You are on page 1of 19

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI GASTRITIS
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga
Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
Revisi hal 749). Gastritis (dyspepsia/penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga
mengakibatkan inflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri
pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.
Gastritis merupakan suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan erosi. Penyakit gastritis sering terjadi pada remaja, orang-orang yang alcoholic ,
karena 3alcohol dapat meningkatkan produksi asam lambung, pengkonsumsi 3alcohol dan
obat-obatan anti inflamasi non steroid.

B. JENIS PENYAKIT GASTRITIS


1. Gastritis Akut
Gatritis Akut (inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan oleh
kesalahan diit, mis. Makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu
banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin,
refluks empedu atau terapi radiasi. Gastritis dapat juga menjadi tanda pertama infeksi
sistemik akut. Bentuk gastritis akut yang lebih parah disebabkan oleh asam kuat atau
alkali yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangrene atau perforasi.
2. Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang berkepanjangan yang disebabkan oleh ulkus lambung
jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat
dengan asam lambung yang pekat. Gastritis kronis diklasifikasikan sebagai tipe A atau
tipe B. Tipe A berkaitan dengan penyakit autoimunmis., anemia pernisiosa. Tipe A ini
terjadi pada fundus atau korpus lambung. Tipe B (H. pylori) mengenai antrum dan
pylorus. Berkaitan dengan H.pylori. factor diit sepert iminum panas, bumbu penyedap,
penggunaan obat, alcohol, merokok, atau refluksisi usus ke dalam lambung.

C. ETIOLOGI
1. Obat-obatan : aspirin, obat anti inflamasi non steroid (AINS)
Obat 3lcohol33 anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan
naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi
prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat obat
tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi
jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat
mengakibatkan gastritis
Aspirin bersifat iritatif terhadap lambung sehingga meningkatkan risiko ulkus
(luka) lambung, perdarahan, hingga perforasi (kebocoran akibat terbentuknya lubang di
dinding lambung), serta menghambat aktivitas trombosit (berfungsi dalam pembekuan
darah) sehingga dapat memicu resiko perdarahan).
2. Alkohol , Kafein, dan Rokok
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan
membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi
normal.
Menghindari minuman yang mengandung kafein karena kafein adalah
3lcohol33 sistem saraf pusat yang meningkatkan aktivitaas lambung dan sekrisi pepsin.
Nikotin pada rokok akan mengurangi sekresi bikarbonat 3lcohol3 dan karenanya
menghambat netralisasi asam lambung dalam duodenum. Selain itu nikotin juga
meningkatkan stimulasi parasimpatis, yang menigkatkan aktivitas otot dalam usus dan
dapat menyebabkan mual dan muntah.
3. Mikroorganisme : Helicobaeter pykory ( H. philory ), salmonella.
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di
bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak
sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan
penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman
yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak
kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H.
pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan
penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada
lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis,
sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak.
Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan
racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara
sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker
lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak
mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa
ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan
yang lain tidak.
D. PATOFISIOLOGI
Masa Remaja merupakan masa paling rentan, banyak remaja yang salah memilih
pergaulan sehingga terjerumus dalam pergaulan bebas yang tidak mengindahkan kaidah di
masyarakat, diantaranya tentang minum- minuman beralkohol. Tidak hanya itu, belakangan
ini sedang marak aneka makanan pedas yang dijual dengan tingkatan kepedasan yang
beragam.
Lambung merupakan tempat penyimpanan makanan pada saluran pencernaan. Makanan
yang masuk ke saluran pencernaan yang mengandung zat iritan ( alcohol, nikotin, asam, dan
pedas ) dan endotoksin akan menyebabkan stressor fisis. Dan stressor psikologis akan
menstimulasi saraf simpatis dan parasimpatis. Kedua penyebab yaitu stressor fisis dan
stressor psikologis akan menyebabkan peningkatan enzim lambung ( Hcl dan Gastrin )
kemudian terjadilah akumulasi dan konsentrasi asam meningkat pada lambung.
Akibat dari asam lambung meningkat akan mengiritasi mukosa lambung, maka terjadi
lisis yang akan menimbulkan penyakit gastritis. Manifestasi dari Gastritis secara psikologis
yaitu cemas. Sedangkan manifestasi klinis yaitu nyeri epigastrium, mual, anoreksia, distensi
abdomen dan susah tidur. (Soeparman, dkk, 2002 ).
Terdapat gangguan keseimbangan factor agresif dan factor divensive sehingga terjadi
kerusakan atau kelainan patologi. Dengan adanya iritasi yang terus menerus, jaringan jadi
mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung.
Factor-faktor penyebab iritasi lambung menurut arief Mansjoer, 2001 :
Faktor agresif Faktor defensive

