tidak aktif ginjal penyerapan
vitamin D3) kalsium di usus
11 Kalsitonim (CT) Kelenjar Menurunkan kadar
. (Bentuk aktif tiroid kalsium darah
dari vitamin D3) dengan cara
menghambat
penyerapan
kalsium di usus,
dan menghambat
penyerapan
kalsium di ginjal
sehingga
mempromosikan
ekskresi kalsium
melalui urin hal ini
dapat mencegah
aktifitas osteoklas
di tulang dan
berperan dalam
regulasi vitamin D
12 Cholecystokinin Duodenu Mendorong
. (CCK) (hormon m (usus pelepasan enzim
peptide) 12 jari, pencernaan di
bagian pancreas dan
awal usus empedu di kantong
kecil) empedu, berperan
dalam menekan
kelaparan untuk
toleransi obat yang
bertanggung jawab
untuk pencernaan
dan kenyang yang
tepat.
13 Hormon Hipotalam Untuk respon
. corticotrophin, us stress, dengan
releasing (CRH) mereaksikan
(corticoliberin, pelepasan ACTh
hormone dari hipofisis
polipeptida dan anterior, dan
neurotrotransmit menentukan
er) periode kehamilan
dan merangsang
terjadinya nifas
dan waktu
pengiriman.
14 Kortisol Korteks Menghasilkan
. (hormone adrenal respon stress dan
steroid) tingkat
(Glukokortikoid) glukokortikoid
darah menurun,
mengatur
metabolism
glukosa, dan
menekan system
kekebalan tubuh.
Mendorong
metabolism lemak,
protein, dan
karbohidrat,
mengurangi
pembentukan
tulang.
Merangsang
pematangan paru-
paru janin. Dia
mengontrol
kehilangan
15 Dhydroepiandros Testis, Berperan
. terone (DHEA) ginjal, mevirialisasi
(hormone ovarium (perubahan
steroid) prenatal yang
mentukan jenis
kelamin,
perubahan
postnatal
penyebab pubertas
laki-laki norma,
dan efek dari
banyaknya
androgen pada
anak perempuan)
dan anabolisme
(melibatkan proses
ke perkembangan
organ dan
jaringan)
16 Dopamin Hipotalam Menentukan
. (DPM/PIH/DA) us dan perilaku, kognisi
(prolaktin ginjal dan gerakan sadar.
penghambat Meningkatkan
hormone) tekanan pada
denyut jantung
dan tekanan darah.
Berperan fitur
psikologis misalnya
motivasi hukuman
dan imbalan.
Mengontrol pola
tidur, memori
kerja, mood,
konsentrasi dan
keterampilan
belajar.
17 Dihidrostestoter Enzim 5a- Bertanggung jawab
. on (DHT) reduktase untuk pola
(hormone seks meningkat kebotakan laki-laki.
androgen atau kan Berperan dalam
laki-laki produksi pertumbuhan
hormone prostat (benihn
yang prostatic
terdapat hyperplasia dan
di prostat, kanker prostat)
folikel dan diferensiasi.
rambut,
testis, dan
kelenjar
adrenal
18 Endotelin (Suatu Sel X Mendorong
. jenis protein) perut kontraksi halus
otot-otot perut
19 Enkephalin Ginjal Mengenai
. (Endorfin) pengaturan nyeri

20 Estradiol (E2) laki-laki: Laki-laki: mncegah


. (Hormon seks) testis: apoptosis
sedangka (kematian sel
n pada deprogram) dari
perempua sel germinal.
n ovarium Sedangkan pada
wanita: berperan
dalam pembekuan
darah
keseimbangan
cairan, sebagian
jenis kanker
payudara, paru-
paru berfungsi,
kesehatan pada
pembuluh darah
dan kulit, dll,
kemudian
meningkatkan
aktivitas
pembakaran
lemak,
pertumbuhan
rahim dan
endometrium,
pembentukan
tulang, dll. Hal ini
menyebabkan
dalam menentukan
tinggi badan anda,
membantu massa
otot lebih rendah,
dan mengurangi
gerakan usus. Hal
ini mereaksikan
sintesis protein
dan meningkatkan
kolesterol baik,
trigliserida,
kortisol, hormone
pertumbuhan dll.
21 Estron (E1) Ovarium Membantu
. (hormone seks, dan menjaga
jenis estrogen) jaringan kesehatan dengan
adipose menyeluruhan,
terutama
kesehatan wanita
menopause dan
membuat penyakit
tertentu pergi.
22 Estradiol (E3) Plasenta Membantu
. (hormone seks, selama menjaga rahim
jenis estrogen) kehamilan diam selama
kehamilan
23 Folicle- Kelenjar Melibatkan
. stimulating hipofisis pematangan folikel
hormone (FSH) anterior graafian di ovarium
. Mereaksikan
spermatogenesis
dan merangsang
produksi protein
antrogen mengikat
dalam testis, pada
pria pada pria,
pada pria,
mengatur
pertumbuhan,
pubertas dan
proses reproduksi
tubuh lainnya.
24 Growth Hipotalam Memicu pelepasan
. hormone- us hormone
releasing pertumbuhan di
hormone (GHRH) kelenjar hipofisis
(faktor anterior
pertumbuhan
hormone
pelepas (GRF
atau GHRF))
25 Thyroid- Kelenjar Mengatur
. stimulating hipofisis pelepasan tiroksin
hormone (TSH) anterior (T4) dan
(Thyrotropin) triiodothyronime
(T3)
26 Insulin Sel beta Mengatur
. pancreas metabolism
karbohidrat dan
lemak, membantu
dalam menjaga
kadar glukosa
darah dengan cara
meningkatkan
penyerapan glikosa
dalam sel-sel hati,
otot, dan jaringan
lemak. Glukosa
disimpan di bentuk
glikogen otot dan
hati. Insulin
menghambat
pelepasan
glucagon dan tidak
memungkinkan
tubuh
menggunakan
lemak sebagai
sumber energy
dengan melibatkan
proses
metabolism.
27 Testosteron Testis Menentukan
. (hormone seks pada laki- kepadatan di
laki-laki) laki dan tulang, kekuatan
(hormone ovarium pada massa otot.
steroid) pada Hal ini berperan
wanita, dalam
kelenjar pertumbuhan
adrenal jakun, jenggot, dan
rambut ketiak, bulu
dada, rambut kaki,
dll. dan dalam
perubahan
mengenai
pendalaman suara,
pubertas
(pematangan
organ seksual,
pengembangan
skrotum, libido, dll.
28 Luteinizing Hipofisis Mengatur ovulasi
. hormone (LH) anterior pada wanita, pada
(lutropin) laki-laki,
testosterone
diproduksi dalam
testis dengan
adanya hormone
ini.
29 Epinefrin (EPI) Medula Menentukan lari
. (Adrenalin, adrenal atau melawan
hormone dan respon,
neurotransmitter meningkatkan
) pasokan oksigen
dan glukosa ke
otak dan otot
dengan
meningkatkan
denyut jantung
dan volume stroke,
meningkatkan
katalisis dari
glikkogen di dalam
hati, dll.
Mendorong
relaksasi atau
kontraksi otot
polos bergantung
dari jaringan ia
bertindak atas. Hal
ini dapat
merangsang
pemecahan lipid di
dalam sel emak
dan menekan
aktivitas system
kekebalan tubuh.
30 Calcitriol (1,25- Kulit atau Mengontrol
. Dihydroxyvitami tubulus transfer kalsium
n D3) proksimal dari darah ke urin
ginjal oleh ginjal,
meningkatkan
penyerapan
kalsium di usus ke
dalam darah dan
mereaksikan
pelepasan kalsium
ke dalam darah
yang berasal di
tulang. Hal ini
dapat
menghambat
pelepasan dari
kalsitonin.

31 Antimullerian Testis Pembatasan


. hormone (AMH) sekresi prolaktin
(sejenis protein, dan TRH di
dan sebagai hipofisis anterior,
faktor dan menghambat
penghambat perkembangan
Mulleriam (MIF saluran Mullerian
ke dalam rahim.

