Professional Documents
Culture Documents
A. DEFINISI GASTRITIS
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga
Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
Revisi hal 749). Gastritis (dyspepsia/penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga
mengakibatkan inflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri
pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.
Gastritis merupakan suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan erosi. Penyakit gastritis sering terjadi pada remaja, orang-orang yang alcoholic ,
karena 3alcohol dapat meningkatkan produksi asam lambung, pengkonsumsi 3alcohol dan
obat-obatan anti inflamasi non steroid.
C. ETIOLOGI
1. Obat-obatan : aspirin, obat anti inflamasi non steroid (AINS)
Obat 3lcohol33 anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan
naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi
prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat obat
tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi
jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat
mengakibatkan gastritis
Aspirin bersifat iritatif terhadap lambung sehingga meningkatkan risiko ulkus
(luka) lambung, perdarahan, hingga perforasi (kebocoran akibat terbentuknya lubang di
dinding lambung), serta menghambat aktivitas trombosit (berfungsi dalam pembekuan
darah) sehingga dapat memicu resiko perdarahan).
2. Alkohol , Kafein, dan Rokok
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi
normal.
Menghindari minuman yang mengandung kafein karena kafein adalah
3lcohol33 sistem saraf pusat yang meningkatkan aktivitaas lambung dan sekrisi pepsin.
Nikotin pada rokok akan mengurangi sekresi bikarbonat 3lcohol3 dan karenanya
menghambat netralisasi asam lambung dalam duodenum. Selain itu nikotin juga
meningkatkan stimulasi parasimpatis, yang menigkatkan aktivitas otot dalam usus dan
dapat menyebabkan mual dan muntah.
3. Mikroorganisme : Helicobaeter pykory ( H. philory ), salmonella.
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di
bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak
sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan
penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman
yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak
kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H.
pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan
penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada
lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis,
sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak.
Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan
racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara
sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker
lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak
mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa
ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan
yang lain tidak.
D. PATOFISIOLOGI
Masa Remaja merupakan masa paling rentan, banyak remaja yang salah memilih
pergaulan sehingga terjerumus dalam pergaulan bebas yang tidak mengindahkan kaidah di
masyarakat, diantaranya tentang minum- minuman beralkohol. Tidak hanya itu, belakangan
ini sedang marak aneka makanan pedas yang dijual dengan tingkatan kepedasan yang
beragam.
Lambung merupakan tempat penyimpanan makanan pada saluran pencernaan. Makanan
yang masuk ke saluran pencernaan yang mengandung zat iritan ( alcohol, nikotin, asam, dan
pedas ) dan endotoksin akan menyebabkan stressor fisis. Dan stressor psikologis akan
menstimulasi saraf simpatis dan parasimpatis. Kedua penyebab yaitu stressor fisis dan
stressor psikologis akan menyebabkan peningkatan enzim lambung ( Hcl dan Gastrin )
kemudian terjadilah akumulasi dan konsentrasi asam meningkat pada lambung.
Akibat dari asam lambung meningkat akan mengiritasi mukosa lambung, maka terjadi
lisis yang akan menimbulkan penyakit gastritis. Manifestasi dari Gastritis secara psikologis
yaitu cemas. Sedangkan manifestasi klinis yaitu nyeri epigastrium, mual, anoreksia, distensi
abdomen dan susah tidur. (Soeparman, dkk, 2002 ).
Terdapat gangguan keseimbangan factor agresif dan factor divensive sehingga terjadi
kerusakan atau kelainan patologi. Dengan adanya iritasi yang terus menerus, jaringan jadi
mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung.
Factor-faktor penyebab iritasi lambung menurut arief Mansjoer, 2001 :
Faktor agresif Faktor defensive
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis Gastritis menurut Price, Sylvia A, 2001, yaitu :
1. Gastritis akut
Dapat bervariasi dari keluhan seperti anoreksia atau mual, sampai gejala yang lebih berat
seperti nyeri epigastrium, muntah, perdarahan dan hematomesis.
2. Gastritis atrofik kronik
Manifestasi klinik pada gastritis ini umumnya bervariasi dan tak jelas seperti perasaan
penuh, anoreksia dan adanya distress epigastrik yang tak nyata.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X.
Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel
(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus
kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop
dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel
(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya
tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek
dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat
tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat
menelan endoskop.
5. Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan asam lambung.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi dari gastritis menurut Mansjoer Arief, et al , 2000:
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas
2. Ulkus
3. Perporasi
4. Anemia kerena gangguan absorbsi vitamin B12
H. PENGOBATAN
Gastritis Akut menurut Price, Sylvia A, 2001, yaitu :
1. Pemberian obat-obat anti muntah dalam membantu menghilangkan gejala mual dan
muntah.
2. Jika muntah terus menerus perlu dilakukan pemantauan terhadap pemenuhan cairan dan
elektrolit dengan memberikan 3lcoho intravena.
3. Mengatasi penyebab apabila diketahui.
4. Pemberian obat-obat H2 blocking (seperti ranitidine). Berguna mengurangi asam
lambung.
5. Istirahat fisik dan psikis serta makan lunak selama masa timbulnya penyakit.
Gastritis kronis menurut Soeparman, dkk, 2001, yaitu :
1. Pengobatan biasanya tergantung pada penyebab kelainan yang dicurigai, yang
keluhannya dapat dihubungkan dengan Gastritis kronis.
2. Pemberian vitamin B12.
Iritasi lambung yang mengakibatkan sel di lambung tidak bekerja dengan baik
sehingga sel ini berhenti memproduksi zat yang mampu menyerap vitamin b12
3. Jika penyebabnya ditemukan misalnya refluks usus lambung, sebaiknya dilakukan
koreksi.
I. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa
proton, ankikolinergik dan 3lcohol (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat
tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
2. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa 3lcohol, antagonis H2
atau inhibitor pompa proton.
J. PENCEGAHAN
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya kembali serangan
Gastritis baik akut maupun kronis, menurut Long C, Barbara, 2002, yaitu :
1. Usahakan makan secara teratur. Pada usia remaja, kesulitan mengontrol pola makan
sering terjadi, karena padatnya aktifitas remaja sering mengabaikan pola makan.
2. Hindari makanan yang merangsang seperti asam, pedas, maupun makanan yang terlalu
manis. Akhir-akhir ini sedang 3lcohol di kalangan remaja aneka makanan pedas, bahkan
dalam penyajiannya dalam variasi tingkatan kepedasan. Hal ini dapat menjadi penyebab
gastritis.
3. Hindari buah-buahan seperti durian, nenas, dan nangka.
4. Hindari makanan ketan.
5. Hindari sayuran yang rendah serat dan mengandung banyak gas seperti kol.
6. Hindari minuman alkohol dan merokok. Penggunaan 3lcohol dapat mengiritasi dan
mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan
pendarahan. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung
lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung,
sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya
kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi
perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu
untuk berhenti merokok.
7. Kurangi mengkonsumsi kopi dan teh
8. Tetap lakukan makanan dengan porsi kecil tapi sering (tiap 2 atau 3 jam) dengan makan
roti atau makanan lainnya.
TREND dan ISSUE
Seorang An Y laki-laki remaja kelas 3 SMA dibawa oleh gurunya ke UGD dengan
keluhan mual disertai muntah, merasa pusing dan mengeluh nyeri pada bagian perutnya. An Y
mengatakan jarang sekali sarapan pagi dan hari ini akan ada ujian olahraga. Apabila sarapan pagi
perutnya selalu merasatidak nyaman. An Y lebih seringminum kopi di pagi hari dan makan
ketika lapar. Keluhan nyeri diperut sering dirasakan beberapa hari ini dengan skala nyeri yaitu 6,
nyeri terasa cenut-cenut. An Y mengatakan untuk mengobati nyerinya biasanya minum yang
manis, akan tetapi pagi ini makan dan minum apa saja akan dimuntahkan kembali karena rasa
mual dan perih diperutnya sehingga berat badannya turun 3 kg. hasil pemeriksaan di dapatkan
TD: 100/90 Mmhg N:75x/menit S: 38oC RR: 22x/menit. Turgor kulit menurun dan badan terasa
lemas.
A Pengkajian
No register : 108112050
DiagnosaMedis : Gastritis
1 IndentitasKlien
Nama :An. Y
Jeniskelamin : laki-laki
Usia : 17 tahun
Pendidikanterakhir :SMA
Pekerjaan : Pelajar
Suku :Negro
Agama :Islam
PenanggungjawabKlien
Nama : Ny. A
Pekerjaan : Iburumahtangga
Hubungandenganklien : Ibu
2 RiwayatKesehatan
a Keluhanutama : Nyeri pada bagian abdomen
b Riwayatpenyakitsekarang : mual muntah, pusing,lemas
P: Agen cidera fisik
Q: Nyeri terasa cenut
R: di bagian abdomen
S: 6
T: sehabis makan
c Riwayatpenyakitdahulu : Tidakada
d Riwayatpenyakitkeluarga : Tidakada
3 PemeriksaanFisik
Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital
TekananDarah (mmHg) 100/90 mmHg
Hate rate 75 x/menit
Respiratory rate 22 x/menit
Suhu (oC) 38oC
B Analisa Data
C PrioritasMasalah
No DiagnosaKeperawatan
1 Nyeriakut b.d Agenciderafisik
2 Kekurangan volume cairan b.d Kehilangan volume
cairan secara aktif
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
3 3 Setelah dilakukan tindakan NUTRITIONAL
keperawatan selama ..x24 MANAGEMENT
jam, diharapkan klien (Manajemen Nutrisi)
dapat terpenuhi kebutuhan - Yakinkan diet
nutrisinya. yang dimakan
Kriteria hasil : mengandung
Nutritional Status tinggi serat untuk
Indikator IR ER mencegah
Intake zat gizi 4 5 konstipasi
(nutrien) - Ajarkan pasien
Intake 4 5 bagaimana
makanan dan membuat catatan
cairan makanan harian
Energy 5 5 - Berikan informasi
Masa tubuh 5 5
Berat tubuh 4 5 tentang kebutuhan
nutrisi
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
Catatan keperawatan
Catatan Perkembangan
Planning :
Pasien : anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup
Perawat : kaji nyeri secara komprehensif, monitor
tanda-tanda vital, kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik
2 2 S = klien mengatakan ketika minum jus tidak
dimuntahkan lagi
O = kulit klien terlihat segar
A = masalah teratasi
Fluid Balance
Indikator IR ER
Tekanan darah 3 5
dalam batas
yang
diharapkan
Intake dan 3 4
output 24 jam
seimbang
Hidrasi kulit 5 5
Membrane 5 5
mukosa
lembab
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
Planning :
Pasien : anjurkan klien untuk minum jus 2x sehari
Perawat : ingatkan pasien untuk minum jus
3 3 S = klien mengatakan nafsu makan sedikit
bertambah
O = berat badan klien naik 1 kg
A = masalah teratasi
Nutritional Status
Indikator IR ER
Intake zat gizi 4 5
(nutrien)
Intake 4 5
makanan dan
cairan
Energy 5 5
Masa tubuh 5 5
Berat tubuh 4 5
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
Planning :
Pasien : anjurkan untuk makan makanan yang
bergizi
Perawat : monitor makanan klien