Asam lambung Mukus


Pepsin Bikarbonas mukosa
AINSD Prostaglandin mikrosirkulasi
Empedu
Infeksi virus
Infeksi bakteri ; H. pylori
Bahan korosif; asam dan basa

E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis Gastritis menurut Price, Sylvia A, 2001, yaitu :
1. Gastritis akut
Dapat bervariasi dari keluhan seperti anoreksia atau mual, sampai gejala yang lebih berat
seperti nyeri epigastrium, muntah, perdarahan dan hematomesis.
2. Gastritis atrofik kronik
Manifestasi klinik pada gastritis ini umumnya bervariasi dan tak jelas seperti perasaan
penuh, anoreksia dan adanya distress epigastrik yang tak nyata.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya 3lcohol3 H.


pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak
dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa
pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia,
yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis. Nilai haemoglobin dan
hematokrit untuk menentukan adanya anemia akibat perdarahan.
2. Kadar serum gastrin rendah atau normal, atau meninggi pada gastritis kronik yang berat.
3. Pemeriksaan rontgen dengan sinar X barium untuk melihat kelainan mukosa lambung.
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen.
Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.

4. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X.
Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel
(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus
kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop
dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel
(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya
tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek
dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat
tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat
menelan endoskop.
5. Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan asam lambung.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi dari gastritis menurut Mansjoer Arief, et al , 2000:
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas
2. Ulkus
3. Perporasi
4. Anemia kerena gangguan absorbsi vitamin B12

H. PENGOBATAN
Gastritis Akut menurut Price, Sylvia A, 2001, yaitu :
1. Pemberian obat-obat anti muntah dalam membantu menghilangkan gejala mual dan
muntah.
2. Jika muntah terus menerus perlu dilakukan pemantauan terhadap pemenuhan cairan dan
elektrolit dengan memberikan 3lcoho intravena.
3. Mengatasi penyebab apabila diketahui.
4. Pemberian obat-obat H2 blocking (seperti ranitidine). Berguna mengurangi asam
lambung.
5. Istirahat fisik dan psikis serta makan lunak selama masa timbulnya penyakit.
Gastritis kronis menurut Soeparman, dkk, 2001, yaitu :
1. Pengobatan biasanya tergantung pada penyebab kelainan yang dicurigai, yang
keluhannya dapat dihubungkan dengan Gastritis kronis.
2. Pemberian vitamin B12.
Iritasi lambung yang mengakibatkan sel di lambung tidak bekerja dengan baik
sehingga sel ini berhenti memproduksi zat yang mampu menyerap vitamin b12
3. Jika penyebabnya ditemukan misalnya refluks usus lambung, sebaiknya dilakukan
koreksi.
I. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa
proton, ankikolinergik dan 3lcohol (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat
tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
2. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa 3lcohol, antagonis H2
atau inhibitor pompa proton.
J. PENCEGAHAN
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya kembali serangan
Gastritis baik akut maupun kronis, menurut Long C, Barbara, 2002, yaitu :
1. Usahakan makan secara teratur. Pada usia remaja, kesulitan mengontrol pola makan
sering terjadi, karena padatnya aktifitas remaja sering mengabaikan pola makan.
2. Hindari makanan yang merangsang seperti asam, pedas, maupun makanan yang terlalu
manis. Akhir-akhir ini sedang 3lcohol di kalangan remaja aneka makanan pedas, bahkan
dalam penyajiannya dalam variasi tingkatan kepedasan. Hal ini dapat menjadi penyebab
gastritis.
3. Hindari buah-buahan seperti durian, nenas, dan nangka.
4. Hindari makanan ketan.
5. Hindari sayuran yang rendah serat dan mengandung banyak gas seperti kol.
6. Hindari minuman alkohol dan merokok. Penggunaan 3lcohol dapat mengiritasi dan
mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan
pendarahan. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung
lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung,
sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya
kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi
perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu
untuk berhenti merokok.
7. Kurangi mengkonsumsi kopi dan teh
8. Tetap lakukan makanan dengan porsi kecil tapi sering (tiap 2 atau 3 jam) dengan makan
roti atau makanan lainnya.
TREND dan ISSUE