Jenis Jenis Sel Darah pada Manusia dan Fungsinya


Advertisement

Sel darah atau yang juga disebut dengan hemocyte adalah sebuah sel yang diproduksi melalui
hematopoiesis dan normalnya ditemukan pada darah. Pada sistem pernapasan mamalia, sel darah
ini terbagi atas tiga kategori yaitu:

Sel darah merah atau erythrocytes

Sel darah putih atau leukocytes

Trombosit
Bersama-sama ketiga sel darah ini menambahkan 45% volume dari darah dengan sisanya 55%
merupakan volume dari plasma, komponen cairan darah. Hemoglobin yang merupakan
komponen utama dari sel darah merah mengandung protein yang mengandung zat besi yang
memfasilitasi transportasi oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan
ke paru-paru. (baca : fungsi paru paru)

Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis sel darah :

Sel Darah Merah

Sel darah merah utamanya membawa oksigen dan mengumpulkan karbondioksida melalui
penggunaan hemoglobin. Pada proses pembuatannya mereka pergi melalui sel unipotent. Sel
darah merah memiliki tugas bersama dengan sel darah putih untuk menjaga kesehatan sel. Sel
darah merah terbentu di sumsum tulang pada orang dewasa.

Sel darah merah yang juga disebut dengan eritrosit ini merupakan sel paling banyak di dalam
darah dan pada organisme vertebrata memiliki fungsi menyalurkan oksigen pada jaringan tubuh
melalui aliran darah. Sitoplasma pada sel darah merah kaya akan hemoglobin. Membrane selnya
terbuat dari protein dan lipid. Kandungan dan strukturnya tersebut berperan penting dalam fungsi
sel seperti stabilitas dan kemampuan deformability saat melakukan perpindahan dalam sistem
sirkulasi darah.

Pada manusia, sel darah merah fleksibel dan tidak memiliki nucleus. Diperkirakan 2.4 juta
eritrosit baru diproduksi setiap detiknya pada manusia dewasa. Sel tersebut berkembang pada
sumsum tulang dan bersirkulasi sekitar 100-120 hari dalam tubuh sebelum komponen tersebut
direcycle oleh macrophages.

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan sel darah merah antara lain:

1. Anemia Merupakan penyakit kekurangan oksigen dalam darah karena kuranganya sel darah
merah atau karena ketidaknormalan yang terjadi pada sel darah merah atau hemoglobin.

Beberapa jenisnya yaitu:

Anemia kekurangan zat besi

Sicle-cell

Thalassemia

Hereditary spherocytosis

Pernicious anemia

Aplastic anemia
Pure red cell aplasia

Hemolysis

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh terlalu banyaknya sel darah merah yang rusak. Bisa
disebabkan oleh parasit malaria yang menghabiskan waktunya di sel darah merah dan
hemoglobin kemudian menyebabkan demam

2. Polycythemias Merupakan penyakit karena kelebihan sel darah merah yang dapat
menyebabkan beberapa gejala. Ini bisa terjadi karena terjadi ketidaknormalan pada sumsum
tulang.

3. Microangipathic Termasuk juga disseminated intravascular coagulation dan thrombotic


microangiopathie.

4. Reaksi tranfusi hemolytic Disebabkan karena transfusi sel darah merah yang tidak cocok
golongan darahnya sehingga terjadi penghancuran sel darah merah yang dimasukkan.

Sel Darah Putih


sponsored links

Sel darah putih juga disebut dengan leukosit merupakan sel sistem imun tubuh
yang melindungi tubuh melawan infeksi penyakit dan serangan lainnya. Semua
leukosit diproduksi dari sel multipoten di sumsum tulang yang dikenal sebagai sel
hematopoietic stem. Leukosit ditemukan di seluruh tubuh termasuk darah dan
sistem lymphatetic. (baca : anatomi tulang manusia)

Semua sel darah putih memiliki nuclei yang membedakan mereka dari sel darah lainnya seperti
sel darah merah dan trombosit. Jumlah leukosit dalam darah biasanya menjadi indikator dari
penyakit. Jumlah normal sel darah putih yaitu antara 4 dan 11 x 109/L. Jumlah tersebut sekitar
1% dari jumlah volume darah dari orang dewasa sehat. Walaupun hanya 1% namun ini
mmberikan perbedaan yang besar bagi kesehatan karena imunitas tubuh tergantung padanya.
Jumlah leukosit yang melebihi batas disebut leukocytis. Ini menjadi normal jika menjadi bagian
respon sistem imun tubuh. Dan akan manjedi tidak normal jika ini neoplastik atau asli dalam
autoimun. Kurangnya jumlah sel darah putih di bawah batas disebut leukopeni yang dapat
mengurangi sistem imun tubuh.

Tipe sel darah putih bisa dibedakan berdasarkan strukurnya atau sel divisinya. Kategori yang
sering dipakai terdiri dari lima tipe yaitu:

Neutrophils : jumlahnya paling banyak sekitar 60-70% dari leukosit. Sel ini
memerangi bakteri dan infeksi jamur.

Eosinophils : jumlahnya sekitar 2-4% dari sel darah putih. Jumlahnya


fluktuatif dari hari ke hari, dan selama menstruasi. Sel ini merespon alergi,
infeksi parasit, penyakit kolagen, dan lain-lain.
Basophils : berperan merespon alergi dan antigen dengan mengeluarkan
senyawa kimia histamine. Jumlahnya paling sediki dalam sel darah putih.

Lymphocytes : terdiri dari sel B yang membuat antibody dapat mengikat


pathogen, membloknya, dan mengaktifkan sistem komplemen. Ada juga sel T
dan sel pembunuh alami.

Monocytes : berfungsi sebagai vacuum cleaner bagi neutrophils

Ketidaknormalan sel darah putih antara karena jumlahnya yang kelebihan atau kekurangan.
Leukosit biasanya sehat misalnya dengan melawan infeksi tapi juga bisa tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Ketidaknormalan tersebut bisa dibedakan atas myeloproliferative dan
lymphoproliferative. Cara lain untuk mengkategorikan gangguan pada sel darah putih adalah
kualitasnya. Ada beberapa jenis gangguan yang jumlah sel darah putihnya normal namun sel
tersebut tidak berfungsi secara normal. Salah satu penyakit sel darah putih yang berbahaya
adalah kanker sel darah putih yang dapat diklasifikasikan sebagai leukimia dan limpoma.

Trombosit
Trombosit merupakan komponen darah yang berfungsi untuk menghentikan pendarahan karena
luka pada pembuluh darah. Trombosit tidak memiliki sel nukluas. Rendahnya konsentrasi dari
trombosit bisa disebabkan karena kurangnya produksi trombosit atau meningkatnya perusakan
trombosit. Terganggunya fungsi trombosit disebut dengan thrombocytopathy.

Jumlah konsentrasi trombosit sendiri dapat diukur secara manual menggunakan hemocytometer
atau dengan menempatkan darah pada alat analis otomatis menggunakan electrical impendance
seperti Coulter counter. Jumlah normal trombosit pada orang Kaukasia adalah antara 150.000-
400.000 per kubik millimeter. Jumlah trombosit pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.

Struktur trombosit sendiri antara lain:

Zona peripheral: kaya akan glycoprotein yang dibutuhkan oleh trombosit


adhesion.

Zona sel-gone: kaya akan microtubules dan microfilaments.

Zona organelle: kaya akan granules.

Zona membrane: mengandung membrane yang diambil dari megakaryocytic.

Penyakit yang berhubungan dengan trombosit dapat dibedakan menjadi 3 kategori yaitu kurang
cukup, tidak berfungsi dengan baik, dan terlalu banyak. Beberapa gangguan pada trombosit
antara lain:

Thrombocytopenia

Thrombocytocis dan thrombocythemia


Fungsi yang berubah : sindrom Bernard-Soulier, sindrom Hermansky-Pudlak,
sindrom Gray platelet, sindrom Wiskoot-Aldrich, dan lain-lain

Sponsors Link

Ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat membuat fungsi trombosit menjadi terganggu,
misalnya adalah aspirin. Meminum ibuprofen sebelum aspirin akan mencegah efek dari aspirin
tersebut. Beberapa obat yang dapat menekan fungsi trombosit antara lain aspirin, clopidogrel,
cilostazol, ticagrelor, ticlopidine, dan prasurgrel.

