You are on page 1of 22

Pengertian Narkoba

Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia


yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan,
pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh
manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik,
intravena, dan lain sebagainya.

Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah


psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.
Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang
telah diluar batas dosis.

Jenis-jenis Narkoba

Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat


adiktif lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah
sebagai berikut:

1. Narkotika

Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian


narkotika adalah Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu
bagi yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam
tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa
sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya
khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan
ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi
pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling


berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan
untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin,
kokain, morfin, dan opium.

1. GANJA atau kanabis

Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini
terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara
penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan
menggunakan pipa rokok.

Denyut jantung atau nadi lebih cepat.

Mulut dan tenggorokan kering.

Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.

Sulit mengingat sesuatu kejadian.

Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan


koordinasi.
Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan.

Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual


yang berkepanjangan, rasa letih/capek.

Gangguan kebiasaan tidur.

Sensitif dan gelisah.

Berkeringat.

Berfantasi.

Selera makan bertambah.

2. HEROIN atau Putaw

Merupakan golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan


atas pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh
heroin paling murni berkadar 80% hingga 99%. Heroin murni berbentuk bubuk
putih sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini
sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu
sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau dihisap.

Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion ( 30-60 detik)


diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan
kepuasan atau ketenangan hati (euforia). Ingin selalu menyendiri untuk
menikmatinya.
Denyut nadi melambat.

Tekanan darah menurun.

Otot-otot menjadi lemas/relaks.

Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point).

Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.

Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat.

Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal.

Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari.

Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat


besar, jantung berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung, timbul
gangguan kebiasaan tidur.

Jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek
euforia semakin ringan atau singkat

3. KOKAIN

Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan


bentuk basa (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah
larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang
disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih. Disalahgunakan dengan cara
menghirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas
permukaan kaca dan benda yang mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan
menggunakan penyedot atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang
sering disebut cocopuff. Menghirup kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian
dalam.

Menimbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy).

Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks.

Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan.

Timbul masalah kulit.

Kejang-kejang, kesulitan bernafas.

Sering mengeluarkan dahak atau lendir.

Merokok kokain merusak paru (emfisema).

Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan.

Paranoid.

Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs).

Gangguan penglihatan (snow light).

Kebingungan (konfusi).

Bicara seperti menelan (slurred speech).

4. MORFIN

Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia.
Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke
dalam otot atau pembuluh darah (intravena)
Menimbulkan euforia.

Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).

Kebingungan (konfusi).

Berkeringat.

Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.

Gelisah dan perubahan suasana hati.

Mulut kering dan warna muka berubah.

5. OPIAT atau Opium (candu)

Merupakan golongan Narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap (inhalasi).

Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation)

Menimbulkan semangat

Merasa waktu berjalan lambat.


Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk.

Merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang).

Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.

Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya


adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.

1. PETIDIN

Petidin ( meperidin, demerol) adalah zat sintetik yang formulanya


sangat berbeda dengan morfin, tetapi mempunyai efek klinik dan efek
samping yang mendekati sama. Secara kimia petidin adalah etil-
1metil-fenilpiperidin-4-karboksilat.

Indikasi Nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah


Kontra indikasi Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut,
penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak
atau cedera kepala
Efek samping Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan /
adiksi pada over dosis menimbulkan
Sediaan Petidin (generik) injeksi 50 mg/ml, tabl 50 mg

2. Betamethadol

Betamethadol (INN), atau -methadol, juga dikenal sebagai


betametadol, adalah opioid analgesik sintetis. [1] Ini adalah isomer
dari dimepheptanol (methadol), yang lainnya adalah alphamethadol
(-methadol) [2] Betamethadol terdiri. dari dua isomer sendiri, L--
methadol, dan D--methadol [2] Berdasarkan hubungan struktur-
aktivitas itu dapat disimpulkan bahwa kedua isomer cenderung aktif
sebagai analgesik opioid, mirip dengan orang-orang dari
betacetylmethadol (. -asetilmetadol)

Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya


adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

.
Kodeina atau kodein (bahasa Inggris: codeine, methylmorphine)
ialah asam opiat alkaloid yang dijumpai di dalam candu dalam
konsentrasi antara 0,7% dan 2,5%. Kebanyakan kodein yang
digunakan di Amerika Serikat diproses dari morfin melalui proses
metilasi.