A. Penanganan Maag dalam Keluarga


1. Pada banyak keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit maag, mereka
akan memberikan air perasan jeruk nipis murni untuk mengobati maag tepat saat bangun
tidur di pagi hari saat keadaan perut kosong.
2. Di banyak keluarga pula, mereka melarang anggota keluarga yang menderita maag untuk
makan pedas, minum kopi dan memakan makan-makanan yang tinggi asam.
3. Ada pula yang menganjurkan anggota keluarga yang mengalami maag untuk rajin
memakan camilan untuk menghindari kambuhnya maag.
4. Selain itu keluarga juga menyarankan bagi anggota keluarga yang terkena maag untuk
makan secara teratur.
5. Banyak keluarga juga menyarankan kepada anggota keluarga yang terkena maag untuk
sering makan dalam porsi yang kecil demi tidak kambuhnya penyakit maag.
B. Mitos dan fakta seputar maag
1. Mitos: Sakit maag disebabkan karena kesalahan diri sendiri
Fakta: Banyak penderita sakit maag yakin kalau mereka sendirilah penyebab nyeri
lambung yang mereka derita. Memang gaya hidup dan pengaruh makanan-minuman
dapat memperburuk gejala maag, tapi walaupun telah merubah gaya hidup mereka,
beberapa orang tetap saja menderita penyakit yang satu ini. Sakit maag merupakan
kondisi medis dengan penyebab biologis yang riil. Seorang penderita sakit maag tak
harus menyalahkan diri-sendiri jika serangan sakit itu datang, atau merasa malu. Bisa-
bisa karena Anda menyalahkan diri sendiri, Anda stres. Padahal seperti yang telah
diketahui sebelumnya stres merupakan salah satu penyebab penyakit maag.
2. Jeruk dan penyakit maag
Fakta : Meskipun terasa asam, air jeruk nipis sama sekali tidak membuat lambung perih.
Selain menyegarkan, jeruk nipis juga mengandung khasiat. Rasa asam buah ini bersifat
basa di dalam lambung dan akan membantu menetralisir asam lambung. Jadi sama sekali
tidak menyebabkan penyakit maag kambuh. Rasa asam jeruk nipis berbeda dengan rasa
asam buatan yang menyebabkan sakit perut, terutama jika diminum dalam keadaan perut
kosong. Dengan sifat dasarnya yang basa, jeruk nipis dapat membantu penyeimbangan
pH di dalam sistem tubuh. Bukan itu saja, jeruk nipis juga mengaktifkan liver dalam
prses detoksifikasi atau pembuangan racun dalam tubuh.
3. Mitos : Jangan Makan yoghurt karena rasa asamnya akan menimbulkan gejala maag.
Fakta : Yoghurt masih aman bagi mereka yang menderita maag. Rasa asam yoghurt tidak
akan merangsang produksi berlebihan asam lambung dan meningkatkan iritasi pada
lambung. Dalam literature dikatakan bahwa salah satu manfaat yoghurt adalah justru
mengobati sakit maag, menyembuhkan luka pada dinding lambung. Para peneliti
melaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition ahwa mengkonsumsi yoghurt
yang mengandung bakteri menguntunngkan, lactobacillus dan bifidobacterium, secara
signifikan dapat menurunkan jumlah Helicobacter Pylori
4. Mitos: Sakit maag itu urusan kecil. Banyak Keluarga yang menganggap sakit maag
adalah urusan sepele.
Fakta: Sakit maag memang penyakit umum, tetapi ini bukan urusan kecil. Sakit maag