Kurangnya jumlah trombosit dalam darah bisa diatasi dengan menggunakan transfusi trombosit
yang dapat mengatasi hal tersebut dan mencegah pendarahan spontan. Ini berguna pada pasien
yang akan melakukan prosedur medis seperti operasi yang mungkin akan mengalami
pendarahan. Tranfusi trombosit juga dapat dilakukan saat jumlah trombosit pada tubuh seseorang
normal namun trombosit tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik. Transfusi dilakukan dengan
mengambil darah dari donor melalui alat untuk memisahkan bagian trombositnya, lalu trombosit
tersebu di simpan di wadah tersendiri.

Pengertian Donor Darah Donor darah adalah kegiatan yang butuh persiapan terutama nutrisi
sehingga bisa mengurangi ketidaknyamanan yang timbul setelahnya. Untuk itulah harus
diketahui apa saja yang perlu dilakukan sebelum melakukan donor darah. Donor darah
merupakan kegiatan mulia yang bisa menyelamatkan banyak orang akibat kekurangan darah.
Tapi tidak semua orang bisa melakukannya, karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
sebelum melakukan donor darah. Ada berbagai jenis donor darah termasuk darah secara
keseluruhan tapi bisa juga hanya diambil platelet atau plasma darahnya saja, tergantung dari apa
kebutuhan si pasien. Umumnya pemisahan bagian-bagian darah ini dilakukan oleh petugas.
Untuk itu ada beberapa langkah yang direkomendasikan sebelum melakukan donor darah, seperti
dikutip dari Livestrong, Rabu (15/6/2011) yaitu: 1. Minumlah banyak air Menurut Ameican Red
Cross air penting untuk membuat tubuh tetap terhidrasi. Selain itu air juga bisa meningkatkan
aktivitas sistem saraf simpatik yang membuat orang lebih waspada, meningkatkan tekanan darah
dan memberi lebih banyak energi. Karena tekanan darah yang turun bisa menjadi faktor utama
orang pingsan. 2. Mengonsumsi makanan yang kaya zat besi Sebaiknya beberapa hari sebelum
donor darah mulailah perbanyak konsumsi zat besi, jadi jangan hanya saat sarapan hari H saja
sehingga tubuh tidak lemas. Sumber zat besi terbaik adalah produk hewani karena zat besinya
lebih mudah diserap oleh tubuh, seperti ayam, daging sapi dan ikan. 3. Menghindari makanan
yang tinggi lemak Jika darah diambil dari orang yang biasa mengonsumsi makanan tinggi lemak
akan membuatnya sulit untuk diuji dan evaluasi, sehingga membuat darah sulit digunakan untuk
penelitian atau transfusi. Untuk itu hindari margarin, daging berlemak, cokelat serta makanan
yang digoreng. 4. Mengonsumsi makanan sehat yang bisa meningkatkan kualitas darah Makanan
yang sehat untuk jantung akan meningkatkan kualitas darah. Makanan yang direkomendasikan
adalah buah dengan zat besi tinggi seperti plum, kacang-kacangan, lentil, unggas tanpa kulit, roti
gandum dan susu tanpa lemak. Syarat Syarat Calon Donor Darah : 1. Keadaan Umum : bukan
pecandu alkohol atau narkoba, tidak menderita penyakit jantung, paru-paru, hati, ginjal, kencing
manis, penyakit darah, gangguan pembekuan darah, epilepsi, kanker, penyakit kulit kronis,
kecuali diperbolehkan oleh dokter yang merawat. 2. Umur 17 60 tahun , ( Pada usia 17 tahun
diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor
masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan
dokter. Dan dapat menyumbangkan darah sampai umur 65 th.) 3. Berat badan 50 kg atau lebih
(minimal 45 kg) 4. Kadar Hemoglobin Wanita minimal = 12 gr % Pria minimal = 12,5 gr % 5.
Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5C (oral) 6. Tekanan darah - Siastole : 120-140 mmHg - Diastole :
80 100 mmHg 7. Nadi 50-100/menit teratur 8. Tidak hamil, menyusui, menstruasi bagi wanita,
(boleh donor setelah 6 bulan melahirkan, 3 bulan setelah berhenti menyusui.) 9. Kulit lengan
donor sehat tanpa kelainan. 10. Tidak menerima transfusi darah/komponen darah 6 bulan
terakhir. 11. Tidak menderita penyakit infeksi ; malaria, hepatitis, HIV/AIDS. 12. Bukan
pencandu alkohol/narkoba. 13. Tidak mendapat imunisasi dalam 2/4 bulan terakhir. 14. Beritahu
Petugas bila makan aspirin dalam 3 hari terakhir. 15. Jumlah penyumbangan pertahun paling
banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus
sesuai dengan keadaan umum donor. 16. Tidak diperkenankan dalam waktu 12 bulan setelah
mendapat transfusi darah. 17. Dapat donor setelah 3 tahun setelah bebas dari gejala malaria yang
terakhir. 18. Boleh donor setelah 6 bulan sembuh dari penyakit typhus. 19. Dapat donor : 12
bulan setelah mendapat vaksinasi Rabies dan Hepatitis B, 4 minggu setelah imunisasi Rubella, 2
minggu setelah Immmunisasi polio, Varisella, MUMPS, Yellow fever. 20. Dapat donor : 3 hari
setelah minum obat mengandung aspirin, 12 bulan setelah pengobatan siphylis, GO 21. Dapat
donor 3 hari setelah pencabutan gigi, 6 bulan setelah operasi kecil, 12 bulan setelah operasi
besar. 22. Dapat donor 12 bulan setelah di tatto, ditindik, di tusuk jarum. 23. Tidur malam
sebelum donor darah harus cukup minimal 5 jam. 24. Sudah sarapan / makan. * Seseorang tidak
boleh menjadi donor darah pada keadaan: 1. Pernah menderita hepatitis B. 2. Dalam jangka
waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis. 3. Dalam jangka waktu 6 bulan
sesudah transfusi. 4. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga. 5. Dalam jangka
waktu 72 jam sesudah operasi gigi. 6. Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil. 7.
Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar. 8. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah
vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis. 9. Dalam jangka waktu 2
minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin. 10. Dalam
jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic. 11. Dalam jangka
waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang. 12. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah
transpalantasi kulit. 13. Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan. 14.
Sedang menyusui. 15. Ketergantungan obat. 16. Alkoholisme akut dan kronik. 17. Sifilis. 18.
Menderita tuberkulosa secara klinis. 19. Menderita epilepsi dan sering kejang. 20. Menderita
penyakit kulit pada vena (pembuluh balik) yang akan ditusuk. 21. Mempunyai kecenderungan
perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera. 22.
Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk
mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum
suntik tidak steril). 23. Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah. *
Proses/ Tahapan Transfusi Darah 1. Pengisian Formulir Donor Darah 2. Pemeriksaan
Darah( Blood Screening) Pemeriksaan golongan, tekanan darah dan hemoglobin darah. Blood
screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam pengelolaan darah
yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah
(orang sakit). Bahkan, untuk menghindari tercemarnya darah dari HIV, pemerintah mengeluarkan
surat keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/VII/1992 tentang kewajiban pemeriksaan HIV
pada darah yang disumbangkan donor. Pemeriksaan ini bersifat mandatory, namun tidak
bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang
menyumbangkan darah melainkan darah yang akan ditransfusikan (prinsip unlinked
Anonymous). Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring
terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS. Apabila
ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil test yang mendukung, maka dirujuk ke
UTDP untuk dilakukan test ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang
bersangkutan. Berhubung tindakan selanjutnya masih di bawah wewenang Depkes, maka PMI
bekerjasama dengan RSCM untuk melakukan test Western Blot yaitu pemeriksaan untuk
memastikan seseorang tersebeut reaktif atau tidak. Di UTDD DKI Jakarta apabila dicurigai
adanya infeksi HIV/AIDS maka dilakukan rujukan pasien ke LSM Yayasan Pelita Ilmu yang
menangani Konseling dan Terapi. 3. Pengambilan Darah Apabila persyaratan pengambilan darah
telah dipenuhi barulah dilakukan pengambilan darah. 4. Pengelolahan Darah Beberapa usaha
pencegahan yang di kerjakan oleh PMI sebelum darah diberikan kepada penderita adalah
penyaringan terhadap penyakit di antaranya : a. Penyakit Hepatitis B b. Penyakit HIV/AIDS c.
Penyakit Hipatitis C d. Penyakit Kelamin (VDRL) 5. Waktu yang di butuhkan pemeriksaan darah
selama 1-2 jam 6. Penyimpanan Darah Darah disimpan dalam Blood Bank pada suhu 26 derajat
celcius. Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Macam-Macam Imunitas (Pertahanan Tubuh) - Imunitas dapat dibedakan menjadi