Kodein yang terkonsumsi akan teraktivasi oleh enzim CYP2D6[1]


di dalam hati[2] menjadi morfin, sebelum mengalami proses
glusuronidasi, sebuah mekanisme detoksifikasi bagi xenobiotik.[3]

Walau bagaimanapun, morfin tersebut tidak dapat digunakan,


mengingat 90% kodein yang diambil akan dimusnahkan dalam
usus halus (rembesan dari hati) sebelum berhasil memasuki
peredaran darah. Oleh itu, kodein seolah-olah tidak brpengaruh
atas penggunanya, namun efek samping seperti analgesia,
sedasi, dan kemurungan pernapasan masih terasa.

Kodein digunakan sebagai peredam sakit ringan. Kodein selalu


dibuat dalam bentuk pil atau cairan dan bisa diambil baik secara
sendirian atau gabungan dengan kafein, aspirin, asetaminofen,
atau ibuprofen. Kodein sangat berperan untuk meredakan batuk.

Seperti semua jenis opioid, penggunaan kodeina yang


berkelanjutan mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan
psikologi. Sebuah kelompok yang bernama Codeine Free didirikan
untuk membantu mereka yang mengalami ketergantungan pada
kodeina
Kodein merupakan obat yang paling banyak digunakan dalam
perawatan kesehatan.

2. Psikotropika

Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah


maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika
digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :

Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat


kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang
diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP,.

1. LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs

2. Tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan waktu.


3. Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang
dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya.
4. Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan membuat
perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid).
5. Denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
6. Diafragma mata melebar dan demam.
7. Disorientasi.
8. Depresi.
9. Pusing
10. Panik dan rasa takut berlebihan.
11. Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan kemudian.
12. Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan.
2. .Ekstasi (MDMA)

Adalah entactogen psychedelic semisintetik dari keluarga phenethylamine yang


efeknya jauh lebih ringan dari kebanyakan narkotik lainnya yang memproduksi
psychedelics. Ekstasi digunakan sebagai sampingan dan sering digunakan dengan
seks dan berhubungan dengan obat-obatan klub sebagai entheogen selain itu
digunakan untuk melengkapi berbagai jenis praktek untuk transendensi termasuk
dalam meditasi, psychonautics, dan psikoterapi psikedelik. Dampak utama dari
MDMA termasuk peningkatan kesadaran indra, perasaan keterbukaan, euforia,
empati, cinta, kebahagiaan, rasa kejernihan mental dan penghargaan peningkatan
musik dan gerakan. Sensasi taktil yang dirasakan beberapa pengguna, membuat
kontak fisik dengan orang lain lebih menyenangkan.

3. SEDATIF-HIPNOTIK

Sedatif (obat penenang) dan hipnotikum (obat tidur). Nama jalanan BDZ antara lain BK, Lexo,
MG, Rohip, Dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik intravena, dan melalui dubur.
Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet sekaligus. Dosis mematikan/letal tidak
diketahui dengan pasti. Bila BDZ dicampur dengan zat lain seperti alkohol, putauw bisa
berakibat fatal karena menekan sistem pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini
untuk mengatasi kecemasan atau panik serta pengaruh tidur sebagai efek utamanya, misalnya
aprazolam/Xanax/Alviz.

Akan mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan.

Menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik akan menambah risiko terinfeksi
HIV/AIDS dan hepatitis B & C akibat pemakaian jarum bersama.

Obat tidur/hipnotikum terutama golongan barbiturat dapat disalahgunakan misalnya


seconal.

Terjadi gangguan konsentrasi dan keterampilan yang berkepanjangan.

Menghilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension).


Perilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingungan proses berpikir.

Nampak bahagia dan santai.

Bicara seperti sambil menelan (slurred speech).

Jalan sempoyongan.

Tidak bisa memberi pendapat dengan baik.

Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya


adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.

1. AMFETAMIN

Nama generik/turunan amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali disintesis pada
tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan hidung (dekongestan).
Berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan. Ada 2 jenis amfetamin yaitu MDMA (metil dioksi
metamfetamin) dikenal dengan nama ectacy. Nama lain fantacy pils, inex. Metamfetamin bekerja
lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama
lainnya shabu, SS, ice. Cara penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam bentuk kristal
dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung, atau
dibakar dengan memakai botol kaca yang dirancang khusus (bong). Dalam bentuk kristal yang
dilarutkan dapat juga melalui suntikan ke dalam pembuluh darah (intravena).

Jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps).

Suhu badan naik/demam.


Tidak bisa tidur.

Merasa sangat bergembira (euforia).

Menimbulkan hasutan (agitasi).

Banyak bicara (talkativeness).

Menjadi lebih berani/agresif.

Kehilangan nafsu makan.

Mulut kering dan merasa haus.

Berkeringat.

Tekanan darah meningkat.

Mual dan merasa sakit.

Sakit kepala, pusing, tremor/gemetar.

Timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari.

Gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium.

2 .Methamphetamine

Dikenal sebagai meth atau ice, adalah obat psychostimulant dan


sympathomimetic. Methamphetamine memasuki otak dan memicu pelepasan zat
norepinephrine, dopamine dan serotonin. Karena zat ini men-stimulasi mesolimbic
yang menyebabkan euforia dan kegembiraan, sehingga tidak heran zat ini
menyebabkan banyak penyalahgunaan dan ketergantungan hebat. Pengguna bisa
terobsesi pada beberapa kegiatan sederhana yang diulang-ulang, seperti mencuci
tangan berulang-ulang memasang dan membongkar kembali benda2 secara
berulang dan sebagainya. Penghentian pemakaian akan menyebabkan beberapa
efek seperti depresi, sulit tidur, gelisah, sulit makan dan sebagainya.

3. Metakualon

Metakualon merupakan jenis obat yang digunakan secara resmi untuk obat
penenang dan untuk menghilangkan rasa sakit. Akan tetapi, banyak orang yang
menyalahgunakan obat ini dan digunakan untuk memabukkan diri.

Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya


adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh : lumibal, buprenorfina, dan flunitrazepam.

1. Buprenorfina
Buprenorfin (nama merek: Subutex) adalah opiat (narkotik) sintetis
yang kuat seperti heroin (putaw), tetapi tidak menimbulkan efek
sedatif yang kuat. Seperti metadon (lihat Lembaran Informasi (LI) 541),
buprenorfin biasanya dipakai dalam program pengalihan narkoba,
yaitu program yang mengalihkan pengguna heroin pada obat lain yang
lebih aman.

2. Rohypnol (flunitrazepam)

Rohypnol adalah seejenis flunitrazepam


(benzodiazepin), semacam obat penenang yang sangat
mirip dengan valium (diazepam), tetapi jauh lebih kuat
pengaruhnya. Obat ini menghasilkan efek penenang,
amnesia, relaksasi otot, dan perlambatan respon
psikomotor. efeknya terjadi 20-30 menit setelah
dikonsumsi
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki
daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan
diazepam.

1. Nitrazepam

Nitrazepam adalah adalah jenis obat benzodiazepin. Benzodiazepin adalah obat psikoaktif yang
inti struktur kimianya adalah perpaduan dari cincin benzena dan cincin diazepine. Obat ini sering
digunakan untuk pengobatan insomnia sedang hingga parah. Obat ini bekerja dengan
mempengaruhi bagian otak yang mengontrol emosi dan juga merilekskan otot-otot. Sehingga
dapat mengurangi kecemasan dan menyebabkan kantuk. Obat ini memiliki sifat penenang,
ansiolitik, sifat otot amnestic, antikonvulsan, dan skeletal muscle relaxant.