yang terlalu sering kambuh dapat berdampak pada produktivitas, aktivitas harian dan
kualitas hidup bagi orang yang mengalaminya. Sakit maag yang persisten dapat
menyebabkan gejala dari kondisi yang lebih kronis, yaitu GERD, yang jika tak diobati
dapat menyebabkan berbagai masalah serius seperti borok di kerongkongan, asma, batuk
kronis dan kanker esofagus.
5. Mitos: Antasida bukan obat
Fakta: Beberapa orang yakin bahwa antasida yang dijual bebas di pasaran bukanlah obat
yang sesungguhnya. Faktanya, antasida tetaplah obat. Anda harus tetap membaca
petunjuk pemakaian. Jika digunakan sebagaimana mestinya, antasida ini efektif
meredakan sakit maag. Namun jika Anda tengah mengonsumsi obat-obatan, pastikan
dokter Anda mengetahuinya, karena antasida dapat berinteraksi jika dipakai bersama obat
lain.
6. Mitos : Pederita Magg tidak boleh berpuasa
Fakta : Tidak semua gangguan maag menjadi halangan untuk berpuasa, tergantung jenis
dan parahnya penyakit. Ada 2 jenis penyakit ini, yaitu maag fungsional dan maag
organic. Pada maag fungsional, lambung dan usus 12 jari dalam keadaan normal tetapi
fungsinya terganggu . Maag fungsional ini berhubungan erat dengan faktor psikis.
Sedangkan pada maag organic terjadi kelainan anatomis, seperti luka pada lambung atau
usus 12 jari.
7. Mitos : Minum susu bisa membuat maag kambuh
Fakta : Ada penderita maag yang mengeluh maag-nya kambuh detelah minum susu,
sementara ada yang tidak merasakan apa-apa. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
susu tinggi lemak maupun tinggi kalsium akan membuat penyakit maag kambuh. Hal ini
masih menjadi prdebatan. Sebenarnya, penderita maag boleh minnum susu apa saja.
Namun sebelum mengkonsumsi susu sebaiknya minum air putih terlebih dahulu.
Beberapa penneliti menganjurkan susu kedelai yangmengandung tinggi isoflavon bagi
untuk penderita maag. Seorang peneliti jepang bernama Nagata dalam penelitiannya
menjelaskkan bahwa salah satu fungsi isoflavon bagi tubuh adalah mengurangi gejala
maag. Isoflavon dalam kadar tinggi dapat memperbaiki lapisan lambung yang mengalami
iritasi, sehingga fungsi lapisan lambung dapat kembali membaik dan sistem imun dalam
lambung meningkat.
8. Mitos: Harus hidup dengan maag
Fakta: Beberapa orang tidak percaya bahwa sakit maag bisa dicegah, namun beberapa
obat yang dijual bebas sesungguhnya dapat mencegah terjadinya sakit maag, karena obat
tersebut dapat meringankan gejala-gejala sakit maag. H2 blockers misalnya, dapat
mengurangi asam hingga 12 jam. Proton pump inhibitors (PPIs), lebih efektif
menghambat produksi asam dan secara efektif mengobati gejala sakit maag untuk 24 jam
9. Mitos: Jika saya mengkonsumsi obat untuk menekan asam, makanan tak bisa dicerna
Fakta: Tubuh memproduksi asam untuk membantu memecah makanan di lambung dan
membunuh bakteri berbahaya. Asam bekerjasama dengan substansi lain di lambung
(enzim) untuk memecah makanan. Jadi meski Anda konsumsi obat pernghambat produksi
asam, namun asam lambung tetap diproduksi dalam jumlah cukup agar pencernaan
makanan tetap berlangsung.
KASUS 2 GASTRITIS