imunitas alami dan imunitas buatan. Imunitas alami, yaitu kekebalan yang
sudah dimiliki seseorang sejak lahir, misalnya kekebalan manusia terhadap
penyakit-penyakit hewan atau dikenal sebagai kekebalan spesies walaupun
ada juga penyakit hewan yang dapat menular pada manusia, misalnya
penyakit tuberkolosis dari sapi yang ditularkan melalui susu sapi, penyakit
antraks dari biri-biri dan sapi serta beberapa penyakit lainnya. Imunitas
buatan, yaitu kekebalan yang diperoleh seseorang selama hidupnya,
imunitas ini dapat dibedakan lagi menjadi imunitas aktif dan imunitas pasif.
Timbulnya imunitas aktif disebabkan oleh adanya rangsangan antigen
tertentu dari kuman atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh secara
kebetulan atau sengaja sehingga tubuh menghasilkan antibodi tertentu pula
sesuai dengan antigen yang harus dilawan. Masuknya antigen secara
kebetulan, misalnya karena terinfeksi kuman penyakit campak, cacar air,
atau gondong, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Istilah vaksinasi digunakan untuk menyatakan upaya tubuh


membangkitkan kekebalan terhadap suatu penyakit secara sengaja, yaitu
dengan memasukkan antigen tertentu ke dalam tubuh. Antigen yang sudah
tidak membahayakan inti disebut vaksin. Ada beberapa macam vaksin yang
dikelompokkan berdasarkan jenis antigen yang terkandung di dalamnya,
yaitu sebagai berikut :

1. Toksoid yaitu larutan toksin diubah melalui perlakuan-perlakuan kimia


dan fisika sehingga tidak bersifat racun lagi terhadap tubuh.

2. Bakteri atau virus yang sudah dimatikan oleh sinar ultraungu,


pemanasan, atau secara kimia, misalnya vaksin Salk pencegah
kelumpuhan pada anak-anak karena polio.

3. Bakteri atau virus yang sudah dilemahkan sehingga hanya


menimbulkan infeksi ringan dalam waktu singkat, misalnya, vaksin
cacar, tuberkolosis, antraks, dan vaksin Sabin pencegah polio.

4. Antigen yang telah dipisahkan dari kuman penyebab penyakit tertentu,


misalnya antigen yang diperoleh dari bakteri penyakit pneumonia.

Imunitas aktif biasanya diperoleh beberapa minggu setelah vaksinasi dan


berguna sebagai tindak pencegahan terhadap beberapa penyakit, misalnya
batuk rejan (pertusis), cacar (variola), hepatitis, polio, difteri, dan campak.
Kekebalan tersebut dapat bertahan sampai bertahun-tahun bahkan ada yang
seumur hidup. Imunitas pasif dilakukan dengan cara memasukkan antibodi
tertentu dalam bentuk serum, yaitu plasma darah yang sudah tidak
mengandung fibrinogen. Dalam hal ini tubuh kita berperan aktif untuk
mendapatkan kekebalan tersebut. Kekebalan yang diperoleh dengan cara ini
biasanya bersifat sementara, yaitu berkisar dari beberapa minggu sampai
beberapa bulan.

Cara Mendapatkan Kekebalan Tubuh

1. 1. Kekebalan Tubuh Alami

Kekebalan tubuh yang ada semenjak kita lahir dan biasanya bersifat tidak spesifik, contoh :
pertahanan tubuh yang dihasilkan oleh kulit, membran mukosa, dll

1. 2. Kekebalan Tubuh Dapatan

Kekebalan tubuh dapatan aktif

Kita mendapatkan antigen sehingga tubuh kita membentuk antibodi untuk menghancurkan
antigen tersebut, biasanya kekebalan tubuh ini bersifat mengingat, hal ini yang menyebabkan kita
tidak dapat terkena cacar air lebih dari sekali.
Kekebalan tubuh dapatan aktif alami : bila tubuh terserang penyakit. Missal : cacar air,
maka akan dibentuk antibody khusus dan bersifat emngingat.

Kekebalan tubuh dapatan aktif buatan : melalui imunisasi / vaksinasi, kita diberikan
antigen yang telah dilemahkan sehingga tubuh menganggap bahwa antigen tersebut perlu
dihancurkan sehingga tubuh membentuk antibody khusus. Contoh : vaksin polio, bila
suatu saat ada virus polio menyerang tubuh kita, tubuh telah mempunyai memori dan
dengan mudah dan cepat akan mengeluarkan antibodi spesifik bagi virus polio tersebut

Kekebalan tubuh dapatan pasif

Kita mendapatkan antibody secara mentah-mentah, yang siap pakai.

Kekebalan tubuh dapatan pasif alami : melalui ASI ibu maupun immunoglobulin yang
ditransfer melalui plasenta

Kekebalan tubuh dapatan pasif buatan : melalui suntikan antibodi

Daftar Jenis penyakit akibat Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh

by eddydddz March 17, 2014

Sistem kekebalan tubuh adalah mekanisme


pertahanan tubuh dari penyakit dan infeksi. Tentu, sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi
dengan baik akan menyumbang daftar panjang pada gangguan sistem kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan tubuh adalah mekanisme yang paling kuat dan efisien tubuh untuk
mempertahankan diri melawan segala macam bakteri dan parasit yang selalu mengancam setiap
saat. Sistem kekebalan tubuh yang menemukan benda yang dianggap asing dalam tubuh, maka ia
akan mengambil tindakan untuk menghancurkannya. Ada beberapa jenis bakteri, virus, dan
benda asing berbahaya lainnya yang berpotensi menginfeksi dalam tubuh manusia. Sistem
kekebalan tubuh kita memproduksi antibodi khusus untuk setiap jenis mikro-organisme. Jika
tidak demikian, kita akan semua akan menjadi korban dari masalah infeksi yang membahayakan
tubuh. Namun, sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik justru bisa menjadi
malapetaka di dalam tubuh, yang menyebabkan sejumlah besar penyakit dan gangguan kesehatan
lainnya.

Daftar macam-macam Penyakit Sistem kekebalan tubuh

Penyakit dan gangguan sistem kekebalan tubuh yang dikategorikan tergantung dari aktivitas
sistem kekebalan tubuh itu sendiri. Sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif berpotensi banyak
untuk membahayakan kesehatan, dari pada sistem kekebalan tubuh yang kurang aktif. Berikut ini
adalah daftar gangguan sistem kekebalan tubuh, tergantung pada aktivitas sistem kekebalan
tubuh.