2. Diazepam

Diazepam adalah obat penenang di kelas benzodiazepin dan diperkenalkan


pada tahun 1963. Diazepam termasuk dalam golongan psikotropika, nama
dagangnya antara lain Valium. Indikasinya sebagai obat anti-ansietas, sedatif-
hipnotic, dan obat anti-kejang. Efek sampingnya, menimbulkan rasa kantuk,
berkurangnya daya konsentrasi dan waktu reaksi. Diazepam mempunyai
waktu paruh yang panjang (24 s/d 200 jam).
3. Zat adiktif
lainnya

Zat adiktif lainnya


adalah zat zat
selain narkotika
dan psikotropika
yang dapat
menimbulkan
ketergantungan
pada pemakainya,
diantaranya adalah :

Rokok

Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan


menimbulkan ketagihan.

ALKOHOL
Merupakan suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Alkohol diperoleh atas
peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat
diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan
kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum
dicapai 30-90 menit. Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan
cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia,
namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi.

Dikenal 3 golongan minuman berakohol yaitu golongan A; kadar etanol 1%-5% (bir), golongan
B; kadar etanol 5%-20% (minuman anggur/wine) dan golongan C; kadar etanol 20%-45%
(Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput).

Pada umumnya alkohol :

Akan menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi.

Merasa lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah).

Merasa senang dan banyak tertawa.

Menimbulkan kebingungan.

Tidak mampu berjalan.

Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan
aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan
(Alifia, 2008).
Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor
penyebab penyalahgunaan narkotika.

Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi


dua faktor, yaitu :

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangya
religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau
terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang
mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang
pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan
obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu
mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna
narkoba.

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu


atau lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga,
lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.

Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat


seseorang kelak menjadi penyalahgunaan obat terlarang. Akan
tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal
ini harus dipelajari Kasus demi kasus.
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman
sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam
menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena
faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari
keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi
penyalahgunaan narkoba.

Tanda Gejala Dini Korban Penyalahgunaan Narkoba

Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 5759) tanda awal atau


gejala dini dari seseorang yang menjadi korban kecanduan
narkoba antara lain :

1. Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan Narkoba

Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan


tidak beraturan, jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis
(acuh tak acuh), mengantuk, agresif, nafas sesak,denyut jantung
dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, mata
dan hidung berair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit
diseluruh tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang,
kesadaran menurun, penampilan tidak sehat,tidak peduli
terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan
kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh
lain (pada pengguna dengan jarum suntik)

2. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumah


Membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau
mempedulikan peraturan keluarga, mulai melupakan tanggung
jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur dan
mudah marah, sering berbohong, banyak menghindar pertemuan
dengan anggota keluarga lainnya karena takut ketahuan bahwa ia
adalah pecandu, bersikap kasar terhadap anggota keluarga
lainnya dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur berubah,
menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang,
sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah,
sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan
berbagai alasan, berubah teman dan jarang mau mengenalkan
teman-temannya, sering pulang lewat jam malam dan menginap
di rumah teman, sering pergi ke disko, mall atau pesta, bila
ditanya sikapnya defensive atau penuh kebencian, sekali-sekali
dijumpai dalam keadaan mabuk.

3. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolah

Prestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian


terhadap lingkungan tidak ada, sering kelihatan mengantuk di
sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam pelajaran
dengan alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk kelas
setelah jam istirahat; mudah tersinggung dan mudah marah di
sekolah, sering berbohong, meninggalkan hobi-hobinya yang
terdahulu (misalnya kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga yang
dahulu digemarinya), mengeluh karena menganggap keluarga di
rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering
berkumpul dengan anak-anak yang tidak beres di sekolah.

Read more: PENGERTIAN NARKOBA >> Jenis-Jenis Narkoba

You might also like