Seorang An Y laki-laki remaja kelas 3 SMA dibawa oleh gurunya ke UGD dengan
keluhan mual disertai muntah, merasa pusing dan mengeluh nyeri pada bagian perutnya. An Y
mengatakan jarang sekali sarapan pagi dan hari ini akan ada ujian olahraga. Apabila sarapan pagi
perutnya selalu merasatidak nyaman. An Y lebih seringminum kopi di pagi hari dan makan
ketika lapar. Keluhan nyeri diperut sering dirasakan beberapa hari ini dengan skala nyeri yaitu 6,
nyeri terasa cenut-cenut. An Y mengatakan untuk mengobati nyerinya biasanya minum yang
manis, akan tetapi pagi ini makan dan minum apa saja akan dimuntahkan kembali karena rasa
mual dan perih diperutnya sehingga berat badannya turun 3 kg. hasil pemeriksaan di dapatkan
TD: 100/90 Mmhg N:75x/menit S: 38oC RR: 22x/menit. Turgor kulit menurun dan badan terasa
lemas.

A Pengkajian

Tanggalmasuk : 30 April 2014 pukul 09.00 WIB

Tanggalpengkajian : 30 April 2014

No register : 108112050

DiagnosaMedis : Gastritis

1 IndentitasKlien

Nama :An. Y

Jeniskelamin : laki-laki

Usia : 17 tahun
Pendidikanterakhir :SMA

Pekerjaan : Pelajar

Status pernikahan : BelumMenikah

Suku :Negro

Agama :Islam

Alamat : jlcinta no 27 Rt 05 RW 04 Perumahan NAGA HITAM

PenanggungjawabKlien

Nama : Ny. A

Pekerjaan : Iburumahtangga

Alamat : jlcinta no 27 Rt 05 RW 04 Perumahan NAGA HITAM

Hubungandenganklien : Ibu

2 RiwayatKesehatan
a Keluhanutama : Nyeri pada bagian abdomen
b Riwayatpenyakitsekarang : mual muntah, pusing,lemas
P: Agen cidera fisik
Q: Nyeri terasa cenut
R: di bagian abdomen
S: 6
T: sehabis makan
c Riwayatpenyakitdahulu : Tidakada
d Riwayatpenyakitkeluarga : Tidakada
3 PemeriksaanFisik

Tanda-tanda vital

Tanda-tanda vital
TekananDarah (mmHg) 100/90 mmHg
Hate rate 75 x/menit
Respiratory rate 22 x/menit
Suhu (oC) 38oC

B Analisa Data

No Tanggal/Jam Data Fokus Problem Etiologi TTD


1. 30 April DS = - pasien Nyeriakut Agenciderafisik
2014 mengatakan nyeri pada
09.30 bagian abdomen
P: Agen cidera fisik
Q: Nyeri terasa cenut
R: di bagian abdomen
S: 6
T: sehabis makan
DO = Td: 100/90
mmhg
N :75 x/Menit
R: 22 x/menit
S : 38oC
2 30 April DS = - pasien Kekurangan Kehilangan
2014 mengatakan mual dan volume cairan volume cairan
09.30 muntah secara aktif
DO : - Turgor kulit
menurun

3 30 April DS : pasien Ketidakseimban Ketidakmampua


2014 mengatakan jarang gan nutrisi n untuk
09.30 sarapan kurang dari mengabsorpsi
DO : berat badan turun kebutuhan tubuh nutrien
3 kg

C PrioritasMasalah

No DiagnosaKeperawatan
1 Nyeriakut b.d Agenciderafisik
2 Kekurangan volume cairan b.d Kehilangan volume
cairan secara aktif

3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh b.d Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi
nutrien

Rencana Asuhan Keperawatan

No Tanggal No. NOC NIC TTD


Dx
1 1 Setelah dilakukan tindakan PAIN MANAGEMENT
keperawatan selama ..x24 (Manajemen Nyeri)
jam, diharapkan nyeri - Lakukan pengkajian
teratasi. nyeri secara
Kriteria hasil : komprehensif
Pain level termasuk lokasi,
Indikator karakteristik, durasi,
Melaporkan adanya frekuensi, kualitas
nyeri dan faktor presipitasi
Skala nyeri - Berikan analgetik
Posisi tubuh proktektif
Ketegangan otot untuk mengurangi
Perubahan vital sign nyeri
Kurangnya istirahat - Ajarkan teknik non
farmalogi
Keterangan : - Tingkatkan istirahat
1. Kuat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
2 2 Setelah dilakukan tindakan FLUID MANAGEMENT
keperawatan selama ..x24 - Monitor vital sign
- Dorong keluarga
jam, diharapkan
untuk menbantu
keseimbangan cairan klien
pasien makan
terpenuhi.
- Tawarkan snack (jus
Kriteria hasil :
buah, buah segar)
Fluid Balance
Indikator IR ER
Tekanan darah 3 5
dalam batas
yang
diharapkan
Intake dan 3 4
output 24 jam
seimbang
Hidrasi kulit 5 5
Membrane 5 5
mukosa
lembab

Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
3 3 Setelah dilakukan tindakan NUTRITIONAL
keperawatan selama ..x24 MANAGEMENT
jam, diharapkan klien (Manajemen Nutrisi)
dapat terpenuhi kebutuhan - Yakinkan diet
nutrisinya. yang dimakan
Kriteria hasil : mengandung
Nutritional Status tinggi serat untuk
Indikator IR ER mencegah
Intake zat gizi 4 5 konstipasi
(nutrien) - Ajarkan pasien
Intake 4 5 bagaimana
makanan dan membuat catatan
cairan makanan harian
Energy 5 5 - Berikan informasi
Masa tubuh 5 5
Berat tubuh 4 5 tentang kebutuhan
nutrisi
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

Catatan keperawatan

No Tanggal/pukul No Implementasi Evaluasi Formatif TTD


.
Dx
1 30 April 2014 1 Melakukan pengkajian S = klien mengatakan nyeri
20.05 nyeri secara pada abdomen, nyeri terasa
komprehensif cenut cenut, skala 6
P : agen cidera fisik
Q : nyeri cenut-cenut
R : abdomen
S : skala 6
T : sehabis makan

O = klien terlihat menahan


nyeri
2 30 April 2014 1 Berkolaborasi dengan S = -
20.20 dokter dalam O = obat dimasukan lewat
pemberian obat oral
analgetik
3 30 April 2014 2 Monitoring vital sign S = -
21.00 sebelum/sesudah O = TD : 100/90 mmHg
latihan dan melihat N : 75x/menit
respon pasien saat R : 22x/menit
latihan T : 38 oC
4 3 Menganjurkan diet S = kien mengatakan bersedia
yang dimakan O = klien memperhatikan
anjuran tersebut
mengandung tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
5 1 Mengajarkan teknik S = -
non farmalogi O = klien terlihat sedikit
tenang

6 2 memotivasi keluarga S = keluarga klien


untuk menbantu pasien mengatakan bersedia
O = keluarga klien terlihat
makan
menyuapi klien

7 3 Mengajarkan pasien S = kien mengatakan bersedia


bagaimana membuat O = klien terlihat menerima
anjuran perawat
catatan makanan harian

8 2 Menawarkan snack S = klien mengatakan sudah


(jus buah, buah segar) minum jus
O = kulit klien terlihat segar
9 1 Meningkatkan istirahat S = -
O = klien terlihat tidur
10 3 Memerikan informasi S = -
tentang kebutuhan O = klien terlihat paham
nutrisi

Catatan Perkembangan

No Tanggal/Pukul No. Evaluasi Sumatif TTD


Dx
1 1 S = klien mengatakan masih terasa nyeri pada
abdomen, skala 5, nyeri terasa cenut-cenut
P : agen cidera fisik
Q : nyeri cenut-cenut
R : abdomen
S : skala 5
T : sehabis makan

O = klien terlihat sedikit menahan nyeri


A = masalah belum teratasi
Pain Level
Indikator I E
R R
Melaporkan adanya nyeri 2 4
Skala nyeri 3 4
Posisi tubuh proktektif 3 4
Ketegangan otot 3 4
Perubahan vital sign 4 5
Kurangnya istirahat 4 5
Keterangan :
1. Kuat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

Planning :
Pasien : anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup
Perawat : kaji nyeri secara komprehensif, monitor
tanda-tanda vital, kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik
2 2 S = klien mengatakan ketika minum jus tidak
dimuntahkan lagi
O = kulit klien terlihat segar
A = masalah teratasi
Fluid Balance
Indikator IR ER
Tekanan darah 3 5
dalam batas
yang
diharapkan
Intake dan 3 4
output 24 jam
seimbang
Hidrasi kulit 5 5
Membrane 5 5
mukosa
lembab
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

Planning :
Pasien : anjurkan klien untuk minum jus 2x sehari
Perawat : ingatkan pasien untuk minum jus
3 3 S = klien mengatakan nafsu makan sedikit
bertambah
O = berat badan klien naik 1 kg
A = masalah teratasi
Nutritional Status
Indikator IR ER
Intake zat gizi 4 5
(nutrien)
Intake 4 5
makanan dan
cairan
Energy 5 5
Masa tubuh 5 5
Berat tubuh 4 5

Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

Planning :
Pasien : anjurkan untuk makan makanan yang
bergizi
Perawat : monitor makanan klien

You might also like