Sistem kekebalan tubuh kurang Aktif bisa menyebabkan

Immune Deficiency Conditions

SCID (Severe Combined Immunodeficiency)

AIDS

Sistem kekebalan yang terlalu aktif bisa menyebabkan

Alergi (yang disebabkan oleh jenis makanan, obat-obatan, sengatan


serangga, atau zat tertentu)

Anafilaksis

Asma

Penyakit autoimun

Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh lain

Chediak Higashi Syndrome

Common Immunodeficiency Variabel

Hay Fever

Hives
HTLV (Human T-lymphotropic Virus Type I)

Hyper-IgE Syndrome (Hyperimmunoglobulin E Syndrome)

Hyper-IgM Syndrome (Hyper Immunoglobulin M Syndrome)

Primary Immune Deficiency

Selective IgA Defisiensi (Selective Immunoglobulin A Defisiensi)

Alergi Kulit

XLA (X-Linked agammaglobulinemia)

Faktor Yang Mempengaruhi Immunitas / Kekebalan Tubuh Ikan

o SUKA ARTIKEL INI?

o Retweet Link Ini

o Bagikan di Facebook

Budidaya ikan baik ikan air tawar, payau maupun laut sering mengalami hambatan berupa
penyakit terutama penyakit infeksius yang disebabkan oleh patogen baik berupa parasit,
cendawan, bakteri, dan virus. Salah satu langkah yang dipandang cukup efisien dalam mencegah
terjadinya penyakit ini adalah melalui vaksinasi. Organisme yang divaksin termasuk ikan akan
memberikan respons kekebalan setelah divaksin, respons kekebalan ini yang selanjutnya dapat
dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya infeksi patogen yang dapat menyebabkan ikan
mengalami sakit.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi respon kekebalan tubuh pada ikan antara lain: suhu,
kondisi stress, keseimbangan nutrisi, pollutan, mikro-nutrien, dan unsur-unsur
immunomodulator. sangat jelas bahwa kekebalan tubuh sangat beragam, dan beberapa
diantaranya bersifat alamiah sehingga relatif sulit untuk dikendalikan.

Suhu
Ikan merupakan hewan poikilotermik. Proses fisiologi yang terjadi dalam tubuh ikan sangat
dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Sebagian besar mekanisme pertahanan tubuh adalah
sangat bergantung pada suhu (temperature-dependent), dan berkembang lebih cepat pada suhu
lingkungan yang optimal untuk organsime bersangkutan. Suhu rendah diketahui sebagai faktor
pembatas dalam proses metabolisme organisme, termasuk proses induksi kekebalan tubuh.
Namun demikian, suhu yang terlalu tinggi juga dapat menekan fungsi kekebalan tubuh
(immunosupressive).

Proses reaksi antigen-antibodi yang dimulai dengan cellular co-operation antara sel makrofag
dengan sel limfosit adalah sangat dipengaruhi oleh suhu (temperature-sensitive). Fungsi normal
sel limfosit ikan sangat tergantung pada adaptasi homoviscous dari kondisi lipid membrane sel.
Komposisi asam lemak dan suhu lingkungan merupakan faktor yang akan sangat berpengaruh
terhadap fluidity dan permeabilitas membrane sel, dan juga terhadap aktivitas antara
membrane-associated receptors dengan enzyme. Beberapa hasil kajian juga telah membuktikan
bahwa respon kekebalan tubuh (CMI dan humoral) ikan berlangsung relative lambat pada suhu
rendah.
Kondisi stress
Stress sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ikan. Stress dapat disebabkan oleh faktor
biologis, kimiawi maupun fisik. Imunodepresi diketahui sebagai faktor sekunder yang
berpengaruh terhadap respon suatu organsime terhadap stress. Banyak hal dalam proses produksi
ikan yang dapat mengakibatkan stress seperti transportasi, kepadatan, penanganan/sorting, dan
kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan respon stress terhadap ikan. Apabila terjadi stress,
ikan akan bereaksi dengan mensekresi hormon stress (corticosteroids) dalam jumlah yang cukup
tinggi, dan hormon tersebut diketahui sebagai unsur immunosuppresive. Hormon glukokortikoid
menghambat kerja interleukin yang sangat berperan dalam proses pematangan sel B menjadi sel
plasma penghasil antibodi. Respon stress akan diikuti dengan penurunan kadar limfosit dalam
darah, dan juga di dalam organ-organ limfoid.

Beberapa respon (stress alarms) yang terjadi apabila ikan mengalami tekanan:

1. Peningkatan gula darah akibat sekresi hormon dari kelenjar adrenalin.


Persediaan gula, seperti glycogen dalam hati dimetabolisme sebagai
persediaan energi untuk emergensi.

2. Osmoregulasi kacau akibat perubahan metabolisme mineral. Pada kondisi


tersebut, ikan air tawar cenderung mengabsorbsi air dari lingkungan (over-
hydrate). Ikan air laut cenderung kehilangan air dari dalam tubuh
(dehydrate). Kondisi ini perlu energi ekstra untuk memelihara keseimbangan
osmoregulasi.

3. Pernafasan meningkat, tensi darah meningkat, dan persediaan sel darah


merah direlease ke sistem resirkulasi.

4. Respon inflamasi ditekan oleh hormon yang dikeluarkan dari kelenjar


adrenalin.

Dari beberapa respon fisiologis tersebut di atas, sehingga akan sangat jelas bahwa kondisi stress
sangat berpengaruh terhadap respon kekebalan pada tubuh ikan, pengaruh langsung yang terjadi
antara lain:

1. Stress mengakibatkan perubahan kimiawi pada mukus yang berakibat


menurunnya efektivitas pertahanan kimiawi terhadap infeksi patogen.

2. Handling stress menyebabkan mukus terlepas dari tubuh ikan, sehingga


menurunkan kemampuan proteksi kimiawi, fungsi osmoregulasi (pada saat
yang sama sangat dibutuhkan), menurunkan potensi pelumasan sehingga
ikan perlu energi lebih banyak untuk berenang, dan mengacaukan
pertahanan fisik terhadap infeksi patogen.

3. Chemical stress (i.e. Pengobatan penyakit ikan) sering merusak mukus yang
berakibat hilangnya pertahanan kimiawi mukus, menurunnya fungsi
osmoregulasi, fungsi pelumasan, dan pertahanan fisik mukus.
Polutan dan logam berat
Unsur-unsur polutan dan logam berat diketahui memiliki potensi yang besar terhadap sistem
kekebalan tubuh, dengan akibat yang sangat variatif tergantung pada jenis (kualitas) dan
kuantitas dari polutan atau logam berat tersebut. Obat-obatan atau bahan kimia/antibiotik juga
dapat berperan sebagai unsur immunosupressive.

Jenis bahan kimia tertentu (pestisida, insektisida, pollutan limbah industri, limbah rumah tangga,
dll.) dapat menyebabkan ikan sakit dengan berbagai kondisi. Kolam-kolam ikan di daerah
dataran rendah, umumnya memperoleh sumber air dari aliran sungai yang melewati daerah
pemukiman, daerah industri atau pertanian. Sebelum masuk ke kolam budidaya, air tersebut
membawa segala limbah eksternal yang terkandung di dalamnya. Limbah tersebut dapat berupa
padatan terlarut hasil pengikisan/erosi tanah permukaan akibat pengelolaan lahan yang kurang
baik atau unsur-unsur kimia yang berbahaya bagi kehidupan ikan, terutama logam berat.

Logam berat yang cukup berbahaya bagi kehidupan ikan karena sifat toksisitasnya, berturut-turut
antara lain meliputi: Hg, Cd, Cu, Zn, Ni, Pb, Cr, Al dan Co. Sifat racun dari masing-masing
logam berat tersebut dapat meningkat apabila komposisi ion-ion di dalam air terdiri dari jenis-
jenis ion yang sinergetik, dan sebaliknya melemah apabila kandungan ion-ion tersebut bersifat
antagonistik. Nilai pH air juga berpengaruh pada tingkat kelarutan ion-ion logam, umumnya
tingkat kelarutan dan aktivitas ion logam akan meningkat pada pH air yang rendah. Sebagai
gambaran, pengaruh unsur Hg terhadap ikan dapat meracuni sistem syaraf ikan; dan unsur Cd
bersifat cyto-toksikan terhadap jaringan insang ikan.

