You are on page 1of 5

Baginda Echasio

151 13 007
baginda.echasio@gmail.com

Kata hidrografi merupakan serapan dari bahasa Inggris hydrography. Secara


etimologis, hydrography ditemukan dari kata sifat dalam bahasa Prancis abad
pertengahan. hydrographique sebagai kata yang berhubungan dengan sifat dan
pengukuran badan air, misalnya kedalaman dan arus (Merriam-Webster Online, 2004).
Hingga sekitar akhir 1980- an, kegiatan hidrografi utamanya didominasi oleh survey
dan pemetaan laut untuk pembuatan peta navigasi laut (nautical chart) dan survey
untuk eksplorasi minyak dan gas bumi (Ingham, 1975). Peta navigasi laut memuat
informasi penting yang diperlukan untuk menjamin keselamatan pelayaran, seperti
kedalaman perairan, rambu-rambu navigasi, garis pantai, alur pelayaran, bahaya-
bahaya pelayaran dan sebagainya. Selain itu, kegiatan hidrografi juga didominasi oleh
penentuan posisi dan kedalaman di laut lepas yang mendukung eksplorasi dan
eksploitasi minyak dan gas bumi.

Gambar 1. Konfigurasi Survei Hidrografi

1.1. Penentuan Posisi Titik Fix Perum


Untuk penentuan posisi titik fix perum dapat menggunakan kombinasi LOP (Line
Of Position, LOP adalah likasi atau keberadaan ) titik-titik dari suatu pengamat yang
memiliki satu besaran pengamatan tetap (dari titik referensi yang telah ditentukan
posisinya) yang dapat berupa; arah, jarak, sudut atau beda jarak). Prinsip dasar yang
digunakan pada kombinasi LOP garis-garis sama dengan interseksi atau pengikatan
kemuka pada ilmu ukur tanah. Metode ikatan kemuka yang diterapkan dalam
penentuan posisi ini mengacu pada titik di darat yang telah diketahui koordinatnya.
Baginda Echasio
151 13 007
baginda.echasio@gmail.com

1.2. Pengukuran Detil Situasi dan Garis Pantai


Detil situasi yang dimaksud disini adalah unsur-unsur yang terdapat di sepanjang
pantai, yang sering kali ikut tergambarkan pada peta-peta laut. Unyuk keperluan
pelayaran, detil situasi dibutuhkan oleh pelaut untuk melakukan navigasi secara visual.
Artinya, detil tersebut dibutuhkan oleh pelaut untuk membantunya dalam penentuan
posisi kapal. Seberapa jauh detil yang harus diukur untuk keperluan pembuatan peta
laut sangat tergantung dari tujuan pembuatan peta lautnya. Semakin besar skala peta
yang akan dibuat, akan semakin rapat detil situasi yang harus diukur.
Garis Pantai
Garis pantai merupakan garis pertemuan antara pantai (daratan) dan air (laut).
Walaupun secara periodik permukaan air laut selalu berubah, suatu tinggi muka
air tertentu yang tetap harus dipilih untuk menjelaskan fisik garis pantai. Pada
peta laut biasanya digunakan garis air tinggi (high water line) sebagai garis pantai.
Sedangkan untuk acuan kedalaman biasanya digunakan garis air rendah (low
water line).
Pengukuran Detil Situasi dan Garis Pantai
Pengukuran detil situasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data detil pada
permukaan bumi (unsur alam maupun buatan manusia) yang diperlukan bagi
pelaksanaan pemetaan situasi yang bertujuan memberikan gambaran situasi secara
lengkap pada suatu daerah di sepanjang pantai dengan skala tertentu untuk
berbagai keperluan. Sedangkan pengukuran garis pantai dimaksudkan untuk
memperoleh garis pemisah antara daratan (permukaan bumi yang tidak tergenang)
dan lautan (permukaan bumi yang tergenang). Pada dasarnya pengukuran detil
situasi dan garis pantai juga merupakan kegiatan penentuan posisi titik-titik detil
sepanjang topografi pantai dan teknik-teknik yang terletak pada garis pantai.
Salah satu metode untuk melakukan pengukuran garis pantai dapat digunakan
metode tachimetri. Metode tachimetri merupakan metode yang paling sering
digunakan untuk pemetaan daerah yang luas dengan detil yang tidak beraturan.
Untuk melakukan pengukuran titik detil tersebut diperlukan suatu kerangka dasar.
Kerangka dasar merupakan titik yang diketahui koordinatnya dalam sistem
tertentu yang mempunyai fungsi sebagai pengikat dan pengontrol ukuran baru.
Mengingat fungsinya, titik-titk kerangka dasar harus ditempatkan menyebar
merata diseluruh daerah yang akan dipetakkan dengan kerapatan tertentu.
Terdapat dua macam titik kerangka dasar, yaitu kerangka dasar horisontal dan
kerangka dasar vertikal. Dengan adanya titik- titik kerangka dasar maka koordinat
titi detil untuk pengukuran garis pantai dapat dihitung dengan sistem koordinat
Baginda Echasio
151 13 007
baginda.echasio@gmail.com

yang sama dengan kerangka dasar tersebut.