Kontaminasi ringan unsur logam berat di lingkungan perairan akan dideposit oleh ikan-ikan
induk kemudian dikonsentrasikan dalam minyak yang tersimpan dalam telur-telur mereka.
Kontaminasi demikian pada akhirnya akan mematikan telur-telur tersebut pada saat berkembang
sebelum menjadi larva, dan lain-lain.

Selain limbah ekternal, limbah internal yang berasal dari aktivitas budidaya juga merupakan
agen kemikal yang sering menjadi sumber masalah, seperti CO2, NH3, H2S, dll. Pada level
konsentrasi tertentu, unsur-unsur tersebut akan menjadi pemicu stress; dan apabila terus
meningkat dapat mengakibatkan kematian ikan. Keseluruhan dari unsur polutan dan logam berat
tersebut akan berpengaruh terhadap efektivitas sistem kekebalan tubuh ikan.

Keseimbangan nutrisi
Kecukupan pakan (kualitas dan kuantitas) sesuai dengan kebutuhan optimal ikan sangat
berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh ikan. Kondisi ini juga sangat nyata terhadap
optimalisasi pertumbuhan serta menjamin kualitas pangan asal ikan bagi kebutuhan konsumsi
manusia.

Mikro nutrien
Anti oksidan seperti vitamin C dan E vitamin E (a-tocopherol) dan unsur imunostimulan lainnya
seperti Glukan, Lipopolisakarida, dll.; dimana materi biologis tersebut telah terbukti dapat
meningkatkan daya tahan tubuh ikan terutama sistem pertahanan non-spesifik (cellular
immunity). Unsur-unsur imunostimulan tersebut telah terbukti sangat potensial sebagai unsur
yang memiliki pengaruh sangat baik (immunomodulatory) terhadap sistem kekebalan tubuh ikan
apabila diberikan pada dosis yang tepat dan berkelanjutan. Kandungan unsur karotin dalam diet
pakan ikan juga menunjukkan pengaruh yang baik terhadap status kesehatan ikan, terutama ikan-
ikan berpigmen.

Immunomodulators
Adjuvant merupakan unsur yang apabila dicampur dengan antigen untuk keperluan vaksinasi
akan meningkatkan efektivitas vaksin (meningkatkan level respon kekebalan spesifik), dan juga
dapat melipatgandakan produksi sel-sel fungsional yang berperan dalam sistem kekebalan non-
spesifik. Umumnya unsur adjuvant berperan sebagai materi yang dapat memperlambat proses
pelepasan antigen, sehingga antigen akan kontak lebih lama dengan sel makrofag dan limfosit;
sehingga akan meningkatkan kualitas respon kekebalan spesifik (antibodi) yang dihasilkannya.
Prinsip pemberian unsur adjuvan ke dalam vaksin adalah untuk tujuan tersebut.

Seperti halnya mikro-nutrient, beberapa unsur yang bersifat immunostimulator seperti vitamin C
dan E vitamin E (a-tocopherol) dan unsur imunostimulan lainnya seperti Glukan,
Lipopolisakarida, muramil peptida, lipopolisakarida, dll. juga telah terbukti sangat bermanfaat
sebagai unsur imunomodula

Organ Reproduksi Wanita dan Pria pada


Manusia
Posted by Dephi Chute Posted on 4/13/2013 with No comments

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan dengan


tujuan untuk mempertahankan jenisnya. Untuk dapat melakukan proses reproduksi,
manusia memerlukan alat-alat reproduksi dan kelenjar reproduksi yang sehat. Hal
penting yang harus diketahui mengenai Kesehatan Reproduksi adalah memahami
anatomi dan organ reproduksi. Apabila secara umum kondisi Organ reproduksi sehat,
proses mempertahankan keturunan akan lebih mudah.

Organ Reproduksi Pria


Organ reproduksi pria mempunyai dua fungsi yaitu sebagai produksi sel kelamin dan
pelepasan sel-sel ke organ reproduksi wanita. Adapun Organ reproduksi pria terbagi
menjadi lima bagian utama, yaitu:

Sepasang testis, berfungsi menghasilkan sel sperma

Skrotum(Kantung / Pembungkus Skrotum), berfungsi untuk mengatur suhu yang tepat


bagi testis dan sel sperma.

Saluran Sperma terdiri dari Epididimis yang berfungsi sebagai tempat pematangan dan
penyimpanan sementara sel-sel sperma dan Vas deferens berfungsi menyalurkan sperma
dari testis menuju kantung sperma (vesikula seminalis).

Penis adalah Alat kopulasi (Menyalurkan sel sperma atau semen ke Organ Reproduksi
Wanita).

Urethtra adalah Organ Reproduksi Pria yang berfungsi menyalurkan sperma dan saluran
urin.

Organ Reproduksi Wanita

Adapun Organ Reproduksi Wanita terbagi menjadi Lima bagian yang diantaranya adalah:

1. Sepasang ovarium atau indung telur, berfungsi menghasilkan sel telur,


2. Sepasang Fimbria, berfungsi untuk menangkap sel terlur dari ovarium,

3. Sepasang Oviduct atau saluran telur, atau Tuba Fallopi, berfungsi menyalurkan sel telur
dari ovarium ke rahim serta terjadinya fertilisasi atau pembuahan,

4. Uterus (Rahim), berfungsi sebagia tempat tumbuh dan berkembangnya embrio,

5. Vagina, berfungsi sebagai alat kopulasi (tempat disalurkannya sel sperma) dan sebagai
jalur keluarnya bayi.

Kelenjar Reproduksi Organ Reproduksi juga terdiri dari beberapa Kelenjar yang mendukung
proses reproduksi. Adapun keempat kelenjar tersebut adalah:

Vesika Seminalis, adalah kelenjar pada pria yang menghasilkan cairan pekat berwarna kuning,
mengandung makanan sebagai sumber energi untuk pergerakan sperma.

Kelenjar Prostat, adalah kelenjar pada pria yang berfungsi sebagai penghasil semen terbesar
yang bersifat encer, berwarna putih dana berisi makanan untuk sperma.

Kelenjar bulbourethralis, adalah kelenjar yang terdapat pada uretra wanita yang berfungsi
mensekresi cairan lendir bening untuk pada menetralkan cairan urine yang bersifat asam pada
uretra.

Kelenjar Bartholini, adalah Kelenjar yang terdapat pada vagina wanita berfungsi menghasilkan
lendir yang alkalis saat berhubungan badan.

Ringkasan:

Kemampuan untuk menghasilkan keturunan disebut Reproduksi,

Untuk dapat menghasilkan keturunan pria dan wanita harus memiliki Organ dan kelenjar
Reproduksi yang sehat.

Organ Reproduksi Wanita dan Pria terbagi berdasarkan fungsinya

Organ Reproduksi Wanita dan Pria pada


Manusia
Posted by Dephi Chute Posted on 4/13/2013 with No comments

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan dengan


tujuan untuk mempertahankan jenisnya. Untuk dapat melakukan proses reproduksi,
manusia memerlukan alat-alat reproduksi dan kelenjar reproduksi yang sehat. Hal
penting yang harus diketahui mengenai Kesehatan Reproduksi adalah memahami
anatomi dan organ reproduksi. Apabila secara umum kondisi Organ reproduksi sehat,
proses mempertahankan keturunan akan lebih mudah.

Organ Reproduksi Pria

Organ reproduksi pria mempunyai dua fungsi yaitu sebagai produksi sel kelamin dan
pelepasan sel-sel ke organ reproduksi wanita. Adapun Organ reproduksi pria terbagi
menjadi lima bagian utama, yaitu:

Sepasang testis, berfungsi menghasilkan sel sperma

Skrotum(Kantung / Pembungkus Skrotum), berfungsi untuk mengatur suhu yang tepat


bagi testis dan sel sperma.

Saluran Sperma terdiri dari Epididimis yang berfungsi sebagai tempat pematangan dan
penyimpanan sementara sel-sel sperma dan Vas deferens berfungsi menyalurkan sperma
dari testis menuju kantung sperma (vesikula seminalis).

Penis adalah Alat kopulasi (Menyalurkan sel sperma atau semen ke Organ Reproduksi
Wanita).

Urethtra adalah Organ Reproduksi Pria yang berfungsi menyalurkan sperma dan saluran
urin.

Organ Reproduksi Wanita


Adapun Organ Reproduksi Wanita terbagi menjadi Lima bagian yang diantaranya adalah:

1. Sepasang ovarium atau indung telur, berfungsi menghasilkan sel telur,

2. Sepasang Fimbria, berfungsi untuk menangkap sel terlur dari ovarium,

3. Sepasang Oviduct atau saluran telur, atau Tuba Fallopi, berfungsi menyalurkan sel telur
dari ovarium ke rahim serta terjadinya fertilisasi atau pembuahan,

4. Uterus (Rahim), berfungsi sebagia tempat tumbuh dan berkembangnya embrio,

5. Vagina, berfungsi sebagai alat kopulasi (tempat disalurkannya sel sperma) dan sebagai
jalur keluarnya bayi.

Kelenjar Reproduksi Organ Reproduksi juga terdiri dari beberapa Kelenjar yang mendukung
proses reproduksi. Adapun keempat kelenjar tersebut adalah:

Vesika Seminalis, adalah kelenjar pada pria yang menghasilkan cairan pekat berwarna kuning,
mengandung makanan sebagai sumber energi untuk pergerakan sperma.

Kelenjar Prostat, adalah kelenjar pada pria yang berfungsi sebagai penghasil semen terbesar
yang bersifat encer, berwarna putih dana berisi makanan untuk sperma.

Kelenjar bulbourethralis, adalah kelenjar yang terdapat pada uretra wanita yang berfungsi
mensekresi cairan lendir bening untuk pada menetralkan cairan urine yang bersifat asam pada
uretra.

Kelenjar Bartholini, adalah Kelenjar yang terdapat pada vagina wanita berfungsi menghasilkan
lendir yang alkalis saat berhubungan badan.

Ringkasan:

Kemampuan untuk menghasilkan keturunan disebut Reproduksi,

Untuk dapat menghasilkan keturunan pria dan wanita harus memiliki Organ dan kelenjar
Reproduksi yang sehat.
Organ Reproduksi Wanita dan Pria terbagi berdasarkan fungsinya

Home

Biologi SMP

o Kelas 7

o Kelas 8

o Kelas 9

Biologi SMA

o Kelas 10

o Kelas 11

o Kelas 12

About Us

Contact Us

Privacy Policy

Sitemap

Home Manusia Alat-alat Pencernaan Manusia dan Fungsinya


Alat-alat Pencernaan Manusia dan Fungsinya
Alat Pencernaan Manusia dan Fungsinya - Tentunya kita tahu bahwa salah satu
ciri makhluk hidup adalah memerlukan makan. Hal ini karena melalui makanan
makhluk hidup mendapatkan energi, Nah, makanan tersebut dapat berubah
menjadi energi yang dibutuhkan oleh tubuh karena dicerna oleh alat-alat
pencernaan manusia. Tapi tahukan kalian apa saja alat-alat pencernaan manusia?,
dan bagaimana fungsi dari alat-alat pencernaan tersebut? Jika kalian belum
mengetahuinya, maka simaklah dengan baik pembahasan Gudang Biologi berikut
ini.
Source: Google Images

Alat-alat Pencernaan Manusia dan Fungsinya


Alat-alat pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan ini berupa saluran yang berkelok-kelok yang
memiliki panjang kurang lebih 9 meter yang dimulai dari mulut dan berakhir di
anus. Saluran pencernaan manusia terdiri atas mulut, esofagus, lambung, usus
halus, usus besar dan anus. Sementara itu, kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar
pada dinding-dinding saluran pencernaan (pada lambung dan usus halus) dan
kelenjar di luar dinding saluran pencernaan (Kel hati, ludah, pankreas)

Rongga Mulut
Rongga mulut merupakan tempat pertama memasukan makanan, di dalamnya
terdapat organ tambahan seperti lidah dan gigi. Lidah berfungsi membantu
mengaduk makanan dan membantu mendorong makanan pada saat menelan. Gigi
berfungsi untuk memecah makanan menjadi bagian -bagian kecil. Selain itu di
dalam rongga mulut juga terdapat kelenjar ludah, kelenjar ludah
merupakanpenghasil air liur dan ludah yang mengandung enzim ptialin atau
amilase. Enzim ini berperan dalam memecahkan amilum menjadi maltosa.

Pada rongga mulut ini terjadi pencernaan secara mekanis dan kimiawi. Pencernaan
secara mekanis terjadi dengan bantuan gigi, sementara pencernaan kimiawi terjadi
karena terdapat enzim pencernaan pada ludah yang dihasilkan oleh kelenjar ludah.
Setelah ke rongga mulut makanan masuk menuju esofagus
Esofagus
Esofagus merupakan saluran panjang sebagai jalan makanan menuju lambung.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Bagian atas yang sebagian besar terdiri dari otot rangka.

2. Bagian tengah yang terdiri dari campuran otot rangka (otot lurik) dan otot
polos.

3. Bagian bawah yang terdiri dari otot polos

Otot- otot pada esofagus tersebut tersusun melingkar dan membujur disepanjang
dinding esofagus. Otot-otot tersebut berkontraksi secara silih berganti sehingga
menimbulkan gerakan meremas dan mendorong makanan.

Di dalam esofagus ini tidak terjadi proses pencernaan karena esofagus ini hanya
merupakan saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung.

Lambung
Lambung merupakan organ pencernaan yang terletak di sebelah kiri atas rongga
perut, di bawah sekat rongga dada. Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu:

Kardiaks (bagian atas lambung)


Kardiaks ini merupakan bagian lambung yang berhubungan langsung dengan
esofagus. Di ujung atas kardiaks ini terdapat otot sfingter kardiak. Otot ini berfungsi
sebagai pintu/klep agar makanan yang telah masuk ke lambung tidak kembali ke
kerongkongan.

Fundus (bagian tengah lambung)

Pilorus (bagian bawah lambung)


Pilorus ini merupakan bagian bawah lambung yang berhubungan langsung dengan
usus dua belas jari. Di ujung pilorus ini juga terdapat otot sfingter pilorus. Otot ini
akan membuka dan menutup untuk mengatur makanan yang keluar dari lambung
(masuk ke usus halus)
Berikut merupakan gambar bagian-bagian lambung:

Source: Google Images

Dari kardiaks sampai pilorus tersusun oleh otot-otot. Otot-otot lambung ini terus
berkontraksi untuk menekan, mengaduk, dan meremas makanan. proses ini
merupakan pencernakan mekanis.
Pada dinding lambung terdapat sel-sel kelenjar, Sel-sel kelenjar tersebut berperan
dalam mensekresikan HCL, mukus, pepsinogen dan renin.

HCL ini berperan dalam membunuh bakteri yang terdapat pada makanan yang
masuk. Selain itu, juga berperan dalam mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Enzim pepsin ini berperan memecah protein menjadi molekul-molekul peptida.
Sementara mukus berfungsi untuk melindungi dinding lambung akibat HCL yang
berlebih. dan renin berperan dalam mengendapkan kasein susu. Proses pencernaan
yang melibatkan enzim-enzim ini merupakan pencernaan kimiawi.

Usus Halus
Usus halus merupakan bagian saluran pencernaan yang tidak hanya berperan
dalam mencerna sebagian besar isi makanan tetapi juga berperan dalam menyerap
nutrisi-nutrisi makanan. Terdapat tiga bagian dari usus halus, yaitu:

Usus dua belas jari (Duodenum)


Duodenum ini merupakan bagian usus paling atas yang memiliki panjang bervari
sekitar 10-15 m. Duodenum ini merupakan bagian usus yang merupakan muara
saluran dari lambung, kelenjar hati dan pankreas dan disinilah terjadi proses
pencernaan secara kimiawi

Usus kosong (Jejenum)


Jejenum merupakan bagian tengah usus yang terletak antara duodenum dan ileum
dan memiliki panjang sekitar 2,5 meter pada orang dewasa. Pada jejunum ini terjadi
penyerapan partikel-partikel kecil yang telah dicerna oleh duodenum

Usus penyerapan (ileum)


Ileum merupakan bagian bawah usus yang memiliki panjang bervariasi antara 7-14.
Ileum ini berperan dalam menyerap nutrisi yang tidak diserap dalam bagian
sebelumnya dari usus; Namun, sangat terlibat dalam penyerapan garam empedu
dan vitamin (vitamin B12).