1.3. Pengukuran Beda Tinggi (levelling)


Kerangka kontrol vertikal merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketahui
atau ditentukan posisi vertikalnya terhadap sebuah datum ketinggian. Datum
ketinggian ini dapat berupa ketinggian muka air laut rata-rata (mean sea level - MSL)
atau ditentukan lokal.
Tinggi adalah perbedaan vertikal atau jarak tegak dari suatu bidang referensi
yang telah ditentukan terhadap suatu titik sepanjang garis vertikalnya. Untuk
mendapatkan tingi suatu titik perlu dilakukan pengukuran beda tinggi antara suatu
titik terhadap titik yang telah diketahui tingginya dengan mempergunakan alat sipat
datar.
Pengukuran kerangka kontrol vertikal bertujuan untuk menentukan tinggi titik-
titik yang dicari (koordinat vertikal) terhadap bidang referensi.

1.4. Global Positining System (GPS)


GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan
satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu milik
Departemen Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika Serikat yang pertama kali
diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit.
Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberinama GPS
reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi
di ubah menjadi titik yang dikenal dengan nama Way-point nantinya akan berupa
titik-titik koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi
kemudian di layar pada peta elektronik.
Sejak tahun 1980, layanan GPS yang dulunya hanya untuk leperluan militer
mulai terbuka untuk publik. Uniknya, walau satelit-satelit tersebut berharga ratusan
juta dolar, namun setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis. Satelit-satelit
ini mengorbit pada ketinggian sekitar 12.000 mil dari permukaan bumi. Posisi ini
sangat ideal karena satelit dapat menjangkau area coverage yang lebih luas. Satelit-
satelit ini akan selalu berada posisi yang bisa menjangkau semua area di atas
permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan terjadinya blank spot (area yang
tidak terjangkau oleh satelit).
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit.
Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging
Baginda Echasio
151 13 007
baginda.echasio@gmail.com

Global Positioning System). GPS didesain untuk memberikan informasi posisi,


kecepatan dan waktu. Pada dasarnya GPS terdiri atas 3 segmen utama, yaitu:
1. Segmen angkasa (space segment)
Terdiri dari 24 satelit yang terbagi dalam 6 orbit dengan inklinasi
55 dan ketinggian 20200 km dan periode orbit 11 jam 58 menit.
2. Segmen sistem control (control system segment)
Mempunyai tanggung jawab untuk memantau satelit GPS supaya satelit
GPS dapat tetap berfungsi dengan tepat. Misalnya untuk sinkronisasi
waktu, prediksi orbit dan monitoring kesehatan satelit.
3. Segmen pemakai (user segment)
Segmen pemakai merupakan pengguna, baik di darat, laut maupun udara,
yang menggunakan receiver GPS untuk mendapatkan sinyal GPS
sehingga dapat menghitung posisi, kecepatan, waktu dan parameter
lainnya.

1.5. Penentuan Posisi dengan GPS


Pada dasarnya konsep penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi (pengikatan ke
belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit
GPS yang koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi 3
dimensi (x,y,z atau ,,h) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System) 1984,
sedangkan inggi yang diperoleh adalah tinggi ellipsoid.
Adapun pengelompokan metode penentuan posisi dengan GPS berdasarkan
mekanisme pengaplikasiannya dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Metode Penentuan Posisi dengan GPS


Absolute Differensial Receiver
Metode Titik
(1 receiver) (min 2 receiver)
Static Diam Diam

Kinematik Bergerak Bergerak

Rapid static Diam Diam (singkat)

Pseudeo kinematik Diam Diam & bergerak

Stop and go Diam Diam & bergerak


Baginda Echasio
151 13 007
baginda.echasio@gmail.com

Ketelitian posisi yang didapat dari pengamatan GPS secara umum bergantung pada 4
faktor:
a. Ketelitian data
tipe data yang digunakan
kualitas receiver GPS
level dari kesalahan dan bias
b. Geometri satelit
jumlah satelit
lokasi dan distribusi satelit
lama pengamatan
c. Metode penentuan posisi
absolute dan differensial positioning
static, rapid static, pseudo-kinematic, stop and go, kinematic
one dan multi monitor station
d. Strategi pemrosesan data
real-time dan post processing
strategi eliminasi dan pengkoreksian kesalahan dan bias
metode estimasi yang digunakan
pemrosesan baseline dan perataan jaring

You might also like