Source: Google Images

Pada usus halus ini terdapat enzim-enm yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar pada
dinding duodenum. Enzim-enzim tersebut antara lain:

1. Enzim enterokinase berperan dalam mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin

2. Enzim peptidase berperan dalam memecah polipeptida menjadi asam amino


3. Enzim maltase berperan dalam memecah maltosa menjadi glukosa

4. Enzim sakrase berperan dalam memecah sukrosa menjadi glukosa

5. Enzim lactase berperan dalam memecah laktosa menjadi glukosa

6. Enzim lipase berperan dalam memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol

Proses pencernaan pada usus halus ini juga melibatkan enzim dan bahan-bahan
dari kelenjar hati dan pankreas.

Kelenjar pankreas menghasilkan enzim tripsin yang berperan dalam mengubah


protein menjadi polipeptida. Lipase berperan dalam memecah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol. Amilase yang berperan dalam memecah amilum menjadi
maltose. SElai itu kelenjar pankreas juga menghasilkan NaCo 3 yang berperan dalam
menetralkan suasana basa pada usus halus.

Kelenjar hati menghasilkan cairan empedu yang mengandung zat warna empedu
(bilirubin), dan garam-garam empedu. Bilirubin ini berfungsi dalam memberi warna
pada feses, sementara garam-garam empedu berfungsi dalam mengemulsikan
lemak.

Pada usus halus ini hanya terjadi proses pencernaan secara kimiawi yang
melibatkan enzim-enzim pencernaan.

Usus Besar
Usus besar merupakan saluran pencernaan yang berperan dalam penyerapan air
dan pembusukan sisa-sisa makanan. Pembusukan makanan dapat dilakukukan
karena di dalam usus besar terdapat bakteri e. coli. Kegiatan bakteri-bakteri ini
dalam mencerna sisa-sisa protein dapat menghasilkan bau busuk yang keluar
dalam bentuk gas dari dubur.
Source: Google Images

Terdapat tiga bagian pada usus besar yaitu:

1. Colon ascendens (usus besar naik)

2. Colon transvesum (Usus besar mendatar),

3. Colon descendens (Usus besar menurun).

8 Mekanisme Pencernaan pada Manusia


loading...
Mekanisme pencernaan pada manusia terdiri dari beberapa tahapan yang
melibatkan beberapa organ pencernaan. Jenis-jenis mekanisme yang dilakukan
adalah pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanis adalah
proses pencernaan yang menggunakan gerakan organ tubuh seperti gigi, gerakan
pada lambung, dan gerakan penyerapan sari-sari makanan pada usus. Sedangkan
pencernaan kimiawi adalah pencernaan yang melibatkan enzim atau zat
kimia seperti ptialin, renin, dan asam klorida. Berikut adalah mekanisme
pencernaan pada manusia. Langsung saja kita simak yang pertama:
Bagian dari: Sistem Pencernaan pada Manusia (Artikel Lengkap)

1. Penghancuran Makanan
Penghancuran makanan dilakukan oleh gigi dan dibantu oleh lidah dan ludah. Gigi
manusia terdiri dari tiga jenis yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham. Gigi seri
bertugas memotong makanan, gigi taring bertugas mengoyak makanan, dan gigi
geraham bertugas untuk menggilas, menghancurkan, melumatkan, dan
menghaluskan makanan. Lidah berfungsi untuk memindah-mindahkan makanan
saat dikunyah dan membantu menelan, selain itu juga berfungsi sebagai pengecap
rasa makanan. Sedangkan ludah berfungsi untuk membantu menghaluskan
makanan hingga menjadi seperti bubur.

2. Pencernaan Kimiawi di Rongga Mulut


Baca juga: Proses Pencernaan Makanan pada Manusia
Selain untuk membasahi makanan, ludah juga berfungsi untuk mencerna makanan
secara kimiawi. Itu karena di ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ini
berfungsi mengubah amilum (karbohidrat) menjadi glukosa (maltosa/gula
sederhana). Namun, kadar amilum yang diubah di dalam rongga mulut hanyalah
sekitar 5% dari total makanan yang dimakan, sisanya akan tertelan dan proses
pencernaan berlanjut di dalam lambung sampai pH lambung turun dibawah 6,8
karena aktivitas asam klorida. Enzim ptialin juga terdapat di dalam pankreas.

3. Proses Menelan
Proses penelanan makanan dimulai dari menelan dengan bantuan lidah. Lidah
sangat berperan dalam proses penelanan makanan. Kemudian makanan akan turun
ke lambung melalui kerongkongan. Di kerongkongan akan terjadi gerak peristaltik
untuk membantu makanan turun ke lambung.
4. Mekanisme Pencernaan di Lambung
Selengkapnya: Proses Pencernaan Kimiawi di Lambung
Di lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim renin, enzim pepsin,
dan asam klorida. Makanan akan dilumatkan oleh gerakan lambung yang sangat
kuat sambil diberikan zat kimia tersebut. Enzim renin berfungsi menggumpalkan
kasein (protein susu), pepsin mengubah protein menjadi pepton, dan asam klorida
berfungsi membunuh bakteri pada makanan dan mengaktifkan pepsin.

5. Mekanisme Pencernaan di Usus 12 Jari


Di usus dua belas jari terjadi proses pencernaan kimiawi dengan bantuan empedu
dan getah pankreas. Empedu berasal dari kantung empedu yang merupakan hasil
perombakan sel darah merah di dalam hati (liver). Fungsi empedu adalah untuk
mengemulsikan lemak (lipid) sehingga mudah untuk dicerna. Getah pankreas
mengandung enzim tripsinogen, amilase, dan lipase. Enzim tripsinogen yang telah
diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase berfungsi untuk mencerna pepton
menjadi asam amino. Enzim amilase berfungsi mengubah amilum menjadi glukosa.
Enzim lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

6. Mekanisme Pencernaan di Usus Halus


Baca juga: Lemak Dicerna Secara Kimiawi di Usus Halus Dengan Cara Apa?
Mekanisme pencernaan pada usus halus berupa pencernaan kimiawi dengan enzim
peptidase dan maltase serta penyerapan sari-sari makanan yang dilakukan oleh vili
pada dinding usus. Enzim peptidase berfungsi mengubah pepton menjadi asam
amino, sedangkan enzim maltase berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.Vili
berjumlah sangat banyak dan terdapat pada dinding dalam usus halus. Sari-sari
makanan yang telah diserap akan dibawa menuju hati (liver) oleh darah melalui
vena porta hepatica.

7. Mekanisme Pencernaan di Usus Besar


Di usus besar terjadi proses pembusukan dan penyerapan air dan garam mineral.
Air akan diserap apabila sisa makanan mengandung banyak air dan air akan
dikeluarkan apabila sisa makanan terlalu padat karena kekurangan air. Pembusukan
makanan dibantu oleh bakteri Escherichia coli (E. coli), hasilnya berupa feses. Pada
usus besar terdapat usus buntu, namun sampai kini belum diketahui fungsinya bagi
manusia.

8. Mekanisme Pembuangan di Rektum dan Anus


Baca juga: 6 Organ Pencernaan Manusia dan Bagian-Bagiannya
Setelah sisa makanan membusuk, maka harus segera dikeluarkan. Sebelum itu,
feses akan disimpan sementara di dalam rektum. Sedangkan anus adalah
penghubung antara bagian luar tubuh dengan rektum. Saat rektum penuh, rektum
akan mengirim impuls (sinyal saraf) ke otak sehingga timbul hasrat ingin buang air
besar. Saat proses buang air besar, rektum akan membantu mendorong feses
dengan gerak peristaltiknya.

You might also like